Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

I. PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
Pengabdian masyarakat ini merupakan salah satu bentuk
pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Rangkaian kegiatan ditujukan
untuk meringankan beban masyarakat dari masalah kesehatan melalui
pencegahan terhadap timbulnya penyakit dan melakukan upaya – upaya
peningkatan kesehatan masyarakat.
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur
kehidupan manusia. Harapan hidup lansia meningkat dari tahun ke tahun,
untuk itu menjaga kesehatan lansia sangatlah penting apalagi sudah mulai
muncul berbagai macam penyakit yang tidak diketahui penyebabnya. Oleh
karena itu, Dosen Program Studi D III Analis Kesehatan mengadakan
penyuluhan dan pemeriksaan asam urat pada lansia sebagai bentuk
pengabdian masyarakat yang berpedoman pada Tri Dharma Perguruan
Tinggi. Pemerikasaan kadar asam urat merupakan salah satu langkah awal
untuk mendeteksi penyakit sehingga untuk selanjutnya pasien akan
merubah gaya hidup dan mengusahakan kadar asam urat selalu terkontrol.
Pemeriksaan glukosa darah merupakan salah satu pemeriksaan yang
paling sering dilakukan di instalasi kesehatan. Umumnya pemeriksaan ini
dilakukan untuk memonitor kadar glukosa darah pada penderita diabetes.
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas baik yang
merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan
sebagainya. Untuk melakukan aktivitas kita memerlukan energi. Energi
yang diperlukan ini diperoleh dari bahan yang dikonsumsi. Pada
umumnya, bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa
kimia yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Salah satu penghasil energi
terbesar yaitu karbohidrat glukosa. Karbohidrat glukosa merupakan
karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan energi di
dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena semua jenis karbohidrat baik
monosakarida, disakarida maupun polisakarida yang dikonsumsi oleh
manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam hati. Glukosa ini

1
2

kemudian akan berperan sebagai salah satu molekul utama bagi


pembentukan energi di dalam tubuh.

Berdasarkan bentuknya, molekul glukosa dapat dibedakan menjadi 2


jenis yaitu molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi
penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen (-H) dan
alkohol (–OH) dalam struktur molekulnya. Glukosa yang berada dalam
bentuk molekul D & L-Glukosa dapat dimanfaatkan oleh sistim tumbuh
tumbuhan, sedangkan sistim tubuh manusia hanya dapat memanfaatkan
DGlukosa. Di dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus
halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran
darah. Di dalam tubuh, glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk
glikogen di dalam otot & hati namun juga dapat tersimpan pada plasma
darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Di dalam tubuh selain
akan berperan sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme, glukosa juga
akan berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja otak. Melalui proses
oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan
digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) yang
merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh. Dalam
konsumsi keseharian, glukosa akan menyediakan hampir 50—75% dari
total kebutuhan energi tubuh. Untuk dapat menghasilkan energi, proses
metabolisme glukosa akan berlangsung melalui 2 mekanisme utama yaitu
melalui proses anaerobik dan proses aerobik. Proses metabolisme secara
anaerobik akan berlangsung di dalam sitoplasma (cytoplasm) sedangkan
proses metabolisme anaerobik akan berjalan dengan mengunakan enzim
ysebagai katalis di dalam mitochondria dengan kehadiran Oksigen (O2).

1.2. Perumasan Masalah


Rumusan masalah dalam kegiatan ini adalah bagaimana gambaran
hasil pemeriksaan glukosa darah pada usia 35 sampai 70 tahun ?
1.3. Maksud dan Tujuan
Kegiatan ini bertujuan:
1. Dapat meningkatkan pengetahuan tentang glukosa darah
2. Dapat memberikan pemahaman yang optimal kepada masyarakat
dengan rentan usia dari 35 tahun sampai 70 tahun agar mampu
mendeteksi penyakit diabetes mellitus ( DM )
3

3. Dapat mengetahui kadar glukosa darah pada usia 35 tahun sampai 70


tahun
1.4. Manfaat
Melalui kegiatan pengabdian masyarakat diharapkan dapat memberi
manfaat bagi masyarakat luas, terutama didaerah pedesaan yang kurang
informasi sehingga dapat menekan angka kejadian penyakit diabetes
melitus. Bagi masyarakat yang sudah dilakukan pemeriksaan kadar
glukosa darah dapat didiagnosa apakah menderita DM atau tidak. Dengan
demikian bagi yang terdiagnosa dapat mencegah komplikasi maupun
memperbaiki kondisi yang ada.

