Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

HIDROKEL

Dosen Pembimbing:
dr. Gatot Sugiharto, Sp.B, MARS.

Oleh:
Muhammad Hanif Muhibat
2018730128

KEPANITERAAN KLINIK STASE BEDAH


RSUD SEKARWANGI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan Referat dengan judul “Hidrokel”. Laporan kasus ini penulis ajukan sebagai
salah satu persyaratan untuk menyelesaikan kepaniteraan klinik stase Bedah di Program Studi
Kedokteran, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Penulis menyadari laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran sangat diharapkan guna perbaikan laporan selanjutnya. Atas selesainya laporan ini,
penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dr. Gatot
Sugiharto, Sp.B, MARS. yang telah memberikan persetujuan dan pembimbingan. Semoga
laporan ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis dan para pembaca.

Januari 2022

Muhammad Hanif Muhibat


BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI TESTIS
Testis adalah organ genitalia pria yang terletak di skrotum. Ukuran testis pada
orang dewasa adalah 4x3x2,5 cm dengan rata-rata volume adalah 18 ml (mulai dari 12
hingga 30 ml). Kedua buah testis terbungkus oleh jaringan tunika albuginea yang melekat
pada testis. Diluar tunika albuginea terdapat tunika vaginalis yang terdiri atas lapisan
viseralis dan parientalis serta tunika dartos. Otot kremaster yang berada disekitar testis
memungkinkan testis dapat digerakkan mendekati rongga abdomen untuk
mempertahankan tempetemperatureis agar tetap stabil.
Secara histopatologis, testis terdiri atas kurang lebih 250 lobuli dan tiap lobules
terdiri atas tubuli seminiferi. Di dalam tubulus seminiferous terdiri atas dua jenis sel: (1)
sel sertoli dan (2) sel spermatogenik, sedang dianatara tubulus semiferi terdapat sel-sel
leydig. sel-sel spermatogenia pada proses spermatogenesis menjadi sel spermatozoa. Sel-
sel sertoli berfungsi memberi makanan pada bakal sperma, sedangkan sel-sel leydig yang
berfungsi dalam menghasilkan hormone testosterone. Sel-sel spermatozoa yang
diproduksi di tubuli seminiferi testis disimpan dan mengalami pematangan atau maturase
epididymis, setelah mature (dewasa) sel-sel spermatozoa bersama-sama dengan getah
dari epididymis dan vas deferens disalurkan menuju ke ampula vas deferens. Sel-sel itu
setelah dicampur dengan cairan-cairan dari epididymis, vas deferens, vesikula seminalis,
serta cairan prostat membentuk cairan semen atau mani.
B. DEFINISI
Hidrokel merupakan kumpulan cairan peritoneum antara lapisan parietal dan
visceral tunika vaginalis, yang langsung mengelilingi testis dan korda spermatika.
Hidrokel timbul dari ketidakseimbangan sekresi dan reabsorbsi cairan dari tunika
vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada
dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di
sekitarnya.1

C. EPIDEMIOLOGI
Pada saat lahir, sekitar 80-90% pada bayi laki-laki aterm memiliki prosesus
vaginalis yang paten. Angka ini terus menurun menjadi sekitar 25-40% pada usia dua
tahun. Data otopsi menunjukkan bahwa prosesus vaginalis cenderung tetap paten pada
frekuensi 20% sampai kemudian menjadi dewasa. Namun, hanya 6% dari ini yang jelas
secara klinis setelah periode baru lahir. Faktor risiko hidrokel termasuk presentasi
sungsang, berat badan lahir rendah, dan penggunaan progestin gestasional.
D. KLASIFIKASI
Hidrokel dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan kapan terjadinya yaitu:2
1. Hidrokel primer
Hidrokel primer terlihat pada anak akibat kegagalan penutupan prosesus vaginalis.
Prrosesus vaginalis adalah suatu divertikul peritoneum embrionik yang melintasi
kanalis inguinalis dan membentuk tunika vaginalis. Hidrokel jenis ini tidak dapat
diperlukan terpai karena dengan sendirinya rongga ini akan menutup dan cairan
dalam tunika akan diabsorbsi.

