Anda di halaman 1dari 119

UPAYA BADAN KEUANGAN ASET DAERAH

DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLl


DAERAH DI MASA PANDEMI COVID-19
DI KABUPATEN MUNA PROVINSI SULAWESI
TENGGARA

SKRIPSI

diajukan guna pengembangan kompetensi keilmuan terapan


pemerintahan dan salah satu syarat kelulusan pada Program Sarjana
Terapan Ilmu Pemerintahan Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Oleh
SITTI NURSYABAN
NPP 29.1623

PROGRAM STUDI KEUANGAN PUBLIK


FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN
INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2022
Motto:
Apa Yang Terbaik Buat Kita Bakalan
Datang Meskipun Terkadang Melalui Jalan
Yang Sakit.

Bismillahirrahmanirrahim…….
Atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
ku persembahkan karya sederhana ini:

Untuk Ibuku Sunarti tercinta,


dengan tetesan darah dan taruhan nyawanya
Yang telah melahirkan ku ke dunia ini.
Teruntuk sang pahlawan kehidupan ku,
Ayahku Halisi tersayang,
dengan penuh keringatnya telah membawa ku
mampu melihat dunia sejauh ini.

Kakak serta Adikku Asty, Ashar, dan Ayu yang selalu menjadi
kebanggaan,
Terimakasih atas canda tawa kalian yang telah menjadi pemantik
semangat dikala lelah.

serta
Almamater Kebanggaanku IPDN yang telah menjadi bagian
dari perjalanan hidupku.
ABSTRAK

Pendapatan Asli Daerah merupakan salah satu sumber penerimaan yang


sangat penting sejak diberlakukannya Otonomi daerah. Pandemi Virus Covid-19
menyebabkan terjadinya penurunan Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten
Muna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi Pendapatan Asli
Daerah saat pandemi Covid-19, menggambarkan faktor penghambat dalam
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan mengetahui upaya apa yang
dilakukan oleh Badan Keuangan Aset Daerah dalam meningkatkan Pendapatan
Asli Daerah saat pandemi Covid-19.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan


pendekatan induktif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara,
observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi
data, penyajian data dan menarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa PAD


mengalami penurunan saat pandemi Covid-19 dapat dilihat pada realisasi yang
tidak memenuhi target pada saat pandemi Covid-19. Badan Keuangan Aset
Daerah telah melakukan beberapa upaya dalam meningkatkan PAD tersebut.
Sedangkan hambatan dalam meningkatkan PAD adalah kurangnya SDM pada
kantor BKAD, kurangnya kesadaran masyarakat, pengawasan yang kurang
maksimal, pandemi Covid-19 dan kurangnya Prasarana. Sedangkan upaya yang
dilakukan adalah melakukan perekrutran sesuai jumlah dan pendidikan ideal,
memberikan sosialisasi tentang pentingnya membayar pajak dan retribusi,
meluncurkan SATGAS Pendapatan dan Tapping box , menemukan solusi
sumber penerimaan saat pandemi Covid-19 dan melakukan pemeliharaan pada
sarana dan prasarana kantor. Serta saran dalam penelitian adalah melakukan
sistem terpadu dan terbuka, optimalisasi regulasi, mendorong BUMD, efisiensi
biaya operasional, serta aplikasi E-Pajak Daerah dan E-Retribusi Daerah.

Kata kunci: Upaya, Peningkatan, Pendapatan Asli Daerah

i
ABSTRACT

Regional Original Income is a very importand source of revenue since the


implementation of regional autonomy. The Covid-19 Virus Pandemic has caused
a decrease in the contribution of PAD in Muna Regency. This study aims to
analyze how the contribution of PAD during the Covid-19 pandemic, describes
the inhibiting factors to increasing PAD and knowing what efforts were made by
the Regional Asset Financy Agency in increasing PAD’s contribution during the
Covid-19 Pandemic.

The study uses a descriptive method with an inductive approach. Data


collection techniques are carried out through interviews, observation, and
documentation. The data analysis technique used is data collection, data
presentation and drawing cobclusions.

Based on the results of research conducted, it shows that PAD has decreased
during the Covid-19 pandemic, which can be seen in the realization that did not
meet the target during the Covid-19 pandemic. The Regional Asset Financy
Agency has made several efforts to increase the PAD. While the obstacles in
increasing PAD are the lack of human resources at the BKAD Office, lack of
facilities and infrastructure. Whereas the efforts made are recruiting according to
the number and ideal education, providing socialization about the importance of
paying taxes and retributions, launching the Income SATGAS and Tapping
Boxes, finding solutions for revenue sources during the Covid-19 pandemic and
carrying out maintenance of office facilities and infrastructure. As well as
suggestions in the research are to carry out an integrated and open system,
optimize regulations, encourage BUMD, operational cost efficiency, as well as the
application of Regional E-Taxes and E-Retributions.

Keywords: Efforts, Enhancement, Original Local Revenue

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin Penulis ucapkan kepada Allah

Subhanahuwata’ala dengan kekasih-Nya Rosulullah Muhammad SAW

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi ini yang berjudul

“Upaya Badan Keuangan Aset Daerah Dalam Meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah Di Masa Pandemi Covid-19 Di Kabupaten

Muna Provinsi Sulawesi Tenggara”. Skripsi ini disusun oleh penulis

untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan

Program Diploma IV Program Studi Keuangan Publik pada Institut

Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

Dengan adanya penelitian dapat memberikan pengetahuan

berkaitan dengan berbagai upaya yang dilakukan dalam meningkatkan

pendapatan asli daerah di masa pandemi Covid-19 ini. Pada penelitian ini

berlokasi pada Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna Provinsi

Sulawesi Tenggara. Sehingga dapat meningkatkan pemahaman berkaitan

dengan pengelolaan keuangan daerah.

Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya

bahwa Skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari bimbingan, arahan,

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak secara moril maupun materil.

Secara khusus penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada

iii
Ibunda Tercinta Sunarti dan Ayahanda Tercinta Halisi atas segala doa ,

restu, semangat, bimbingan, nasehat, kesabaran dalam mendidik, dan

menitipkan harapan besar kepada penuli selama menjalani pendidikan di

Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

Selain itu, dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari berbagai

pihak yang membantu dan membimbing serta memberi dukungan ,

motivasi, dan doa maka dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa

hormat, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada

1. Bapak Dr. Hadi Prabowo, MM selaku Rektor Institut Pemerintahan

Dalam Negeri.

2. Bapak Dr. Khalilul Khairi, M.Si selaku Dekan Fakultas Manajemen

Pemerintahan

3. Bapak Dr. Marja Sinurat, M.Pd, MM selaku Ketua Program Studi

Keuangan Publik Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

4. Bapak Drs. Rukman, M.Si selaku Dosen Pembimbing I, dengan Bapak

Drs. Indra Baskoro, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang telah

bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan berupa ilmu,

arahan, dan masukan dalam penyusunan Skripsi ini.

5. Segenap Dosen, Pelatih, dan Pengasuh serta Civitas Akademika

Institut Pemerintahan Dalam Negeri yang telah memberikan bekal

dalam membina, mengarahkan serta membentuk sikap dan karakter

penulis selama mengikuti pendidikan di Lembah Manglayang IPDN.

iv
6. Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara khususnya Pemerintah

Kabupaten Muna beserta seluruh elemen masyarakat atas segala

dukungan dan kepercayaan kepada penulis untuk menempuh

pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri.

7. Bapak Amrin Fiini, SE selaku Kepala Badan Keuangan Aset Daerah

Kabupaten Muna yang telah membantu, membimbing, dan memberikan

informasi kepada penulis dalam penyesunan skripsi ini.

8. Terkhusus kepada Kakakku tercinta Sitti Nurhastiawati serta Dua Adek

Tercinta saya Muhammad Ashar Muharram dan Sitti Nur Ayu Fitriani

atas segala dukungan, semangat, dan doa selama penulis menempuh

pendidikan

9. Untuk sahabat terbaik penulis Sari Nur Azizah yang selalu ada dan

menemani dalam keadaan suka maupun duka serta kesediaan untuk

selalu disusahkan selama ini.

10. Keluarga Besar Angkatan XXIX terkhusus Muna Squad 29, Anoa

Sultra 29, serta Prabu Angkatan XXIX yang telah memberikan warna

warni kehidupan selama pendidikan cerita suka duka maupun cinta

yang telah dilalui bersama selama menempuh pendidikan di Institut

Pemerintahan Dalam Negeri.

11. Keluarga Besar Kelas F-5 Keuangan Publik yang telah menemani masa

pendidikan 4 tahun dengan segala kerepotan dan kerja sama dalam

berbagai hal.

v
12. Untuk saudara sekaligus sahabat penulis Aniesha Rahmah yang telah

membantu dan membimbing saya untuk lebih baik selama menempuh

pendidikan.

Tidak ada karya anak manusia yang sempurna karena

kesempurnaan hanya milik Allah SWT. Penulis menyadari dalam

penyusunan Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Keterbatasan

dalam wawasan dan pengalaman menjadi salah satu faktor dalam

kekurangan yang ada. Sehingga penulis dengan segala kerendahan

mengharapkan masukan kritik dan saran yang berisfat membangun untuk

perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat

untuk menambah khasanah keilmuan pengetahuan bagi kita semua.

Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jatinangor, April 2022


Penulis,

SITTI NURSYABAN

vi
DAFTAR ISI

Halaman
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK………………………………………………………………… i
ABSTRACT………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… x
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………..………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………… 9
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………………….. 9
1.4 Kegunaan Penelitian……………………………………………… 10
1.4.1 Kegunaan Teoritis………………………………………... 10
1.4.2 Kegunaan Praktis………………………………………… 10
1.4.2.1 Bagi Lokasi Penelitian……………………….. 10
1.4.2.2 Bagi Institut Pemerintahan Dalam Negeri…. 11
1.4.2.3 Bagi Peneliti…………………………………... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Sebelumnya…………………………………………… 12
2.2 Landasan Teoretis dan Landasan Legalistik…………...………. 16
2.2.1 Landasan Teoretis………………………………………... 16
2.2.1.1 Pengertian Upaya……………………………. 16
2.2.1.2 Pendapatan Asli Daerah………………….…. 17
2.2.1.3 Faktor Penerimaan Pendapatan Asli
Daerah………………………………………… 18
2.2.1.4 Peningkatan Pendapatan Asli Daerah ……. 19
2.2.1.5 Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap
PAD …………………………………………… 22
2.2.2 Landasan Legalistik………………………………………. 23
2.2.2.1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah ……………. 23
2.2.2.2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022
Tentang Hubungan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah ………………………………………... 25
2.2.2.3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
Tentang Pajak dan Retribusi Daerah ……… 25
vii
2.2.2.4 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun
2019 Tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah ………………………………………... 27
2.2.2.5 Instruksi Menteri Dalam Negeri No 37
Tahun 2021 Tentang Permberlakukan
Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3,
Level 2, dan Level 1 Serta Mengoptimalkan
Posko Penangan Corona Virus Disease
2019 Di Tingkat Desa dan Kelurahan …….. 29
2.2.2.6 Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor
3 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas
Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor
8 Tahun 2016 Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Muna……………………………... 30
2.3 Kerangka Pemikiran ……………………………………………..... 32

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Pendekatan Penelitian ……………………………………………. 35
3.2 Operasionalisasi Konsep …………………………………………. 37
3.3 Sumber Data dan Informan ………………………………………. 38
3.3.1 Sumber Data ……………………………………………… 38
3.3.2 Informan ………………………………………………….. 40
3.4 Instrumen Penelitian ……………………………………………… 42
3.5 Teknik Pengumpulan Data ………………………………………. 43
3.6 Teknik Analisis Data …………………………………………….... 46
3.7 Jadwal dan Lokasi Penelitian ……………………………………. 48
3.7.1 Jadwal Penelitian ……………………………………….. 48
3.7.2 Lokasi Penelitian …………………………………………. 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian…………………………….. 50
4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Muna……………………. 50
4.1.1.1 Kondisi Geografis…………………………….. 51
4.1.1.2 Perkembangan Covid-19 Di Kabupaten
Muna…………………………………………... 53
4.1.1.3 Kondisi Demografis………………………….. 54
4.1.2 Gambaran Umum Badan Keuangan Aset Daerah……. 56
4.1.2.1 Visi dan Misi Badan Keuangan Aset Daerah
Kabupaten Muna……………………………... 56
4.1.2.2 Struktur Organisasi Badan Keuangan Aset
Daerah Kabupaten Muna……………………. 56

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan………………………………. 59


4.2.1 Hasil Analisis Perspektif Normatif………………………. 59
4.2.1.1 Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Pada
viii
Badan Keuangan Aset daerah Saat
Pandemi Covid-19 Di Kabupaten
Muna…………………………………………... 59
4.2.1.2 Faktor-Faktor Penghambat Dalam
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Saat Pandemi Covid-19 Di Kabupaten
Muna…………………………………………... 64
4.2.1.3 Upaya Badan Keuangan Aset Daerah
Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah Saat pandemi Covid-19 Di
Kabupaten Muna……………………………... 72
4.2.2 Hasil Analisis Perspektif Teoritis…………………..……. 78
4.2.2.1 Strategi Intensifikasi dan Ekstensifikasi…… 78
4.2.2.2 Implementasi Regulasi dan Sanksi………… 79
4.2.2.3 Peremajaan Peraturan………………………. 77
4.2.2.4 Skill Peningkatan Kemampuan Aparatur….. 80
4.2.2.5 Struktur Penyuluhan…………………………. 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan …………………………………………………………. 83
5.2 Saran ………………………………………………………………... 85

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ix
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Muna Tahun


2018-2020 ………………………………………………... 5
Tabel 1.2 Target dan Realisasi PAD Kabupaten Muna
2017-2020……………………………………………….... 7
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya …………………….......... 12
Tabel 3.1 Operasionalisasi Konsep ……………………………….. 37
Tabel 3.2 Daftar Informan ………………………………………...... 42
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian dan Penyusunan Skripsi
Tahun Akademik 2021/2022…………......................... 49
Tabel 4.1 Luas Wilayah Kabupaten Muna Menurut Kecamatan
Tahun 2022………………………………………………. 52
Tabel 4.2 Kepadatan Penduduk Kabupaten Muna………………. 55
Tabel 4.3 Anggaran dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2020
s/d 2021…………………………………………………… 60
Tabel 4.4 Anggaran dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun
2020 s/d 2021……………………………………………. 61
Tabel 4.5 Anggaran dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan Tahun 2020 s/d 2021……… 62
Tabel 4.6 Anggaran dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli
Daerah Yang Sah Tahun 2020 s/d 2021……………… 64
Tabel 4.7 Jumlah SDM Pada BKAD Kabupaten Muna………….. 66
Tabel 4.8 Pendidikan Terakhir SDM Pada BKAD Kabupaten
Muna………………………………………………………. 67
Tabel 4.9 Jumlah dan Keadaan Pra Sarana BKAD Kabupaten
Muna………………………………………………………. 71

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran …………………………………….. 33

Gambar 4.1 Peta Kabupaten Muna…………………………………... 50


Gambar 4.2 Peta Penyebaran Covid-19 Provinsi Sulawesi
Tenggara………………………………………………….. 54
Gambar 4.3 Struktur Organisasi Tata Kerja Badan Keuangan Aset
Daerah Kabupaten Muna……………………………….. 58

xi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kesatuan yang mencakup

34 Provinsi yang memiliki berbagai pluralitas suku, ras, agama dan

budaya yang divergen. Dalam penyelenggaraan pemerintahan, provinsi-

provinsi yang terbagi menjadi beberapa kabupaten/kota. Lahirnya

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

merupakan pemberian suatu otoritas penyelenggaraan pemerintahan bagi

daerah otonom untuk daerah dapat mandiri berdasarkan asas otonomi

daerah yang konkret, luas serta konsekuen.

Pengelolaan urusan pemerintahan yang menjadi otoritas

pemerintah daerah, berkaitan dengan otonomi daerah seluas-luasnya

untuk menyelenggarakan dan menjalankan sendiri rumah tangga

daerahnya. Otonomi diberikan sebagai perwujudan peningkatan

kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan, pelayanan serta

kewajiban dari masyarakat dalam daya saing wilayah kabupaten/kota.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 Tentang

Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintahan

Daerah Pasal 1 ayat (20) menjelaskan bahwa salah satu sumber

1
2

pendapatan daerah berupa pendapatan asli daerah yang biasa dikenal

dengan PAD, yang meliputi: pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan serta pendapatan lain-lain

yang sah. Hubungan keuangan pusat dan daerah merupakan suatu

sistem dalam pelaksanaan keuangan daerah yang mengatur antara hal

dan kewajiban keuangan pada pemerintah pusat dan pemerintahan

daerah yang dalam pelaksanaannya secara adil, transparan, akuntabel

dan selaras berdasarkan perundang-undang.

