Anda di halaman 1dari 37

REFERAT

HERNIA

PEMBIMBING:
dr. Gatot Sugiharto, Sp.B, MARS

Disusun Oleh:
Muhammad Hanif Muhibat – 2018730128

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH


RSUD SEKARWANGI
PROGRAM PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah


melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
referat ini tepat pada waktunya.

Sebagai penulis, saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr. Gatot
Sugiharto, Sp.B dan berbagai pihak lain yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan referat mengenai “Hernia”. Referat ini disusun untuk memenuhi tugas
yang diberikan dalam stase Ilmu Bedah, yang tentu nya referat ini sudah disusun
berdasarkan studi pustaka yang telah dikaji.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam


laporan ini, maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk menyempurnakan penulisan referat ini. Semoga dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca pada umumnya dan khususnya bagi penulis.

Sukabumi, Januari 2023

Muhammad Hanif Muhibat

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................2
A. ANATOMI..................................................................................................................2
B. DEFINISI..................................................................................................................13
C. KLASIFIKASI.........................................................................................................13
D. HERNIA INGUINALIS...........................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................34

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Lebih dari 600.000 kasus hernia yang dilakukan pembedahan setiap tahun di
Amerika Serikat, hernia menjadi salah satu operasi paling umum yang dilakukan
oleh ahli bedah umum. Meskipun sering menjalani prosedur ini, tidak ada ahli
bedah yang memiliki hasil yang ideal, dan komplikasi seperti nyeri pasca operasi,
cedera saraf, infeksi di tempat bedah, dan kekambuhan tetap ada.(1)
Hernia inguinal adalah salah satu operasi yang paling umum dilakukan di
Amerika Serikat. Berdasarkan data yang dibuat oleh the National Center for
Health Statistics tahun 2010 hampir 515.000 operasi hernia inguinal dilakukan di
Rumah Sakit, dan 450.000 kasus tambahan dilakukan di pusat operasi rawat
jalan.(2)
Sekitar 75% hernia pada dinding perut terjadi di pangkal paha. Dari
pembedahan hernia inguinalis, 90% dilakukan pada pria, dan 10% dilakukan
pada wanita. Hal tersebut diduga karena risiko hernia inguinalis seumur hidup
terjadi 27% pada pria dan 3% pada wanita. Sekitar 70% bedah hernia femoralis
dilakukan pada wanita, namun hernia inguinalis lima kali lebih sering daripada
hernia femoralis.(2)

B. TUJUAN
Hernia merupakan situasi yang lazim dan sering ditemukan dalam
pembedahan dan sering ditemui oleh semua dokter, sehingga pengetahuan umum
mengenai manifestasi klinis, gambaran fisik dan penatalaksanaan hernia sangat
penting untuk diketahui.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI
Hernia mungkin dapat disebabkan oleh faktor kongenital, terutama pada
anak-anak. Untuk mengetahui etiologi hernia maka perlu memahami
embriologi, terutama bagian inguinal untuk menentukan penatalaksanaan
yang tepat. Ligamentum gubernakulum turun pada kedua sisi abdomen dari
polus inferior gonad ke permukaan internal labium-skrotal. Gubernakulum
berjalan melewati dinding abdominal pada area yang nantinya akan menjadi
kanalis inguinalis. Prosesus vaginalis adalah evaginasi divertikular
peritoneum yang membentuk bagian ventral berhadapan dengan
gubernakulum secara bilateral dan melewati dinding abdomen bersama
gubernakulum.
Pada laki-laki, testis umumnya terletak di peritoneal, dan dengan prosesus
vaginalis, struktur-struktur ini turun ke skrotum ketika gubernakulum
berkontraksi. Pada perempuan, ovarium turun ke pelvis dan menuju aspek
inferior gubernakulum, menjadi ligamentum rotundum, yang melewati
lingkaran interna dan menuju labia major. Prosesus vaginalis umumnya
menutup, sehingga menghilangkan perpanjangan kavitas peritoneum melewati
lingkaran interna. Pada laki-laki, sisa-sisa prosesus vaginalis menempel pada
testis sehingga disebut tunika vaginalis; jika prosesus vaginalis masih tetap
ada, maka dapat terjadi hidrokel dan hernia indirek. Jika prosesus vaginalis
masih terbuka pada wanita, maka akan memanjang menuju labia mayora
sehingga disebut canal of Nuck. Insidensi tetap terbukanya prosesus vaginalis
adalah sebanyak 60% pada usia 2 bulan dan 40% pada umur 2 tahun.

2
Proses Desensus testis

STRUKTUR DINDING ANTERIOR ABDOMEN

Lapisan-lapisan dinding abdomen terdiri dari (luar ke dalam):

1. Kulit
Garis-garis lipatan kulit alami berjalan konstan dan hampir horizontal di
sekitar tubuh. Secara klinis hal ini penting karena insisi sepanjang garis lipatan
ini akan sembuh dengan sedikit jaringan parut sedangkan insisi yang menyilang
garis-garis ini akan sembuh dengan jaringan parut yang menonjol

2. Fascia superficialis, terdiri dari fascia camperi dan fascia scarpae.


a. Lapisan luar, Panniculus adiposus (fascia camperi): berhubungan dengan
lemak superficial yang meliputi bagian tubuh lain dan mungkin sangat tebal.

b. Lapisan dalam, Stratum membranosum (fascia scarpae): stratum


membranosum tipis dan menghilang di sisi lateral dan atas. Di bagian

3
inferior, stratum membranosum berjalan di depan paha dan di sini bersatu
dengan fascia profunda pada satu jari di bawah ligamentum inguinale.

