Anda di halaman 1dari 5

Nama : Lutfia Febriyanti

Kelas : XI AK 3
No : 17

BIOGRAFI DR. KH. MA. SAHAL MAHFUDZ

1. RIWAYAT HIDUP DAN KELUARGA

1.1 Lahir
Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz lahir pada tanggal 17 Desember 1937, di Desa Kajen, Margoyoso Pati.
Beliau merupakan putra ketiga dari enam bersaudara KH. Mahfudz bin Abdussalam al- Hafidz (w.
1944 M) dengan Hj. Badi’ah (w. 1945 M).
Saudara-saudara beliau diantaranya, M. Hasyim, Hj. Muzayyanah (istri KH. Manshur Pengasuh
PP.an-Nur Lasem), Salamah (istri KH. Mawardi, pengasuh PP. Bugel-Jepara, kakak istri KH.
Abdullah Salam), Hj. Fadhilah (istri KH. Radhi Shaleh Jakarta), Hj. Khadijah (istri KH. Maddah,
pengasuh PP.as-Sunniyyah Jember yang juga cucu KH. Nawawi, adik kandung KH. Abdussalam,
kakek KH. Sahal).

1.2 Riwayat Keluarga


Pada tahun 1968 M (ada yang menyebut 1969) Dr. KH. MA. Sahal Mahfudh melepas masa lajangnya
dengan menikahi Dra. Hj. Nafisah binti KH. Abdul Fattah Hasyim, Pengasuh Pesantren Fathimiyah
Tambak Beras Jombang. Buah dari penikahannya, beliau dikarunia seorang putra, bernama Abdul
Ghafar Razin.

1.3 Wafat
Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz wafat pada hari Jumat, 24 Januari 2014, dini hari, pukul 01.05 WIB di
kediamannya, komplek Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen, Pati, Jawa Tengah dalam usia 78
tahun.
2. SANAD ILMU DAN PENDIDIKAN BELIAU

2.1 Mengembara Menuntut Ilmu


Sejak kecil, Dr. KH. MA. Sahal Mahfudh memulai pendidikannya dengan diasuh oleh ayahnya
sendiri. Ayahnya adalah sosok kiai yang memiliki jalur nasab dengan Syekh Ahmad Mutamakkin.
Selain kepada ayahnya beliau juga belajar kepada pamannya sendiri, KH. Abdullah Salam.
KH. Abdullah Salam adalah sosok guru yang tidak pernah mendikte Kiai Sahal. Beliau diberi
kebebasan dalam menuntut ilmu di manapun. Tujuannya agar Kiai Sahal bertanggung jawab pada
pilihannya. Apalagi dalam menuntut ilmu Kiai Sahal menentukan adanya target, hal inilah yang
menjadi kunci kesuksesan beliau dalam belajar.
Setelah selesai, beliau melanjutkan pendidikannya dengan belajar di Madrasah Ibtidaiyah (1943-
1949), Madrasah Tsanawiyah (1950-1953) Perguruan Islam Mathali’ul Falah, Kajen, Pati. Setelah
beberapa tahun belajar di lingkungannya sendiri,beliau nyantri ke Pesantren Bendo, Pare, Kediri,
Jawa Timur di bawah asuhan Kiai Muhajir.
Selanjutnya tahun 1957-1960, beliau belajar di pesantren Sarang, Rembang, tentang ushul fiqih,
qawa’id fiqh dan balaghah di bawah bimbingan Kiai Zubair Dahlan, Pada pertengahan tahun 1960-
an. Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz belajar ke Makkah di bawah bimbingan langsung Syekh Yasin al-
Faddani.
Di Bendo Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz mendalami keilmuan tasawuf dan fiqih termasuk kitab yang
dikajinya adalah Ihya ‘Ulumiddin, al-Mahalli, Fath al-Wahhab, Fath al-Mu’in, al-Bajuri, at-Taqrib,
Sullam at-Taufiq, Safinat an-Najah, Sullam al-Munajat dan kitab-kitab kecil lainnya. Di samping itu
juga aktif mengadakan halaqah-halaqah kecil-kecilan dengan teman-teman senior.
Kepada Kiai Ahmad beliau mengaji kitab tasawuf al-Hikam. Kitab yang dipelajari waktu di Sarang
antara lain Jam’ al-Jawami’,‘Uqud al-Juman, Tafsir al-Baidhawi, Lubbab an-Nuqul, Manhaj Dzawi
an-Nadzar karangan Syekh Mahfudz Termas dan lain-lain.
Sementara itu, pendidikan umumnya diperoleh dari kursus ilmu umum di Kajen (1951-1953).

