130112200560
TEMPLATE EKSPERTISE
TORAKS
§ Proyeksi PA / AP / Lateral / Oblique / dll
§ Kondisi foto
o Simetris / tidak
o Inspirasi cukup / kurang / maksimum
§ Tulang normal / fraktur / kelainan lain
§ Jaringan lunak normal / penebalan / massa
§ Trakea ditengah / deviasi / tertarik / terdorong
§ Mediastinum tidak melebar / melebar / shifting
§ Cor tidak membesar / membesar / kelainan posisi
§ Sinuses normal / tumpul / tertutup / sulit dilihat
§ Diafragma normal / terangkat / kelainan lain
§ Pulmo :
o Hili normal / pergeseran / pelebaran / penebalan
o Corakan bronkovaskuler normal / bertambah / berkurang
o Perbercakan/perselubuhan/lesi di apeks / lapang atas / lapang tengah / lapang bawah paru /
hemitoraks kanan / kiri / bilateral
§ Kesan disesuaikan dengan klinisnya
NEUROIMAGING
§ CT scan kepala
§ Potongan axial / coronal / sagital slice interval …mm dimulai dari …sampai …
§ Jaringan lunak extracalvaria & calvaria memberikan bentuk normal / lainnya dan densitas normal /
lainnya
§ Parenkim cerebri lainnya, cerebellum, dan batang otak menunjukkan lesi / tidak dan densitas normal /
hipodens / hiperdens
§ Sulci dan gyri corticalis lainnya, fisura sylvii, dan fissura interhemisfer normal / tidak
§ Ventrikel
o Bentuk dan posisi ventrikel lateralis kanan & kiri simetris / tidak
o Ukuran normal / tidak
§ Sisterna basalis dan ambiens normal / tidak
§ Daerah sela tursika dan juxtasella normal / tidak
§ Tampak kalsifikasi fisiologis di glandula pinealis dan pleksus choroideus bilateral / patologis di …
§ Mastoid air cell bilateral normal / tidak
§ Sinus ethmoidalis, sphenoidalis, dan frontalis bilateral normal / tidak
§ Bulbus oculi dan ruang retrobulber bilateral normal / tidak
§ Tidak tampak / tampak pergeseran struktur garis tengah
§ Kesimpulan :
Lesi hiperdens / hipodens, batas tegas / tidak, tepi reguler / irreguler, HU …, volume / ketebalan …,
bentuk …, di … yang disertai hilangnya struktur lain / pergeseran / mendesak ke … sejauh …
§ Kesan disesuaikan dengan klinisnya
ABDOMEN
§ Posisi supinasi / pronasi / erect / dll
§ Kondisi foto
§ Peritoneal fat jelas / tidak
§ Psoas line jelas / hilang
§ Kontur ginjal normal / tidak
§ Distribusi udara di lambung, usus halus, usus besar normal / tidak
§ Diameter usus halus, usus besar, caecum normal / tidak
§ Tulang normal / fraktur / kelainan lain
§ Jaringan lunak normal / penebalan / massa
§ Pada posisi erect, air fluid level intraluminal ada / tidak, air fluid level extraluminal ada / tidak, free air
ada / tidak
§ Kalsifikasi / konkremen opak ada / tidak
§ Tampak/tidak tampak bayangan udara di rongga pelvis
§ Kesan disesuaikan dengan klinisnya
MUSKULOSKELETAL
SCHAEDEL
§ Tabung eksterna, tabung interna, dan diploe dalam batas normal / tidak
§ Vascular & convolutionar marking dalam batas normal / tidak
§ Sela tursika normal / lainnya
§ Sutura tidak melebar / melebar
§ Tidak tampak / tampak kalsifikasi
§ Tidak tampak / tampak garis-garis fraktur
WATERS
§ Tabung eksterna, tabung interna, dan diploe dalam batas normal / tidak
§ Sinus frontalis cerah / tidak
§ Sinus maksilaris cerah / tidak
§ Dinding antrum tidak menebal / menebal
§ Tidak tampak / tampak penebalan concha
§ Septum nasi di tengah / deviasi
§ Tidak tampak / tampak garis-garis fraktur (arcus zigomaticum, dinding orbita, dan dinding sinus)
CALDWELL
§ Tabung eksterna, tabung interna, dan diploe dalam batas normal / tidak
§ Sinus frontalis cerah / tidak
§ Sinus ethmoidalis cerah / tidak
§ Rima orbita tampak normal / tidak
§ Os sphenoid dan petrosus tampak normal / tidak
§ Septum nasi di tengah / deviasi
§ Oblique orbital line tampak normal / tidak