3. Otot dinding anterior abdomen, antara lain: muskulus obliquus externus


abdominis, muskulus obliquus internus abdominis, muskulus transversus
abdominis. Otot dinding anterior abdomen:
a. Musculus obliquus externus abdominis

Merupakan lembaran otot yang lebar dan tipis, dibentuk oleh dua lapisan:
superfisial dan profunda menjadi aponeurosis obliquus externus. Bersama
dengan aponeurosis otot obliqus internus dan transversus abdominis, mereka
membentuk sarung rektus dan akhirnya linea alba. Aponeurosis obliqus
eksternus menjadi batas superfisial dari kanalis inguinalis. Ligamentum
inguinal terletak dari spina iliaca anterior superior ke tuberculum pubicum.
Ligamentum inguinale (Poupart) merupakan penebalan bagian bawah
aponeurosis muskulus obliqus eksternus. Terletak mulai dari SIAS sampai
ke ramus superior tulang pubis. Lakunare (Gimbernati) merupakan paling
bawah dari ligamentum inguinale dan dibentuk dari serabut tendon obliqus
eksternus yang berasal dari daerah Sias.

b. Muskulus obliquus internus abdominis

Merupakan lembaran otot yang lebar dan tipis yang terletak di profunda
muskulus obliquus externus abdominis. Serabut tendon yang terbawah
bergabung dengan serabut-serabut yang sama dari muskulus transversus
abdominis membentuk conjoined tendon.

c. Muskulus transversus abdominis

Merupakan lembaran otot yang tipis dan terletak di profunda muskulus


obliquus internus abdominis dan serabut-serabutnya berjalan horizontal ke
depan. Serabut tendo yang terbawah bersatu dengan serabut tendo yang sama
dari muskulus obliquus internus abdominis membentuk conjoined tendon.

4
4. Fascia transversalis merupakan lapisan fascia tipis yang membatasi muskulus
transversus abdominis. Fascia transversalis digambarkan oleh Cooper memiliki
2 lapisan:Fascia transversalis dapat dibagi menjadi dua bagian, satu terletak
sedikit sebelum yang lainnya, bagian dalam lebih tipis dari bagian luar; ia
keluar dari tendon otot transversalis pada bagian dalam dari spermatic cord dan
berikatan ke linea semulunaris. Ligamentum Cooper terletak pada bagian
belakang ramus pubis dan dibentuk oleh ramus pubis dan fascia. Ligamentum
Cooper adalah titik fiksasi yang penting dalam metode perbaika laparoscopic
sebagaimana pada titik McVay.

5. Lemak extraperitoneal Merupakan selapis tipis jaringan ikat yang mengandung


lemak dalam jumlah yang bervariasi dan terletak diantara fascia transversalis
dan peritoneum parietale.

6. Peritoneum parietale Merupakan membrana serosa tipis (pelapis dinding


abdomen) dan melanjutkan diri ke bawah dengan peritoneum parietale yang
melapisi rongga pelvis.

Seperti pada gambar dibawah ini

Lapisan-lapisan dinding abdomen

5
Saraf-saraf dinding anterior abdomen:

 Ramus anterior enam nervus thorakal bagian bawah. Berjalan di dalam


celah antara muskulus obliquus internus abdominis dan muskulus
transversus abdominis. Saraf tersebut menyarafi kulit dinding anterior
abdomen, otot-otot (termasuk muskulus rectus abdominis dan muskulus
pyramidalis), dan peritoneum parietale. Saraf-saraf ini berakhir dengan
menembus dinding anterior vagina muskuli recti abdominis.

 Nervus lumbalis 1. Punya perjalanan yang sama namun tidak masuk ke


vagina muskuli recti abdominis. Saraf ini berbentuk sebagai nervus
iliohypogastricus yang menembus aponeurosis muskulus obliquus
externus abdominis di atas anulus inguinalis superficialis dan nervus
ilioinguinalis yang keluar dari anulus ini. Saraf-saraf ini berakhir dengan
menyarafi kulit tepat di atas ligamentum inguinale dan symphisis pubica

Arteriae dinding anterior abdomen:

 Arteri epigastrika superior: merupakan salah satu cabang terminal arteri


thoracica interna. Mendarahi bagian tengah atas dinding anterior abdomen
dan beranastomosis dengan arteria epigastrika inferior

 Arteri epigastrika inferior: merupakan cabang arteria iliaca externa tepat


diatas ligamentum inguinale. Mendarahi bagian tengah bawah dinding
abdomen anterior dan beranastomosis dengan arteria epigastika superior.

 Arteri circumflexa profunda: merupakan cabang arteria iliaca externa


tepat diatas ligamentum inguinale. Mendarahi bagian lateral bawah
dinding abdomen.

6
 Dua arteri intercostales posterior bagian bawah merupakan cabang aorta
descendens dan empat arteri lumbales yang berasal dari aorta
abdominalis. Mendarahi bagian lateral dinding abdomen.

Vena dinding anterior abdomen:

 Vena epigastrika superior

 Vena epigastrika inferior mengalirkan darah ke vena


thoracica

 Vena circumflexa ilium profunda interna dan vena iliaca externa

 Vena intercostales posterior mengalirkan darah ke vena azygos

 Vena lumbales mengalirkan darah ke vena cava inferior

CANALIS INGUINALIS

Terdapat beberapa struktur di dalam kanalis inguinalis. Kanalis


inguinalis mengandung korda spermatika pada pria dan ligamentum rotundum
pada wanita. Kanal ini terletak secara oblik diantara lingkaran inguinal dalam
atau interna, yang berasal dari fasia transversalis, dan lingkaran inguinal
superfisial atau eksterna yang berasal dari aponeurosis oblikus eksterna.

Gambar Isi Korda Spermatika

7
Korda spermatika berjalan lingkaran interna melewati kanalis
inguinalis dan keluar menuju lingkaran eksterna untuk bergabung dengan
testis di dalam skrotum. Korda spermatika mengandung beberapa struktur
termasuk fasia spermatika superfisial (berasal dari fasia Scarpa dan fasia
Camper), fasia spermatika eksterna (berasal dari muskulus oblikus
eksternus), lapisan muskulus kremaster sirkumferens (bersala dari
muskulus oblikus internus), dan arteri spermatika eksterna atau arteri
kremaster, fasia spermatika interna (berasal dari fasia transversalis), vas
deferens dan arteri vas deferens, arteri spermatika interna atau arteri
testikular yang berasal dari aorta, tepat di sebelah inferior arteri renalis,
pleksus vena pampiniforme yang berasal dari vena testicular dan berjalan
menuju vena kava di sebelah kanan dan vena renalis di sebelah kiri,
nervus ilioinguinal, dan cabang genital dari nervus genitofemoralis, dan
serat simpatis dari pleksus hipogastrikus.