II. KERANGKA PENYELESAIAN MASALAH

Berdasarkan diskusi dengan Ketua RW 03 Desa Mancagahar


Kecamatan Pamengpeuk Kabupaten Garut. Beberapa permasalahan muncul
dari para warga lansia yang tergabung dalam Posyandu Lansia. Para lansia
masih belum memperoleh manfaat optimal dari keberadaan Posyandu
Lansia dalam memberikan pelayanan kesehatan terutama bagi lansia
penderita diabetes melitus yang menerima banyak obat baik untuk
pengobatan diabetes maupun penyakit penyerta lainnya. Permasalahan yang
terpotret dari kedua mitra adalah kader mengalami kesulitan untuk
memberikan edukasi dan pelayanan pada anggota lansia yang sebagian
besar terdiagnosa diabetes dan menerima banyak obat namun cenderung
tidak rutin kontrol ke puskesmas atau rumah sakit. Kesulitan kader tersebut
dikarenakan kurangnya informasi yang dimiliki kader mengenai diabetes
dan pengobatannya serta belum adanya pelatihan bagi kader tersebut untuk
penggunaan kit pemeriksaaan kesehatan mandiri.

Permasalahan kesehatan yang dihadapi antara lain kurangnya


informasi terkait obat-obatan yang diterima, jumlah obat yang digunakan
terlalu banyak (5-8 obat sehari), kesulitan membedakan obat dan sering
terlewat waktu menggunakan obat karena terjadi penurunan daya
penglihatan dan daya ingat, serta penyimpanan obat yang tidak rapi
sehingga sering menyulitkan saat sudah tiba waktunya untuk menggunakan
obat tersebut. Beberapa permasalahan tersebut memicu pada
ketidakpatuhan terapi dan beresiko untuk memicu pemburukan kondisi serta
komplikasi penyakit lebih lanjut.
4

Permasalahan tersebut belum terkelola dengan baik karena


kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh para kader posyandu dan
tenaga kesehatan lainnya. Kegiatan penyuluhan kesehatan dan pelatihan
hanya sesekali dilakukan oleh pihak LSM, instansi sosial atau instansi
pemerintahan dan tidak berkelanjutan sehingga hasilnya lebih cepat
dilupakan oleh para lansia.

Permasalahan dalam aspek sosial dan ekonomi yang terpotret antara


lain, para lansia sudah tidak produktif meskipun mereka masih mampu
hidup secara mandiri. Guna pemenuhan kebutuhan sehari-hari mereka
bergantung pada dana pensiun yang jumlahnya tidak terlalu besar. Sebagian
besar dari lansia tersebut tidak memiliki aktivitas lain yang bernilai
ekonomis karena mereka hanya tinggal di rumah dan membantu merawat
cucu. Hanya segelintir lansia yang masih produktif dengan mengelola kios
atau toko di pasar dan rumah mereka.

Petugas kesehatan melakukan pengenalan obat antidiabetes, serta


pelatihan penggunaan alat pemeriksaaan tekanan darah digital dan kit
pemeriksaan gula darah, asam urat dan kolesterol (GCU self check). Petugas
kesehatan dari Prodi D3 Analis Kesehatan bekerja sama dengan kader
setempat membahas tentang Diabetes Melitus dan Penggunaan Obat yang
Baik, materi penyuluhan dan kuesioner tentang diabetes dan pengobatan,
buku rekam pemeriksaan kesehatan, kartu catatan pengobatan, kotak obat,
alat pemeriksa tekanan darah digital, kit pemeriksa gula darah, asam urat
dan kolesterol (GCU self check) yang digunakan saat kader memberikan
pelayanan kesehatan kepada para lansia.

Pengertian Glukosa darah atau kadar gula darah adalah istilah yang
mengacu kepada tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah,
atau tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa
yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk sel-sel
tubuh. Glukosa (kadar gula darah), suatu gula monosakarida, karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga utama dalam tubuh.
Glukosa merupakan prekursor untuk sintesis semua karbohidrat lain di
dalam tubuh seperti glikogen, ribose dan deoxiribose dalam asam nukleat,
galaktosa dalam laktosa susu, dalam glikolipid, dan dalam glikoprotein dan
proteoglikan ( Murray R. K. et al., 2003).