2. Hidrokel sekunder
Pada orang dewasa, hidrokel sekunder cenderung berkembang lambat dalam suatu
masa dan dianggap sekunder terhadap onstruksi aliran keluar limfe. Dapat
disebabkan oleh kelainan testis atau epididymis. Keadaan ini dapat karena radang
atau karena suaru proses neoplastic. Radang la;isan mesotwl dan tunika vaginalis
menyebabkan terjadinya produksi cairan yang berlebihan yang tidak dapat dibuang
keluar dalam jumlah yang cukup oleh saluran limfe dalam lapisan luar tunika.
Berdasarkan kejadian:
1. Hidrokel akut
Biasanya berlangsung dengan cepat dan dapat menyebabkan yeri. Cairan
berwarna kemerahan mengandung protein, fibrin, eritrosist dan sel polimorf.
2. Hidrokel kronis
Hidrokel jenis ini hanya menyebabkan peregangan tunika secara perlahan dan
walupun akan menjadi besar dan memberikan rasa berat, jarang menyebakan nyeri.

Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis:

1. Hidrokel Testis
Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba.
Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari
2. Hidrokel funiculus
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak di sebelah cranial dari testis,
sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong hidrokel. Pada
anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari
3. Hidrokel komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga
prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis kantong hidrokel
besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat anak menangis. Pada
palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam rongga
abdomen.

E. ETIOLOGI
Ada empat mekanisme dasar dimana hidrokel dapat berkembang yang diproduksi dalam
empat cara yang berbeda:1
1. Melalui hubungan dengan rongga peritoneum melalui prosesus vaginalis yang
paten (kongenital).
2. Dengan produksi cairan yang berlebihan di dalam kantung, misalnya hidrokel
sekunder.
3. Dengan penyerapan cairan yang tidak sempurna; dimana ini merupakan
penjelasan untuk sebagian besar hidrokel primer, meskipun alasan mengapa
cairannya tidak diserap belum dijelaskan secara jelas. Sehingga kadang-kadang
disebut hidrokel vagina.
4. Dengan adanya gangguan drainase limfatik struktur skrotum.
Hidrokel sekunder paling sering dikaitkan dengan epididimo-orkitis akut
atau kronis. Hal ini juga terlihat dengan torsi testis dan dengan beberapa tumor
testis. Hidrokel sekunder biasanya longgar dan biasanya kecil: testis di bawahnya
biasanya teraba. Jika dicurigai tumor, hidrokel tidak boleh ditusuk karena takut
akan implantasi jalur jarum dari sel-sel ganas. Hidrokel sekunder mereda ketika
lesi primer sembuh.
Pada anak-anak, patensi prosesus vaginalis, memungkinkan cairan
peritoneum mengalir ke dalam skrotum, merupakan penyebab utama hidrokel