Sektor terpenting dalam keuangan daerah dalam rangka

pemenuhan kesejahteraan masyarakat serta peningkatan pembangunan

di daerah yakni pendapatan asli daerah. Tingkat independensi pada suatu

daerah dapat dipantau melalui jumlah pendapatan asli daerah tiap

tahunnya berkaitan dengan target dan realisasi. Hal ini berkaitan dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah yang menyatakan keuangan daerah didalamnya

terdapat pendapatan daerah yang merupakan peningkatan utilitas

kekayaan bersih selama periode rencana keuangan tertentu yang diyakini

sebagai keseluruhan hak daerah.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah bahwasanya keseluruhan hak dan

kewajiban tersebut dapat digunakan dalam bentuk uang dan segala

bentuk penghasilan daerah yang dijadikan milik daerah yang saling

berkaitan dinyatakan sebagai keuangan daerah.


3

Penyusunan/perencanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD)

menjadi tahap awal dalam penanganan keuangan daerah yang dalam

penyusunannya harus berdasarkan tingkat kebutuhan dan besar

pendapatan daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah. APBD

memiliki fungsi perencanaan, alokasi, otorisasi, pengawasan, distribusi,

serta stabilisasi dalam rangka memanifestasikan pelayanan kepada

masyarakat dan mencapai tujuan negara.

Pada penghujung tahun 2019 keseluruhan wilayah di dunia

dikagetkan dengan munculnya wabah penyakit yang dapat dikatakan

sebagai bencana non alam di China yang disebabkan oleh penyebaran

suatu mikroorganisme yang biasa dikenal dengan Corona Virus Disiase

2019 (Covid-19) yang melanda sebagian besar negara di Dunia termasuk

Indonesia sehingga pada awal bulan maret 2020 World Health

Organization menyatakan COVID-19 suatu pandemi global.

Dalam penyebaran Covid-19 tidak hanya menimpa sektor

kesehatan tetapi juga sektor politik, sosial, budaya, bahkan

menghancurkan sektor ekonomi nasional maupun regional. Hal ini

pemerintah telah berupaya dalam rangka penanganan dalam penyebaran

Covid-19 dengan mengeluarkan berbagai regulasi salah satunya yang

terbaru yakni Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2021

Tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3, Level

2, dan Level 1 serta mengoptimalkan Posko Penangan Corona Virus

Disease 2019 Di Tingkat Desa dan Kelurahan Untuk Pengendalian


4

Penyebaran Corona Virus Disease 2019 yang mengatur segala bentuk

aktivitas masyarakat di berbagai sektor termasuk layanan pemerintahan

baik sektor non esensial, sektor esensial, maupun sektor kritikal.

Kabupaten Muna merupakan salah satu daerah otonom yang

terdapat di kawasan Sulawesi Tenggara yang mempunyai berbagai

kesediaan daerah yang mampu menunjang pendapatan asli daerah.

Namun keadaan yang terjadi di masa pandemi Covid-19 mengakibatkan

ketidakmampuan daerah dalam mengelolah potensi secara optimal.

Selain itu, keadaan yang terjadi menyebabkan keterbatasan pemerintah

dalam melakukan pengelolaan dan penyerapan anggaran secara terarah.

Dalam struktur pengelolaan keuangan oleh pemerintah daerah terdapat

Kepala SKPKD sebagai PPKD yang memegang kekuasaan dalam

pemungutan pendapatan daerah yang diatur dalam regulasi daerah

namun dalam pelaksanaan tugas tersebut belum optimal.

Dalam RPJMD Kabupaten Muna Tahun 2016-2021 memiliki visi

berupa mandiri, berdaya saing dan bermartabat. Salah satu penjabaran

pokok dari visi tersebut yaitu mandiri berarti kemampuan dari pemerintah

bersinergitas dengan masyarakat mengembangkan seluruh kesediaan

sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada di Kabupaten

Muna untuk membina berbagai inovasi yang diciptakan agar

berkesinambungan. Selain itu, daerah memiliki kapasitas yang memadai

untuk menangani berbagai persoalan secara berjenjang dan sistematik.


5

Kabupaten Muna dalam perkembangan perekonomiannya terlihat

masih belum optimal. Pemerintah daerah telah banyak melakukan

program dan pengelolaan keuangan secara bertahap dengan dengan

menggerakkan berbagai sektor. Namun pada nyatanya dalam

pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau

perekenomian Kabupaten Muna pada Tahun 2018-2020 seperti pada

tabel dibawah ini :

Tabel 1.1
Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Muna Tahun 2018-2020

Laju Pertumbuhan PDRB ( % )


No Kelompok Lapangan Usaha
2018 2019 2020
1 2 3 4 5
1 Pertanian, Kehutanan, dan 4,67 5,01 1,23
Perikanan
2 Pertambangan dan Penggalian 2,65 6,45 -4,20
3 lndustri Pengolahan 0,98 2,78 -1,82
4 Pengadaan Listrik dan Gas 1,75 6,98 1,67
5 Pengadaan Air, Pengelolaan 5,05 4,87 3,45
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang
6 Konstruksi 7,46 5,65 0,25
7 Perdagangan Besar dan 8,98 8,23 -2,35
Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
8 Transportasi dan Pergudangan 5,34 6,67 -3,46
9 Penyediaan Akomodasi dan 6,64 7,23 -1,56
Makan Minum
10 lnformasi dan Komunikasi 6,64 5,12 8,26
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,69 7,78 3,67
12 Real Estate 3,46 1,23 0,89
13 Jasa Perusahaan 5,34 6,34 -3,34
6

1 2 3 4 5
14 Administrasi Pemerintahan, 3,87 3,56 2,34
Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib
15 Jasa Pendidikan 6,65 6,23 2,21
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan 5,34 7,56 4,34
Sosial
17 Jasa Lainnya 6,89 4,54 -3,67
PDRB 5,23 5,32 0,08
Sumber : BPS Kabupaten Muna, 2021

Berdasarkan data laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Muna

terdapat pertumbuhan yang sangat rendah tiap tahunnya terutama pada

tahun 2020 dapat dikatakan terjun bebas bahkan terdapat laju

pertumbuhan yang minus dari beberapa sektor lapangan usaha. Hal ini

berhubungan dengan pandemi Covid-19 yang telah melanda seluruh

wilayah yang ada di Indonesia termasuk Kabupaten Muna. Dalam

pendapatan asli daerah, PDRB sebagai salah satu faktor terpenting yang

mempengaruhi namun tiap tahunnya sangat miris dalam laju pertumbuhan

PDRB terus menurun yang menggambarkan ketidakmampuan daerah

dalam mengelolah potensi perekenonomian.

Dalam PAD dengan PDRB memiliki hubungan fungsional yang

mana jika terjadi peningkatan PDRB maka akan menambah penerimaan

daerah yang berakibat terhadap meningkatnya pelayanan pada

masyarakat sehingga masyarakat terdorong untuk produktif yang hasilnya

akan memberikan peningkatan yang cukup signifikan terhadap

perkembangan ekonomi ditengah pandemi yang berlangsung. Dengan


7

adanya perkembangan ekonomi akan memberi kemampuan masyarakat

dalam berkontribusi dalam pendapatan asli daerah. Maka dari itu

Pemerintah Daerah melalui Badan Keuangan Aset Daerah

mengembangkan kemampuan pengelolaan keuangan daerah sesuai

dengan regulasi yang telah ditetapkan.

Target dan Realisasi PAD Tahun 2017 sampai Tahun 2020

sebagai berikut :

Tabel 1.2
Target dan Realisasi PAD Kabupaten Muna Tahun 2017-2020

Target PAD Jumlah Realisasi PAD Persentase


Tahun
(Rp) (Rp) (%)
1 2 3 4
2017 58.876.300.000 80.533.488.235 136,78
2018 100.125.310.000 86.408.142.530 86,30
2019 117.771.600.000 98.210.928.400 83,39
2020 78.333.000.000 64.050.812.333 81,76
Sumber : Rincian APBD Kabupaten Muna 2017-2020

Berdasarkan tabel target dan realisasi PAD Kabupaten Muna

Tahun 2017-2020 diatas, dapat dilihat persentase target dan realiasasi

PAD dari tahun 2017 sampai tahun 2020 mengalami kemerosotan yang

sangat signifikan terutama di masa pandemi Covid-19. Tahun 2017

realisasi PAD yang sangat tinggi bahkan melewati target yaitu sebesar

136,78% tetapi pada tahun 2018 hanya sebesar 86,30%, tahun 2019

sebesar 83,39%, dan paling terpuruknya terjadi pada tahun 2020 hanya

sebesar 81,76% diakibatkan dengan adanya pandemi Covid-19 yang

sangat berpengaruh terhadap PAD. Berdasarkan data persentase


8

tersebut memberikan gambaran bahwa ketidakmampuan pemerintah

daerah dan masih buruknya pengelolaan keuangan oleh BKAD yang

belum mampu mendorong peningkatan pendapatan asli daerah secara

optimal. Dapat dilihat pula dari tahun 2017-2020 terus terjadi penurunan

yang sangat signifikan. Pada pengelolaan dan penyerapan PAD yang

terhambat dikarenakan masyarakat sebagai wajib pajak yang tidak tertib

dalam pembayaran pajak dan kurangnya fasilitas atau sarana prasarana

yang menunjang pengelolaan pajak dan retribusi itu sendiri

Untuk mengatasi beberapa permasalahan yang telah dialami oleh

Kabupaten Muna dalam pengelolaan keuangan daerah oleh Badan

Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna dilakukan berbagai kajian

berupa hambatan yang terjadi baik secara eksternal maupun internal serta

upaya yang harus diselenggarakan oleh instansi terkait agar kedepannya

dapat meningkatkan pendapatan asli daerah Kabupaten Muna di masa

pandemi Covid-19.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian yang akan disajikan dalam bentuk

skripsi yang berjudul “ UPAYA BADAN KEUANGAN ASET DAERAH

DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLl DAERAH DI MASA

PANDEMI COVID-19 DI KABUPATEN MUNA PROVINSl SULAWESI

TENGGARA “.
9

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dipaparkan

sehingga penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kontribusi Pendapatan Asli Daerah bagi daerah

pada Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna di masa

pandemi Covid-19?

2. Faktor-faktor apa sajakah yang menghambat dalam

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di masa pandemi

Covid-19?

3. Apa upaya-upaya yang dilakukan oleh Badan Keuangan Aset

Daerah Kabupaten Muna dalam meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah saat pandemi Covid-19?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam melaksanakan penelitian berlandaskan

rumusan masalah diantaranya sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kontribusi Pendapatan Asli Daerah bagi

daerah pada Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna

di masa pandemi Covid-19.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat dalam

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di masa pandemi

Covid-19.
10

3. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilakukan oleh Badan

Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna dalam meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah saat pandemi Covid-19.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dalam penelitian ini adalah sebagai sumbangsih

bagi ilmu pengetahuan dengan menambah literatur dalam ilmu

pemerintahan daerah khususnya pengelolaan keuangan daerah serta

sebagai bahan kajian dan evaluasi terhadap pengelolaan keuangan yang

dilaksanakan oleh instansi yang berwewenang dalam peningkatan

pendapatan asli daerah.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1.4.2.1 Bagi Lokasi Penelitian

Hasil dari penelitian ini diinginkan dapat menjadi sumbangsih

pemikiran bagi pemerintah daerah dalam hal ini Kabupaten Muna pada

khususnya Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna dalam upaya

pengelolaan keuangan daerah dalam peningkatan pendapatan asli daerah

di masa pandemi Covid-19.


11

1.4.2.2 Bagi Institut Pemerintahan Dalam Negeri

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pendorong

pengembangan khasanah keilmuan di lembaga Institut Pemerintahan

Dalam Negeri ini khususnya bidang sains terapan ilmu pemerintahan

dalam mengembangkan konsep otonomi daerah, pengelolaan keuangan

daerah, dan pendapatan asli daerah. Serta diharapkan dapat menjadi batu

loncatan bagi praja dalam penyusunan skripsi maupun penelitian di masa

depan.

1.4.2.3 Bagi Peneliti

Dalam rangka memperoleh keterampilan dan pengalaman teknis

pemerintahan dalam melaksanakan praktek di lapangan terutama

pengelolaan keuangan daerah. Selain itu, penelitian ini merupakan syarat

untuk melengkapi skripsi pendidikan Diploma lV lnstitut Pemerintahan

Dalam Negeri.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya merupakan hasil yang dikerjakan oleh

peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan pembahasan yang sama.

Kegunaan dari hasil penelitian sebelumnya dapat menggambarkan suatu

acuan ataupun perbandingan yang menggambarkan perbedaan

penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan peneliti terdahulu.

Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya

Nama, Tahun, Judul Metode


No. Hasil Penelitian
Asal Penelitian Penelitian
1 2 3 4 5
1. Nurqamriani Strategi Metode BPKAD memiliki 4
Yunita, 2021, Badan penelitian strategi dalam
Universitas Pengelolaan deskriptif upaya
Muhammadiyah Keuangan dengan data meningkatkan
Mataram dan Aset kualitatif, pendapatan asli
Daerah serta dengan daerah yaitu 1)
(BPKAD) cara pendataan secara
Dalam observasi, aktif dan
Meningkatkan wawancara, penelusuran
Pendapatan dan sediaan yang
Asli Daerah dokumentasi belum terdata, 2)
Kota Bima sebagai update data lama
bentuk disertai
pengumpulan pembaharuan, 3)
data koordinasi antar
instansi terkait

12
13

1 2 3 4 5
4) pembayaran
terhadap
kewajiban dapat
secara online

2. Andi, 2019, Pengelolaan Metode Pengelolaan PAD


Universitas Pendapatan penelitian terdapat
Muhammadiyah Asli Daerah studi kasus perencanaan,
Makassar Kabupaten dengan data pelaksanaan dan
Bima Di kualitatif , pengawasan.
Badan serta dengan Serta melalui
Pengelolaan cara rekognisi dan
Keuangan wawancara, inventarisasi nilai
dan Aset observasi, dan potensi aset
Daerah dan daerah, adanya
Kabupaten dokumentasi SIM aset daerah,
Bima dalam pengendalian
pengumpulan aset dan
data dilibatkan auditor
internal dalam
rangka strategi
peningkatan pajak
dan retribusi
daerah
3. Reza Wahyudi, Analisis Metode Kontribusi PAD
2019. Kontribusi penelitian terhadap APBD
Universitas Pendapatan deskriptif Kota Medan
Muhammadiyah Asli Daerah dengan data Tahun 2014-2018
Sumatera Utara Untuk kuantitatif, mencapa rata-
Memenuhi serta teknis rata 36,56% yang
Anggaran dokumentasi memperlihatkan
Pendapatan dan analisis peningkatan
dan Belanja data dalam setiap tahunnya
Daerah pengumpulan walaupun
Pemerintah data peningkatannya
Kota Medan secara fluktuatif.
Serta sektor-
sektor PAD yang
14

1 2 3 4 5
dikembangkan
adalah Pajak
Daerah dan
Retribusi Daerah.
Sumber : Diolah Oleh Peneliti, 2021

Berdasarkan tabel diatas terkait dengan penelitian terdahulu

menjelaskan bahwa dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah pada

Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah melakukan berbagai

strategi dengan menyorot sektor pendukung dalam pendapatan daerah.

Pada penelitian Strategi Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(BPKAD) Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Kota Bima,

melakukan strategi khusus dengan target utama berupa pajak daerah dan

retribusi daerah sebagai bentuk pemulihan ekonomi daerah dari

pendapatan daerah. Pada penelitian Pengelolaan Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Bima Di Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Bima melakukan peningkatan melalui perencanaan,

pelaksanaan, pengendalian, serta peningkatan pajak dan retribusi daerah.

Sedangkan pada penelitian Analisis Kontribusi Pendapatan Asli Daerah

Untuk Memenuhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah

Kota Medan menghasilkan bahwa kontribusi PAD terhadap APBD

mengalami peningkatan secara fluktuatif dengan sektor yang

dikembangkan adalah pajak dan retribusi daerah.

Beberapa penelitian sebelumnya memiliki kesamaan dengan

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu ingin meneliti dan

memberi gambaran bagaimana upaya Badan Keuangan Aset Daerah


15

dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah melalui berbagai upaya dan

strategi yang akan diterapkan sehingga pendapatan daerah dapat optimal.

Selain itu, kesamaan penelitian terletak pada metode penelitian yang

digunakan yaitu metode penelitian deskriptif dengan data kualitatif serta

wawancara, dokumentasi, dan observasi dalam teknik pengumpulan data

terkecuali pada penelitian terkait analisis menggunakan data kuantitatif.