SCHULLER & STENVER
§ Cellulae mastoidea tampak normal / tidak
§ Angulus citelli tampak normal / tidak
§ Tegmen timpani tampak normal / tidak
§ Canalis acuasticus eksternus & internus tampak normal / tidak
§ Tidak tampak / tampak lesi lusen dan destruksi
SPINE
§ Curve & alignment dalam batas normal / tidak
§ Besar, bentuk, dan struktur trabekula vertebra cervicalis/torakolumbal/lumbosacral dalam batas
normal / tidak
§ Discus dan foramen intervertebralis menyempit / tidak
§ Pedikel dalam batas normal / tidak
§ Tidak tampak / tampak osteofit dan garis fraktur
SHOULDER, HUMERUS, RADIUS, ULNA, ELBOW, MANUS
§ Besar, bentuk, dan struktur trabekula … dalam batas normal / tidak
o Shoulder : tulang pembentuk sendi o Elbow : distal humerus
o Humerus : os humerus o Manus : carpal, metacarpal, falang
o Radius ulna: os radius & ulna
§ Sela dan permukaan sendi dalam batas normal / tidak
§ Tidak tampak / tampak osteofit
§ Tidak tampak / tampak fraktur
§ Tidak tampak / tampak lesi litik dan sklerotik
WRIST
§ Besar, bentuk, dan struktur trabekula os radius & ulna dalam batas normal / tidak
§ Sela dan permukaan sendi dalam batas normal / tidak
§ Fossa scaphoid dan lunatum serta sigmoid notch pada distal os radius normal / tidak
§ Prosessus styloideus ulna tampak normal / tidak
§ Tidak tampak / tampak osteofit
§ Tidak tampak / tampak fraktur
§ Tidak tampak / tampak lesi litik dan sklerotik
PELVIS
§ Besar, bentuk, dan struktur trabekula tulang pembentuk pelvis dalam batas normal / tidak
§ Skinner’s line, Shenton’s line, ileofemoral line, dan Klein’s line dalam batas normal / tidak
§ Tidak tampak / tampak osteofit
§ Tidak tampak / tampak fraktur
§ Tidak tampak / tampak lesi litik dan sklerotik
FEMUR
§ Besar, bentuk, dan struktur trabekula os femur dalam batas normal / tidak
§ Caput femoris dan asetabulum dalam batas normal / tidak
§ Sela dan permukaan sendi dalam batas normal / tidak
§ Tidak tampak / tampak osteofit
§ Tidak tampak / tampak fraktur
§ Tidak tampak / tampak lesi litik dan sklerotik
CRURIS
§ Besar, bentuk, dan struktur trabekula os tibia & os fibula dalam batas normal / tidak
§ Sela dan permukaan sendi dalam batas normal / tidak
§ Tidak tampak / tampak fraktur
§ Tidak tampak / tampak lesi litik dan sklerotik
GENU
§ Besar, bentuk, dan struktur trabekula tulang pembentuk genu dalam batas normal / tidak
§ Sela dan permukaan sendi dalam batas normal / tidak
§ Eminentia intercodyloiidea tidak meruncing / meruncing
§ Tidak tampak / tampak osteofit
§ Tidak tampak / tampak fraktur
§ Tidak tampak / tampak lesi litik dan sklerotik
ANKLE JOINT
§ Besar, bentuk, dan struktur trabekula tulang pembentuk ankle dalam batas normal / tidak
§ Sela dan permukaan sendi dalam batas normal / tidak
§ Tidak tampak / tampak osteofit
§ Tidak tampak / tampak fraktur
§ Tidak tampak / tampak lesi litik dan sklerotik
FRAKTUR
§ Fraktur
o Open / closed
o Simple / komunitif
o Transversal / oblique / spiral
§ Pada 1/3 proximal / medial / distal dari os …
§ Dengan
o Displacement segmen … ke anterior / posterior / lateral / medial / plantar / palmar / dorsal
o Angulasi segmen … ke anterior / posterior / lateral / medial / plantar / palmar / dorsal
o Angulasi ke anterior / posterior / lateral / medial / plantar / palmar / dorsal pada garis fraktur
o Shortening / rotasi
DISLOKASI
Dislokasi / luksasi / sublukasi / diastasis … ke anterior / posterior / lateral / medial / plantar / palmar / dorsal
pada sendi …
TORAKS
KUALITAS FOTO LAYAK BACA – PRIMA :
1. Penetrasi
§ Menggunakan kV rendah (umumnya 50-60) dan mAs tinggi (umumnya 10-20) sehingga
penetrasi dan resolusi baik