Gambar Kanalis Inguinalis

8
Kanalis inguinalis dapat dibagi berdasarkan batasannya. Di anterior
kanalis inguinalis terikat oleh aponeurosis oblikus eksternus, di superior
oleh oblikus internus dan muskulus aponeurosis abdominis transversus,
dan di bagian inferior oleh ligament lakunar dan inguinal. Dinding
inferiormya dibentuk oleh fasia transversalis. Jika terjadi defek pada
dinding ini, maka perioteneum dan isi dari kavitas abdomen dapat
mengalami herniasi.

Fungsi canalis inguinalis, pada laki-laki, memungkinkan struktur-


struktur yang terdapat di dalam funiculus spermaticus berjalan dari atau ke
testis menuju abdomen dan sebaliknya. Pada perempuan, canalis
inguinalis yang lebih kecil memungkinkan ligamentum teres uteri berjalan
dari uterus menuju ke labium majus.

Adanya canalis inguinalis pada bagian bawah dinding anterior


abdomen pada laki-laki dan perempuan merupakan suatu tempat lemah.
Tata letak canalis inguinalis untuk mengatasi kelemahan ini:

1. Dinding anterior canalis inguinalis diperkuat oleh serabut-serabut


muskulus obliquus internus abdominis tepat di depan anulus
inguinalis profundus
2. Dinding posterior canalis inguinalis diperkuat oleh conjoined tendon
tepat di belakang anulus inguinalis superficialis
3. Pada waktu batuk dan mengedan (miksi, defekasi, dan partus),
serabut-serabut paling bawah muskulus obliquus internus abdominis
dan muskulus transversus abdominis yang melengkung berkontraksi
sehingga atap yang melengkung menjadi datar dan turun mendekati
lantai. Atap mungkin menekan isi canalis inguinalis ke arah dasar
sehingga sebenarnya canalis inguinalis menutup.

9
4. Bila diperlukan mengedan dengan kuat, seperti pada defekasi dan
partus, secara alamiah orang cenderung dalam posisi jongkok,
articulatio coxae fleksi, dan permukaan anterior tungkai atas
mendekati permukaan anterior dinding abdomen. Dengan cara ini,
bagian bawah dinding anterior abdomen dilindungi oleh tungkai atas.

FUNIKULUS SPERMATIKUS

Funikulus spermatikus berawal pada anulus inguinalis profundus yang


terletak lateral terhadap arteria epigastrica inferior dan berakhir di testis.
Struktur-struktur pada funikulus spermatikus adalah sebagai berikut:

1.Vas deferens

2. Arteria testikularis

3. Vena testikularis

4. Pembuluh limfatik testis

5. Saraf-saraf otonom

6. Prosessus vaginalis (sisa)

7. Arteria cremasterica

8. Arteria ductus deferentis

9. Ramus genitalis nervus genitofemoralis yang menyarafi muskulus


cremaster.

10
Gambar Funikulus spermatikus

SEGITIGA HASSELBACH

Segitiga Hasselbach dibentuk oleh ligamen inguinal pada sisi lateral,


selubung rektus di bagian medial, dan pembuluh darah epigastrik inferior pada
sisi superior. Hernia direk terjadi jika ada penonjolan terhadap dinding kanalis
inguinalis pada segitiga Hasselbach (medial sampai inferior pembuluh darah
epigastrik). Sehingga, hernia direk adalah penonjolan peritoneum melewati
fasia transversalis (berdekatan dengan korda spermatika). Kantung hernianya
keluar kanal bersamaan dengan korda spermatika melewati lingkaran externa
menuju ke skrotum. Kantung hernia indirek umumnya ditemukan pada aspek
anteromedial korda spermatika.

11
Gambar Segitiga Hasselbach

CANALIS FEMORALIS
Kanalis femoralis terletak medial dari v. Femoralis di dalam lakuna
varosum, dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat v. Safena magna
bermuara di dalam v. Femoralis. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi
yang keras dan tajam. Batas kranioventral dibentuk oleh ligamentum
inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir os pubis dari ligamentum iliopektinaele
(ligamentum Cooper), sebelah lateral oleh v. Femoralis dan disebelah medial
oleh ligamentum lakunare Gimbernati. Hernia femoralis keluar melalui lakuna
vasorum kaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan anatomi ini sering
mengakibatkan hernia femoralis.

12
B. DEFINISI
Hernia didefinisikan sebagai penonjolan abnormal dari suatu organ atau
jaringan melalui cacat pada dinding di sekitarnya. Meskipun hernia dapat terjadi
di berbagai tempat tubuh, defek ini paling sering terjadi pada dinding perut,
terutama daerah inguinal. Hernia dinding perut hanya terjadi pada tempat di mana
aponeurosis dan fasia tidak tertutup oleh otot lurik.(1)
Hernia berasal dari kata Latin yang berarti ruptur. Hernia adalah protrusi
atau penonjolan dari isi organ visceral melalui dinding abdomen. Kantung hernia
bisa berisi kandungan dalam abdomen, seperti usus halus, usus besar atau
kandung kemih, atau bisa juga kosong.(1)
Hernia dapat direduksi ketika isinya dapat dimasukkan kembali ke dalam
rongga abdomen. Jika tidak dapat direduksi atau inkarserata maka hernia tidak
dapat dimasukkan kembali. Hernia strangulata akan mengganggu pasokan darah
dan merupakan komplikasi serius dan dapat berpotensi fatal. Hernia strangulata
adalah hernia yang mengandung organ visera yang terjepit. Dalam situasi ini,
leher kecil hernia menghalangi aliran darah arteri, vena, atau keduanya ke dalam
isi kantung hernia.(1)