Serta terdapat perbedaan antara penelitian yang sebelumnya dengan

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti berupa lokus dari penelitian

yang disebelumnya berada pada Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kota Medan, Kota Bima, dan Kabupaten Bima sedangkan pada

penelitian yang akan dilakukan peneliti berada pada Badan Keuangan

Aset Daerah Kabupaten Muna. Pada penelitian sebelumnya

menggunakan analisis SWOT dalam kajian manajemen pengelolaan

dalam menentukan strategi yang akan dilakukan dalam peningkatan

Pendapatan Asli Daerah serta lebih fokus terhadap pajak daerah dan

retribusi daerah namun pada penelitian yang akan dilakukan peneliti

menggunakan kajian teori Firdausy dalam penentuan upaya dalam

peningkatan dan pengembangan sumber pendapatan daerah dalam

rangka meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dengan fokus terhadap 4

(empat) komponen dalam pendapatan asli daerah berupa pajak daerah,

retribusi daerah, pendapatan daerah yang dipisahkan, serta pendapatan

lain-lain yang sah.


16

2.2 Landasan Teoretis dan Legalistik

2.2.1 Landasan Teoretis

Landasan teoretis merupakan suatu konsep yang digunakan

dalam sebuah penelitian berupa teori maupun variabel yang mendukung

untuk mempermudah peneliti dalam melaksanakan penelitian yang akan

pondasi serta tolak ukur dalam menggali dan menganalisis permasalahan

yang ada dalam penelitian.

2.2.1.1 Pengertian Upaya

Dalam upaya erat kaitannya dengan pemanfaatan komponen

yang digunakan berupa cara, metode, serta alat lainnya yang menunjang

kegiatan yang akan dilaksanakan agar berhasil terlaksana.

Menurut Poerwadarminta (2016:1334) menyatakan bahwa upaya

merupakan suatu usaha untuk menyampaikan tujuan, pikiran, dan

kebebasan untuk mencapai segala maksud sehingga efektivitas dan

efisiensi dapat dioptimalkan. Dalam setiap upaya yang dilakukan orang

individu sebagai bentuk mencegah sesuatu yang dianggap ganjal dalam

kehidupan. Berdasarkan pemahaman upaya diatas dapat diasumsikan

upaya sebagai bentuk aktivitas individu maupun kelompok untuk

menyelesaikan suatu perkara dengan pemanfaatan komponen untuk

mencapai segala tujuan yang ditargetkan. Oleh karena itu, dapat dikaitkan

dengan penelitian yang dilakukan tidak terlepas dengan bagaimana


17

langkah yang dilakukan Badan Keuangan Aset Daerah dalam

meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

2.2.1.2 Pendapatan Asli Daerah

Penerapan otonomi daerah suatu wilayah kabupaten/kota harus

memiliki tingkat kemandirian maupun kreatifitas yang tinggi dalam

melakukan optimalisasi dan pengelolaan sumber daya dan kesediaan

yang dimiliki daerah sebagai sumber pendapatan dan pembiayaan

daerah. Dalam pengelolaan keuangan daerah menurut Moenek (2019:11)

bahwa seluruh bagian integral manajemen anggaran publik yang

menggambarkan serangkaian perhitungan APBD yang meliputi proses

penyusunan, pengesahan, pelaksanaan serta pengawasan

pendayagunaan keuangan.

Menurut Damaryanti (2021: 45) menyatakan bahwa segala

sesuatu yang menjadi pendapatan setiap daerah secara bebas namun

terkendali yang diterapkan oleh individual daerah untuk mengatur

pembangunan dan pengelolaan daerah. Entitas utama dalam pendapatan

berupa pajak dan retribusi daerah.

Menurut Worumi (2019:24) mengemukakan bahwa Pendapatan

Asli Daerah adalah :

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan Pendapatan Daerah


yang bersumber dari hasil Pajak Daerah, hasil Retribusi Daerah,
hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dan Lain-
lain Pendapatan Asli Daerah yang sah, yang bertujuan untuk
memberikan keleluasaan kepada daerah dalam menggali
18

pendanaan dalam pelaksanaan otonomi daerah sebagai


perwujudan asas desentralisasi.

Sebagai sumber pendapatan daerah, PAD harus mampu digali

sebagai bentuk penciptaan kemandirian fiskal sehingga dapat

melaksanakan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan yang

baik. Dalam hal ini pendanaan yang berasal dari PAD ini harus terlaksana

secara baik dan tepat guna.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat ditarik konklusi

bahwa Pendapatan Asli Daerah adalah segala sesuatu sumber

pendapatan daerah berupa pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang sah dipisahkan, dan lain-lain

pendapatan yang sah yang dipergunakan untuk pengelolaan dan

pembangunan daerah.

2.2.1.3 Faktor Penerimaan Pendapatan Asli Daerah

Priyono, (2021:8) menjelaskan bahwa jumlah penduduk, variabel

pengeluaran daerah, dan PDRB memilki pengaruh terhadap pendapatan

asli daerah. Menurut Firdausy (2017:27) terdapat faktor-faktor yang

memengaruhi PAD di suatu wilayah kabupaten/kota sebagai berikut :

1. Sumber pendapatan daerah yang besar tetapi dikelola oleh


instansi yang tidak tepat.
2. Kontribusi BUMD yang belum menguntungkan bagi pemerintah
daerah.
3. Adanya kebocoran dalam pengelolaan pendapatan daerah
4. Tingkat kesadaran masyarakat dalam membayar kewajibannya
masih rendah.
5. Besarnya biaya pungutan yang ditetapkan.
6. Penerapan peraturan daerah yang belum optimal masih perlu
disesuaikan dengan keadaan masyarakat.
19

7. Tingkat kemampuan masyarakat dalam membayar pajak.

Berdasarkan pendapat diatas dapat ditarik konklusi bahwa dalam

pendapatan asli daerah memiliki faktor yang mempengaruhi berkaitan

dengan kondisi pemerintahan daerah, tata pengelolaan, regulasi yang

mendukung, kontribusi masyarakat maupun pemerintah daerah, serta

kemampuan daerah dalam melakukan pengelolaan keuangan.

2.2.1.4 Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

Menurut Firdausy (2017:10) bahwa salah satu komponen

terpenting dalam mengetahui tingkat keberhasilan mencapai tujuan

pembangunan daerah dapat dilihat dari peningkatan pendapatan asli

daerah. Hal ini menjadi pendukung pemerintah daerah dalam

melaksanakan fungsinya berupa pembangunan dan pelayanan berada

pada Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dalam proses peningkatan harus

mampu memperhatikan materi berupa prinisip pemerataan, keadilan,

akuntabilitas, demokrasi serta peran serta masyarakat.

Dikemukan oleh Firdausy (2017:114) dalam penguatan,

pengembangan serta penggalian sumber pendapatan asli daerah terdapat

sejumlah upaya yang dapat dilakukan, sebagai berikut :

1. Strategi Intensifikasi dan Ekstensifikasi

Intenifikasi merupakan suatu bentuk upaya pemerintah daerah

untuk melakukan pengoptimalan dalam pengelolaan sumber

pendapatan daerah dengan memperhatikan aspek

kelembagaan, ketatalaksanaan dan aspek personalianya.


20

Sementara ekstensifikasi adalah usaha pemerintah

kabupaten/kota untuk menggali sumber pendapatan daerah

melalui sistem jemput bola dalam pemungutan penerimaan

daerah kepada masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai bentuk

untuk :

a) Mencegah kebocoran pengelolaan keuangan daerah

b) Mencari sumber pendapatan asli daerah

2. Pengimplementasian regulasi dan sanksi terhadap instansi

terkait.

Penerapan regulasi dan sanksi sebagai bentuk untuk tanggung

jawab pemerintah daerah melalui instansi yang mengelola

pendapatan daerah. Hal ini dilakukan melalui :

a) Korespondensi antara target dan realiasi kinerja

b) Analisis kegiatan

c) Pelaporan pertanggungjawaban

3. Peremajaan peraturan berkaitan dengan penerimaan daerah

Peraturan daerah berkaitan dengan penerimaan daerah

diperlukan peremajaan agar sesuai dengan regulasi terbaru

yang telah disahkan oleh pemerintah pusat berkaitan dengan

pengelolaan keuangan daerah. Regulasi harus dapat

disesuaikan dengan keadaan daerah.


21

4. Skill peningkatan kemampuan aparatur melalui pendidikan dan

pelatihan agar tercapai sumber daya manusia yang

berkompeten.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan tanggung jawab sumber

daya aparatur perlu dibekali dengan keilmuan serta keahlian

agar mampu bekerja secara professional sesuai bidang.

Pelatihan dan pendidikan berupa :

a) Struktur keorganisasian

b) Pendekatan managerial aparatur

c) Sistem kerja kelembagaan berupa sumber daya manusia

d) Kemampuan organisasi dan teknis

e) Kekuatan fiskal lokal

f) Program dalam aktifitas kelembagaan

5. Struktur Penyuluhan peningkatan kesadaran kepada

masyarakat terkait dengan kewajiban membayar pajak maupun

retribusi yang telah ditentukan.

Hal ini dilakukan agar masyarakat memilki kesadaran dalam

memenuhi kewajibannya dalam mendukung pendapatan

daerah berupa membayar pajak dan retribusi daerah yang telah

ditetapkan atas pelayanan yang telah diterima dengan

melakukan beberapa hal seperti:

a) mengedukasi masyarakat

b) Melibatkan masyarakat dalam proses penentuan kebijakan

berkaitan kewajiban masyaraka


22

2.2.1.5 Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap PAD

Pandemi Covid-19 sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat

Indonesia tidak terkecuali dengan perekonomian yang semakin

mengalami penurunan. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah

sudah berbagai bentuk baik berupa regulasi secara hukum maupun

arahan berupa imbauan. Beberapa pengamat perekonomian melihat

adanya pandemi ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang melambat

sehingga peningkatan kemiskinan dan pengangguran tidak terkontrol.

Dikutip dari dpr.go.id (2021), realisasi APBN hingga APBD tahun 2020

terkena imbas dari adanya pandemi yang menghasilkan penurunan

secara ekstrim. Penurunan ini tidak dapat dipungkiri yang merupakan

akibat dari pembatasan kegiatan masyarakat dalam mengurangi mata

rantai penyebaran Covid-19. Menteri Keuangan dikutip dalam

merdeka.com (2021) menyatakan bahwa pada tahun 2020 realisasi

berkaitan dengan pendapatan asli daerah mengalami penurunan sebesar

5,3% dari tahun sebelumnya sehingga pemerintah mengalami amblas

pada penerimaan berupa pendapatan daerah. Berdasarkan ringkasan

APBN 2021 terjadi defisit APBN yang berada pada kisaran 5,70% PDB

yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan negara.

2.2.2 Landasan Legalistik

Landasan legalistik merupakan sebuah konsep yang dijadikan

dasar dalam penelitian berupa regulasi maupun kebijakan dalam bentuk

perundang-undangan yang memiliki vitalitas hukum untuk dijadikan


23

pedoman dalam pemahaman konsep berpikir dalam penyelesaian

permasalahan yang akan diteliti.

2.2.2.1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang


Pemerintahan Daerah

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan

Daerah sebagai dasar pemberian kewenangan secara nyata, luas dan

bertanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah

untuk mengatur sendiri daerahnya dengan mengelolah sumber daya yang

dimilikinya. Seperti halnya pada Pasal 1 ayat (2) menjelaskan bahwa

Pemerintahan Daerah merupakan penyelenggaraan urusan pemerintahan

menurut asas otonomi dan tugas pembantuan yang laksanakan oleh

pemerintah pusat dan dewan perwakilan rakyat dengan prinsip otonomi

seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik

Indonesia sebagai halnya dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Dalam Pasal 1 ayat (8) menjelaskan bahwa desentralisasi

merupakan penyerahan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Pusat

kepada daerah otonom berdasarkan Asas otonom sehingga daerah diberi

kebebasan untuk menelusuri segala sumber daya dan potensi sebagai

pendukung penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam pasal 285 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

menguraikan bahwa sumber-sumber penerimaan daerah terdiri dari :

1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang meliputi :


24

a) Pajak Daerah;

b) Retribusi Daerah;

c) Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang dipisahkan

d) Lain-lain PAD yang sah.

2) Pendapatan Transfer

a) Transfer Pemerintah Pusat terdiri atas :

a. Dana Perimbangan

b. Dana Otonomi Khusus

c. Dana Keistimewaan

d. Dana Desa

b) Transfer Antar Daerah terdiri atas :

a. Pendapatan Bagi Hasil

b. Bantuan Keuangan

3) Lain-lain pendapatan Daerah yang sah

2.2.2.2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Hubungan


Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah

Berdasarkan penjelasan umum Undang-Undang Nomor 1 Tahun

2022 Tentang Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan

Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa Pendapatan Asli Daerah

merupakan pendapatan daerah yang bersumber dari hasil pajak daerah,

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, dan

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah, sebagai bentuk pemberian


25

wewenang kepada pemerintah Kabupaten/Kota untuk menggali sumber

penghasilan suatu daerah otonom dalam melaksanakan desentralisasi.

Dijelaskan juga dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022

bahwa APBD adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah yang

disiapkan berdasarkan regulasi daerah tentang APBD. Berdasarkan dua

pernyataan berkaitan dengan PAD dan APBD saling berhubungan

dikarenakan keberhasilan suatu pemerintah daerah dilihat dari besaran

APBD yang dimiliki daerah termasuk pendapatan daerah sebagai

pendukung kemandirian daerah.

2.2.2.3 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan


Retribusi Daerah

Pada Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 Tentang Pajak dan

Retribusi Daerah Pada Pasal 2 terdapat dua jenis pajak daerah yaitu

pajak provinsi dan pajak kabupaten/kota. jenis-jenis pajak daerah

kabupaten/kota sebagai berikut :

Jenis Pajak kabupaten/kota terdiri atas:

a) Pajak Hotel;

b) Pajak Restoran;

c) Pajak Hiburan;

d) Pajak Reklame;

e) Pajak Penerangan Jalan;

f) Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan;


26

g) Pajak Parkir;

h) Pajak Air Tanah;

i) Pajak Sarang Burung Walet;

j) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan;dan

k) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Selain penerimaan pajak, daerah juga menerima pendapatan

melalui Retribusi Daerah yang merupakan pungutan Daerah sebagai

pembiayaan atas diberinya izin tertentu oleh Pemerintah Daerah untuk

kepentingan Pribadi atau Badan , dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun

2009 Pasal 8 menjelaskan terdapat 3 (tiga) objek retribusi yaitu:

a) Retribusi Jasa umum

Objek Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan

atau diberikan Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan

kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau

Badan.( Pasal 109)

b) Retribusi Jasa Usaha

Objek Retribusi Jasa Usaha adalah pelayanan yang disediakan

oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial yang

meliputi:

a. pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan

Daerah yang belum dimanfaatkan secara optimal; dan/atau


27

b. pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum

disediakan secara memadai oleh pihak swasta. (Pasal 126)

c) Retribusi Perizinan Tertentu

Objek Retribusi Perizinan Tertentu adalah pelayanan perizinan

tertentu oleh Pemerintah Daerah kepada orang pribadi atau Badan

yang dimaksudkan untuk pengaturan dan pengawasan atas

kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam,

barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi

kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan.

2.2.2.4 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang


Pengelolaan Keuangan Daerah

Keuangan daerah merupakan keseluruhan hak dan kewajiban

daerah dapat digunakan dalam bentuk uang dan segala bentuk

penghasilan daerah yang dinobatkan menjadi milik daerah yang saling

berkaitan. Sementara Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan

aktivitas dalam keuangan daerah yang meliputi perencanaan,

penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,

pertanggungjawaban, dan pengawasan.

Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah dalam pasal 7 ayat (1) berkaitan dengan

pejabat pengelolah Keuangan Daerah memiliki tugas sebagai berikut :

Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas :

a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan

daerah;
28

b. Menyusun rancangan Perda tentang APBD, rancangan Perda

tentang Perubahan APBD, dan rancangan Perda tentang

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD;

c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah

diatur Perda;

d. Melaksanakan fungsi BUD; dan

e. Melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan.

Pasal 28 ayat (1) menyatakan bahwa Pendapatan Daerah adalah

Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1)

huruf a meliputi semua penerimaan uang melalui Rekening Kas Umum

Daerah yang tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah dan penerimaan

lainnya yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

diakui sebagai penambah ekuitas yang merupakan hak daerah dalam 1

(satu) tahun anggaran.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019

Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 31 ayat (1) menyatakan

bahwa Pendapatan Asli Daerah terdiri atas :

a. Pajak Daerah;

b. Retribusi Daerah

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan;dan

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.