§ Disebut adekuat jika vertebra torakalis dapat terlihat dan tidak tertutupi oleh bayangan
jantung pada proyeksi PA
o Kurang : hemidiafragma sinistra tampak lebih opak
o Berlebihan : corakan bronkovaskular seakan-akan menurun
2. Rotasi (sama dengan simetrisitas)
3. Inspirasi (dibawah)
4. Magnifikasi
§ Proyeksi PA memiliki magnifikasi yang lebih rendah dibandingkan AP, sehingga ukuran jantung
terlihat lebih besar pada AP
§ Tidak signifikan pada pasien usia < 4 tahun
5. Angulasi
§ Mempengaruhi penilaian struktur toraks
§ Ujung medial klavikula terproyeksi setinggi costae posterior 3 atau 4
§ Idealnya pada proyeksi PA, sinar X datang dari posterior dengan arah tegak lurus terhadap
bidang toraks, tetapi jika pasien tidak bisa duduk tegak maka terjadi angulasi sehingga hasil
foto tampak seperti proyeksi top lordotik (klavikula terletak pada/diatas costa ke-1 dan
bentuk klavikula lebih lurus)
PROYEKSI
PA AP
§ Sentrasi di T6-T7, film di depan dada § Sentrasi di T6-T7, film di bawah punggung
§ Untuk pemotretan rutin, skrining TB, pre-op § Untuk emergensi. sakit berat, bayi, hamil, dll
§ Ciri : § Ciri :
o Klavikula V-shaped & di lapang paru o Klavikula mendatar & diluar lapang paru
o Skapula diluar lapang paru o Skapula terlihat di lapang paru
o CTR < 50% o CTR < 55%
LATERAL OBLIQUE
§ Sentrasi di T6-T7, film di lateral § RAO, LAO, RPO, atau LPO
§ Untuk kelainan mediastinum, belum jelas, dan § Sentrasi di T6-T7, film tergantung proyeksi
jantung § Untuk melihat yang belum jelas di PA/lateral
LATERAL DECUBITUS TOP LORDOTIK
§ Sentrasi di T6-T7, film di belakang punggung § Sentrasi di manubrium sterni, film di belakang
§ Untuk melihat cairan di kavum pleura (15-20 cc) § Untuk melihat kelainan pada apeks
SIMETRIS
INSPIRASI
Ciri costa :
§ Anterior : melengkung membentuk V
§ Posterior : mendatar dan menempel ke vertebrae
STRUKTUR
TULANG & JARINGAN LUNAK
MEDIASTINUM
L
§ Normalnya tidak melebar (< 1/3 hemitoraks atau < 8 cm)
§ Cantumkan jika ada pergeseran atau pelebaran
COR
§ CTR = a + b / c
§ Cara menghitung :
1. Buat garis imajiner dari prosesus spinosus
2. Tarik ke batas jantung terluar kanan & kiri
3. Tambahkan keduanya
4. Bagi dengan jarak dari thoracic space
§ Normal :
o PA : < 50%
o AP : < 55%
o Usia < 1 tahun : < 55%
o Usia < 1 bulan : < 60%
PULMO
HILI
CORAKAN BRONKOVASKULER
§ Normal :
o Kanan < 2/3 dan kiri < 1/3 lapang paru
o Ukuran di lobus atas < lobus bawah (1:3)
§ Cantumkan jika corakan bertambah atau berkurang
§ Ciri hipertensi pulmonal :
o Venous hypertension : kranialisasi (+)
o Arterial hypertension : pruning (+)
HAL LAIN DI LAPANG PARU
CONTOH EKSPERTISE
§ Toraks PA
§ Foto asimetris
§ Inspirasi cukup
§ Skeletal & soft tissue yang tervisualisasi dalam batas normal
§ Trakea ditengah
§ Mediastinum tidak melebar
§ Cor tidak membesar
§ Sinuses & diafragma dalam batas normal
§ Pulmo :
o Hili dalam batas normal
o Corakan bronkovaskuler normal
o Tidak tampak perbercakan/perselubungan
§ Kesan :
o Tidak tampak bronkopneumonia atau pneumonia
o Tidak tampak kardiomegali
TORAKS PATOLOGIS
PARU
TUBERKULOSIS PARU
§ Didefinisikan sebagai infeksi paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
§ Gejala berupa batuk ≥ 2 minggu, sesak nafas, nyeri dada, keringat malam, BB turun
§ Pemeriksaan fisik menunjukkan kelainan di apeks, suara nafas lemah, ronki basah
§ Gambaran radiologi:
TB paru primer/aktif
Tampak perbercakan lunak pada … paru … dengan kavitas (+)
Tambahan :
- Sering menyerang lobus atas
- Tanda :
o Kavitas
o Konsolidasi
o Limfadenopati (pada anak)
o Efusi pleura bilateral (pada dewasa)
TB paru lama/reaktivasi/tenang/inaktif