F. PATOFISIOLOGI
Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus vaginalis yang
masih terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui saluran mikroskopis dengan
rongga peritoneum dan berbentuk katup. Dengan demikian cairan dari rongga peritoneum
dapat masuk ke dalam kantong hidrokel dan sukar kembali ke rongga peritoneum. Pada
kehidupan fetal, prosesus vaginalis dapat berbentuk kantong yang mencapai scrotum.
Hidrokel disebabkan oleh kelainan kongenital (bawaan sejak lahir) ataupun
ketidaksempurnaan dari prosesus vaginalis tersebut menyebabkan tidak menutupnya
rongga peritoneum dengan prosessus vaginalis. Sehingga terbentuklah rongga antara
tunika vaginalis dengan cavum peritoneal dan menyebabkan terakumulasinya cairan yang
berasal dari sistem limfatik disekitar. Cairan yang seharusnya seimbangan antara
produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Tetapi pada penyakit ini, telah
terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan limfa. Dan terjadilah penimbunan di
tunika vaginalis tersebut.Akibat dari tekanan yang terus menerus, mengakibatkan
Obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funiculus spermatikus. Dan terjadilah atrofi
testis dikarenakan akibat dari tekanan pembuluh darah yang ada di daerah sekitar testis
tersebut
Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus, juga
dapat ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada undensensus
testis. Hidrokel infantilis biasanya akan menghilang dalam tahun pertama, umumnya
tidak memerlukan pengobatan, jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis. Hidrokel
testis dapat meluas ke atas atau berupa beberapa kantong yang saling berhubungan
sepanjang processus vaginalis peritonei. Hidrokel akan tampak lebih besar dan kencang
pada sore hari karena banyak cairan yang masuk dalam kantong sewaktu anak dalam
posisi tegak, tapi kemudian akan mengecil pada esok paginya setelah anak tidur
semalaman.
Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder.
Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang
menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel.
Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis.
Dalam keadaan normal cairan yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada
dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi dalam sistem limfatik.
G. DIAGNOSIS2,3
Anamnesis
Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di kantong skortum yang
tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan yang berat dan besar di daerah skortum.
Benjolan atau massa kistik yang lunak dan kecil pada pagi hari dan membesar serta
tegang pada malam hari. Tergantung pada jenis dari hidrokel biasanya benjolan tersebut
berubah ukuran atau volume sesuai waktu tertentu. Pada hidrokel testis dan hidrokel
funikulus besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel
komunikan, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yang bertambah besar pada
saat anak menangis. Pada riwayat penyakit dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh
penyakit seperti infeksi atau riwayat trauma pada testis.
Pemeriksaan fisik
Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi pada
skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak tergantung pada
tegangan didalam hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon
yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif mudah diraba.
Lakukan pemeriksaan pada posisi berbaring dan berdiri. Jika pada posisi berdiri
tonjolan tampak jelas, baringkan pasien pada posisi supine. Bila terdapat resolusi pada
tonjolan (dapat mengecil), harus dipikirkan kemungkinan hidrokel komunikan atau
hernia. Bila tonjolan tidak terlihat, lakukan valsava maneuver untuk meningkatkan
tekanan intaabdominal. Pada anak yang lebih besar, dapat dilakukan dengan menyuruh
pasien meniup balon, atau batuk. Pada bayi, dapat dilakukan dengan memberikan tekanan
pada abdomen (palpasi dalam) atau dengan menahan kedua tangan bayi diatas kepalanya
sehingga bayi akan memberontak sehingga akan menimbulkan tonjolan. Pada Auskultasi
dilakukan untuk mengetahui adanya bising usus untuk menyingkirkan adanya hernia.
Pemeriksaan transiluminasi pada scrotum menunjukkan cairan dalam tunika
vaginalis mengarah pada hidrokel. Namun, tes ini tidak sepenuhnya menyingkirkan
hernia. Merupakan langkah diagnostik yang paling penting sekiranya menemukan massa
skrotum. Dilakukan didalam suatu ruang gelap, sumber cahaya diletakkan pada sisi
pembesaran skrotum Struktur vaskuler, tumor, darah, hernia dan testis normal tidak
dapat ditembusi sinar. Trasmisi cahaya sebagai bayangan merah menunjukkan rongga
yang mengandung cairan serosa, seperti hidrokel. Hidrokel berisi cairan jernih, straw-
colored dan mentransiluminasi (meneruskan) berkas cahaya.
Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis.Jika hidrokel muncul antar
18-35 tahun harus dilakukan aspirasi. Massa kistik yang terpisah dan berada di pool atas
testis dicurigai spermatokel. Pada aspirasi akan didapatkan cairan kuning dari massa
skortum. Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan cairan berwarna putih,
opalescent dan mengandung spermatozoa.
Pemeriksaan penunjang
Ultrasonografi
Nyeri pada skrotum atau sulit mengidentifikasi anatomi testis pada palpasi
merupakan indikasi dilakukan ultrasonografi karena memberikan detail parenkim testis
yang sangat baik. Selama pemeriksaan ultrasonografi, hidrokel muncul sebagai daerah
anechoic atau echolucent di sekitar testis. Ultrasonografi juga dapat membantu dengan
ukuran dan karakterisasi hidrokel. Spermatokel, tumor testis, dan atrofi testis dapat
dengan mudah dibedakan melalui ultrasonografi. Pasien harus diperiksa dalam posisi
terlentang dan tegak karena hidrokel memiliki kecenderungan untuk mengecil ke perut
berdasarkan posisi pasien

Ultrasonografi duplex

USG duplex dapat memberikan informasi mengenai aliran darah testis, yang akan
berkurang atau tidak ada pada hidrokel akibat torsi testis. Namun, dalam kasus hidrokel
sekunder akibat epididimitis, aliran epididimis akan meningkat. Selain itu, studi dupleks
membantu mengidentifikasi aliran regurgitasi Valsava yang diperbesar pada varikokel
H. DIAGNOSIS BANDING

Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang hampir sama
dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh karena itu diagnosis banding hidrokel
adalah : 2

1. Hernia scrotalis:
Hidrokel dan hernia inguinalis bermanifestasi klinis sebagai benjolan pada daerah testis
dengan perbedaan utama berupa benjolan pada hernia bersifat hilang timbul, sedangkan pada
hidrokel, benjolan dapat berkurang tapi lama. Dengan melakukan tes transiluminasi, hidrokel
memberikan hasil tes yang positif sedangkan pada hernia inguinalis hasil tes negatif.
Pentingnya membedakan kedua kasus tersebut sehubungan dengan penanganan yang
dilakukan untuk kemudian mengurangi komplikasi yang dapat terjadi.
2. Varikokel
Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik
vena spermatika interna.  Gambaran klinis : 
Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri, terasa berat pada testis. Pemeriksaan Fisik:
(Pasien berdiri dan diminta untuk manuver valsava) Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan
seperti kumpulan cacing di dalam kantung, yang letaknya di sebelah kranial dari testis,
permukaan testis licin, konsistensi elastis. Pada posisi berbaring, benjolan akan menghilang,
sedangkan pada hidrokel tidak hilang, hanya dapat berkurang tetapi butuh waktu yang lama.
3. Torsi Testis
Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi gangguan
vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan aliran darah daripada
testis. Gambaran klinis Torsio Testis dapat berupa:  Timbul mendadak, nyeri hebat dan
pembengkakan skrotum; sakit perut hebat, kadang mual dan muntah; nyeri dapat menjalar
kedaerah inguinal. Pada pemeriksaan fisik dapat didapatkan: testis bengkak, terjadi retraksi
testis ke arah kranial, karena funikulus spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi
yang terkena lebih tinggi dan lebih horizontal jika dibandingkan testis sisi yang sehat. Pada
palpasi teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus
Pemeriksaan fisik yang paling sensitive pada torsio testis adalah hilangnya reflex
kremaster. Refleks kremaster dilakukan dengan menggores atau mencubit paha bagian
medial, menyebabkan kontraksi musculus cremaster yang akan mengangkat testis. Refleks
kremaster dikatakan positif bila testis bergerak ke arah atas minimal 0.5 cm.
Pada torsio appendix testis, teraba adanya nodul keras berdiameter 2-3 mm di ujung atas
testis, dapat tampak berwarna kebiruan, yang dikenal dengan “blue dot sign”.
Prehn’s sign negative mengindikasikan nyeri tidak berkurang dengan pengangkatan testis
dapat menunjukkan adanya torsio testis, merupakan operasi CITO dan harus dikoreksi dalam
6 jam.
4. Hematocele
Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh trauma. 
5. Tumor testis
Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.  Keluhan adanya pembesaran
testis yang tidak nyeri. Terasa berat pada kantong skrotum.  Benjolan pada testis yang padat,
keras, tidak nyeri pada palpasi. 

I. TATALAKSANA1,2
Pembedahan adalah pengobatan pilihan untuk hidrokel, dan diperlukan bila
hidrokel menjadi rumit atau bergejala. Untuk hidrokel kongenital, dilakukan herniotomi,
asalkan tidak sembuh secara spontan. Di sisi lain, hidrokel yang didapat mereda ketika
kondisi utama yang mendasarinya sembuh.

Ada dua pendekatan bedah umum yang tersedia untuk hidrokelektomi:

1. Plication:  Teknik ini cocok untuk hidrokel berdinding tipis. Karena diseksi minimal,


risiko hematokel atau infeksi berkurang secara signifikan. Lord plication melibatkan
tunika yang diikat menjadi ruff dengan menerapkan serangkaian beberapa jahitan catgut
kromik terputus untuk kantung untuk membentuk jaringan fibrosa.
2. Eksisi dan Eversi:  Teknik ini cocok untuk hidrokel dan kilokel berdinding tebal yang
besar.  Ini melibatkan eksisi subtotal dari tunika vaginalis dan eversi kantung di belakang
testis diikuti dengan menempatkan testis di kantong yang baru dibuat antara lapisan fasia
skrotum (prosedur Jaboulay). Pertimbangan khusus diambil untuk tidak merusak
epididimis, pembuluh testis, atau duktus deferens. Pada Eksisi kecuali jika dilakukan
dengan sangat hati-hati untuk menghentikan perdarahan setelah eksisi dinding,
perdarahan dari tepi yang terpotong dapat menyebabkan hematoma skrotum yang besar.
Pendekatan ini tidak dianjurkan.