C. KLASIFIKASI
1. Menurut waktu
a. Hernia kongenital
b. Hernia akuisita/didapat

2. Berdasarkan lokasi atau letaknya, hernia dibagi menjadi


a. Hernia diafragma yaitu menonjolnya organ perut kedalam rongga dada
melalui lubang pada diafragma (sekat yang membatasi rongga dada dan
rongga perut).
b. Hernia Inguinal
c. Hernia Umbilicalis yaitu benjolan yang masuk melalui cincin umbilikus
(pusar)

13
Umbilikus dibentuk oleh cincin pusar linea alba dan merupakan situs hernia
umumnya. Intraabdomen, Ligamentum teres, dan vera paraumbilikal
bergabung ke umbilikus superior dan ligamen umbilikus median (dilenyapkan
urachus) lalu masuk inferior.Hernia pada bayi adalah bawaan, sebagian besar
menutup spontan pada kasus usia 2 tahun. Yang bertahan setelah usia 5 tahun
sering diperbaiki melalui pembedahan. Kecenderungan yang kuat terhadap
perkembangan hernia pada individu keturunan Afrika.
Hernia sering terjadi pada wanita dan kondisi yang mengakibatkan
peningkatan tekanan inta-abdomen, seperti kehamilan, obesitas, asites, atau
distensi abdomen Hernia umbilikal lebih umum pada individu-individu yang
hanya memiliki decussation aponeurotic tunggal di bagian tengah dibanding
dengan decussation triple normal serat.Hernia umbilikaslis kecil asimptomatik
nyaris tidak terdeteksi pada pemeriksaan dan tidak perlu diperbaiki, orang
dewasa yang memiliki gejala, penahanan hernia, besar, penipisan kulit atau
asites yang tidak terkendali harus memiliki perbaikan hernia. Hernia umbilikal
pecah spontan pada pasien dengan ascites dapat mengakibatkan peritonitis dan
kematian
d. Hernia Femoralis yaitu benjolan di lipat paha melalui anulus femoralis.
Hernia femoralis melewati kanalis femoralis yang dibatasi oleh bagian
superior oleh saluran ileopubic, dan bagian inferior oleh ligamen cooper,
bagian lateral oleh arteri femoralis, dan medial oleh persimpangan saluran
ileopubic dan ligamen cooper. Hernia femoralis menghasilkan massa atau
tonjolan dibawah ligamen inguinal. Beberapa keadaan hernia femoralis ada
diatas kanalis inguinalis (sabiston)

3. Menurut sifatnya
a. Hernia Responible
Bila isi hernia dapat keluar masuk. Keluar saat berdiri atau mengedan, masuk
ketika berbaring atau bila didorong masuk perut
b. Hernia Iresponsible

14
Bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke dalam rongga perut. Ini
biasanya disebabkan oleh pelekatan isi kantong kepada peritoneum kantong
hernia.
c. Hernia Strangulasi
Hernia Iresponsibel yang disertai gangguan vaskularisasi
d. Hernia inkarserata
Hernia Iresponsibel yang disertai gangguan pasasse

D. HERNIA INGUINALIS
Hernia inguinal diklasifikasikan sebagai direk dan indirek. Kantung hernia
inguinalis indirek berpindah dari cincin inguinalis interna kearah cincin inguinalis
eksterna dan akhirnya menuju skrotum. Sebaliknya, kantung hernia inguinalis direk
menonjol keluar dan ke depan dan medial ke cincin inguinalis internal dan pembuluh
epigastrium inferior. Ketika hernia tidak langsung membesar, hal itu terkadang sulit
dibedakan antara hernia inguinalis direk dan indirek. Perbedaan ini tidak terlalu
penting karena perbaikan operasi kedua jenis hernia ini serupa.(1)

PATOFISIOLOGI

Pada bulan ke – 8 dari kehamilan, terjadinya desensus testikulorum melalui


kanal. Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga
terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila
bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi rongga
perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering belum
menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka prosesus
vaginalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, prosesus yang
terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus tidak berobliterasi maka
akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital.
Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi kerana usia lanjut, karena pada
umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur,
organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua prosesus

15
tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini merupakan locus minoris
resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal
meningkat seperti batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang – barang
berat, mengejan. Prosesus yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul
hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar
melalui defek tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat
trauma, hipertropi protat, asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan
dapat terjadi pada semua. Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan
proses perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin.

GAMBARAN KLINIK

Gejala dan tanda klinis hernia banyak ditentukan oleh keadaan isi hernia.
Pada hernia reponibel keluhan satu-satunya adalah adanya benjolan di lipat paha
yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin, atau mengedan, dan menghilang
waktu berbaring. Keluhan nyeri jarang dijumpai, bila ada biasanya dirasakan di

16
daerah epigastrium atau para umbilical berupa nyeri visceral karena regangan pada
mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia.
Nyeri yang disertai mual atau muntah, afflatus dan tidak BAB baru timbul kalau
terjadi inkarserasi karena ileus atau strangulasi karena nekrosis atau gangren.

DIAGNOSIS

Pada inspeksi, saat pasien diminta mengedan dalam posisi berdiri dapat
dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan di regio inguinalis
yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Perlu diperhatikan keadaan
asimetri pada kedua sisi lipat paha, skrotum atau labia dalam posisi berdiri dan
berbaring. Pasien lalu diminta mengedan atau batuk sehingga adanya benjolan
yang asimetri dapat dilihat.

Pada palpasi, dilakukan saat ada benjolan hernia, diraba konsistensinya, dan
dicoba mendorong apakah dapat direposisi. Bila hernia dapat direposisi, waktu jari
masih berada di annulus internus, pasien diminta mengedan, kalau ujung jari
menyentuh hernia berarti hernia inguinalis lateral, sementara jika bagian sisi jari
yang menyentuh, berarti hernia inguinalis medialis. Kantong hernia yang kosong
kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis
kantong yang memberikan sensasi gesekan dua kain sutera. Disebut tanda sarung
tangan sutera. Kalau kantong hernia berisi organ, palpasi mungkin meraba usus,
omentum (seperti karet) atau ovarium.