Tampak kalsifikasi pada lapang paru bilateral
Tambahan :
- Terbatas di apeks, segmen posterior lobus atas, segmen superior
lobus bawah
- Tandanya adalah fibrosis (garis keras) dan kalsifikasi (noda keras)
TB milier
Tampak perbercakan noduler halus, multipel, dan difus pada lapang
paru bilateral
PNEUMONIA
§ Didefinisikan sebagai peradangan paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau parasit
§ Gejala berupa demam, batuk dengan dahak, sesak nafas, dan menggigil
§ Pemeriksaan fisik menunjukkan fremitus meningkat, perkusi berkurang, dan ronki basah
§ Gambaran radiologi:
Pneumonia lobaris
- Tampak perselubungan opak inhomogen pada lapang … paru …
dengan air bronchogram (+)
Disebabkan karena adanya cairan di sekeliling bronkus
sehingga udara di bronkus terlihat, gambarannya berupa garis-
garis lusen yang dikelilingi oleh gambaran opak
- Silhouette sign (+)
Disebabkan karena 2 objek bertumpang tindih sehingga
gambarannya berupa hilangnya batas diantara keduanya
Bronkopneumonia/pneumonia segmental
Tampak perselubungan opak inhomogen pada lapang … paru …
Tambahan :
- Penyebarannya sentrifugal dan tidak dibatasi fisura
- Tidak disertai air bronchogram karena eksudat yang dihasilkan
mengisi bronkus dan bronkiolus
- Terkadang disertai atelektasis
Pneumonia interstitial
Tampak bayangan opak noduler/retikuler/linier halus/kecil miltiple
tersebar pada seluruh lapang paru
Round pneumonia
Tampak bayangan opak bulat multiple tersebar di lapang … paru …
Tambahan :
- Sering terjadi pada anak-anak karena pores of Khon, channel of
Lamberts, dan channel of Martin belum berkembang dengan baik
sehingga penyebarannya terbatas
- Harus di DD dengan massa paru
BRONKITIS KRONIK
§ Didefinisikan sebagai peradangan bronkus yang disebabkan karena virus atau bakteri
§ Gejala berupa demam, sesak nafas, sakit tenggorokan, batuk dengan lendir kuning/abu/hijau
§ Gambaran radiologi kurang spesifik
Bronkitis ringan
Tampak corakan paru bertambah pada lapang bawah paru … dengan
cuffing sign (+) dan tram line (+)
• Peribronchial cuffing/cuffing sign/donut sign disebabkan karena
adanya akumulasi cairan pada jaringan interstitial sekitar
dinding bronkus sehingga gambarannya berupa bronkus yang
dikelilingi opak (ring-like density)
• Tram line disebabkan karena penebalan dinding bronkus
sehingga gambarannya berupa garis opak paralel
Tambahan :
- Jika sedang biasanya disertai emfisema atau bronkiektasis
- Jika berat biasanya disertai cor pulmonale
EMFISEMA
§ Didefinisikan sebagai keadaan dimana paru lebih banyak terisi udara sehingga ukurannya bertambah
§ Gejala berupa sesak nafas dan mengi
§ Pemeriksan fisik menunjukkan pursed lips, barrel-chest, ekspirasi memanjang, dan ICS melebar
§ Gambaran radiologi:
- Bentuk dada barel-chest
- Diafragma mendatar
- Cor berbentuk tear drop
- Corakan bronkovaskular berkurang
- Tampak hiperaerasi dengan pelebaran ICS
Tambahan :
1. Tanda langsung
- Perubahan letak fisura major/minor
§ Fissura minor sejajar dengan costa 4 anterior
§ Fissura major sejajar dengan costa 6 anterior
- Peningkatan opasitas
2. Tanda tidak langsung
- Elevasi diafragma
- Penarikan mediastinum, hilus, trakea ke arah lokasi
- Hiperaerasi dengan penyempitan ICS
EDEMA PARU
§ Didefinisikan sebagai keadaan edema pada paru-paru
§ Gambaran radiologi :
Stage 1 – Redistribusi
- Kranialisasi (+)
KISTA PARU
§ Didefinisikan sebagai keadaan adanya kista pada paru
§ Gambaran radiologi :
Tampak gambaran lusen berdinding tipis (< 3 mm) dengan air fluid
level (+) pada lapang … paru …
BULLA PARU
§ Didefinisikan sebagai keadaan adanya bulla pada paru
§ Gambaran radiologi :
