Kualitas bukan kombinasi dari faktor kebetulan. Kualitas harus didefinisikan, dirancang,
direncanakan, dan dilaksanakan secara tepat. Perusahaan yang selalu menjaga dan meningkatkan
kualitas produk atau jasanya akan mendapat banyak keuntungan. Hal ini dikarenakan kualitas
berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan, profitabilitas dan pangsa pasar. Dengan memiliki
kualitas yang baik, pelanggan akan merasa puas. Apabila pelanggan merasa puas maka akan
terjalin kesetiaan dan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Dengan demikian
perusahaan dapat meningkatkan pangsa pasar melalui pemenuhan kualitas yang bersifat customer
driven sehingga memberikan keunggulan harga dan customer value. Apabila kualitas yang
dihasilkan superior maka profitabilitas terjamin, selain itu kualitas juga dapat mengurangi biaya
sehingga akan memberikan keunggulan kompetitif berupa peningkatan profitabilitas dan
pertumbuhan perusahaan. Secara sederhana, manfaat dari kualitas yang superior yakni sebagai
berikut:
a. Loyalitas pelanggan yang lebih besar
b. Pangsa pasar yang lebih besar
c. Harga saham yang lebih tinggi
d. Produktivitas yang lebih besar
Komponen-komponen Penunjang Daya Saing
Adapun komponen dasar penunjang daya saing yaitu:
1. Kebijakan Industri
Kebijakan industri merupakan bentuk kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta yang
bertujuan untuk menyediakan insentif yang dapat mendorong bisnis untuk berperilaku yang
mengarah pada peningkatan daya saing. Komponen-komponen yang dibutuhkan dalam kebijakan
industri antara lain:
-
• Alih teknologi
• Ekspor industri
• Reformasi dan investasi pendidikan
Kebijakan merupakan keputusan yang diambil organisasi untuk memenangkan persaingan.
Tanpa kebijakan berarti belum melangkah menuju ke medan perang, dan sumber daya apa saja
yang harus digunakan untuk merebut kemenangan. Berkualitas tidaknya kebijakan akan
menentukan kemenangan di medan perang. Pembuatan kebijakan akan sangat menentukan sasaran
jangka pendek maupun sasaran jangka panjang dari suatu organisasi.
2. Teknologi
Teknologi adalah perwujudan secara fisik dari ilmu pengetahuan. Teknologi dirancang
untuk memperluas kemampuan manusia sehingga dapat meningkatkan daya saing organisasi.
Teknologi khususnya teknologi informasi menjadi komponen utama untuk memenangkan
persaingan di Revolusi 4.0. Revolusi 4.0 sering juga disebut sebagai era teknologi informasi, jika
perusahaan tidak memiliki kekuatan akan teknologi informasi akan menyebabkan perusahaan
kehilangan eksistensinya dalam pasar karena tanpa kejamnya persaingan saat ini.
3. Sumber Daya Manusia
di pelajari dari kesuksesan Jerman dan Jepang, diantaranya adalah strategi yang diterapkan dalam
mengelola sumber daya manusia sehingga dapat meningkatkan daya saing dipasar global. Strategi
tersebut antara lain terdiri dari :
• Kerja sama diantara perusahaan, tenaga kerja, dan pemerintah.
• Pendidikan dan pelatihan berkualitas tinggi
• Keterlibatan dan empowerment karyawan
• Kepemimpinan pada setiap level
• Kerjasama Tim.
Sumber daya manusia sebagai bagian komponen penunjang daya saing karena komponen
penting dalam memenangkan persaingan di era saat ini. Sumber daya manusia yang berkualitas
menjadi pilihan atau rebutan dari sesuatu organisasi. Organisasi memerlukan SDM berkualitas
dalam memengangkan persaingan. Kompetensi yang dimiliki SDM akan sangat menentukan derap
langkah suatu organisasi menuju medan persaingan, sehingga SDM sebagai komponen utama
memasuki era saat ini. Pernahkan Anda mendengar istilah pembajakan SDM?????
Budaya Kualitas Sebagai Penunjang Daya Saing
Budaya kualitas adalah sistem nilai yang hasilnya kondusif untuk perkembangan kualitas
secara berkelanjutan didalam lingkungan, hal ini mengandung nilai, tradisi, prosedur dan
ekspektasi yang mendukung kualitas. Budaya kualitas dapat diartikan juga sebagai pola nilai-nilai,
keyakinan dan harapan yang tertanam dan berkembang di kalangan anggota organisasi mengenai
pekerjaannya untuk menghasilkan produk dan jasa yang berkualitas. Pengembangan budaya
kualitas berkaitan dengan upaya merubah perilaku dan sikap mental manusia. Hal ini adalah salah
satu tugas manajemen yang paling sulit, karena memerlukan kekuatan besar dan keterampilan
persuatif dan memotivasi. Kesungguhan juga diperlukan dalam memfasilitasi dan mengelola
perubahan budaya menuju ke arah budaya kualitas menurut Dale dalam Fandy Tjiptono 2003.