Diagnosis hernia dapat ditegakkan berdasarkan pemeriksaan fisik, gejala


klinis maupun pemeriksaan khusus. Bila benjolan tidak tampak, pasien dapat
disuruh mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri. Bila hernia maka
akan tampak benjolan, atau pasien diminta berbaring, bernafas dengan mulut untuk
mengurangi tekanan intraabdominal.

Pemeriksaan Finger Test :


1. Menggunakan jari ke 2 atau jari ke 5.
2. Dimasukkan lewat skrotum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.

17
3. Penderita disuruh batuk:
 Bila impuls diujung jari berarti Hernia Inguinalis Lateralis.
 Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

Pemeriksaan Zieman Test :


1. Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita).
2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.
3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :
  jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.
  jari ke 3 : hernia Ingunalis Medialis.
  jari ke 4 : Hernia Femoralis.

18
Gambar Zieman Test

Pemeriksaan Thumb Test :


 Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan
 Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.
 Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

Gambar Thumb Test

PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Laboratorium

19
Untuk mendukung kearah adanya strangulasi, sebagai berikut:
 Leukocytosis dengan shift to the left yang menandakan strangulasi.
 Elektrolit, BUN, kadar kreatinin yang tinggi akibat muntah-muntah dan
menjadi dehidrasi.
 Tes Urinalisis untuk menyingkirkan adanya masalah dari traktus
genitourinarius yang menyebabkan nyeri lipat paha.

B. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan radiologis tidak diperlukan pada pemeriksaan rutin hernia.
Ultrasonografi dapat digunakan untuk membedakan adanya massa pada lipat
paha atau dinding abdomen dan juga membedakan penyebab pembengkakan
testis. Pada pemeriksaan radiologis kadang terdapat suatu yang tidak biasa
terjadi, yaitu adanya suatu gambaran massa. Gambaran ini dikenal dengan
Spontaneous Reduction of Hernia En Masse. Adalah suatu keadaan dimana
berpindahnya secara spontan kantong hernia beserta isinya ke rongga
extraperitoneal. Ada 4 tipe pembagian reduction of hernia en masse:
 Retropubic
 Intra abdominal
 Pre peritoneal
 Pre peritoneal locule

PENATALAKSANAAN

Konservatif :
- Reposisi bimanual : tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong
sedangkan tangan kanan mendorongnya ke arah cincin hernia dengan
tekanan lambat dan menetap sampai terjadi reposisi

20
- Reposisi spontan pada anak : menidurkan anak dengan posisi Trendelenburg,
pemberian sedatif parenteral, kompres es di atas hernia, kemudian bila
berhasil, anak boleh menjalani operasi pada hari berikutnya.

Operatif:
Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniotomi dan hernioplasti.

Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke


lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan,
kemudian direposisi. Kantong hernia dijahit ikat setinggi mungkin kemudian
dipotong.

Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis


internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Hernioplasti
lebih penting artinya dalam mencegah terjadinya residif dibandingkan
herniotomi.

Pada anak-anak dilakukan herniotomi tanpa hernioraphy karena


masalahnya pada kantong hernia sedangkan keadaan otot-otot abdomen masih
kuat (tidak lemah), maka dilakukan pembebasan kantong hernia sampai
dengan lehernya, dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan
lakukan reposisi, kemudian kantong hernia dijahit setinggi-tinggi mungkin
lalu dipotong.
Karena herniotomi pada anak-anak sangat cepat dan mudah, maka
kedua sisi dapat direparasi sekaligus jika hernia terjadi bilateral
Teknik Operasi:

Adapun teknik-teknik operasi hernia ada beberapa cara, yaitu


 Bassini, dahulu merupakan metode yang sering digunakan, dengan cara
conjoint tendon didekatkan dengan ligamentum Poupart’s dan spermatic
cord diposisikan seanatomis mungkin di bawah aponeurosis muskulus
oblikuus eksterna. Menjait conjoint tendon dengan ligamentum inguinale.

21
 Shouldice : seperti bassini ditambah jahitan fascia transversa dengan
lig. Cooper.
 Lichtenstein : menggunakan propilene (bahan sintetik) menutup segitiga
Hasselbach dan mempersempit anulus internus.
 Halsted, menempatkan muskulus oblikuus eksterna diantara cord
kebalikannya cara Bassini. seperti Bassini tetapi funikulus spermatikus
berada diluar Apponeurosis M.O.E.
 Mc Vay, dikenal dengan metode ligamentum Cooper, meletakkan
conjoint tendon lebih posterior dan inferior terhadap ligamentum Cooper.

E. HERNIA FEMORALIS
Hernia femoralis terjadi melalui kanal femoralis, yang diikat secara superior
oleh saluran iliopubik, inferior oleh ligamentum Cooper, lateral oleh v. Femoralis,
dan medial oleh persimpangan traktus iliopubik dan ligamentum Cooper (ligamentum
ligamen). Hernia femoralis menghasilkan massa atau tonjolan di bawah ligamentum
inguinalis. Kadang-kadang, beberapa hernia femoralis akan hadir di atas kanal
inguinal. Dalam hal ini, kantung hernia femoralis masih keluar lebih rendah daripada
ligamentum inguinalis melalui kanal femoralis tetapi naik ke arah sefalad. Sekitar
50% pria dengan hernia femoralis akan mengalami hernia inguinalis langsung,
sedangkan hubungan ini hanya terjadi pada 2% wanita.