Di dalam darah kita didapati zat gula. Gula ini gunanya untuk
dibakar agar mendapatkan kalori atau energy. Sebagian gula yang ada dalam
darah adalah hasil penyerapan dari usus dan sebagian lagi dari hasil
pemecahan simpanan energi dalam jaringan. Gula yang ada di usus bisa
5

berasal dari gula yang kita makan atau bisa juga hasil pemecahan zat tepung
yang kita makan dari nasi, ubi, jagung, kentang, roti, dan lain-lain
(Djojodibroto, 2001).

Gula dalam darah terutama diperoleh dari fraksi karbohidrat yang


terdapat dalam makanan. Gugus/molekul gula dalam karbohidrat dibagi
menjadi gugus gula tunggal (monosakarida) misalnya glukosa dan fruktosa,
dan gugus gula majemuk yang terdiri dari disakarida (sukrosa, laktosa) dan
polisakarida (amilum, selulosa, glikogen).

Nilai normal glukosa dalam darah adalah 3,5-5,5 mmol/L. (James,


Baker, & Swain, 2008). Dalam keadaan normal, kadar gula dalam darah saat
berpuasa berkisar antara 80 mg%-120 mg%, sedangkan satu jam sesudah
makan akan mencapai 170 mg%, dan dua jam sesudah makan akan turun
hingga mencapai 140 mg% (Lanywati, 2001).

1. METABOLISME GLUKOSA DARAH

Metabolisme merupakan segala proses reaksi kimia yang terjadi di


dalam makhluk hidup. Proses yang lengkap dan komplit sangat
terkoordinatif melibatkan banyak enzim di dalamnya, sehingga terjadi
pertukaran bahan dan energi. Adapun metabolisme yang terjadi dalam tubuh
yang mempengaruhi kadar gula darah, yaitu :

a. Metabolisme karbohidrat

Karbohidrat bertanggung jawab atas sebagian besar intake makanan


sehari-hari, dan sebagian besar karbohidrat akan diubah menjadi lemak.
Fungsi dari karbohidrat dalam metabolisme adalah sebagai bahan bakar
untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk proses-proses metabolisme
lainnya. ( William F. Ganong, 2009 ). Karbohidrat dalam makanan terutama
adalah polimer-polimer hexosa, dan yang penting adalah glukosa, laktosa,
fruktosa dan galaktosa Kebanyakan monosakarida dalam tubuh berada
dalam bentuk D-isomer. Hasil yang utama dari metabolisme karbohidrat
yang terdapat dalam darah adalah glukosa. ( William F. Ganong, 2010 ).
Glukosa yang dihasilkan begitu masuk dalam sel akan mengalami
fosforilasi membentuk glukosa-6-fosfat, yang dibantu oleh enzim
hexokinase, sebagai katalisator. Hati memiliki enzim yang disebut
glukokinase, yang lebih spesifik terhadap glukosa, dan seperti halnya
hexokinase, akan meningkat kadarnya oleh insulin, dan berkurang pada saat
kelaparan dan diabetes. Glukosa-6-fosfat dapat berpolimerisasi membentuk
glikogen, sebagai bentuk glukosa yang dapat disimpan, terdapat dalam
6

hampir semua jaringan tubuh, tetapi terutama dalam hati dan otot rangka. (
William F. Ganong, 2010 ).

b. Metabolisme gula darah

Gula darah setelah diserap oleh dinding usus akan masuk dalam
aliran darah masuk ke hati, dan disintesis menghasilkan glikogen kemudian
dioksidasi menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa oleh aliran
darah ke dalam sel tubuh yang memerlukannya. Kadar gula

dalam tubuh dikendalikan oleh suatu hormon yaitu hormon insulin,


jika hormon insulin yang tersedia kurang dari kebutuhan, maka gula darah
akan menumpuk dalam sirkulasi darah sehingga glukosa darah meningkat.
Bila kadar gula darah ini meninggi hingga melebihi ambang ginjal, maka
glukosa darah akan keluar bersama urin ( glukosuria ). ( Depkes RI, 2008 )

Beberapa jaringan di dalam tubuh, misalnya otak dan sel darah


merah, bergantung pada glukosa untuk memperoleh energi. Dalam jangka
panjang, sebagian besar jaringan juga memerlukan glukosa untuk fungsi
lain misalnya membentuk gugus ribose pada nukleotida atau bagian
karbohidrat pada glikoprotein. Oleh karena itu, agar dapat bertahan hidup
manusia harus memiliki mekanisme untuk memelihara kadar gula darah.