29

2.2.2.5 Instruksi Menteri Dalam Negeri No 37 Tahun 2021 Tentang


Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3,
Level 2, dan Level 1 Serta Mengoptimalkan Posko
Penanganan Corona Virus Disease 2019 Di Tingkat Desa dan
Kelurahan

Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri No 37 Tahun

2021Tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3,

Level 2, dan Level 1 Serta Mengoptimalkan Posko Penanganan Corona

Virus Disease 2019 Di Tingkat Desa dan Kelurahan pada Bagian Kesatu

Point 3 Huruf h menyatakan daerah Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi

Tenggara ditetapkan sebagai wilayah dengan kriteria level 2. Hal ini

menggambarkan bahwa kasus serta penyebaran Covid-19 di Kabupaten

Muna rendah tetapi tetap dilakukan pengendalian oleh pemerintah daerah

sebagai penanggung jawab atas masyarakatnya.

Pada bagian Kedelapan berkaitan dengan kepentingan

pemenuhan biaya dalam Pelaksanaan posko tingkat Desa dan Kelurahan

akan ditanggung pada masing-masing anggaran pada pemerintah sesuai

kebutuhan pokok. Huruf b pada bagian ini menyatakan kebutuhan tingkat

kelurahan diserahkan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

sehingga dapat dilihat bahwa dengan adanya pandemi Covid-19 ini

mengakibatkan penggunaan APBD berdampak terhadap pengendalian

dari pandemi ini yang harus didukung dengan besaran Pendapatan Asli

Daerah yang dimiliki yang bersumber dari penerimaan daerah.


30

2.2.2.6 Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 3 Tahun 2019


Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Muna
Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Muna

Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 3 Tahun 2019

Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 8

Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Muna pada BAB V terdapat visi Kabupaten Muna yaitu Muna

yang Kuat, Mandiri, Berdaya Saing, dan Bermartabat. Dalam pengelolaan

keuangan daerah dituntut untuk mandiri yang bermakna bahwa

kemampuan dari pemerintah bersinergitas dengan masyarakat

mengembangkan segala kesediaan yang ada dalam rangka

mengoptimalkan pendapatan asli daerah sebagai penopang

penyelenggaraan pemerintahan.

Dalam RPJMD Kabupaten Muna Tahun 2016-2020 dinyatakan

bahwa dalam optimalisasi perolehan pendapatan khususnya Pendapatan

Asli Daerah, masih terdapat beberapa kendala yang berakibat terhadap

rendahnya pendapatan daerah, sehingga diperlukan waktu, fisik, dan

finansial yang cukup dalam pengelolaannya. Beberapa kendala yang

dihadapi antara lain :

a. Peran serta masyarakat dlam memberikan kontribusi terhadap

pendapatan daerah belum optimal disebabkan tingkat

kesadaran sebagaian masyarakat selaku wajib pajak dan wajib

retribusi masih rendah.


31

b. Tingkat pendapatan masyarakat masih rendah, sehingga

tingkat kemampuan untuk membayar pajak dan retribusi juga

masih rendah.

c. Potensi sumber daya alam belum mampu dimaksimalkan dan

professional sehingga belum memberikan kontribusi yang

substansial bagi Pendapatan Asli Daerah(PAD).

d. Produk perda yang mengatur tentang besaran tarif baik Pajak

Daerah maupun Retribusi Daerah umumnya sudah tidak efektif

akibat jangka waktu penetapan Perda sudah melampaui diatas

5 (lima) tahun.

e. Belum optimalnya pengelolaan pendapatan meliputi pendataan,

pendaftaran, dan penagihannya.

f. Belum dikelolanya asset pemerintah daerah secara

professional dalam menciptakan peningkatan Pendapatan Asli

Daerah (PAD)

Permasalahan-permasalahan dalam perencanaan pembangunan

daerah di Kabupaten Muna, adalah sebagai berikut :

1. Belum optimal penataan/pengelolaan aset daerah;

2. Belum optimalnya penerapan Standar Operasional Prosedur

(SOP) khususnya terkait dengan ketepatan waktu

pengurusan administrasi keuangan;

3. Kapasitas sumber daya aparatur pengelolaan keuangan

secara kualitas maupun kuantitas belum memadai;


32

4. Satuan Kerja Perangkat Daerah (OPD) penghasil

penerimaan daerah belum menunjang secara optimal;

5. Minimnya tingkat capaian realisasi Pendapatan Asli Daerah

disbanding dengan potensi pendapatan yang ada;

6. Topografi daerah relatif berat dalam upaya pengembangan

tugas-tugas pendapatan dan objek pajak;

7. Kesadaran masyarakat dalam taat membayar pajak masih

kurang.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan suatu runtut yang menguraikan

berbagai perpaduan antara variabel berupa teori dengan fakta, observasi

dan kajian kepusatakaan. Dalam hal ini menggambarkan hubungan antara

fokus penelitian, landasan hukum, hambatan serta berbagai upaya

sebagai bentuk menyelesaikan hambatan tersebut.

Dalam penelitian ini sebagai bentuk jawaban dari berbagai

permasalahan mengenai upaya Badan Keuangan Aset Daerah Dalam

Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah Di Masa Pandemi Covid-19 di

Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara. Dalam penelitian ini

berpedoman pada peraturan perundang-undang yaitu Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Hubungan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun

2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Instruksi Menteri Dalam


33

Negeri No 37 Tahun 2014 Tentang Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan

Masyarakat Level 3, Level 2, dan Level 1 Serta Mengoptimalkan Posko

Penanganan Corona Virus Disease 2019 Di Tingkat Desa dan Kelurahan,

serta Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 3 Tahun 2019 Tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 8 Tahun

2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Muna.

Penelitian ini menggunakan dua perspektif dalam meninjau upaya

yang akan dilakukan oleh Badan Keuangan Aset Daerah dimasa pandemi

Covid-19 di Kabupaten Muna berupa analisis perspektif teoritis melalui

teori Firdausy dengan 5 perspektif berupa strategi intensifikasi dan

ekstensifikasi, implementasi regulasi dan sanksi, peremajaan peraturan,

skill peningkatan kemampuan aparatur, serta struktur penyuluhan dan

analisis perspektif normatif melalui Peraturan Pemerintah Nomor 12

Tahun 2019 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dalam Pasal 31

ayat (1). Dalam hal ini melakukan fokus dalam meningkatkan pendapatan

asli daerah di masa pandemi Covid-19 sehingga terwujud peningkatan

pada Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Muna.


34

Gambar 2.1
Kerangka Pemiikiran

Sumber : Diolah Oleh Penulis, 2021


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam sebuah penelitian terhadap suatu masalah diperlukan

adanya metode penelitian. Penelitian merupakan salah satu cara peneliti

dalam memecahkan masalah yang ada dengan memanfaatkan

pengumpulan data secara sistematis untuk dijadikan sebuah karya ilmiah.

Menurut Sugiyono (2019:2) menyatakan bahwa metode kaidah

ilmiah untuk memperoleh data dengan arah kegunaan tertentu. Metode

ilmiah yang dimaksud yaitu aktivitas penelitian yang berdasarkan dari

karakter keilmuan seperti rasional, empiris, dan runtut sesuai dengan

pedoman penulisan karya ilmiah. Dalam penelitian digunakan untuk

mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelititan yaitu dengan langkah-

langkah yang sistematis.

Penelitian kualitatif merupakan metode untuk memelajari, mencari

serta menafsirkan makna yang dianggap oleh sekelompok orang berasal

dari masalah kemanusiaan. Menurut Noor, (2017:34) menjelaskan bahwa

“penelitian kualitatif sebagai suatu gambaran kompleks, proses meneliti

kata-kata, informasi terperinci dari pandangan responden dan

melaksanakan studi pada situasi yang dialami”.

Metode deskriptif secara umum merupakan suatu metode

penelitian yang menampilkan gambaran tentang fenomena yang terjadi

adanya kesenjangan antara norma yang berlaku (dessein) dengan

35
36

penerapan (dessolen), sehingga dalam metode ini hanya menggunakan

data dasar. Suatu penelitian secara deskriptif menggambarkan secara

sistematis masalah, kejadian, layanan amupun program serta informasi

suatu masalah.

Pendekatan induktif menurut Noor, (2017:17) bahwa “proses

pembentukan hipotesis dan pengambilan kesimpulan berdasarkan data

yang diobservasi dan dikumpulkan terlebih dahulu disebut proses induksi

(induction process), metodenya disebut induktif (inductive method), dan

penelitiannya disebut penelitian induktif (inductive research)”. Penggunaan

metode deskriptif untuk desain penelitian kualitatif melalui pendekatan

induktif adalah untuk menggambarkan masalah yang terlihat berdasarkan

fakta yang bersifat khusus kemudian meneliti dan menyelesaikan masalah

yang bersifat umum.

Berdasarkan pemahaman mengenai pendekatan penelitian diatas

dapat ditarik konklusi bahwa dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif serta pendekatan induktif yang

bertujuan untuk menggambarkan dengan sistematis berupat fenomena

dan realitas yang ada dilapangan secara aktual sehingga membangun

pengetahuan yang logis dalam menggali apa yang sebenarnya terjadi

pada saat penelitian. Pada penelitian ini akan menggambarkan berbagai

upaya yang dilakukan Badan Keuangan Aset Daerah dalam meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara.


37

3.2 Operasionalisasi Konsep

Tabel 3.1
Operasionalisasi Konsep

No Konsep Dimensi Indikator


1 2 3 4
1. Upaya 1. Mencegah
Peningkatan kebocoran
Pendapatan Asli pengelolaan
Strategi Intensifikasi
Daerah keuangan daerah
dan Ekstensifikasi
(Firdausy 2017 2. Mencari sumber
:114) pendapatan asli
daerah
1. Korespodensi antara
Pengimplemantasian target dan realisasi
regulasi dan sanksi kinerja
terhadap inistansi 2. Analisis kegiatan
terkait 3. Pelaporan
pertanggungjawaban
Peremajaan peraturan 1. Regulasi harus dapat
berkaitan dengan disesuaikan dengan
penerimaan daerah keadaan daerah
Skill peningkatan 1. Struktur
kemampuan aparatur keorganisasian
melalui pendidikan 2. Pendekatan
dan pelatihan managerial aparatur
Sumber daya
manusia
3. Kemampuan
organisasi dan teknis
38

1 2 3 4
4. Kekuatan fiskal lokal
5. Program dalam
aktifitas
kelembagaan

1. Edukasi masyarakat
Struktur penyuluhan
2. Melibatkan
peningkatan
masyarakat dalam
kesadaran
kebijakan
Sumber : Diolah Oleh Penulis, 2021

3.3 Sumber Data dan Informan

3.3.1. Sumber Data

Dalam pelaksanaan penelitian, sumber data merupakan

komponen yang sangat vital dalam mendapatkan fakta serta informasi

yang dibutuhkan dalam penelitian. Menurut Arikunto (2016:172) dalam

rekognisi sumber data, sumber data dapat diklasifikasikan menjadi tiga

tingkatan yaitu :

1. Person

Person merupakan sumber data yang dapat memberikan data

berupa jawaban tertulis melalui kuisioner maupun jawab lisan

melalui wawancara. Pada penelitian ini, yang terlibat sebagai

person adalah orang-orang yang terkait dengan upaya

peningkatan pendapatan asli daerah, antara lain :

a) Kepala Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna


39

b) Kepala Bidang Perencanaan Anggaran Daerah

c) Kepala Bidang Perbendaharaan Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Daerah

d) Kepala Sub Bidang Penatausahaan Kas Daerah

e) Masyarakat Wajib Pajak

2. Place

Place adalah sumber data yang menberkian data dalam

keadaan bergerak maupun diam. Sumber data berupa tempat

dilaksanakan penelitian ini adalah Badan Keuangan Aset

Daerah dalam melakukan berbagai upaya mendorong

peningkatan Pendapatan Asli Daerah di masa Pandemi

Covid-19.

3. Paper

Paper merupakan sumber data yang dituangkan dalam wujud

huruf, angka, gambar,maupun simbol pendukung. Dalam

paper tidak hanya berupa kertas dapat pula segala sesuatu

yang bisa digunakan dalam dokumentasi. Sumber data paper

dalam penelitian yang dilakukan berupa data-data yang

dikeluarkan oleh Badan Keuangan Aset Daerah seperti target

dan realisasi Pendapatan Asli Daerah.


40

Menurut Sugiyono (2019:296) bila di lihat dari sumber datanya,

maka pengumpulan data dapat menggunakan dua jenis sumber data yang

dapat diaplikasikan, sebagai berikut :

1. Data Primer

Data primer merupakan sumber data yang cara perolehannya

secara langsung dilapangan berupa data maupun keterangan

yang diberikan oleh pihak terkait , seperti pejabat yang memiliki

kewenangan melalui proses wawancara.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari dalam

catatan, arsip, dan dokumen yang berkaitan dengan data di

lapangan. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu data-data yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah

melalui Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna seperti

data target dan realisasi PAD, jumlah sumber daya manusia

pada BKAD, serta hal lain terkait dengan BKAD.

3.3.2. Informan

Informan merupakan orang atau sumber yang mampu

memberikan keterangan atau informasi yang dicari tentang situasi dan

kondisi berkaitan dengan latar belakang peneliti sebagai dasar dalam

pemecahan masalah. Pada penelitian ini, penulis menetapkan informan


41

dengan mengaplikasikan teknik non-probability sampling yakni teknik

Purposive Sampling.

Menurut Sugiyono ( 2019:289) menyebutkan bahwa :

“Purposive Sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber

data dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini,

misalnya orang tersebut dianggap paling tahu tentang apa yang

kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan

memudahkan peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti”.

Dalam penggunaan teknik Purposive Sampling dalam penetapan

informan sebab menganggap orang-orang yang ditentukan merupakan

orang yang berkaitan dengan penelitian sehingga mampu memberikan

informasi yang detail dan akurat. Serta dalam penetapan informan ini juga

berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh informan berdasarkan

peraturan perundang-undangan dalam upaya BKAD dalam meningkatkan

pendapatan asli daerah di Kabupaten Muna.

Berikut merupakan daftar informan yang akan menjadi sumber

data dalam penelitian terkait dengan upaya BKAD dalam meningkatkan

pendapatan asli daerah di Kabupaten Muna :


42

Tabel 3.2
Daftar Informan

NO INFORMAN JUMLAH
1 2 4
1. Kepala Badan Keuangan Aset 1
Daerah
2. Kepala Bidang Perencanaan 1
Anggaran Daerah
3. Kepala Bidang Perbendaharaan 1
Akuntansi Dan Pelaporan
Keuangan Daerah
4. Kepala Sub Bidang 1
Penatausahaan Kas Daerah
5. Masyarakat Wajib Pajak 5
Sumber : Dioleh Oleh Peneliti, 2021

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono, (2019:293) menyatakan bahwa dalam

penelitian kualitatif, ketika pertanyaan awal tidak jelas atau belum pasti,

alatnya adalah peneliti itu sendiri. Tetapi setelah masalah yang akan

dipelajari diklarifikasi, maka alat tersebut dapat dikembangkan. Dalam

penelitian kualitiatif terdapat instrumen kunci dan instrumen pembantu

untuk mengukut fenomena sosial yang akan diteliti.

Menurut Sugiyono, (2019:294) dalam penelitian yang menjadi

instrumen penelitiannya adalah peneliti itu sendiri atau human instrument

sehingga nanti peneliti akan menjadi intrumen kunci yang dimulai dari
43

penetapan fokus penelitian, menentukan informan sebagai sumber data,

melakukan akumulasi data, mengukur mutu data, penguraian data,

penafsiran data, serta membuat konklusi atas apa yang ditemukan di

lapangan.

Dalam mencari data dan informasi dari informan dilakukan proses

wawancara yang menjadi instrument lain dalam penelitian ini. Wawancara

yang dilakukan bersifat terstruktur karena digunakan pedoman dalam

pelaksanaannya namun dengan pendekatan kualitatif yang diterapkan

maka terdapat usaha untuk menggali informasi sedalam-dalamnya sesuai

fakta di lapangan.

Oleh karena itu, dalam penelitian yang dilaksanakan peneliti

sendiri berkedudukan sebagai instrumen kunci serta terdapat instrumen

pembantu berupa pedoman wawancara.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian teknik pengumpulan data merupakan suatu

bagian esensial dalam mendukung kegiatan penelitian tersebut. Hal ini

dikarenakan sasaran dalam penelitian untuk menemukan data dan

menghasilkan suatu kebenaran atas permasalahan.


44

Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis pada penelitian

ini sebagai berikut :

1. Wawancara

Menurut Yusuf, (2017:372) menjelaskan bahwa

wawancara adalah peristiwa atau proses interaktif melalui

komunikasi langsung antara pewawancara dan sumber

informasi atau orang yang diwawancarai.