Hernia femoralis dapat diperbaiki dengan perbaikan ligamentum Cooper


standar, pendekatan preperitoneal, atau pendekatan laparoskopi. Unsur-unsur penting
dari perbaikan hernia femoralis meliputi diseksi dan pengurangan kantung hernia dan
penghapusan defek pada kanal femoralis, baik dengan pendekatan saluran iliopubik
ke ligamentum Cooper atau dengan pemasangan mesh prostetik untuk melenyapkan
defek tersebut. Insiden strangulasi pada hernia femoralis tinggi; Oleh karena itu,
semua hernia femoralis harus diperbaiki, dan hernia femoralis inkarserata harus
dilakukan pemeriksaan isi kantung hernia untuk kelangsungan hidup. Pada pasien
dengan usus yang terganggu, pendekatan ligamentum Cooper adalah teknik yang

22
disukai karena mesh dikontraindikasikan. Ketika isi hernia femoralis inkarserata tidak
dapat direduksi, membagi ligamen lakunar bisa membantu.

Hernia femoralis dilaporkan terjadi bersamaan dengan hernia inguinalis pada


0.3% pasien. Terjadinya hernia femoralis setelah perbaikan hernia inguinalis
dilaporkan 15 kali lipat dari angka yang diharapkan. Kekambuhan hernia femoralis
setelah operasi hanya 2%. Perbaikan hernia femoralis berulang mimiliki tingkat
kekambuhan sekitar 10%.

Anatomi

Kanalis femoralis terletak medial dari v. femoralis di dalam lakuna vasorum,


dorsal dari ligamentum inguinalis, tempat v. safena magna bermuara di dalam v.
femoralis dengan panjang kira-kira 1.5 cm dengan basis di anulus femoralis setinggi
ligamentum Cooper. Foramen ini sempit dan dibatasi oleh tepi yang keras dan tajam.
Batas kranioventral dibentuk oleh ligamentum inguinalis, kaudodorsal oleh pinggir os
pubis dari ligamentum iliopektineale (ligamentum Cooper), sebelah lateral oleh
(sarung) v.femoralis, dan di sebelah medial oleh ligamentum lakunare Gimbernati.
Hernia femoralis keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari ligamentum inguinale.
Keadaan anatomi ini mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis.

Ligamentum Ingunale merupakan bagian bawah dari aponeurosis musculus


abliquus externus yang mengalami penebalan, mulai dari SIAS sampai tuberculum
pubicum. Sepertig medial memiliki tepi bebas, sedangkan 2/3 laterar melekat kuat
pada fascia iliopsoas di bawahnya. ligamentum lecunare merupakan bagian paling
bawah dari ligamentum inguinale dan terbentuk oleh serabut tendon musculus
obliquus externus, melekat pada ligamentum pectineale. Ligamentum pectineale
merupakan suatu pita tendinous yang kuat dan tebal, terfiksasi pada periosteum ramus
superior ossis pubis dan  periosteum osiis ilii.

Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya, isi hernia
masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan v.Femoralis
sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha.

23
Kantung hernia femoralis berasal dari kanalis femoralis melalui suatu defek
pada sisi medial sarung femoralis (femoral sheath). Kanalis femoralis berisi satu atau
dua kelenjar limfe, yang terbesar disebut dengan Cloquet. Nodus-nodus ini didesak
keluar dari kanalis femoralis oleh suatu penonjolan peritoenal dan seringkali
membentuk massa yang dapat dipalpasi.

Pada pria, lewatnya testikel melalui dinding abdomen selama tahap


embrionik, melemahkan dan memperbesar orifisium miopektineal di atas ligamentum
inguinalis dan merupakan predisposisi terhadap hernia inguinalis indirek dan direk.
Pada wanita, diameter pelvis sejati yang membesar, bila dibandingkan dengan pria,
secara  proporsional memperbesar kanalis femoralis dan mungkin merupakan
predisposisi dari hernia femoralis.

Kelainan fundamental yang memungkinkan protrusi atan penonjolan kantong


peritoneal melalui dinding abdomen adalah adanya defek pada fascia transversa.
Protrusi kantong peritoneal melewati posterior dari iliopubic tract dan ligamentum
inguinale, anterior dari ligamentum Cooper, medial dari vena femoralis dan tepat di
lateral dari  pelekat dinding inguinal posterior (aponeurosis tranversus) dan fascia
transvers) pada ligamentum Cooper. Setelah melalui annulus femoralis penonjolan
turun sampai muncul  pada fossa ovalis.

Patofisiologi

24
Secara patofisiologi, peningkatan tekanan intraabdomen akan mendorong
lemak preperitoneal ke dalam kanalis femoralis yang akan menjadi pembuka jalan
terjadinya hernia. Faktor penyebab lainnya adalah kehamilan multipara, obesitas dan
degenerasi jaringan ikat karena usia lanjut. Hernia femoralis sekunder dapat terjadi
sebagai komplikasi herniorafi pada hernia inguinalis, terutama yang menggunakan
teknik bassini atau shouldice yang menyebabkan fasia transversa dan ligamentum
ingunal lebih tergeser ke ventrokranial sehingga kanalis femoralis lebih luas.

Gambaran Klinis

Hernia femoralis dapat memberikan gambaran klinis yang bervariasi. Bila


tidak mengalami komplikasi, biasanya muncul sebagai benjolan yang dapat direduksi
pada lipat paha medial di kaudal dari ligamentum inguinale. Bila benjolan cukup
besar, sering meluas ke kranial ligamentum ingunale, sehingga kadang didiagnosis
dengan hernia ingunalis. sebaliknya bila ukurannya cukup kecil, terutama pada
penderita gemuk,  benjolan bisa jadi tidak terdeteksi.

Keluhan biasanya berupa benjolan di lipat paha yang muncul terutama pada
waktu melakukan kegiatan yang menaikkan tekanan intraabdomen seperti
mengangkat barang atau batuk. Benjolan ini hilang pada waktu berbaring. Sering
penderita ke dokter atau rumah sakit dengan hernia strangulata. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan benjolan lunak di lipat paha di bawah ligamentum inguinale di
medial v. Femoralis dan lateral tuberkulum pubikum. Tidak jarang yang lebih jelas
adalah tanda sumbatan usus, sedangkan benjolan di lipat paha tidak ditemukan,
karena kecilnya, atau karena penderita gemuk. Hernia femoralis hampir selalu terlihat
sebagai massa yang iredusibel, meskipun kantungnya mungkin kosong, karena lemak
dan kelenjar limfe dari kanalis melingkari kantung. Kelenjar limfe tunggal yang
membesar dapat meniru hernia femoralis dengan sangat tepat.

Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi : benjolan dibawah ligamentum inguinal.

25
2. Palpasi : benjolan lunak di benjolan dibawah ligamentum inguinal
3. Perkusi : Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan
kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak.
4. Auskultasi : hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia
yang mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata).
5. Colok dubur : tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship -
romberg (hernia obtutaratoria).
6. Tanda-tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi
meningkat, tekanan darah meningkat.
7. Pemeriksaan Ziemen Test:
Posisi berbaring, bila ada benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita).
Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan. Penderita disuruh batuk bila
rangsangan pada:

- Jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.


- Jari ke 3 : Hernia Inguinalis Medialis.
- Jari ke 4 : Hernia Femoralis

26
Pemeriksaan Penunjang

Biasanya tidak diperlukan pemeriksaan tambahan untuk menegakkan


diagnosis hernia. Namun pemeriksaan seperti ultrasonografi (USG), CT scan,
maupun MRI dapat dikerjakan guna melihat lebih lanjut keterlibatan organ-organ
yang “terperangkap” dalam kantung hernia tersebut. Pemeriksaan laboratorium
dapat dilakukan untuk kepentingan operasi. Pemeriksaan USG pada daerah
inguinal dengan pasien dalam posisi supine dan  posisi berdiri dengan manuver
valsafa dilaporkan memiliki sensitifitas dan spesifisitas diagnosis mendekati 90%.
Pemeriksaan ultrasonografi juga berguna untuk membedakan hernia incarserata
dari suatu nodus limfatikus patologis atau penyebab lain dari suatu massa yang
teraba di inguinal.

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan hernia secara umum adalah yang dapat dilakukan yaitu


tindakan konservatif dan operatif

1. Konservatif Pengobatan konservatif terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan


pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah
direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulasilata kecuali
pada anak-anak. Hal ini disebabkan oleh cincin hernia lebih elastis pada anak-
anak. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedatif dan
kompres es di atas hernia. Jika berhasil dilakukan operasi hari berikutnya, jika bila
tidak  berhasil dalam waktu enam jam dilakukan operasi segera. Pemakaian
bantalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan
tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup. Cara ini pada
anak-anak dapat menimbulkan atrofi testis karena tekanan pada tali sperma yang
mengandung pembuluh darah testis. Pemberian sabuk hernia merupakan
kontaindikasi bagi hernia femoralis.
2. Operatif Pengobatan operatif merupakan satu-satunya pengobatan hernia femoral
yang rasional. Indikasi operasi sudah ada begitu diagnosis ditegakkan kecuali

27
kalau ada kelainan lokal atau umum yang merupakan kontraindikasi operasi.
Operasi terdiri atas herniotomi disusul hernioplastik dengan tujuan menjepit
anulus femoralis.

a. Herniotomi Pada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai ke


lehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlekatan,
kemudian direposisi, kantong hernia dijahit-ikat setinggi mungkin lalu dipotong.

b. Hernioplasti Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus


inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

Pada prinsipnya teknik operasi pada hernia femoralis dpat dikelompokan dalam
tiga tipe ;

(1) low approach (pendekatan bawah) melalui irisan dibawah ligamentum


inguinale, meliputi teknisk Bassini dan Kirschner;

(2) high approach (pendekatan atas) melalui irisan di atas ligamentum inguinale,
meliputi teknik oschowitz dan Lotheissen-McVay; dan

(3) preperitoneal approach (pendekatan preperitoneal) yang meliputi teknik


MvEvedy dan Henry.

Pada teknik Bassini, hernioplasti dilakukan dengan menjahitkan ligamentum


inguinale pada fascia pectinia yang menutup musculus pectineus. Sedangkan pada
teknik Kirschner ligamentum inguinale dijahitkan pada ligamentum Cooper
dengan menggunakan teknik Bassini. Teknik ini tidak dianjurkan bila dicurigai
adanya strangulasi dan hernia inguinalis yang menyertai.

Pada teknik Moschowitz, hernioplati dilakukan dengan menjahitkan


ligamentum inguinale pada ligamentum Cooper (ligamentum iliopectiniale).
Teknik ini biasa digunakan jika sudut yang terbentuk ligamnetum inguinale dan
ligamentum iliopectineale cukup besar dan jarak kedua struktur tersebut terlalu
jauh.

28
Pada Teknik McVay-Lotheissen dilakukan penjahitan tendon dan arcus
aponeurosis transverses pada ligamentum Cooper. Dengan teknik ini adanya
hernia inguinalis yang menyertai hernia femoralis dapat di operasi pada saat yang
sama. Teknik McEvedy merupakan varisasi dari pendekatan preperitoneal, yang
pertama kali dideskripsikan oleh Henry dan Chetale. Dilakukan insisi vertical
sepanjang tepi leteral musculus rectus sampai ruang preperitoneal. variasi irisan
yang lainadalah insisi transversal dan oblik. Anulus femoralis ditutup dengan
menjahitkan conjoint tendon pada ligamentum Cooper.

Pada teknik Henry dilakukan insisi median dari umbilicus sampai symphisis
pubis diperdalam sampai ruang preperitoneal. Hernioplasti dilakukan dengan
menjahit iliopubic tract pada ligamentum Cooper. Bila defek terlalu luas dapat
dipasang mesh. Teknik ini memungkinkan reparasi hernia femoralis kontralateral
pada saat yang sama. Hernia femoralis dengan orifisium yang kecil pada wanita,
hanya diperbaiki dari bawah ligamentum inguinalis dengan sedikit jahitan atau
disumbat dengan sumbat silindris dari Marlex, karena hernia ini jarang berkaitan
dengan hernia di atas ligamentum inguinalis. Hernia femoralis yang besar pada
wanita dan semua hernia femoralis pada pria, bagaimanapun juga, diperbaiki
dengan perbaikan ligamentum Cooper McVay-Lotheissen. Hernia femoralis
strangulata lebih baik didekati secara properitoneal, karena ini memberikan jalur
langsung ke orifisium hernia femoralis yang berkonstriksi, usus yang terjebak
mudah dilepaskan dengan insisi traktus iliopubik dan ligamentum lakunaris, dan
tersedia ruang yang luas untuk reseksi usus.