3. PEMIKIRAN BELIAU

3.1 Pengasuh Pesantren


Dr. KH. MA. Sahal Mahfudz adalah pengasuh Pesantren Maslakul Huda Putra sejak tahun 1963.
Pesantren di Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah ini didirikan oleh ayahnya, KH. Mahfudz Salam,
tahun 1910. Sebagai pemimpin pesantren, Kiai Sahal dikenal sebagai pendobrak pemikiran tradisional
di kalangan NU yang mayoritas berasal dari kalangan akar rumput. Sikap demokratisnya menonjol
dan dia mendorong kemandirian dengan memajukan kehidupan masyarakat di sekitar pesantrennya
melalui pengembangan pendidikan, ekonomi dan kesehatan.

3.2 Pemikiran Beliau Tentang Fiqh Sosial


Pemikiran fiqh sosial KH MA Sahal Mahfudz sangat menekankan pentingnya integrasi teks dengan
konteks atau fiqh dengan syariah. Fiqh tidak cukup dilihat sebagai teks untuk menjawab persolan,
melainkan bagaimana ia dikontekskan untuk menjawab persoalan sosial. Ia harus dilihat secara
integratif dengan syariah, yakni maqashid syariah. Pemikiran tersebut pada gilirannya membawa
konsekuensi pada lahirnya pemikiran untuk merubah paradigm fiqh formalistik ke fiqh etik. Dari
sinilah lahirlah pemikiran Fiqh sebagai etika sosial, bukan hukum positif Negara.
4. KARYA BELIAU