Lebih lanjut Yusuf, (2017:377) menyatakan ditinjau dari

bentuk pertanyaan yang diajukan maka wawancara dapat

dikategorikan atas tiga bentuk, yaitu :

a. Wawancara Terencana-Terstruktur

Wawancara terencana-terstruktur adalah suatu

bentuk wawancara dimana pewawancara dalam hal

ini peneliti menyusun secara terperinci dan sistematis

rencana atau pedoman pertanyaan menurut pola

tertentu dengan menggunakan format yang baku.

Dalam hal ini pewawancara hanya membacakan

pertanyaan yang telah disusun dan kemudian

mencatat jawaban sumber informasi secara tepat.

b. Wawancara Terencana-Tidak Terstruktur

Wawancara terencana-tidak terstruktur adalah apabila

peneliti/pewawancara menyusun rencana (schedule)

wawancara yang mantap, tetapi tidak menggunakan

format dan urutan yang baku.


45

c. Wawancara Bebas

Wawancara bebas berlangsung secara alami, tidak

diikat atau diatur oleh suatu pedoman atau oleh suatu

format yang baku.

Adapun dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis

wawancara terencana-terstruktur yang mana penulis akan

memberikan pertanyaan yang telah disusun terlebih dahulu

dengan tujuan agar dapat memaksimalkan hasil data lalu

mendengarkan secara rinci dan mencatat informasi berkaitan

yang diberikan oleh narasumber.

2. Observasi

Menurut Sugiyono, (2019:227) menyatakan “pada

observasi penelitian merupakan bagian dalam rutinitas manusia

yang dapat diamati dan digunakan peneliti sebagai sumber”.

Sementara menurut Noor, (2017:140) alasan peneliti

melakukan observasi adalah sebagai bentuk gambaran

berkaitan dengan kejadian, menjawab pertanyaan, memahami

perilaku dari manusia, serta evaluasi untuk mengukur seberapa

jauh umpan balik dalam pengukuran tersebut.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan salah satu metode

untuk menggali data yang tersimpan pada suatu media dalam

bentuk dokumentasi serta berbentuk catatan, buku, transkip,


46

surat kabar, majalah, notulen, arsip, peraturan perundang-

undangan dan monografi dengan tujuan terjadi sinkronisasi

data yang disajikan dengan kejadian yang ada dilapangan.

Menurut Sugiyono,(2019:314) dokumentasi berasal dari kata

dokumen, yang merupakan catatan peristiwa masa lalu.

Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, atau karya intelektual

seseorang.

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan

data berupa sebagai alat bukti pada pelaksanaan penelitian

berupa dokumen, peraturan perundang-undangan, buku,

maupun catatan yang memiliki keterkaitan dengan upaya BKAD

dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah di masa pandemi

Covid-19 di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu langka vital dalam pengumpulan

data yang dilakukan dengan identifikasi serta analisis untuk memperoleh

kesimpulan dan informasi mengatasi permasalahan di dalam penelitian.

Lebih lanjut menurut Bodgan dalam Sugiyono (2019:215) menyatakan

bahwa analisis data adalah proses menemukan dan menyusun data

secara sistematis dari wawancara, catatan lapangan, dan bahan lainnya

untuk memudahkan pemahaman dan berbagi hasilnya dengan orang lain.


47

Miles and Huberman dalam Sugiyono (2019:321),

mendeskripsikan bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan

pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti

sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila

jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan,

maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu,

diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles and Huberman

mengemukakan, bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan

secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data

reduction, data display, dan conclusion drawing/verification. Beberapa

aktivitas dalam pelaksanaan analisis data, sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan kegiatan memilih hal penting,

merangkum, pemusatan perhatian pada hal vital atau

melakukan penyederhanaan, pengorganisasian serta

transformasi data dari catatan pada saat dilapangan. Dalam

langkah ini penulis melakukan pemilihan hal penting sesuai

tema dan acuannya sehingga memberikan deskripsi yang lebih

jelas dan memberikan kemudahan bagi penulis.


48

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekelompok informasi yang berpola

memungkinkan adanya pengambilan tindakan. Dalam

penelitian kualitatif, penyajian data dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori dan flowchart. Dengan

ini akan menyederhanakan pemahaman serta merencanakan

kerja selanjutnya.

3. Menarik Kesimpulan

Menarik kesimpulan merupakan suatu kegiatan analisis

sebagai bagian dari konfigurasi yang utuh dan mulai melihat

makna suatu benta, catatan, pola, maupun penjelasan. Dalam

penelitian kualitatif, suatu kesimpulan dapat menjawab

rumusan masalah yang telah ditentukan diawal tetapi mungkin

juga tidak.

3.7 Jadwal dan Lokasi Penelitian

3.7.1. Jadwal Penelitian

Jadwal pelaksanaan penelitian sesuai dengan kalender akademik

lnstitut Pemerintahan Dalam Negeri Tahun Akademik 2021/2022, seperti

yang terlihat pada tabel di bawah ini :


49

Tabel 3.3
Jadwal Kegiatan Penelitian dan Penyusunan Skripsi
Tahun Akademik 2021/2022

2021 2022

No KEGIATAN AGS SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Bimbinga
1
n UP

Pendaftara
2
n UP

Seminar
3
UP

Pembekala
4 n
Penelitian
Pelaksana
5 an
penelitian

Bimbingan
6
Skripsi

Pengumpu
7
lan Skripsi

Ujian
Komprehe
8
nsif
Gel. I

Perbaikan
dan
9 Pengumpu
lan Skripsi
Gel I

Sumber : Kalender Akademik lPDN Tahun 2021/2022


Keterangan : Pelaksanaan Kegiatan

3.7.2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang menjadi tujuan peneliti

untuk menghimpun data dan memfokuskan pada hal yang dibutuhkan

dalam rangkaian penelitian. Pada penelitian ini penulis melakukan

penelitian yang berlokasi di Kantor Badan Keuangan Aset Daerah

Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambaran Umum Lokasi Penelitian berisi urusan tentang lokasi

penelitian, lokasi yang diambil oleh peneliti yakni pada Badan Keuangan

Aset Daerah Kabupaten Muna. Berikut gambaran umum Kabupaten Muna

serta Badan Keuangan Aset Daerah sebagai tempat peneliti melakukan

penelitian dalam penyusunan Skripsi.

4.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Muna

Gambar 4.1
Peta Kabupaten Muna

Sumber: RPJMD Kabupaten Muna 2016-2021

Kabupaten Muna merupakan daerah kepulauan yang terletak di

jazirah Sulawesi Tenggara meliputi bagian utara Pulau Buton dan Pulau

Muna serta pulau-pulau kecil yang tersebar disekitarnya yang berjumlah

50
51

237 dengan kategori 22 pulau berpenghuni, 10 pulau berpenghuni

sementara dan 205 pulau tidak berpenghuni.

Berdasarkan letak dan potensi yang dimiliki Kabupaten Muna

dapat dipetakan menjadi wilayah pantai barat yang meliputi Kecamatan

Marobo dan Kecamatan Parigi yang kaya dengan potensi sumber daya

laut. Sementara di wilayah Timur adalah Kecamatan Maligano,

Kecamatan Batukara, Kecamatan Pasir Putih, Kecamatan Pasikolaga,

dan Kecamatan Wakorumba Selatan, termasuk bagian Selatan

Kabupaten Muna yakni Kecamatan Tongkuno yang berada di sepanjang

Selat Buton, juga menyumbang potensi sumber daya laut dan potensi

pengembangan pariwisata yang jika dikembangkan sebetulnya dapat

meningkatkan PAD Kabupaten Muna.

4.1.1.1 Kondisi Geografis

Kabupaten Muna merupakan salah satu Kabupaten yang berada

di pulau Sulawesi bagian tenggara. Kabupaten Muna terletak di bagian

selatan garis khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan garis

khatulistiwa, memanjang dari utara ke selatan diantara 4º15’ - 5º15’

Lintang Selatan dan membentang dari Barat ke Timur di antara 122º30’ -

123º15’ Bujur Timur. Seacra geografis, Kabupaten Muna berbatasan

dengan :

Sebelah Utara : Selat Spelman

Sebelah Selatan : Kabupaten Buton Tengah

Sebelah Timur : Kabupaten Buton Utara


52

Sebelah Barat : Kabupaten Muna Barat

Kabupaten Muna terdiri dari 22 Kecamatan, yaitu Tongkuno,

Tongkuno Selatan, Parigi, Bone, Marobo, Kabawo, Kabangka, Kontu

Kowuna, Kontunaga, Watopute, Katobu, Lohia, Duruka, Batalaiworu,

Napabalano, Lasalepa, Towea, Wakorumba Selatan, Pasir Putih,

Pasikolaga, Maligano dan Batukara. Setelah dimekarkan dengan

Kabupaten Muna Barat, memiliki luas wilayah daratan ±1.922,00 km2 atau

±197.769 ha.

Tabel 4.1
Luas Wilayah Kabupaten Muna Menurut Kecamatan Tahun 2021

LUAS AREA
No. KECAMATAN 2
Km %
1 2 3 4
1 Tongkuno 377,00 19,61
2 Tongkuno Selatan 30,00 1,56
3 Parigi 153,00 7,96
4 Bone 134,00 6,97
5 Marobo 43,00 2,23
6 Kabawo 128,00 6,65
7 Kabangka 98,00 5,09
8 Kontu Kowuna 45,00 2,34
9 Kontunaga 36,00 1,87
10 Watopute 93,00 4,83
11 Katobu 11,00 0,57
12 Lohia 58,00 3,01
13 Duruka 17,00 0,88
14 Bata Laiworu 24,00 1,24
15 Napabalano 67,00 3,48
16 Lasalepa 89,00 4,63
17 Towea 26,00 1,35
18 Wakorumba Selatan 88,00 4,57
19 Pasir Putih 87,00 4,52
20 Pasi Kolaga 36,00 1,87
21 Maligano 137,00 7,12
22 Batukara 142,00 7,38
Sumber: Diolah Oleh Penulis (2021)
53

Secara administratif, setelah pisah dengan Kabupaten Muna Barat,

wilayah Kabupaten Muna terdiri dari 22 Kecamatan dengan 124 Desa, 26

Kelurahan dan 2 Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) serta 1 Unit

Pemukiman. Dari 22 Kecamatan tersebut, terdapat 18 Kecamatan yang

merupakan Kecamatan Pesisir dan 55 Desa Pesisir. Serta terdapat 4

Kecamatan yang merupakan Kecamatan Non Pesisir dan 68 Desa Non

Pesisir.

4.1.1.2 Perkembangan Covid-19 di Kabupaten Muna

Kabupaten Muna jika dilihat dari kondisi geografis merupakan

kabupaten yang memiliki luas daerah yang cukup luas sehingga sangat

berpotensi besar dalam penyebaran Covid-19. Kabupaten ini masuk

daerah yang banyak keluar masuk orang atau pendatang dikarenakan

bentuknya yang kepulauan sehingga tingkat pergerakan (mobilitas) yang

cukup tinggi. Salah satu lokasi tempat yang diduga sebagai tempat

penyebaran Covid-19 yaitu Pelabuhan Nusantara Raha. Pelabuhan ini

letaknya sebagai tempat transit dari beberapa penumpang yang akan

melakukan perjalanan ke luar Sulawesi Tenggara dan tempat distributor

komoditas hasil perkebunan dan pertanian ke berbagai daerah. Dengan

adanya mobilitas yang cukup tinggi yang menjadi jalur keluar masuknya

sehingga menyebabkan Kabupaten Muna memiliki potensi yang cukup

besar terhadap tingginya tingkat penyebaran Covid-19.


54

Gambar 4.2
Peta Penyebaran Covid-19 Provinsi Sulawesi Tenggara

Sumber: Sultra Tanggap Corona 2022

4.1.1.3 Kondisi Demografis

Perkembangan penduduk merupakan sumber daya potensial yang

memiliki peran penting dalam proses pembangunan suatu bangsa,

sehingga perlu adanya sumber daya manusia yang dapat mengelola

sumber daya alam yang ada.

Penduduk Kabupaten Muna pada tahun 2020 berjumlah 223.991

jiwa yang terdiri atas 110.326 jiwa penduduk laki-laki dan 113.665 jiwa

penduduk perempuan yang memiliki keanekaragaman budaya, status dan

agama yang berbeda. Dimana, memiliki 66,562 kepala keluarga.

Penduduk dengan status belum kawin sebanyak 122.100 jiwa, status

kawin sebanyak 90,433 jiwa, status cerai hidup 2,821 jiwa dan status cerai

mati 8,637 jiwa.


55

Kepadatan penduduk di Kabupaten Muna pada tahun 2020

mencapai 117 jiwa/km2. Kepadatan penduduk di 22 kecamatan cukup

beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan

Katobu dengan kepadatan sebesar 2.412 jiwa/km2 dan terendah di

Kecamatan Batukara dengan kepadatan sebesar 20 jiwa/km2.

Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2
Kepadatan Penduduk Kabupaten Muna
Penduduk (Jiwa) Kepadatan
Luas
NO Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Penduduk
(Km2)
(Jiwa/Km2)
1 2 3 4 5 6 7
1 Tongkuno 377,00 8.050 8.362 17.412 44
2 Tongkuno Selatan 30,00 3.192 3.246 6.438 208
3 Parigi 153,00 6.390 6.485 12.875 84
4 Bone 134.00 3.089 3.125 6.214 46
5 Marobo 43,00 3.419 3.487 6.906 158
6 Kabawo 128.00 6.609 6.919 13.528 106
7 Kabangka 98,00 5.134 5.108 10.242 104
8 Kontu Kowuna 45.00 2.193 2.322 4.515 100
9 Kontunaga 36,00 4.334 4.501 8.835 243
10 Watopute 93,00 6.738 6.939 13.677 146
11 Katobu 11,00 13.564 14.195 27.759 2,412
12 Lohia 58,00 7.599 8.073 15.672 268
13 Duruka 17,00 6.485 6.670 13.155 774
14 Batalaiworu 24,00 7.297 7.521 14.818 596
15 Napabalano 67,00 6.013 6.130 12.143 139
16 Lasalepa 89,00 5.822 5.864 11.686 131
17 Towea 26,00 2.652 2.563 5.215 200
18 Wakorumba Selatan 88,00 2.381 2.468 4.849 55
19 Pasir Putih 87,00 2.396 2.463 4.859 56
20 Pasikolaga 36,00 2.112 2.290 4.402 120
21 Maligano 137,00 3.444 3.507 6.951 50
22 Batukara 142,00 1.409 1.417 2.826 20
JUMLAH 1,922,00 110.326 113.665 223.991 117
Sumber: Visualisasi Data Kependudukan Kemendagri (2022)
56

4.1.2 Gambaran Umum Badan Keuangan Aset Daerah

4.1.2.1 Visi Dan Misi Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna

Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna menetapkan Visi

Tahun 2016-2021:

“Terwujudnya Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah yang Sehat

dan Profesional”.

Visi tersebut adalah bentukl dukungan terhadap visi Kepala Daerah

2016-2021 yaitu “Muna yang Kuat, Mandiri, dan Bermartabat”. Badan

Keuangan dan Aset Daerah menetapkan Misi sebagai berikut:

1. Meningkatkan kualitasl Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

sesuai denganl ketentuan yang berlaku;

2. Optimalisasi Pendapatan, Intensifikasi dan ekstensifikasi yang

terukur, berkualitas dan berkeadilan;

3. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur bidang Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah sesuai dengan standar pelayanan.