29
F. HERNIA VENTRALIS
G. Hernia ventral didefinisikan oleh penonjolan melalui fascia dinding perut anterior.
Cacat ini dapat dikategorikan sebagai spontan atau didapat atau dengan lokasinya
di dinding perut. Hernia epigastrik terjadi pada umbilkus, dan hernia hipogastrik
merupakan hernia spontan langka yang terjadi di midline dibawah umbilicus.
Hernia didapat secara tipikal terjadi setelah insisi bedah dan karenanya disebut
hernia insisional. Meski bukan hernia sesungguhnya, diastasis rekti dapat terjadi
sebagai penonjolan pada midline.
1. Hernia Epigastrik

Terjadi di atas abdomen melalui defek di linea alba diantara prosessus


ximpoideus dan umbilikus, biasanya ditengah dari kedua struktur ini. Beberapa hernia
muncul sebagai penonjolan dari lemak ekstraperitoneal yang melewati linea alba dan
diduga penonjolan ini muncul pada daerah dimana sedikit pembuluh darah yang
menembus linea alba. Akan tetapi, hanya sedikit dari hernia epigastrik yang beriringan
dengan pembuluh darah, dan ini lebih seperti defek yang muncul sebagai hasil dari
kelemahan linea alba. Pembengkakan sebesar kacang hanya berisi lemak
ekstraperitoneal. Jika pembengkakan membesar, akan menarik peritonium sekitarnya
dan akan menjadi hernia epigastrik sesungguhnya. Pasien hernia umbilikal sering
pekerja kasar/berat berusia 30-45 tahun. Defek yang terjadi sering berukuran kecil,
tapi bisa multiple. Hernia epigastrik pada anak-anak bisa dima najemen dengan baik
karena bisa hilang pada usia 6 tahun. Pada dewasa, pembedahan merupakan pilihan
terbaik pada hernia epigastrik.

Manifestasi klinik

 Tanpa Gejala (Symptomless) Hernia epigastrik dengan ukuran kecil hanya dapat
diketahui melalui perabaab. Akan sulit ditemukan melalui inspeksi. Ditemukan pada
periksaan palpasi abdomen

 Menyakitkan (painful) Kadang-kadang beberapa hernia memberikan serangan nyeri


lokal, bertambah pada latihan fisik, perabaan kenyal (lemak)

 Referred pain

Tatalaksana:

30
Apabila hernia memberikan gejala yang meningkat, maka operasi adalah pilihan
terbaik untuk hernia epigastrik

2. Hernia Umbilikal

Hernia umbilikal merupakan hernia yang terbentuk pada umbilikus yang


lemah, yang mana merupakan sebagian hasil dari kegagalan dari round ligament untuk
melewati cincing umbilikus dan sebagian dari ketidakadaan fasia Richet. Hernia ini
sering tanpa gejala, tapi meningkat pada saat menangis.

Penatalaksanaan :

1. Konservatif Dianjurkan untuk pasien dengan usia kecil dari 2 tahun

2. Operasi Hernia inkarserata dan hernia dengan ukuran lebih dari 1,5 cm harus di
operasi. Teknik yang populer adalah teknik Mayo

3. Hernia Paraumbilikal

Hernia Paraumbilikal Hernia paraumbilikal adalah hernia yang keluar dari


atas atau bawah dari umbilikal. Hernia paraumbilikal bisa menjadi sangat besar. Leher
dari kantong hernia sering sangat sempit dibanding ukuran kantongvolume dari isi
kantong. Yang selalu mengandung omentum yang besar yang beriringan dengan usus
halus terkadang kolon tranversus. Pada beberapa kasus, kantong sering terlokalisasi
karena terjadi perlengketan ke dinding abdomen oleh omentum.

31
Etiologi : Peningkatan berat badan, kehamilan yang sering, kelemahan dinding
abdomen, peningktan tekana intra abdomen

Manifestasi Klinis : sering irreponible karena perlengketan oleh omentum, gejala


muncul pada hernia paraumbilikal yang besar akibat berat, gejala gastrointestinal
biasanya muncul pada kolon transversum yang mengalami tarikan

4. Hernia Insisional

Merupakan hernia terbanyak dari jenis hernia ventral, hasil dari


ketidaksempurnaan penyembuhan luka sebelumnya akibat insisi bedah ( infeksi,
tegangan, malnutrisi, tekanan intra abdomen yang tinggi, dll)

Penatalaksanaan

Prinsip perbaikan hernia ventralis adalah mencegah efentrasi, inkorporasi sisa dinding
abdomen, provisi dinamika kekuatan otot dan restorasi kontinuitas dinding abdomen
dalam keadaan bebas tegangan. Teknik-teknik operasi pada hernia ventral antaranya
adalah perbaikan sutura primer, perbaikan dengan mesh, bioprostetik, teknik
pemisahan komponen.

32
33
DAFTAR PUSTAKA

1. Townsend CM, Bauchamp JRD, Evers BM, Mattox KL, editors. Sabiston
Textbook of Surgery : the biological basis of modern surgical practice. 20th ed.
Vol. 1, Hilos Tensados. Philadelphia: Elsevier, Inc.; 2019. 1–476 p.
2. Brunicardi FC, editor. Schwartz’s Principles of Surgery. 11th ed. Vol. 21, The
Journal of Nervous and Mental Disease. Mc Graw Hill Education; 1896. 575 p.

34

Anda mungkin juga menyukai