a) Sumber glukosa darah

Setelah makan, karbohidrat dalam makanan berfungsi sebagai


sumber utama glukosa darah. Sewaktu kadar glukosa darah kembali ke
rentang puasa dalam 2 jam setelah makan, glikogenolisis dirangsang dan
mulai memasok glukosa ke darah. Kemudian, glukosa juga dihasilkan
melalui glukoneogenesis. Selama puasa 12 jam, sumber utama glukosa
adalah glikogenolisis. Namun setelah puasa sekitar 16 jam, glikogenolisis
dan glukoneogenesis memiliki peran yang sama dalam memelihara glukosa
darah. Tiga puluh jam setelah makan, simpanan glikogen di dalam hati
habis. Akibatnya, glukoneogenesis adalah satu – satunya sumber glukosa
darah. Mekanisme tersebut yang menyebabkan lemak digunakan sebagai
bahan bakar utama dan yang memungkinkan kadar glukosa darah
dipertahankan selama masa kekurangan makanan menyebabkan protein
tubuh dapat dipertahankan. Karena itu, manusia dapat bertahan hidup tanpa
mendapat makanan dalam jangka waktu alam, sering melebihi satu bulan
bahkan lebih.
7

b) Kadar glukosa darah dalam keadaan kenyang

Faktor utama yang berperan dalam mengatur kadar glukosa darah


adalah konsentrasi glukosa darah itu sendiri, dan hormone terutama insulin
dan glucagon. Ketika makan terjadi peningkatan kadar glukosa darah yang
kemudian meransang sel B pankreas untuk meningkatkan sekresi insulin.
Asam amino tertentu, terutama arginin dan leusin, juga merangsang
pengeluaran insulin dari pancreas. Kadar glukagon yang diskresikan sel A
pankreas, dalam darah mungkin meningkat atau menurun, bergantung pada
isi makanan. Kadar glukagon menurun sebagai respons terhadap makanan
tinggi karbohidrat, tetapi kadar glucagon meningkat sebagai respons
terhadap makan makanan tinggi protein.

Setelah makan makanan campuran khusus yang mengandung


karbohidrat, protein dan lemak, kadar glucagon relatif tetap sedangkan
kadar insulin meningkat.

c) Kadar glukosa darah pada keadaan puasa

Selama puasa, kadar glukosa darah menurun, insulin menurun dan


kadar glucagon meningkat. Perubahan hormone – hormone ini
menyebabkan hati menguraikan glikogen (glikogenolisis) dan membentuk
glukosa melalui proses glukoneogenesis sehingga kadar glukosa darah
dapat dipertahankan.

Kadar glukosa darah pada berbagai tahapan puasa

Glukosa (mg/dL)

Glukosa, 700 g/hari iv 100

Puasa 12 jam 80

Kelaparan 3 hari 70

Kelaparan 5-6 minggu 65


8

d) Kadar glukosa darah selama puasa jangka panjang (kelaparan)

Selama puasa jangka panjang terjadi sejumlah perubahan dalam


pemakaian bahan bakar yang menyebabkan jaringan lebih sedikit
menggunakan glukosa dibandingkan dalam keadaan puasa singkat dan lebih
banyak menggunakan bahan bakar yang berasal dari triasilgliserol adipose
(yaitu, asam lemak dan turunannya, badan keton). Oleh karena itu kadar
glukosa darah tidak turun secara drastis. Sebenarnya bahkan setelah
kelaparan 5-6 minggu, kadar glukosa darah tetap dalam rentang 65 mg/dL.

Regulasi glukosa darah dapat berasal dari :

1. Karbohidrat makanan,

2. Lemak dan protein makanan ataupun yang ada dalam darah sendiri

3. Glikogen yang disimpan dalam otot tubuh

Karbohidrat dari makanan (ubi2an, biji2 an, buah2 an) setelah


sampai diusus akan dicerna dan terurai menjadi glukosa dan derivate
lainnya. Glukosa yang ada dalam rongga usus oleh jonjot2 mukosa usus
akan diserap dan dibawa oleh darah keseluruh bagian tubuh. Kalau tubuh
memerlukan enerji untuk gerak, berpikir dan lainya, maka yang mula2
digunakan sebagai sumber enerji adalah glukosa darah. Glukosa darah akan
diproses oleh insulin yang dihasilkan pancreas menjadi kalori (untuk enerji),
air (H2O) dan CO2. Kalau tubuh tidak memerlukan enerji maka glukosa
darah oleh glucagon akan diubah dan disimpansebagai glikogen otot . Kalau
kadar glukosa darah tidak mencukupi maka glikogen otot oleh glucagon
akan diubah menjadi glucose. Sumber lain untuk mencatu glucose darah
adalahlemak tubuh , protein tubuh melalui proses glukoneogenesis menjadi
glucose.