Elemen-elemen yang terdapat di kualitas budaya adalah sebagai berikut:
1. Misi organisasi dan hubungannya dengan lingkungan
2. Hakekat realitas dan kebenarannya
3. Hakekat manusia dan interaksinya
4. Hakekat waktu dan ruang
Implementasi praktik TQM dalam perusahaan menjadi lebih efektif apabila budaya organisasi
kondusif untuk sebuah proses perubahan dan tranformasi (Kujala dan Lillrank, 2004). Karena
TQM pada hakekatnya adalah program perubahan organisasi yang memerlukan transformasi
budaya organisasi, proses, dan keyakinan. Secara teoritik, keterkaitan antara implementasi praktik
TQM dengan budaya organisasi dikemukakan oleh Goetsch dan Davis dalam Tjiptono dan Diana
(2003), bahwa implementasi TQM dapat merubah orientasi budaya suatu organisasi menuju
budaya kualitas yang pada akhirnya dapat meningkatkan kompetensi dan kinerja organisasi secara
keseluruhan.
Perusahaan-perusahaan Indonesia sebenarnya telah lama menyadari pentingnya kualitas
produk. Hal itu terbukti dengan penerapan manajemen mutu (TQM) yang sudah semakin meluas.
Menurut Adebanjo dan Kehoe (1999) ada persetujuan umum bahwa walaupun budaya adalah unik
untuk masing-masing organisasi, elemen-elemen tertentu dalam kualitas total dapat
mendefinisikan budaya kualitas. Elemen-elemen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Fokus Konsumen. Pemahaman terhadap kebutuhan saat ini dan masa mendatang dan arus
memenuhi persyaratan konsumen dan berusaha keras untuk memberikannya melebihi
harapan konsumen.
2. Meneliti dan memahami kebutuhan dan harapan konsumen.
3. Meyakinkan bahwa sasaran organisasi terkait erat dengan kebutuhan dan harapan
konsumen.
4. Mengomunikasikan kebutuhan dan harapan konsumen kepada semua anggota organisasi.
5. Mengukur kepuasaan konsumen dan bertindak atas dasar hasil.
6. Mengelola secara sistematik hubungan denngan konsumen.
7. Mendorong konsumen menunjukkan keluhannya dan menempatkannya sebagai prioritas
utama.
8. Mempunyai data dan informasi tentang konsumen.
9. Memberikan jaminan produk purna jual.
Berdasarkan data pada tahun 2014 ribuan perusahaan dan organisasi jasa diseluruh dunia
termasuk ratusan perusahaan di Indonesia, telah mengadopsi sistem manajemen kualitas ISO-
9000. Data tahun 2014 menunjukkan sebanyak 284 peusahaan di Indonesia telah memperoleh
sertifikat sistem manajemen kualitas ISO-9000. Jumlah ini sangat sedikit dibandingkan dengan
total perusahaan yang ada di Indonesia. Hal ini penting dan harus dipertahankan bahkan
ditingkatkan oleh perusahaan yang mengimplementasikan sistem manajemen kualitas ISO-9000
adalah komitmen perusahaan terhadap kualitas produk, efisiensi, efektivitas, produktivitas dan
improvement proses operasi.
Sistem manajemen kualitas ISO-9000 didefenisikan sebagai standar sistem manajemen
kualitas yang mengelola proses pencapaian kualitas. Sistem manajemen kualitas ISO-9000
mengatur hubungan antara suplier, perusahaan dan konsumen (pelanggan). Oleh karena itu,
sitstem manajemen kualitas ISO-9000 sama sekali tidak berbicara tentang kualitas produk, tetapi
berbicara tentang proses pencapaian suatu tingkat kualitas teretentu.
Value chain adalah serangkaian aktivitas yang relevan dalam proses pengadaan, penyimpanan,
penggunaan, transformasi, dan disposisi sumber daya, mulai dari value chain pemasok sampai
value chain pembeli. Michael Porter membagi konsep value chain menjadi dua bagian besar, yaitu:
1. Konsep utama, terdiri dari lima jenis yaitu:
• Logistik masuk, yaitu aktivitas yang berhubungan dengan penanganan material yang
diperlukan oleh perusahaan.
• Logistik keluar, yaitu aktivitas yang digunakan untuk menyampaikan barang dari
produsen ke konsumen.
• Manajemen operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengubah input
menjadi output.
• Pemasaran dan penjualan, adalah aktivitas yang berkaitan dengan pengarahan dan
bujukan kepada konsumen agar bersedia untuk membeli barang yang ditawarkannya.
• Pelayanan merupakan aktivitas yang akan terus ditingkatkan perusahaan untuk
mempertahankan nilai serta meningkatkan kualitas dari sebuah produk.
2. Konsep pendukung yang terdiri dari empat jenis yaitu;
• Infrastrukstur perusahaan, yang terdiri dari departemen dalam perusahaan. Umumnya
meliputi keuangan, produksi, perencanaan, pemasaran, dan lainnya.
• Manajemen sumber daya manusia meliputi seluruh proses yang dilakukan perusahaan
untuk memperoleh SDM hingga proses pemberhentian SDM.
• Teknologi meliputi berbagai akivitas pengembangan peralatan, software, hardware,
termasuk prosedur dalam proses mengubah input menjadi output yang siap untuk
dijual.
• Pengadaan adalah aktivitas yang berkaitan dengan cara perusahaan dalam memperoleh
input yang akan digunakan dalam proses produksi.
Kemitraan