4.1.2.2 Struktur Organisasi Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten

Muna

1. Kepala Badan : Amrin Fiini, SE

2. Sekretaris : La Ode Nasrun, SE, M.Tp

a. Sub Bagian Umum Dan Kepegawaian : La Ode Dale, SE

b. Sub Bagian Perencanaan Dan Keuangan : Kharaj Ghora, ST


57

3. Bidang Perencanaan Anggaran Daerah : La Ode Abdul Salam, S.Si

a. Sub Bidang Perencanaan Anggaran Urusan Wajib Pelayanan

Dasar : Ermy Suarsy, S.Kom

b. Sub Bidang Perencanaan Anggaran Urusan Wajib Bukan

Pelayanan Dasar : Saktiani, SE

c. Sub Bidang Perencanaan Anggaran Urusan Pemerintahan

Fungsi Penunjang : Wa Ode Hikmah Muhrija, S.Kom

4. Bidang Perbendaharaan Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan

Daerah : Abdul Muis, SE, Ak

a. Sub Bidang Penatausahaan Kas Daerah : Abas Udin, SE, M.Si

b. Sub Bidang Perbendaharaan : Mukmin, SP, M.Mp

c. Sub Bidang Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Daerah : La

Ode Agus Salim, SE

5. Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah : Hamirudin, SE

a. Sub Bidang Analisis Kebutuhan Barang Milik Daerah : Fatmawati

Fepu, S.Pi, MM

b. Sub Bidang Pengamanan Dan Penghapusan Barang Milik

Daerah : Muhammad Dzulkifli, SE

c. Sub Bidang Inventarisasi Dan Pelaporan Barang Milik Daerah :

Siti Sulastri Sihidi, SE


58

Gambar 4.3
Struktur Organisasi Tata Kerja Badan Keuangan Aset Daerah
Kabupaten Muna

Sumber : Badan Keuangan aset Daerah Kabupaten Muna Tahun 2022


59

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1 Hasil Analisis Perspektif Normatif

4.2.1.1 Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Pada Badan Keuangan

Aset Daerah Saat Pandemi Covid-19 di Kabupaten Muna

Menurut hasil wawancara dengan Kepala Badan Keuangan Aset

Daerah Kabupaten Muna, Bapak Amrin Fiini, SE menjelaskan bahwa ,

Kontribusi Pendapatan Asli Daerah masa Pandemi Covid-19 dapat

dipengaruhi oleh beberapa jenis antara lain sebagai berikut :

a. Pajak Daerah

Kabupaten Muna merupakan daerah dengan masyarakat rata-

rata memiliki ekonomi menengah kebawah. Kondisi daerah yang

memiliki pelabuhan, sungai dan berbatasan langsung dengan laut

berpengaruh terhadap mata pencaharian masyarakat dengan

menjadi rata-rata sebagai nelayan dan wiraswasta. Seperti yang

dikatakan oleh Kepala Bidang Perbendaharaan Akuntansi Dan

Pelaporan Keuangan Daerah, Bapak Abdul Muis, SE.Ak yang

mengatakan bahwa :

Kondisi daerah Kabupaten Muna dimasa pandemi Covid-19


dari segi penerimaan pajak daerah masih mengalami
kesulitan dalam pengoptimalan dari pemungutannya hal ini
diakibatkan tingkat penghasilan yang menurun bahkan banyak
yang mengalami kehilangan sumber penghasilan.

Dengan hal ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan

masyarakat dalam membayar pajak daerah sebagai wajib pajak


60

belum bisa dikatakan mencukupi. Dapat dilihat seperti tabel dibawah

ini:

Tabel 4.3
Anggaran dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2020 s/d 2021

Tahun Anggaran (Rp) Realisasi(Rp) Lebih / (kurang) (%)

2020 2.031.025.000 718.535.700 (13.124.893) 35,36

2021 6.585.435.000 334.429.100 (6.251.005.900) 5,08

Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2020 s/d 2021

Pajak Daerah saat pandemi Covid-19 tepatnya pada tahun

2020 belum memenuhi target yang ditetapkan, pendapatan pajak

dapat terealisasi sebesar Rp. 718.535.700 dari target

Rp. 2.031.025.000. Hal ini juga terjadi pada tahun 2021 dimana

target pendapatan pajak daerah sebesar Rp. 6.585.435.000 hanya

terealiasasi sebesar Rp. 334.429.100 sehingga dapat dikatakan

pajak daerah sangat jauh dari target yang telah ditetapkan. Hal ini

disebabkan oleh pelaksanaan pengoptimalan dari peningkatan

pemasukan dari pajak daerah dan keadaan daerah yang kurang

memprediksi peluang yang dilakukan dalam peningkatan pajak

daerah.

b. Retribusi Daerah

Retribusi Daerah juga memiliki peran penting terhadap

kontribusi PAD Kabupaten Muna, banyaknya retribusi yang

digunakan masyarakat dan pihak lainnya sangat membantu


61

pendapatan dalam hal ini termasuk pada retribusi. Namun pada

penyelenggaraannya Retribusi Daerah pada Kabupaten Muna masih

belum dikatakan memenuhi target. Hal ini dibenarkan oleh Kepala

Bidang Perbendaharaan Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan

Daerah, Bapak Abdul Muis, SE.Ak yang mengatakan bahwa

Penyelenggaraan retribusi daerah di Kabupaten Muna masih


sangat rendah dengan realisasi yang belum pernah
mencapai target ditambah keadaan daerah yang sedang
terlanda pandemi Covid-19 yang mengakibatkan penurunan
penghasilan sama halnya seperti pelaksanaan pajak daerah.

Dengan hal ini dapat disimpulkan dalam penyelenggaraan

Retribusi Daerah masih diperlukan peningkatan dalam

pelaksanaannya dan kemampuan pemerintah daerah serta

memahami target dan realisasi anggaran berkaitan dengan Retribusi

Daerah. Dapat dilihat seperti tabel dibawah ini:

Tabel 4.4
Anggaran dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2020 s/d 2021

Tahun Anggaran (Rp) Realisasi(Rp) Lebih / (kurang) (%)

2020 1.093.045.000 128.556.700 (964.488.300) 11,74

2021 3.590.325.000 119.443.600 (3.470.881.400) 3,31

Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2020 s/d 2021

Pada saat pandemi covid-19 pendapatan retribusi mengalami

penurunan dimana pada tahun 2020 saat awal terjadinya bencana

pandemi Covid-19 di Indonesia. Retribusi mengalami penurunan

dengan target Rp. 1.093.045.000 namun penyelenggaraanya

realisasinya hanya sebesar Rp. 128.556.700 atau hanya sekitar


62

11,74%. Hal ini juga terjadi lagi pada tahun 2021 dimana dengan

target sebesar Rp. 3.590.325.000 namun realisasinya hanya Rp.

119.443.600 atau sekitar 3,31%.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Pada saat pandemi Covid-19 Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang Dipisahkan dapat dikatakan memenuhi target

dikarenakan pada tahun 2020 target sebesar Rp.340.575.000 sudah

terealisasikan Rp.340.776.800 selanjutnya diikuti pada tahun 2021

dimana anggaran ditetapkan sebesar Rp.440.575.000 namun

realisasinya mencapai Rp.322.546.700 hal ini cukup baik dimana

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan pada daerah

Kabupaten Muna pada beberapa tahun menunjukan hasil yang

cukup baik dengan kondisi pandemi Covid-19 yang sedang melanda

di Indonesia secara menyeluruh. Hal ini dapat dilihat seperti pada

tabel di bawah ini :

Tabel 4.5
Anggaran dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan Tahun 2020 s/d 2021

Tahun Anggaran (Rp) Realisasi(Rp) Lebih / (%)

(kurang)

2020 340.575.000 340.776.800 201.800 100,14

2021 440.575.000 322.546.700 (118.028.300) 94,72

Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2020 s/d 2021


63

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa berkaitan

dengan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sudah

terlaksana dengan baik walaupun keadaan Covid-19 masih cukup

tinggi. Hal ini dibenarkan oleh pernyataan dari Kepala Bidang

Perbendaharaan Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Daerah,

Bapak Abdul Muis, SE.Ak yang mengatakan bahwa :

“Kabupaten Muna dalam data yang berada di DJPK


Kemenkeu sudah benar dan valid bahwa realisasi pada hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan sudah
mencapai target dan dapat dikatakan cukup baik.”

Dengan ini menguatkan bahwa keadaan daerah Kabupaten

Muna dalam komponen hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan sudah cukup baik hanya dibutuhkan pengoptimalan saja

sebagai bentuk peningkatan pendapatan asli daerah Kabupaten

Muna.

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Pada saat pandemi Covid-19 lain-lain PAD yang sah

mengalami hal yang berbeda dikarenakan pada tahun 2020

melampaui target yaitu sekitar Rp.4.370.325.000 ternyata

terealisasikan sebesar Rp.5.218.028.500 tetapi pada 2021

mengalami penurunan yang sangat signifikan dengan target

Rp.4.650.325.000 dan hanya terealisasikan Rp.1.083.248.600. Hal

ini dapat dilihat seperti pada tabel dibawah ini :


64

Tabel 4.6
Anggaran dan Realisasi Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang
Sah Tahun 2020 s/d 2021

Tahun Anggaran (Rp) Realisasi(Rp) Lebih / (kurang) (%)

2020 4.370.325.000 5.218.028.500 847.703.500 119,4

2021 4.650.325.000 1.083.248.600 (3.567.076.400) 23,30

Sumber : Laporan Realisasi APBD Tahun 2020 s/d 2021

4.2.1.2 Faktor-Faktor Penghambat Dalam Meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah Saat Pandemi Covid-19 di Kabupaten Muna

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Kepala BKAD

Kabupaten Muna, Bapak Amrin Fiini, SE, beliau menjelaskan bahwa

Beberapa hal yang menyebabkan PAD pada saat ini menurun dan

tidak maksimal dikarenakan beberapa faktor penghambat antara lain

yaitu:

1. Kurangnya sumber daya manusia pada Badan Keuangan Aset

Daerah Kabupaten Muna.

2. Masih terdapat wajib pajak yang tidak tertib dalam membayar pajak.

3. Pengawasan yang kurang maksimal.

4. Pandemi Covid-19 sebagai bencana yang menyebabkan

perekonomian menurun drastis.

5. Kurangnya Pra Sarana dalam pengelolaan PAD.

Adapun penjelasan mengenai faktor penghambat dalam

meningkatkan PAD Kabupaten Muna ini antara lain :


65

1. Kurangnya sumber daya manusia pada Badan Keuangan Aset

Daerah Kabupaten Muna

Kurangnya sumber daya manusia pada BKAD dapat dibagi menjadi

dua bagian baik segi kuantitas dan kualitas. Dari segi kuantitas pada

pengelolaan pendapatan terdapat masih memiliki masalah kurangnya

pegawai pada kantor. Salah satu contoh adalah petugas pemungut pajak

daerah yang masih kurang jumlahnya. Berdasarkan wawancara dengan

Kepala Bidang Perencanaan Anggaran, Bapak La Ode Abdul Salam, S.Si

mengatakana bahwa :

Idealnya minimal terdapat dua penanggung jawab terkait


pemungutan di setiap kecamatan agar dapat di atur secara detail
sesuai dengan tujuan dan pencapaian kinerja yang diinginkan namun
hanya ada beberapa penanggungjawab sehingga menghambat
proses pengawasan terkait pemungutan pajak daerah akibatnya
tidak tercapai target yang ditetapkan.

Dengan ini dapat dilihat dengan kondisi Kabupaten Muna yang

merupakan Kabupaten yang memiliki luas wilayah besar,pembangunan

yang meningkat serta beberapa sumber pendapatan yang cukup banyak.

Hal itu juga harus didukung dengan pengelola pendapatan yang cukup

dan memadai sehingga tidak ada terjadi penumpukan dalam pekerjaan

yang dapat menyulitkan pegawai atau petugas pengelolaan pendapatan

tersebut. Dari segi kuantitas jumlah kebutuhan SDM pada BKAD

Kabupaten Muna dapat dilampirkan data sebagai berikut:


66

Tabel 4.7
Jumlah SDM Pada BKAD Kabupaten Muna

No. Sumber Daya Manusia Jumlah Kebutuhan


1. Tenaga PNS 32 orang 45 orang
2. Tenaga Honorer 14 orang 20 orang
Total 46 orang 65 orang
Sumber: BKAD Kabupaten Muna 2022

Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan bahwa SDM pada

BKAD Kabupaten Muna masih mengalami kekurangan dengan kebutuhan

yang ideal sehingga akan berdampak pada kurang maksimalnya

penyerapan PAD di Kabupaten Muna.

Dari segi kualitas pada pengelolaan pendapatan masih

ditemukannya pegawai yang tidak mengerti dan tidak menguasai tentang

tugas pokok dan fungsi mereka. Hal ini dibenarkan oleh Kepala BKAD,

Bapak Amrin Fiini, SE mengatakan bahwa :

“Manajemen ASN di Kabupaten Muna belum berjalan dengan baik


serta penempatan jabatan masih tidak berdasarkan keahlian yang
dimiliki masing-masing pegawai. Hal ini menyebabkan tidak
maksimalnya pekerjaan yang dilakukan dan tidak efisien.”

Pernyataan diatas didukung dari data pendidikan yang ada pada

pegawai BKAD Kabupaten Muna rata-rata masih memiliki pendidikan

yang rendah. Sehingga hal ini tidak menutup kemungkinan kurangnya

pengetahuan dan pengalaman yang ada pada setiap pegawai dalam

melakukan pekerjaannya sehingga tidak tercapainya tujuan yang

diharapkan. Adapun berikut ini diperoleh data SDM pada BKAD

Kabupaten Muna berdasarkan pendidikan:


67

Tabel 4.8
Pendidikan Terakhir SDM Pada BKAD Kabupaten Muna

No. Pendidikan Terakhir Jumlah SDM


1. SD -
2. SMP -
3. SMA 23
4. DI -
5. DIII 8
6. DIV/SI 13
7. SII 4
8. SIII -
Sumber: BKAD Kabupaten Muna Tahun 2022

Pendidikan terakhir pada pegawai pada Kantor BKAD Kabupaten

Muna jika dilihat dari tabel diatas menyatakan bahwa masih rata-rata

pendidikan terakhir yang dimiliki adalah SMA dimana jika dalam

pelaksanaan pengelolaan dan dari segi kualitas masih dikatakan belum

memiliki pengetahuan dan pengalaman yang maksimal. Sehingga masih

banyak para pegawai yang tidak mengerti dan memahami secara baik

tugas dan fungsinya yang akan berpengaruh pada peningkatan PAD

Kabupaten Muna.

2. Masih terdapat wajib pajak yang tidak tertib dalam membayar pajak

Masyarakat sebagai wajib pajak dan retribusi memiliki kewajiban

dalam membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan sesuai aturan

yang berlaku. Berdasarkan keterang dari salah seorang wajib pajak dan

retribusi daerah, Ibu Wa Ani mengatakan bahwa:


68

Bagi kami masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan ini sangat


sulit mendapat informasi berkaitan dengan pajak dan retribusi daerah
ditambah dengan pandemi Covid-19 yang sangat berpengaruh
cukup signifikan terhadap penghasilan sehingga untuk makanpun
susah apalagi untuk membayar pajak serta alur dalam pembayaran
yang belum kami ketahui.

Tidak sedikit para Wajib Pajak dan Retribusi tidak mengerti akan hal

ini dimana dapat dilihat dengan kurangnya kesadaran masyarakat dalam

memahami pentingnya membayar pajak yang menyebabkan banyak para

wajib pajak yang menunda bahkan tidak membayar kewajibannya dan

bahkan melakukan kecurangan yang dilakukan oleh beberapa oknum

wajib pajak. Hal itu dapat dilihat dari beberapa oknum yang tidak

memberikan informasi sebenarnya pada laporan jumlah pajak terutang

kepada Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna mengakibatkan

laporan lebih rendah dari yang sebenarnya. Tidak hanya itu, penundaan

wajib pajak dan Retribusi dalam membayar kewajibannya menyebabkan

terjadinya tunggakan tagihan pertahunnya.

3. Pengawasan yang kurang maksimal

Pengawasan sebagai salah satu faktor penting pada pengelolaan

PAD. Namun pada kenyataannya pengawasan pada kantor BKAD

Kabupaten Muna masih dikatakan belum maksimal. Salah satu

penyebabnya adalah dikarenakan tidak ketatnya pengawasan yang

dilaksanakan secara manual. Hasil wawancara yang dilakukan penulis

dengan Kepala Bidang Perbendaharaan Akuntansi Dan Pelaporan

Keuangan Daerah, Bapak Abdul Muis, SE.Ak mengatakan bahwa :


69

Kabupaten Muna menerapkan sistem target yang dilakukan


menyebabkan PAD tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Pengawasan dapat dikatakan maksimal jika pelaporan dan
pertanggungjawaban yang telah dimanajemen dengan baik dan tidak
terdapat masalah dalam pelaporannya. Hal ini bertolak belakang
dengan PAD Kabupaten Muna yang masih memiliki kebocoran dalam
penyerapannya.

Sistem penyerapan PAD yang digunakan dengan manual

menyebabkan masih terdapatnya peluang oknum petugas dalam

menyalahgunakan wewenang nya pada saat pengelolaan PAD Kabupaten

Muna. Salah satu contohnya dapat dilihat pada jumlah objek pariwisata di

Kabupaten Muna yang setiap tahun semakin bertambah. Namun, target

PAD yang di anggarkan belum tercapai secara maksimal sehingga masih

diperlukan peningkatan baik melalui peraturan dan sistem yang

diperbaharui.

4. Pandemi Covid-19 sebagai bencana yang menyebabkan

perekonomian menurun drastis

Kabupaten Muna merupakan kota yang mendapatkan dampak yang

cukup berpengaruh yang disebabkan Pandemi Covid-19 ini. Khususnya

pada PAD hal ini tidak hanya menyebabkan PAD menurun tetapi

menyebabkan perubahan besar terhadap peraturan pengelolaan PAD.