Ada beberapa factor yang mengatur kadar glucose tidak melaui


ambang batas:

1. INSULIN yang dihasilkan PANKREAS tubuh. Insulin mengubah


glucose darah menjadi enerji

2. GLUKAGON yang dihasilkan PANKREAS; apabila kadar glucose


berlebih akan diubah menjadi glikogen, atau sebaliknya apabial kadar
glucose darah rendah akan mengubah glikogen menjadi glucose

3. Proses glukoneogenesis yang akan mengubah Lemak dan protein


tubuh menjadi glucose darah apabila kadar glucose darah rendah
9

2. ABSORBSI GLUKOSA DARAH

Tubuh setelah mendapat intake makanan yang mengandung gula


akan melakukan proses pencernaan, dan absorbsi akan berlangsung
terutama di dalam duodenum dan jejunum proksimal, setelah absorbsi akan
terjadi peningkatan kadar gula darah untuk sementara waktu dan akhirnya
kembali pada kadar semula baseline. ( Sylvia Anderson Price, 2008 ).
Besarnya kadar gula yang diabsorbsi sekitar 1 gram/kg BB tiap jam.
Kecepatan absorbsi gula di dalam usus halus konstan tidak tergantung pada
jumlah gula yang ada atau kadar dimana gula berada. Untuk mengetahui
kemampuan tubuh dalam memetabolisme karbohidrat dapat ditentukan
dengan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). ( Sylvia Anderson Price, 2009
)

3. PENGERTIAN GLIKOLISIS

Glikolisis adalah proses penguraian molekul glukosa yang memiliki


enam atom karbon, secara enzimatik untuk menghasilkan dua molekul
piruvat yang memiliki tiga atom karbon. Glikolisis dapat terjadi di luar
tubuh setelah sampel darah dikeluarkan dari dalam tubuh, bila tanpa zat
penghambat glikolisis maka komponen yang ada dalam sampel darah
seperti eritrosit, lekosit, dan juga kontaminasi bakteri dapat menyebabkan
kadar glukosa darah menurun. Glikolisis juga dapat terjadi karena pengaruh
suhu dan lama penyimpanan. ( Henry, 2011 )

4. PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN DENGAN GLUKOSA


DARAH

1. Hiperglikemia

· karena penyakit kelenjar tiroid/gondok. Pada pembesaran kelenjar


tiroid/gondok maka akan terjadi peningkatan kadar glucose darah. Kenaikan
kadar glucose darah disebabkan hiper aktifitas dari hormone yang
dikeluarkan kel gondok (tiroksin)

· Hiperglikemi karena kelainan kelenjar otak (hipofise, hipotalamus)

· Hiperglikemi karena kekurangan, kelemahan aktifitas hormone


insulin yang diproduksi dan dikeluarkan oleh pancreas> Kelainan in disebut
Diabetes Mellitus.
10

2. Hipoglikemia

Hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah merupakan keadaan dimana


kadar glukosa darah berada dibawah normal , yang terjadi karena
ketidakseimbangan antara makanan yang dimakan , aktivitas fisik dan obat-
obatan yang digunakan. Syndrome hipoglikemia ditandai dengan gejala
klinis antara lain : penderita merasa pusing , lemas , gemetar , pandangan
menjadi kabur dan gelap , berkeringat dingin , detak jantung meningkat dan
terkadang sampai hilang kesadaran ( syok hipoglikemia ).

6. MACAM-MACAM PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

1. Glukosa darah sewaktu

Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang hari tanpa
memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi tubuh orang
tersebut.

( Dep kes RI,2008 )

2. Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan

Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa yang


dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam, sedangkan pemeriksaan
glukosa 2 jam setelah makan adalah pemeriksaan yang dilakukan 2 jam
dihitung setelah pasien menyelesaikan makan. ( Depkes RI, 2010 )

7. METODE PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH

a. Metode Kimia atau Reduksi

Prinsip : Proses kondensasi dengan akromatik amin dan asam asetat glacial
pada suasana panas, sehingga terbentuk senyawa berwarna hijau yang
kemudian diukur secara fotometris. Beberapa kelemahan / kekurangannya
adalah metode kimia ini memerlukan langkah pemeriksaan yang panjang
dengan pemanasan, sehingga kemungkinan terjadi kesalahan lebih besar.
Selain itu reagen pada metode ortho-toluidin bersifat korosif.
11

b.Metode Enzimatik

1. Metode Glukose Oksidase ( GOD-PAP )

Prinsip : enzim glukosa oksidase menkatalisis reaksi oksidasi glukosa


menjadi glukonalakton dan hydrogen peroksida.

