Anda di halaman 1dari 2

1.

4 prinsip dasar bioetik


Befenince
Bahwa seorang dokter melakukan baik menghormati manusia,memperlakukan yang terbaik bagi
pasien.
Menyediakan kemudahan dan kesenangan bagi pasien,mengambil tindakan positif dari hasil yang
lebih baik daripada hal yang buruk.
Pada kasus ini dokter telah mengambil tindakan yang baik dengan mengutamakan keselamatan
pasien yang sudah kehilangan banyak darah dengan transfusi darah.

Non malficence
Suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang memungkinkan pasien dan
memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien itu sendiri.
Menolong pasien emergency dan tidak memandang pasien sebagai objek.
Pada kasus ini,dokter sudah melakukan pertolongan pertama dengan melakukan transfusi darah
dikarenakan pasien datang dengan keadaan sudah banyak kehilangan darah.setelah itu baru
direncanakan sectio dengan merujuk ke Spog.

Justice
Suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil terhadap kebahagiaan dan
kenyamanan pasien tersebut.
Memberlakukan segala sesuatu secara universal.
Dalam kasus ini dokter tersebut merujuk pasien ini ke Spog untuk dilakukan tindakan sectio.

Autonomy
Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia,menjaga kerahasiaan pasien.
Setiap individu harus diperlakukan sebagai manusia yang memiliki hak menentukan nasib diri sendiri.
Dalam kasus ini dokter menghargai hak pasien untuk menentukan hidupnya sendiri dengan membuat
informed consent.

2. medikolegal : tindakan aborsi ilegal


Suatu ilmu terapan yang memperlihatkan dua aspek ilmu yaitu ilmu kedokteran dan hukum.
Serupa dengan ketentuan pasal 346 KUHP,dalam ketentuan Pasal 75 ayat (1) undang-undang No.36
th.2009 tentang kesehatan dengan tegas melarang tindakan aborsi.
Sanksi pidana bagi pelaku aborsi ilegal diatur dalam Pasal 194 Undang-Undang kesehatan yang
berbunyi “setiap orang yang dengan sengaja melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 tahun
dan denda paling banyak rp.1 milliar.
Pasal 194 Undang-Undang kesehatan tersebut dapat penjerat pihak dokter dan atau tenaga
kesehatan dengan sengaja melakukan aborsi ilegal,maupun pihak perempuan yang sengaja
melakukannya.
Dalam kasus ini dokter tidak melakukan tindakan aborsi ilegal.
Karena pasien datang sudah dalam keadaan adanya tanda-tanda upaya aborsi . dokter hendak
melakukan tindakan sectio untuk menyelamatkan nyawa pasien,tapi karena pasien sudah banyak
kehilangan banyak darah ( dokter sudah terlebih dahulu memberikan transfusi darah ), pasien
meninggal.

3. bioetik : confidentiality ( kerahasiaan )


Berfokus pada upaya untuk menghindari pengungkapan secara tidak sah terhadap informasi yang
bersifat rahasia maupun sensitif.
Menjaga informasi tentang pasien.
Tidak seorangpun yang dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika di izinkan dengan bukti
persetujuan.
Pasal 48 ayat 2 praktik kedokteran menyebutkan bahwa “rahasia kedokteran dapat dibuka hanya
untuk kepentingan kesehatan pasien,memenuhi permintaan aparatur penegak hukum dalam rangka
penegakan hukum,permintaan pasien sendiri atau berdasarkan ketentuan perundang-undangan”
Dalam kasus ini dokter sudah melakukan informed consent. Dikarenakan pasien meninggal sebelum
dilakukan sectio, dan dokter wajib memberitahu keluarganya dikarenakan pasien masi belum cukup
umur ( belom cakap hukum ) dan menjaga kalau ada tuntutan dari keluarga pasien.

4. Penyelesaian kasus dari sisi Rumah Sakit


Berdasarkan Permenkes no.44 th.2018 : melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua
petuas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas .

Disini dokter sudah melakukan tindakan sesuai SOP dan berkompeten dalam tindakan tersebut.
Dokter harus menceritakan kronologis ke Rumah Sakit.
Disini tidak ada unsur pidana.
Jika ada tuntutan dari pihak keluarga,pihak Rumah Sakit memulainya dengan Mediasi.

Anda mungkin juga menyukai