Aspirasi : Ini adalah metode lain untuk mengobati hidrokel, terutama pada pasien yang tidak
dapat mentolerir operasi. Namun, cairan hidrokel hampir selalu terakumulasi kembali dalam
waktu sekitar satu minggu.  Selain itu, risiko hematokel dan infeksi setelah aspirasi kemungkinan
dapat terjadi. Aspirasi juga dapat mengakibatkan perdarahan ke dalam kantung hidrokel.
Aspirasi diikuti dengan suntikan sklerosan (tetrasiklin atau doksisiklin) telah terbukti efektif
tetapi menyakitkan.

Teknik Operasi Hidrokel (High Ligation)

 Memeriksa anak untuk mengkonfirmasi adanya testis.


 Membuat incisi inguinal kecil
 Masuk ke canalis inguinalis dan diseksi PV, yang merupakan kantung hidrokel, harus
bebas dari vas deferens dan pembuluh darah.
 Keluarkan isi kantung hidrokel (cairan) ke dalam abdomen
 Ligasi kantung pada atau di atas annulus inguinalis interna
 Inspeksi annulus inguinalis interna untuk memastikan seluruh isi kantung telah
dikeluarkan seluruhnya.
 Jahit lapisan fascia dan kulit..
a. Incisi pada kuadran bawah abdomen sepanjang 2-4cm, ke arah lateral dari titik tepat di
atas spina pubic.
b. Fascia superfisialis telah diincisi. Musculus obliqus externus terlihat.
c. Musculus obliqus externus telah diincisi, tampak kantung hidrokel dan cord.
d. Fascia oblique externus dijepit, memperlihatkan musculus cremaster dan fascia
spermaticus interna melapisi kantung dan cord.
e. Kantung yang melalui canalis inguinalis dan annulus inguinalis externa dipisahkan dari
cord di bawahnya. Ujung distal telah dibuka sebagian. Ujung proximal akan dilakukan
high ligation pada leher kantung.
f. Ujung proximal kantung diangkat. Retroperitoneal fat pad yang selalu ada dan
merupakan indikasi titik untuk high ligation. Jahitan dilakukan pada leher kantung.
Setelah dijahit, jahitan kedua dilakukan pada distal dari jahitan pertama untuk
memastikan ligasi yang permanen.
g. Musculus oblique externus dijahit.
h. Menjahit jaringan subcuticular.

Komplikasi pasca pembedahan


 Perdarahan reaksioner
 piokel
 Infeksi
 Pembentukan sinus
 Hidrokel berulang
J. PROGNOSA
Prognosis hidrokel kongenital sangat baik, sedangkan hidrokel onset dewasa
tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Hidrokel kongenital cenderung sembuh
secara spontan pada akhir tahun pertama kehidupan. Jika persisten, mereka dapat
dikoreksi melalui pembedahan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi dan prognosis
jangka panjang yang baik. Di tangan yang berpengalaman, perbaikan hidrokel membawa
risiko kerusakan testis atau kekambuhan yang sangat rendah. Prognosis hidrokel onset
dewasa terutama tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Misalnya, prognosis
hidrokel filaria tergantung pada ukuran dan beratnya obstruksi limfatik.2
K. KOMPLIKASI
 Infeksi
 piokel
 hematokel
 Atrofi testis
 Infertilitas (akibat penghentian spermatogenesis karena peningkatan tekanan pada
suplai darah pada testis dari edema).
 Pecah.
 Hernia hidrokel (jarang)
DAFTAR PUSTAKA

1. Bailey. SHORT PRACTICE of SURGERY. 27th ed. London: Taylor & Francis Group,
LLC; 2018.

2. Huzaifa M, Moreno M. Hydrocele. USA: StatPearls Publishing LLC.; 2022.

3. Holcomb G, Murphy P. ASHCRAFT’S PEDIATRIC SURGERY. London: Elsevier Inc.;


2014.

Anda mungkin juga menyukai