Enzim glukosa oksidase yang digunakan pada reaksi pertama menyebabkan

sifat reaksi pertama spesifik untuk glukosa, khususnya B-D glukosa,


sedangkan

reaksi kedua tidak spesifik, karena zat yang bisa teroksidasi dapat
menyebabkan

hasil pemeriksaan lebih rendah. Asam urat, asam askorbat, bilirubin dan
glutation

menghambat reaksi karena zat-zat ini akan berkompetisi dengan kromogen

bereaksi dengan hidrogen peroksida sehingga hasil pemeriksaan akan lebih

rendah. Keunggulan dari metode glukosa oksidase adalah karena murahnya

reagen dan hasil yang cukup memadai.

2. Metode Heksokinase

Prinsip : Heksokinase akan mengkatalis reaksi fosforilasi glukosa dengan

ATP membentuk glukosa 6-fosfat dan ADP. Enzim kedua yaitu glukosa 6-
fosfat

dehidrogenase akan mengkatalis oksidasi glukosa 6-fosfat dengan


nikolinamide

adnine dinueleotide phosphate (NAPP+

c. Reagen Kering (Gluco DR)

Adalah alat pemeriksaan glukosa darah secara invitro, dapat


dipergunakan untuk mengukur kadar glukosa darah secara kuantitatif, dan
untuk screening. Pemeriksaan kadar glukosa darah. Sampel dapat
dipergunakan darah segar kapiler atau darah vena, tidak dapat menggunakan
sampel berupa plasma atau serum darah.
12

Prinsip : Tes strip menggunakan enzim glukosa oksidase dan didasarkan


pada teknologi biosensor yang spesifik untuk pengukuran glukosa, tes strip
mempunyai bagian yang dapat menarik darah utuh dari lokasi pengambilan
/ tetesan darah kedalam zona reaksi. Glukosa oksidase dalam zona reaksi
kemudian akan mengoksidasi glukosa di dalam darah. Intensitas arus
electron terukur oleh alat dan terbaca sebagai konsentrasi glukosa di dalam
sampel darah.

III. PELAKSANAAN KEGIATAN


3.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian masyarakat dilakuakan pada hari Selasa, 21
November 2017 di rumah ibu yeni sebagai kader di Desa Mancagahar
Kecamatan pamengpeukKabupaten Garut.
3.2. Khalayak Sasaran
Pengabdian masyarakat ini ditujukan pada lansia di Desa
Mancagahar Kecamatan Pamengpeuk Kabupaten Garut sekitar 35 orang.
3.3. Metode Pelaksaan Kegiatan
Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah penyuluhan yang
dilanjutkan dengan diskusi. Materi penyuluhan yang diberikan mencakup:
1. Pengertian Penyakit Glukosa Darah
2. Glukosa Darah dan Faktor yang Mempengaruhi
3. Gejala dan Perjalanan Penyakit
4. Diagnosis
5. Komplikasi
6. Penanganan Penyakit Glukosa Darah
7. Komplikasi Penyakit Glukosa Darah
3.4. Langkah-langkah Kegiatan
Susunan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
No Kegiatan Waktu

1 Persiapan tempat, peserta, alat dan bahan 08.30 – 09.00

2 Pelaksanaan:
1) Pembukaan 09.00 – 09.10
13

a) Pembacaan ayat suci Al-Quran 09.10 – 09.20


b) Sambutan Kepala Desa 09.20 – 09.30

3 2) Kegaitan Penyuluhan 09.30 – 10.45

4 3) Kegiatan Pemeriksaan Glukosa Darah 10.45 - 13.30

5 4) Penutupan 13.30 – 14.00

IV. DAFTAR PUSTAKA


1. Misnadiarly. Mengenal penyakit arthritis. Jakarta: Litbangkes; 2008.
2. http://ifaphiyaphiyo.blogspot.co.id/2014/12/makalah-glukosa-darah.html
3. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Zamrotulizzah_UNAIR_Akhir_HIBM.
pdf