Karya-karya Dr. KH. MA. Sahal Mahfudh yang berbentuk tulisan antara lain:
1. At-Tsamarah al-Hajainiyah tentang fiqih yang ditulis tahun I960 (Nurussalam, t.t).
2. Al-Barakat al-Jumu’ah(berbicara tentang gramatika Arab).
3. Thariqat al-Hushul ila Ghayat al-Ushul (Surabaya: Diantarna, 2000).
4. Pesantren Mencari Makna (Jakarta: Pustaka Ciganjur, 1999).
5. Al-Bayan al-Mulamma’‘an Alfadz al-Lumd (Semarang: Thoha Putra, 1999).
6. Telaah Fikih Sosial, Dialog dengan KH. MA. Sahal Mahfudh (Semarang: Suara Merdeka,
1997).
7. Nuansa Fiqh Sosial (Yogyakarta: LKiS, 1994).
8. Ijma’ terjemahan bersama KH. Mustofa Bisri dari kitab Mausu’ah al-Ijma’(Jakarta; Pustaka
Firdaus, 1987).
9. al-Wajadain (Risalah belum diterbitkan).
10. Wasmah ash-Shibyan ila I’tiqad ma’da ar-Rahman (Risalah belum diterbitkan).
11. I’danah al-Ashhab ditulis tahun 1961 (Risalah belum diterbitkan).
12. Faid al-Hija Syarh Nail ar-Rajaditulis tahun 1961 (Risalah belum diterbitkan).
13. Nadzm Safinat an-Najah ditulis tahun 1961 (Risalah belum diterbitkan).
14. At-Tarjamah al-Munbalijah ‘an Qashidah al-Munfarijah (Risalah belum diterbitkan).
15. Luma’ al-Hikmah ila Musalsalat al-Muhimmat (Diktat Pesantren Maslakul Huda, Pati).
16. Al-Faraid al-Ajibah ditulis tahun 1959 (Diktat Pesantren Maslakul Huda, Pati).
17. Tipologi Sumber Daya Manusia Jepara dalam Menghadapi AFTA 2003 (Workshop
KKNINISNU Jepara, 29 Pebruari 2003).
18. Strategi dan Pengembangan SDM bagi Institusi Non-Pemerintah, (Lokakarya Lakpesdam
NU, Bogor, 18 April 2000).
19. Mengubah Pemahaman atas Masyarakat: Meletakkan Paradigma Kebangsaan dalam
Perspektif Sosial (Silarurahmi Pemda II Ulama dan Tokoh Masyarakat Purwodadi, 18 Maret
2000).
20. Pokok-Pokok Pikiran tentang Militer dan Agama (Halaqah Nasional PBNU dan P3M,
Malang, 18 April 2000).
21. Prospek Sarjana Muslim Abad XXI, (Stadium General STAI al-Falah as-Sunniyyah, Jember,
12 September 1998).
22. Keluarga Maslahah dan Kehidupan Modern, (Seminar Sehari LKKNU, Evaluasi Kemitraan
NU-BKKBN, Jakarta, 3 Juni 1998).
23. Pendidikan Agama dan Pengaruhnya terhadap Penghayatan dan Pengamalan Budi Pekerti,
(Sarasehan Peningkatan Moral Warga Negara Berdasarkan Pancasila BP7 Propinsi Jawa
Tengah, 19 Juni 1997).
24. Metode Pembinaan Aliran Sempalan dalam Islam, (Semarang, 11 Desember 1996)
25. Perpustakaan dan Peningkatan SDM Menurut Visi Islam, (Seminar LP Ma’arif, Jepara, 14
Juli 1996).
26. Arah Pengembangan Ekonomi dalam Upaya Pemberdayaan Ekonomi Umat, (Seminar Sehari,
Jember, 27 Desember 1995).
27. Pendidikan Pesantren sebagai Suatu Alternatif Pendidikan Nasional, (Seminar Nasional
tentang Peranan Lembaga Pendidikan Islam dalam Peningkatan Kualitas SDM Pasca 50 tahun
Indonesia Merdeka, Surabaya, 2 Juli 1995).
28. Peningkatan Penyelenggaraan Ibadah Haji yang Berkualitas, (disampaikan dalam Diskusi
Panel, Semarang, 27 Juni 1995).
29. Pandangan Islam terhadap Wajib Belajar, (Penataran Sosialisasi Wajib belajar 9 Tahun,
Semarang 10 Oktober 1994).
30. Perspektif dan Prospek Madrasah Diniyah, (Surabaya, 16 Mei 1994).
31. Fiqh Sosial sebagai Alternatif Pemahaman Beragama Masyarakat, (disampaikan dalam kuliah
umum IKAHA, Jombang, 28 Desember 1994).
32. Reorientasi Pemahaman Fiqh, Menyikapi Pergeseran Perilaku Masyarakat, (disampaikan
pada Diskusi Dosen Institut Hasyim Asy’ari, Jombang, 27 Desember 1994).