Salah satu penyebab PAD menurun adalah dengan diberlakukannya

Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yakni

merupakan suatu program yang dilakukan pemerintah dalam rangka

pencegahan penyebaran virus Covid-19 ini. Kegiatan ini menyebabkan

harus tutup dan gulung tikarnya beberapa restoran, toko, kedai , tempat
70

makan , tempat hiburan dan lain-lain dikarenakan banyaknya pengunjung

atau pembeli yang dilarang berkumpul , bersosialisasi secara langsung dan

makan ditempat sehingga berkurangnya omset yang didapatkan penjual

dan mendapatkan kerugian yang besar disebabkan kurangnya pembeli.

Sehingga dengan tutup sementara dan bangkrutnya beberapa toko,

restoran, kedai , tempat hiburan tersebut menyebabkan tidak maksimalnya

penerimaan PAD pada Kabupaten Muna.

Selain itu ada juga beberapa peraturan dan program pemerintah

dalam rangka membantu meringankan beban masyarakat dalam rangka

pemulihan ekonomi yang berpengaruh pada PAD salah satu contoh adalah

dengan pengurangan pemungutan pajak dan pemberian waktu yang lebih

sehingga PAD tidak meningkat. Hal ini juga didapatkan pada BUMD yang

memberikan keringanan kepada masyarakat dengan memberikan restitusi

dan penggratisan kepada masyarakat sebagai bentuk kemanusiaan agar

dapat bertahan saat masa pandemi covid-19 ini.

5. Kurangnya Pra Sarana dalam pengelolaan PAD

Pengelolaan PAD pada BKAD Kabupaten Muna selain membutuhkan

sumber daya manusia juga membutuhkan alat atau Pra sarana yang

mendukung dalam pelaksanaan pemungutan atau penerimaan PAD. Hal

ini sangat penting dikarenakan jika pada kantor sudah memiliki pegawai

yang baik namun dengan kurangnya pra sarana akan memberikan dampak

buruk juga pada hasil yang akan didapatkan nantinya. Sehingga

dibutuhkan pra sarana yang baik agar pekerjaan selanjutnya akan berjalan
71

dengan efektif dan efisien. Adapun berikut ini data pra sarana BKAD

Kabupaten Muna :

Tabel 4.9
Jumlah dan Keadaan Pra Sarana BKAD Kabupaten Muna

No Nama Barang Jumlah Rusak


1. Motor 47 4
2. Mobil 5 1
3. Mesin Hitung 11 4
4. Mesin Fotocopy 2 1
5. Komputer 107 48
6. Printer 129 54
Sumber: Daftar KIB B BKAD Kabupaten Muna Tahun 2022

Dapat dilihat dari tabel diatas bahwa Pra sarana pada kantor BKAD

Kabupaten Muna telah mengalami banyaknya kerusakan. Kerusakan yang

terjadi bukan hanya pada beberapa barang tapi hampir seluruh komponen

Pra Sarana barang yang dimiliki oleh BKAD sehingga pada pelaksanaan

peningkatan PAD dapat menghambat pegawai dalam melakukan

pekerjaannya sehingga dibutuhkan Pra sarana yang baik agar mampu

mendukung peningkatan kinerja sehingga kualitas daerah juga dapat

meningkat terutama dalam peningkatan pendapatan asli daerah di

Kabupaten Muna.
72

4.2.1.3 Upaya Badan Keuangan Aset Daerah Dalam Meningkatkan

Pendapatan Asli Daerah Saat Pandemi Covid-19 di Kabupaten

Muna

Dalam masa Pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia saat

ini, Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna selaku instansi yang

memiliki kewenangan serta kewajiban dalam pengelolaan keuangan

daerah terdapat beberapa upaya yang dilakukan berkaitan dengan

peningkatan Pendapatan Asli Daerah saat pandemi Covid-19 di

Kabupaten Muna, sebagai berikut :

a. Upaya Meningkatkan sumber daya manusia pada Badan Keuangan

Aset Daerah Kabupaten Muna

Berdasarkan wawancara penulis dengan Kepala Bidang

Perencanaan Anggaran Daerah , Bapak La Ode Abdul Salam, S.Si beliau

mengatakan bahwa:

1) Mengurangi dan mengantisipasi kinerja buruk, yang selanjutnya

dilakukan dengan kegiatan pengembangan kepada pegawai, yang

memiliki pekerjaan kurang efektif dan ditunjukan untuk bisa

mencapai efektivitas kerja seperti yang diinginkan oleh Badan

Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna.

2) Meningkatkan produktivitas, pada saat melakukan kegiatan

pengembangan selanjutnya para pegawai juga mendapatkan

keterampilan tambahan dan pengetahuan baru yang memiliki


73

manfaat besar bagi pekerjaan pegawai nantinya. Dengan itu

produktivitas kinerja pegawai secara tidak langsung akan meningkat.

3) Meningkatkan fleksibilitas dari angkatan kerja, dengan semakin

banyaknya keterampilan yang dimiliki pegawai, maka lebih fleksibel

dan mudah untuk menyesuaikan diri dengan kemungkinan adanya

perubahan pada lingkungan Badan Keuangan Aset Daerah.

Misalnya bila organisasi memerlukan pegawai dengan kualifikasi

tertentu, maka Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna tidak

perlu lagi menambah pegawai yang baru, oleh karena pegawai yang

dimiliki sudah cukup memenuhi syarat untuk pekerjaan tersebut.

4) Meningkatkan komitmen karyawan, dengan melalui kegiatan

pengembangan pegawai diharapkan memiliki persepsi yang baik

tentang organisasi yang secara tidak langsung meningkatkan

komitmen kerja pegawai serta dapat memotivasi mereka untuk

menampilkan kinerja yang baik

5) Mengurangi ketidakhadiran atau absensi pegawai, bahwa dengan

semakin besarnya komitmen pegawai terhadap Badan Pengelola

Keuangan Pendapatan dan Aset Daerah Daerah memberikan

dampak terhadap adanya pengurangan tingkat ketidakhadiran atau

absensi pegawai. Dengan demkian juga berari meningkatkan

produktivitas Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna.

6) Melaksanakan perekrutan pegawai sesuai dengan pendidikan,

pengalaman dan kemampuan yang baik. Sehingga dalam


74

pelaksanaan pengelolaan dapat memberikan kualitas pekerjaan

yang baik pula

7) Pemberian dana intensif atau penghargaan terhadap pegawai yang

memiliki pekerjaan dengan kualitas baik. Sehingga akan mendorong

pegawai agar lebih giat lagi dalam melakukan pekerjaannya.

Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM sangat dibutuhkan untuk

memberikan perubahan pada sikap dan perilaku yang hanya

menyebabkan terbuangnya waktu saat melakukan pekerjaan. Pada saat

bekerja diharuskan selalu menanamkan sikap percaya diri agar dapat

melakukan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Pegawai juga harus

bisa mengubah sikap dan perilaku bekerja secara kreatif. Dengan itu

tujuan pengembangan SDM di samping bertambahnya pengetahuan dan

keterampilan juga mengubah sikap dan perilaku dalam bekerja.

b. Upaya Meningkatkan kesadaran wajib pajak yang tidak tertib dalam

membayar pajak

Berdasarkan wawancara penulis dengan Kepala Sub Bidang

Penatausahaan Kas Daerah, Ibu Abas Udin, SE, M.Si beliau mengatakan

bahwa :

“Pada BKAD Kabupaten Muna telah melakukan upaya yang


berkaitan dengan peningkatan kesadaran wajib pajak berupa
penghargaan berupa reward dan punishment serta melakukan
sosialisasi bayar pajak.”
75

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam

peningkatan kesadaran dilakukan upaya sebagai berikut :

1) Memberikan penghargaan kepada wajib pajak dengan memberikan

reward dan punishment kepada wajib pajak yang tidak tertib dalam

membayar pajak sehingga dengan itu akan menumbuhkan rasa

kesadaran masyarakat akan pentingnya dalam membayar pajak

2) Memberikan sosialisasi akan pentingnya membayar pajak kepada

masyarakat. Hal ini dapat dilakukan kepada masyarakat dengan

memberikan motivasi , pengenalan, dan bagaimana pentingnya

pajak bagi kemajuan daerah tersebut.

c. Upaya meningkatkan pengawasan yang kurang maksimal

Pengawasan merupakan langkah yang harus dilaksanakan untuk

menertibkan apa yang telah dilaksanakan sehingga dapat mengevaluasi

kinerja aparatur pemerintah daerah khususnya yang menangani masalah

pemungutan pajak agar sesuai dengan rencana-rencana yang telah

ditetapkan. Pengawasan terhadap wajib pajak terus dilaksanakan untuk

menemukan dan mengoreksi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Pembukuan dan pelaporan harus diperketat agar pelaksanaan

pengelolaan PAD dapat berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan

yang ada sehingga tidak adanya kebocoran yang terjadi pada pengelolaan

PAD. Berikut beberapa upaya yang dilakukan Badan Keuangan Aset

Daerah Kabupaten Muna dalam meningkatkan pengawasan :


76

1) Penggunaan Perangkat Tapping Box

Upaya BKAD Kabupaten Muna dalam meningkatkan

pengawasan , salah satunya adalah dengan mencegah terjadinya

kebocoran pada penerimaan PAD Kabupaten Muna. Hal ini bisa

dilakukan dengan menggunakan perangkat bernama Tapping box.

Perangkat ini memiliki program yang dapat menerima, mencatat, dan

melaporkan secara langsung pada pajak dan retribusi daerah.

Sehingga dengan itu tidak terjadi kebocoran dalam penyerapan PAD

dan mencegah terjadinya kesalahan dalam pelaksanaan

pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah.

2) Pembentukan Tim Satgas Pendapatan

Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna dalam

meningkatkan pengawasan melakukan pembentukan tim satgas

pendapatan. Hal ini ditujukan dalam rangka menciptakan ketertiban

dalam hal pajak daerah serta dapat memantau perputarannya di

Kabupaten Muna. Selain itu Satgas pendapatan ini juga

melaksanakan program KPK dalam hal Pajak Daerah yaitu

rekomendasi satuan tugas pencegahan korupsi dengan pemasangan

perangkat Tapping Box.

3) Kerjasama dengan Kejaksaan Negeri Kabupaten Muna

Dalam pelaksanaan pembentukan suatu sistem tata kelola

yang bersih Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna

melakukan kerjasama dengan kejaksaan Kabupaten Muna dengan


77

tujuan agar dapat meningkatkan pemungutan Pajak dan Retribusi

Daerah. Kejaksaan dalam hal ini berfungsi terkait dalam penindakan

hukum dan melakukan fungsi pengawasan

d. Upaya meningkatkan PAD saat Pandemi Covid-19

Pemerintah sebagai penyelenggaraan pemerintahan seharusnya

secara cepat dan tanggap dalam menghadapi bencana virus ini sehingga

dengan mendapatkan solusi masyarakat dapat bertahan dalam masa

pandemi covid-19 ini. Hal ini dapat dilakukan dengan memberlakukan

peraturan Protokol Kesehatan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat

tetap dapat melakukan kegiatan di tempat umum namun tetap menjaga

agar tidak terpapar virus covid-19 ini, seperti di bawah ini:

1) Memberikan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat dan

kepada penjual agar dapat melakukan akitvitasnya secara online.

Solusi ini dapat membantu mengurangi masyarakat dalam

melakukan pekerjaannya setiap hari tanpa harus melakukan tatap

muka

2) Mencari solusi pendapatan baru yang bisa dilakukan pada saat

pandemi covid-19 pemerintah dapat membuat dan menetapkan

program yang dilakukan sebagai pencegahan covid-19 sehingga

tidak hanya akan membantu mengurangi penyebaran juga akan

mendapat keuntungan selanjutnya meningkatkan PAD Kabupaten

Muna.
78

e. Upaya mengatasi kurangnya Pra sarana

Dalam mengatasi permasalahan pegawai oleh kurang dan rusaknya

Pra sarana di kantor Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna, ada

beberapa hal yang dilakukan yaitu :

1) Melakukan pemeliharaan pra sarana kantor secara berkala

2) Melakukan pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan,dan

inventarisasi dengan baik sesuai peraturan yang ditetapkan.

4.2.2 Hasil Analisis Perspektif Teoritis

4.2.2.1 Strategi Intensifikasi dan Ekstensifikasi

Pada strategi Internsifikasi BKAD Kabupaten Muna harus

berupaya dalam melakukan pencegahan terhadap kemungkinan tingkat

kebocoran yang ada pada saat disetor ke kas daerah. Hal ini dapat

dilakukan pada pengawasan terhadap pegawai dilingkungan kantor BKAD

Kabupaten Muna dengan memberikan pengawasan yang ketat didukung

dengan sanksi tertulis bagi yang melanggar peraturan.

Dalam hal ini yang dilakukan BKAD Kabupaten Muna adalah

dengan membuat alat bernama Tapping Box”. Tapping box merupakan

sebuah alat yang di atur dan diprogram untuk menhitung langsung

penerimaan dan pemasukan yang ada pada setiap sumber pendapatan.

Contoh adalah pada Pajak Hotel dimana dengan adanya alat Tapping Box

tersebut setiap penerimaan yang didapatkan dari pajak hotel akan

langsung masuk kedalam Kas daerah. Penggunaan alat ini sangat bagus
79

digunakan untuk memberikan pelaporan pendapatan yang lebih

transparan sehingga dapat mencegah tingkat kebocoran melakukan

pencarian sumber pendapatan baru yang dapat meningkatkan

penerimaan PAD.

Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan

Kepala Bidang Perbendaharaan Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan

Daerah, Bapak Abdul Muis, SE.Ak mengatakan bahwa :

“Dalam proses peningkatan pendapatan asli daerah pemerintah


Kabupaten Muna telah mendorong berbagai strategi yang paling
sering dilakukan yaitu strategi dua arah berupa intensifikasi dan
ekstensifikasi sebagai bentuk menggali pendapatan asli daerah.”

Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan BKAD Kabupaten

Muna telah melakukan tindakan ekstensifikasi dengan memberikan

himbauan kepada seluruh OPD pada masing-masing bidangnya untuk

dapat memberikan inovasi yang dapat membuat sumber pendapatan

baru. Hal ini juga dilakukan pada saat covid-19 dengan memperhatikan

aturan yang ditetapkan pemerintah dan kebutuhan yang ada pada saat

pandemi akan dapat memulihkan perekonomian daerah.

4.2.2.2 Implementasi Regulasi dan Sanksi

Hukum dan Sanksi yang sudah diterapkan pada BKAD Kabupaten

Muna sudah berjalan dengan baik. Keterangan yang diberikan oleh

Kepala BKAD, Bapak Amrin Fiini, SE mengatakan bahwa :


80

Dalam pelaksanaan siklus kerja bagi pegawai yang berada


dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Muna telah dilakukan
pembaruan terhadap imbauan yang dikeluarkan langsung oleh
Bupati Muna terkait dengan peningkatan disiplin serta sanksi yang
akan diterima ketika tidak mampu menanamkan kedisiplinan kerja.

Dengan hal ini dapat dilihat dengan minimnya pelanggaran yang

dilakukan setiap pegawai dimana dengan setiap pekerjaannya telah

dilakukan evaluasi kegiatan , melakukan pendorongan kesesuaian target

dan realisasi PAD pada beberapa tahun belakangan ini. Serta pelaporan

dan pertanggungjawaban yang sudah sesuai dengan peraturan yang

ditetapkan.

4.2.2.3 Peremajaan Peraturan

Peraturan merupakan hal yang penting untuk memberikan

dorongan dalam melakukan setiap pekerjaan agar sesuai dengan kaidah

dan norma yang berlaku sehingga pekerjaan akan terlaksana lebih lancar

dan teratur. BKAD Kabupaten Muna dalam hal ini telah melakukan revisi

atau pengkajian ulang tentang pemberian peraturan yang ada baik pada

pegawai maupun masyarakat. Berdasarkan wawancara dengan Sub

Bidang Penatausahaan Kas Daerah, Ibu Abas Udin, SE, M.Si mengatakan

bahwa :

“Pada saat masa pandemi Covid-19 ini setiap peraturan yang

dilakukan telah diubah sesuai dengan kemampuan masyarakat

dan program pemerintah.”

Dengan demikian hal itu dilakukan agar setiap masyarakat tidak

merasa terbebani atau merasa kekurangan dikarenakan pada masa


81

pandemi ini menyebabkan perekonomian menurun. Sehingga dengan

diremajakannya peraturan dapat memberikan keringanan sekaligus juga

dapat meningkatkan penerimaan PAD Kabupaten Muna.