V. LAMPIRAN

Anggaran Biaya

No Keterangan Harga Total

1 Konsumsi
Peserta 35 @ 5.000,00 175.000,00
Petugas 8 @ 7.500,00 60.000,00

2 Fotokopi proposal 4 @ 5.000,00 20.000,00

3 Stick 4 @ 125.000 500.000,00


Alat pengukur
Autoclick 350.000,00
Lancet 25.000,00
Alkohol swab
25.000,00

30.000,00

4 Transportasi 300.000,00

5 ATK 15.000,00

JUMLAH 1.500.000,00
14

Terbilang: Satu juta lima ratus ribu rupiah

VI. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN


6.1. Hasil Kegiatan
Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 21
November 2017 di rumah Bu Kader Desa Mancagahar Kecematan
Pamengpeuk Kabupaten Garut. Kegiatan tersebut dilaksanakan selama 5
jam lebih 30 menit (pukul 08.30 s.d. 14.00 WIB), dan dihadiri oleh 35
orang.
Dalam memberikan penyuluhan, penyuluh menggunakan alat bantu
berupa leaflet yang penyuluh susun sendiri berdasarkan literatur yang ada
dan hasil diskusi anggota pelaksana kegiatan pengabdian ini.Selain
penyuluhan, penyuluh juga mengadakan tanya jawab dan diskusi. Setelah
dilakukan penyuluhan, masing-masing peserta diperiksa kadar asam urat
dalam darah yang diambil dari darah perifer dan diperiksa menggunakan
stick. Dari hasil pemeriksaan didapatkan bahwa dari 35 orang peserta dan
13 orang yang memiliki kadar asam urat di atas normal. Itu berarti angka
kejadian gout di desa Tanjung sari cukup tinggi.

6.2. Faktor Pendorong dan Penghambat


Dalam pelaksaan kegiatan pengabdian masyarakat ini terdapat
beberapa faktor pendorong yaitu adanya antusiasme dari warga sehingga
jumlah peserta yang hadir cukup tinggi, respon dari masyarakat saat
diskusi juga baik serta pemberian fasilitas yang disediakan oleh tokoh
masyrakat baik. Tetapi terdapat beberapa faktor penghambat dalam
pelaksaan kegiatan ini yaitu akses jalan yang rumayan jauh dan berkelok
– kelok dengan luas jalan yang kurang begitu luas sehingga diperlukan
kehati –hatian dan membuat tim pelaksana sedikit terlambat tiba di lokasi
kegiatan tetapi hal tersebut dapat dimaklum oleh para warga.
15

6.3. Pembahasan
Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat didapatkan
sebagian besar responden memiliki kadar asam urat darah normal. Hal ini
dapat dilihat dari hasil pemeriksaan 16 orang dapat dikategorikan memiliki
riwayat penyakit diames melitus atau hiperglikemia sedangkan 19 orang
sisanya dapat dikategorikan memiliki kadar glukosa darah yang normal.
Gula dalam darah terutama diperoleh dari fraksi karbohidrat yang
terdapat dalam makanan. Gugus/molekul gula dalam karbohidrat dibagi
menjadi gugus gula tunggal (monosakarida) misalnya glukosa dan fruktosa,
dan gugus gula majemuk yang terdiri dari disakarida (sukrosa, laktosa) dan
polisakarida (amilum, selulosa, glikogen). Adapun factor yang dapat
menyebabkan penyakit diabetes kebanyakan disebabkan dari pola hidup
sehat yang tidak diperhatikan juga ditunjang dengan factor genetic.

Nilai normal glukosa dalam darah adalah 3,5-5,5 mmol/L. (James,


Baker, & Swain, 2008). Dalam keadaan normal, kadar gula dalam darah saat
berpuasa berkisar antara 80 mg%-120 mg%, sedangkan satu jam sesudah
makan akan mencapai 170 mg%, dan dua jam sesudah makan akan turun
hingga mencapai 140 mg% (Lanywati, 2001).

VII. KESIMPULAN DAN SARAN


7.1. Kesimpulan
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai penyakit gout terdapat
peningkatan pengetahuan masyarakat di Desa mancagahar Kecamatan
Pamengpeuk Kabupaten Garut tentang penyakit Diabetes Melitus yang
menyerang pada usia lansia. Angka kejadian penyakit Diabetes Melitus di
Desa Mancagahar Kecamatan Pamengpeuk Kabupaten Garut sendiri
cukup beresiko dilihat dari hasil pemeriksaan yang didapat. Diharapkan
peserta penyuluhan yang telah mendapatkan materi tentang penyakit
Diabetes Melitus dapat meneruskan ke keluarga dan orang-orang di
sekitarnya sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit gout dan
menurunkan angka resiko Hioerglekemia atau Diabetes Melitus.
7.2. Saran
16