33. Sebuah Refleksi tentang Pesantren, (Pati, 21 Agustus 1993).
34. Posisi Umat Islam Indonesia dalam Era Demokratisasi dari Sudut Kajian Politis, (Forum
Silaturahmi PP Jateng, Semarang, 5 September 1992).
35. Kepemimpinan Politik yang Berkeadilan dalam Islam, (Halaqah Fiqh Imaniyah, Yogyakarta,
3-5 Nopember 1992).
36. Peran Ulama dan Pesantren dalam Upaya Peningkatan Derajat Kesehatan Umat, (Sarasehan
Opening RSU Sultan Agung, Semarang, 26 Agustus 1992).
37. Pandangan Islam Terhadap AIDS, (Seminar, Surabaya,1 Desember 1992)
38. Kata Pengantar dalam buku Quo Vadis NU karya Kacung Marijan, (Pati, 13 Pebruari 1992).
39. Peranan Agama dalam Pembinaan Gizi dan Kesehatan Keluarga, Pandangan dari Segi Posisi
Tokoh Agama, Muallim, dan Pranata Agama, (Mudzakarah Nasional, Bogor, 2 Desember
1991).
40. Mempersiapkan Generasi Muda Islam Potensial, (Siaran Mimbar Agama Islam TVRI,
Jakarta, 24 Oktober 1991).
41. Moral dan Etika dalam Pembangunan, (Seminar Kodam IV, Semarang, 18-19 September
1991).
42. Pluralitas Gerakan Islam dan Tantangan Indonesia Masa Depan, Perpsketif Sosial Ekonomi,
(Seminar di Yogyakarta, 10 Maret 1991).
43. Islam dan Politik, (Seminar, Kendal, 4 Maret 1989).
44. Filosofi dan Strategi Pengembangan Masyarakat di Lingkungan NU, (disampaikan dalam
Temu Wicara LSM, Kudus, 10 September 1989).
45. dan Ketahanan Nasional, Sebuah Tinjauan dari Ajaran Islam, (Forum MUIII, Kendal, 8
Oktober 1988).
46. Relevansi Ulumuddiyanah di Pesantren dan Tantangan Masyarakat, (Mudzakarah, P3M,
Mranggen, 19-21 September 1988).
47. Prospek Pesantren dalam Pengembangan Science, (Refreshing Course KPM, Tambak Beras,
Jombang 19 Januari 1988).
48. Ajaran Aswaja dan Kaitannya dengan Sistem Masyarakat, (LKL GP Anshor dan Fatayat,
Jepara 12-17 Februari 1988).
49. AIDS dan Prostisusi dari Dimensi Agama Islam, (Seminar AIDS dan Prostitusi YAASKI,
Yogyakarta, 21 Juni 1987).
50. Sumbangan Wawasan tentang Madrasah dan Ma’arif, (Raker LP Ma’arif, Pati, 21 Desember
1986).
51. Program KB dan Ulama, (Pati, 27 Oktober 1986).
52. Hismawati dan Taman Gizi, (Sarasehan gizi antar santriwati,
53. Administrasi Pembukuan Keuangan Menurut Pandangan Islam, (Latihan Administrasi
Pembukuan dan Keuangan bagi TPM, Pan, 8 April 1986) .
54. Pendekatan Pola Pesantren sebagai Salah Satu Alternatif membudayakan NKKBS, (Rapat
Konsultasi Nasional Bidang, KB, Jakarta, 23-27 Januari 1984).
55. Pelaksanaan Pendidikan Kependudukan di Pesantren, (Lokakarya Pendidikan Kependudukan
di Pesantren, (Jakarta, 6-8 Januari 1983).
56. Tanggapan atas Pokok-Pokok Pikiran Pembaharuan Pendidikan Nasional, (27 Nopember
1979).
57. Peningkatan Sosial Amaliah Islam, (Pekan Orientasi Ulama Khotib, Pati, 21-23 Pebruari
1977).

5. TANGGAPAN
Dr. KH. MA. Sahal Mahfudh merupakan ulama kontemporer Indonesia yang disegani karena kehati-
hatiannya dalam bersikap dan kedalaman ilmunya dalam memberikan fatwa terhadap masyarakat baik
dalam ruang lingkup lokal (masyarakat dan pesantren yang dipimpinnya) dan ruang lingkup nasional.
Semoga kita bisa meneladani beliau dan meneruskan perjuangan keagamaan dan sosial beliau dalam
memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat, membangun dan memajukan bangsa serta
menjaga dan memajukan eksistensi agama islam di muka bumi ini. Semoga kita selalu mendapatkan
limpahan berkahnya dalam menapaki kehidupan ini. Aamiin.

Anda mungkin juga menyukai