4.2.2.4 Skill Peningkatan Kemampuan Aparatur

Dalam peningkatan kemampuan pegawai dalam hal ini pada

BKAD Kabupaten Muna hal yang harus diperhatikan adalah dengan

memberikan sosialisasi lebih kepada setiap pegawai tentang tugas, pokok

dan fungsi mereka sesuai bidang yang telah ditetapkan. BKAD Kabupaten

Muna telah melakukan sosialisasi dan pelatihan secara terus menerus

kepada setiap aparatur baik dari luar maupun dalam kantor. Berdasarkan

wawancara dengan Kepala BKAD, Bapak Amrin Fiini, SE mengatakan

bahwa :

“Tujuan dan maksud diadakannya sosialiasi berkaitan dengan


fungsi dan tugas kerja untuk memberikan pengertian kepada
seluruh pegawai agar lebih memahami dan menguasai
pekerjaannya”

Dapat disimpulkan hal ini dilakukan, sehingga tidak hanya akan

memberikan keringanan pada pekerjaannya, namun juga meningkatkan

kualitas pekerjaan sehingga mengurangi resiko kesalahan kerja ,

pekerjaan lebih efektif dan efisien.

4.2.2.5 Struktur Penyuluhan

Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak

sebagai wajib pajak merupakan masalah yang sudah sering terjadi. Hal ini

menyebabkan tidak maksimalnya penerimaan pendapatan PAD yang ada.


82

BKAD Kabupaten Muna juga tidak jarang mendapatkan masalah ini

dimana banyaknya masyarakat yang nakal dan menjadi oknum sehingga

melakukan kecurangan terhadap pembayaran pajak. Sehingga dilakukan

beberapa hal yaitu :

1) Sosialisasi

Pelaksanaan sosialisasi dilakukan sebagai bentuk pembelajaran

kepada masyarakat tentang pentingnya dalam membayar pajak dan

retribusi Sehingga dapat membantu memberikan kontribusi dan pemulihan

kepada daerah.

2) Mendorong partisipasi masyarakat

Selanjutnya adalah dengan mendorong partisipasi masyarakat

sebagai wajib pajak, memberikan pengertian dan pembelajaran tentang

pentingnya membayar pajak dan retribusi


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan merupakan suatu rangkuman singkat yang berisi

pemahaman penulis terhadap penelitian yang dikaji. Dari hasil penelitian

tersebut penulis dapat menyimpulkan uraian pokok, sebagai berikut :

1. Kontribusi PAD terhadap APBD saat pandemi Covid-19 pada BKAD

Kabupaten Muna dengan komponen yang terdiri atas Pajak Daerah,

Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan, dan Lain-lain Pendapatan Asli Daera masih dikatakan

menurun dan rendah hal ini diakibatkan oleh kurang mampu dalam

memprediksi peluang pemasukan daerah, penurunan penghasilan

masyarakat, serta tingkat kesadaran masyarakat yang masih rendah.

2. Dalam peningkatan PAD Kabupaten Muna masih didapatkan

beberapa hambatan, Antara Lain :

a. Kurangnya sumber daya manusia pada BKAD Kabupaten Muna

b. Masih terdapat wajib pajak dan retribusi yang tidak tertib dalam

membayar kewajibannya

c. Pengawasan yang kurang maksimal

d. Pandemi Covid-19

83
84

e. Kurangnya Pra Sarana dalam pengelolaan PAD

3. Berdasarkan masalah dan faktor penghambat diatas maka BKAD

Kabupaten Muna melakukan beberapa upaya, antara lain:

a. Memberikan pelatihan dan perekrutan aparatur dengan lebih

selektif sehingga dari segi kuantitas jumlah pegawai dapat

dipenuhi sesuai kebutuhan dan dari segi kualitas akan

mendapatkan aparatur yang memiliki pendidikan serta

keterampilan yang sesuai dengan pekerjaanya.

b. Pemberian sosialisasi tentang pentingnya tertib membayar pajak,

memberikan penghargaan dan pemberian surat teguran kepada

masyarakat.

c. Menyediakan perangkat Tapping box sebagai alat yang mengatur

proses penerimaan pendapatan, peluncuran satgas pendapatan

dan kerjasama kepada kejaksaan negeri dalam rangka

pengelolaan pendapatan yang bersih.

d. Melakukan sosialisasi , mencari solusi pendapatan baru dan

pemulihan ekonomi saat pandemi covid-19 serta menyesuaikan

peraturan sesuai program pemerintah

e. Melakukan pengadaan, penyimpanan, pemeliharaan dan

inventarisasi pada pra sarana kantor agar dapat terpelihara

dengan baik dan tidak rusak.


85

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan terhadap upaya

peningkatan PAD di Kabupaten Muna di masa pandemi Covid-19 ini,

diantaranya yaitu:

1) Pemerintah Daerah Kabupaten Muna melakukan sistem secara

terpadu dalam penerimaan daerah terutama pajak dan retribusi

daerah. Sistem terpadu agar seluruh penerimaan daerah masuk dan

dapat dikontrol secara rutin sehingga optimaliasi dalam peningkatan

pendapatan asli daerah menjadi lebih baik.

2) Melakukan sistem secara terbuka berkaitan dengan pembayaran

wajib pajak dan retribusi daerah di Kabupaten Muna sehingga dapat

menimbulkan sanksi secara hukum maupun sosial masyarakat.

3) Pemerintah dapat lebih memperhatikan dan mengoptimalkan

penerimaan PAD melalui retribusi dikarenakan pada saat pandemi

diharapkan kontribusi Retribusi yang sangat berperan penting dalam

meningkatkan penerimaan PAD serta pengoptimalan regulasi yang

dikeluarkan oleh daerah disesuaikan dengan keadaan masyarakat.

4) Pemerintah Daerah Kabupaten Muna mendorong pengoptimalan dari

BUMD sebagai sumber pendapatan asli daerah dengan berupa

penyertaan modal sehingga memberikan penerimaan bagi kas

daerah.
86

5) Pemerintah Daerah Kabupaten Muna melakukan penekanan biaya

operasional sebagai bentuk penghematan anggaran agar dapat

digunakan secara efisien dalam pembangunan daerah.

6) Pemerintah Daerah Kabupaten Muna mengeluarkan inovasi berupa

E-Pajak Daerah dan E-Retribusi Daerah sebagai bentuk

pelaksanaan digitalisasi pemerintahan daerah.


DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Andi. 2019. Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bima Di


Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten
Bima. Makassar : Universitas Muhammadiyah Makassar

Arikunto, Suharsimi. 2016. Manjemen Penelitian. Jakarta : Rineka


Cipta.

Damaryanti, Windi. 2021. Efektivitas Pemungutan Retribusi Tempat


Rekreasi dan Olahraga sebagai Upaya Peningkatan
Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bogor ( Studi Kasus di
Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah ) Tahun 2018. 1(1),
45–60. Jakarta : Jurnal Ilmiah Administrasi Publik

Firdausy, Carunia. 2017. Kebijakan dan Strategi Peningkatan


Pendapatan Asli Daerah dalam Pembangunan Nasional.
Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Moenek, Reydonnyzar. 2019. Good Governance Pengelolaan


Keuangan Daerah. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Noor, Juliansyah. 2017. Metode Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi,


dan Karya Ilmiah. Jakarta : Kencana.

Nurqamriani Yunita. 2021. Strategi Badan Pengelolaan Keuangan dan


Aset Daerah (BPKAD) Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli
Daerah Kota Bima. Mataram : Universitas Muhammadiyah
Mataram

Poewadarminta. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai


Pustaka.

Priyono, Dimas. 2021. Analisis PDRB, Inflasi, Jumlah Penduduk


Terhadap Pendapatan Asli Daerah Di Kabupaten Eks
Karisidenan Pati Tahun 2012 - 2018. 10, 1–10. Semarang :
Diponegoro Journal Of Economy.

Reza Wahyudi. 2019. Analisis Kontribusi Pendapatan Asli Daerah


Untuk Memenuhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Pemerintah Kota Medan. Medan : Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara
Sugiyono, 2019. Metode Penelitian dan Pengembangan Pendekatan
Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D . Bandung : Alfabeta

Worumi, Hendrik . 2019. Model Strategi Peningkatan Pendapatan Asli


Daerah Kabupaten Sarmi Provinsi Papua. Jurnal Ekologi
Birokrasi, 6(3), 23–39. Jayapura : Universitas Cendrawasih
Journal.

Yusuf, Muri. 2017. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan


Penelitian Gabungan. Jakarta : Kencana.

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah


Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 Tentang Hubungan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak dan Retribusi
Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
Instruksi Menteri Dalam Negeri No 37 Tahun 2021 Tentang
Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 3,
Level 2, dan Level 1 Serta Mengoptimalkan Posko Penanganan
Corona Virus Disease 2019 Di Tingkat Desa dan Kelurahan
Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 3 Tahun 2019 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Muna Nomor 8
Tahun 2016 Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kabupaten Muna

C. INTERNET

https://munakab.bps.go.id/subject/52/produk-domestik-regional-
bruto.html#subjekViewTab5 ( diakses pada tanggal 29 Agustus
2021 Pukul 16.45 WIB )
https://www.dpr.go.id/berita/detail/id/31692/t/Pandemi+Covid-
19+Berdampak+pada+Pendapatan+Daerah ( diakses pada
tanggal 1 September 2021 pukul 20.43 WIB )

https://www.merdeka.com/uang/dampak-pandemi-covid-19-
penerimaan-asli-daerah-turun-53-persen-di-2020.html ( diakses
pada tanggal 1 September 2021 pukul 20.56 WIB )

https://corona.sultraprov.go.id/front/peta ( diakses pada tanggal 21


Februai 2022 Pukul 19.56 WIB )

https://djpk.kemenkeu.go.id/portal/data/apbd?tahun=2020&provinsi=21
&pemda=04 ( diakses pada tanggal 22 Februari 2022 Pukul
20.15 WIB )

https://djpk.kemenkeu.go.id/portal/data/apbd?tahun=2021&provinsi=21
&pemda=04 ( diakses pada tanggal 22 Februari 2022 Pukul
21.10 WIB )
LAMPIRAN I

PEDOMAN WAWANCARA

A. Kepala Badan Keuangan Aset Daerah Kabupaten Muna

1. Bagaimana keadaan keuangan daerah di masa pandemi

Covid-19?

2. Apakah BKAD sudah melaksanakan intensifikasi dan ekstensifikasi

dalam pengoptimalan pajak dan retribusi daerah?

3. Apakah strategi intensifikasi dan ekstensifikasi telah mampu

mencegah kebocoran pengelolaan keuanagn daerah ?

4. Apa saja yang telah dilakukan oleh BKAD dalam mencari sumber

pendapatan asli daerah ?

5. Hambatan apa saja yang dihadapi BKAD dalam merealisasikan

target PAD?

6. Apa inovasi BKAD dalam menanggulangi pengaruh Covid-19

terhadap pengelolaan PAD?

7. Bagaimana potensi yang dimiliki oleh Kabupaten Muna dalam

mendorong PAD?

8. Bagaimana inovasi BKAD dalam mencegah kebocoran dalam

penyerapan PAD?

9. Seberapa berpengaruh pendapatan daerah berupa hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD

yang sah dalam komponen keuangan daerah?


10. Apakah struktur organisasi dalam BKAD sudah berjalan sesuai

dengan tugas dan fungsi masing-masing?

11. Apa perlu dilakukan peningkatan kemampuan sumber daya

aparatur?

12. Bagaimana model peningkatan kemampuan aparatur yang

dilakukan oleh BKAD dalam rangka pengelolaan keuangan

daerah?

13. Apakah mekanisme kerja aparatur sudah berjalan dengan baik?

14. Bagaimana regulasi dan sanksi yang diterapkan pada pengelolaan

keuangan daerah?

15. Bagaimana regulasi yang berjalan di masa pandemi Covid-19?

16. Apakah terdapat peraturan terbaru dalam pengelolaan keuangan

daerah menghadapi pandemi Covid-19?

17. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam memenuhi kewajibannya

dalam pengelolaan keuangan?

18. Apakah sudah dilaksanakan sosialisasi berkaitan kewajiban

masyarakat terhadap pengelolaan keuangan ?

19. Apakah sudah ada upaya yang dilakukan oleh BKAD dalam

meningkatkan pendapatan asli daerah?

20. Bagaimana pelaksanaan dari upaya yang dilakukan oleh BKAD

dalam meningkatkan pendapatan asli daerah?


B. Kepala Bidang Perencanaan Anggaran Daerah

1. Apa saja kebijakan teknis berkaitan dengan bidang

pengembangan pendapatan daerah?

2. Hambatan apa saja yang dihadapi dalam pemungutan,

pengumpulan dan pemasukan pendapatan ke kas daerah?

3. Apa dampak yang diakibatkan oleh Covid-19 terhadap

pengelolaan pendapatan daerah?

4. Apa saja inovasi Kepala Bidang Pengelolaan Pendapatan dalam

menanggulangi pengaruh Covid-19 pada pelaksanaan

pengelolaan pendapatan?

5. Bagaimana pelaksanaan urusan penggalian sumber pendapatan

daerah yang baru di masa pandemi Covid-19?

6. Apa bentuk evaluasi terhadap kegiatan pemungutan pajak dan

pemungutan lainnya yang telah ada?

7. Apakah pelaporan dan pertanggung jawaban tugas kepada kepala

badan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan?

8. Apakah sudah ada upaya yang dilakukan oleh bidang pengelolaan

pendapatan dalam meningkatkan pendapatan asli daerah?

9. Bagaimana pelaksanaan dari upaya yang dilakukan oleh bidang

pengelolaan pendapatan dalam meningkatkan pendapatan asli

daerah?
C. Kepala Bidang Perbendaharaan Akuntansi dan Pelaporan

Keuangan Daerah

1. Apa kebijakan daerah berkaitan dengan pendataan dan

pendaftaran pajak dan retribusi daerah?

2. Bagaimana pelaksanaan pendataan wajib pajak daerah dan

retribusi daerah?

3. Bagaimana cara pendaftaran calon wajib pajak serta penentuan

retribusi daerah?

4. Bagaimana penyusunan laporan pelaksanaan kerja sub bidang

pendataan dan pendaftaran?

5. Apa bentuk evaluasi yang dilakukan terkait dengan pendataan dan

pendaftaran?

D. Kepala Sub Bidang Penatausahaan Kas Daerah

1. Apa kebijakan penetapan dan pendistribusian ketetapan pajak dan

retribusi daerah?

2. Bagaimana proses perekaman data penetapan pajak dan retribusi

daerah?

3. Bagaimana sistem monitoring pemungutan pajak dan retribusi

daerah?

4. Bagaimana proses penagihan pajak dan retribusi daerah?

5. Bagaimana evaluasi yang dilakukan terkait dengan penetapan dan

penagihan?
E. Masyarakat Wajib Pajak

1. Sudah berapa lama menjadi wajib pajak?

2. Bagaimana kebijakan pemerintah daerah berkaitan regulasi

kewajiban masyarakat dalam pajak dan retribusi daerah?

3. Bagaimana sistem yang diterima dalam pemenuhan kewajiban

pajak dan retribusi daerah?

4. Apakah merasa keberatan dengan kondisi Covid-19 berkaitan

dengan regulasi yang diterapkan?

5. Bagaimana harapan masyarakat sebagai wajib pajak terhadap

kebijakan pemerintah daerah?

6. Apakah sudah pernah mendapatkan penyuluhan berkaitan dengan

pajak dan retribusi daerah?

7. Apakah pernah terlibat dalam pemberian saran maupun masukan

terhadap kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah daerah

berkaitan dengan pajak dan retribusi daerah?


LAMPIRAN II

DOKUMENTASI

WAWANCARA DENGAN KEPALA BADAN KEUANGAN ASET

DAERAH KABUPATEN MUNA


WAWANCARA DENGAN KEPALA BIDANG PERENCANAAN

ANGARAN DAERAH
WAWANCARA DENGAN SUB BIDANG PENATAUSAHAAN KAS

DAERAH
WAWANCARA DENGAN KEPALA BIDANG PERBENDAHARAAN

AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN DAERAH


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Sitti Nursyaban

2. Jenis Kelamin : Perempuan

3. Tempat, Tanggal Lahir : Raha, 01 November 2000

4. Agama : Islam

5. Pendidikan Terakhir : SMA Negeri 1 Raha

6. Pengalaman Organisasi :

1) Kepala Dinas Pendidikan SMKP Kampus Sumatera Barat

2) Atlet Bridge Kampus Sumatera Barat

3) Anggota Abdi Praja News Kampus Sumatera Barat

7. Nama Orang Tua :

a. Ayah : Drs. Halisi

b. Ibu : Sunarti, S.Pi

8. Asal Pendaftaran : Kabupaten Muna

Provinsi Sulawesi Tenggara

9. Alamat Terakhir : Jalan Made Sabara Kabupaten Muna

10. Nomor HP : 085342875525

Jatinangor, April 2022


Yang membuat pernyataan,

SITTI NURSYABAN
NPP. 29.1623

Anda mungkin juga menyukai