Berdasarkan kesimpulan diatas saran yang dapat disampaikan adalah


evaluasi peningkatan pengetahuan dapat dilakukan dengan metode
pemberian pre-test dan post-test sehingga hasilnya dapat lebih terukur.
Bagi responden dengan hasil normal agar mempertahankan aau menjaga
kadar glukosa dalam darahnya dalam batas normal serta pengaturan pola
makan dan aktivitas fisik. Untuk responden dengan hasil hiperglekemia
agar dapat melakukan tindakan pencegahan hiperglekemia
berkepanjangan dengan obat-obatan dan pengaturan pola makan serta
aktivitas fisik.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


4. Misnadiarly. Mengenal penyakit arthritis. Jakarta: Litbangkes; 2008.
5. http://ifaphiyaphiyo.blogspot.co.id/2014/12/makalah-glukosa-darah.html
6. file:///C:/Users/ASUS/Downloads/Zamrotulizzah_UNAIR_Akhir_HIBM.
pdf
17

IX. LAMPIRAN

1.1 Lampiran I

Realisasi Anggaran

No Keterangan Pengeluaran Jumlah

1. Kesekratariatan ( fotokopi Rp 20.000


proposal )

2. Alcohol swab 1 box @ Rp 30.000 Rp 30.000

3. Alat Glukocheck 1 set @ RP 350.000 Rp 350.000

4. Autoclick 1 buah x Rp 25.000 Rp 25.000

5. Lancet 1 box x Rp 25.000 Rp 25.000

6. Stick Glukosa 4 buah x Rp 125.000 Rp 500.000

7. Konsumsi 35 @ Rp 5.000 Rp 175.000

8 @ Rp 7.500 Rp 60.000

8. ATK Rp 15.000

9. Transfortasi Rp 300.000

Total Rp 1.500.000
18

1.2 Lampiran II

Dokumentasi
19

1.3 lampiran III

Daftar Hadir Peserta

No Nama Pasien Umur ( Alamat Hasil


tahun ) Pemeriksaan
Gluksa Darah
Sewaktu

1. Bu imas 66 Mancagahar 250 mg/dl

2. Pak H.Enjang 65 Mancagahar 104 mg/dl

3. Pak H. Janwar 67 Mancagahar 101 mg/dl

4. Pak Eki rohman 81 Mancagahar 110 mg/dl

5. Pak sobri 72 Mancagahar 180 mg/dl

6. Bu enin 65 Mancagahar 201 mg/dl

7. Bu lilis 64 Mancagahar 79 mg/dl

8. Bu yayah 69 Mancagahar 100 mg/dl

9. Pak dedi 70 Mancagahar 130 mg/dl

10. Pak rohman 75 Mancagahar 149 mg/dl

11. Pak ali 77 Mancagahar 122 mg/dl

12. Bu mila 68 Mancagahar 150 mg/dl

13. Bu ai 67 Mancagahar 97 mg/dl

14. Bu khodijah 70 Mancagahar 198 mg/dl

15 Bu ningsih 67 Mancagahar 124 mg/dl

16. Pak cicih 75 Mancagahar 136 mg/dl

17. Bu enur 70 Mancagahar 169 mg/dl

18. Bu oom 80 Mancagahar 86 mg/dl

19. Bu yuyun 76 Mancagahar 90 mg/ dl

20. Bu emih 89 Mancagahar 96 mg/dl


20

21. Bu retno 73 Mancagahar 211 mg/dl

22. Bu komalasari 66 Mancagahar -

23. Bu wina 69 Mancagahar 93 mg/dl

24. Pak ujang tamrin 80 Mancagahar 259 mg/dl

25. Pak usep 72 Mancagahar -

26. Pak dadang 69 Mancagahar -

27. Pak hermawan 81 Mancagahar 100 mg/dl

28. Bu entis 84 Mancagahar 223 mg/dl

29. Bu eno 72 Mancagahar 170 mg/dl

30. Pak maman 85 Mancagahar 135 mg/dl

31. Bu yeni 45 Mancagahar 87 mg/dl

32. Pak aceng 60 Mancagahar 107 mg/dl

33. Pak badri 68 Mancagahar 135 mg/dl

34. Bu aam 67 Mancagahar 94 mg/dl

35. Bu aat 66 Mancagahar 120 mg/dl

Anda mungkin juga menyukai