Tampak gambaran lusen berbatas tegas dan berdinding tipis (< 1 mm)
pada lapang … paru …
Tambahan :
- Contoh massa mediastinum anterior adalah 4T (tiroid goiter,
limfoma, timoma, teratoma)
- Contoh massa mediastinum middle adalah limfadenopati
- Contoh massa mediastinum posterior adalah tumor neurogenik
(neurofibroma, Schwannoma, ganglioneuroma, dll)
TUMOR PARU
§ Gejala berupa batuk, hemoptisis, mengi
§ Gambaran radiologi :
Tumor paru ganas
Tampak perselubungan opak homogen berbatas tegas dengan tepi
irreguler pada daerah lapang … paru … disertai spikula (+) dan
membentuk acute angle (+) terhadap mediastinum
EFUSI PERIKARDIUM
§ Didefinisikan sebagai keadaan ketika cairan tertumpuk di dalam ruang antara perikardium
§ Gambaran radiologi :
Cor sulit dinilai karena tertutup perselubungan opak dengan gambaran
water bottle sign (+)
PNEUMOTORAKS
§ Didefinisikan sebagai keadaan cairan terakumulasi di kavum pleura
§ Gejala berupa nyeri dada dan sesak nafas tiba-tiba
§ Pemeriksaan fisik menunjukkan dada asimetris, perkusi hipersonor, suara nafas turun/hilang
§ Gambaran radiologi :
Pneumotoraks
- Tampak gambaran lusen avaskuler pada hemitoraks … dengan
pleural line (+) disertai gambaran paru kolaps di bagian …
Pleural line disebabkan karena pleura parietal tetap berada di
permukaan dalam dinding dada, sedangkan pleura visceral
tertarik ke arah hilus
- Deep sulcus sign (+) → AP
Pada posisi supinasi, udara di pneumotoraks berkumpul ke
anterior & inferior sehingga sulcus costophrenicus menjadi
terlihat lebih lusen
Tension pneumotoraks
- Pergeseran trakea dan mediastinum ke sisi yang berlawanan
- Tampak gambaran lusen avaskuler pada hemitoraks … dengan
pleural line (+) disertai gambaran paru kolaps di bagian …
HIDROPNEUMOTORAKS
§ Didefinisikan sebagai akumulasi udara dan cairan dalam kavum pleura (pneumotoraks + efusi pleura)
§ Gambaran radiologi :
CORPUS ALIENUM
KARDIOVASKULAR
HIPERTENSI PULMONAL
§ Didefinisikan sebagai keadaan gangguan ventrikel kanan karena adanya disfungsi parenkim paru
§ Gambaran radiologi :
KARDIOMEGALI
§ Atrium kanan : cor membesar ke lateral kanan > 1/3 lapang paru
§ Atrium kiri : cor membesar & pinggang jantung mendatar/menonjol dengan double contour (+)
Double contour atau double-density sign disebabkan karena adanya pembesaran atrium kiri (LAE) dan
terjadi ketika sisi kanan dari atrium kiri meluas ke belakang bayangan jantung kanan
§ Ventrikel kanan : cor membesar ke lateral kiri dengan pinggang jantung mendatar/menonjol dan
apeks membulat diatas diafragma
§ Ventrikel kiri : cor membesar ke lateral kiri dengan apeks tertanam pada diafragma
KELAINAN KONGENITAL
§ ASD : cor membesar ke lateral kiri dengan apeks membulat diatas diafragma dan corakan
bronkovaskuler bertambah
§ VSD : cor membesar ke lateral kiri dengan apeks membulat diatas diafragma, pinggang
jantung mendatar/menonjol dan corakan bronkovaskuler bertambah
§ PDA : cor membesar ke lateral kiri dengan apeks tertanam di difragma dan pinggang
jantung menonjol, pelebaran hilus, dan corakan bronkovaskuler bertambah
§ TOF : cor membesar ke lateral kiri dengan apeks membulat diatas diafragma, pinggang
jantung ke dalam/cekung membentuk gambaran boot-shaped dan aorta berada di
kanan
NEUROIMAGING
PROYEKSI
§ Cantumkan jika ada lesi dan densitasnya apakah hipodens atau hiperdens
§ Cantumkan jika ada pergeseran garis tengah (midline shift)
§ Cantumkan jika ada pendorongan ventrikel ke arah lateral …
KALSIFIKASI
§ Normal berada di choroid plexus, kelenjar pineal, basal ganglia, dan falx cerebri
§ Cantumkan jika ada kalsifikasi di area lain selain lokasi tersebut
MASTOID AIR CELLS,
SINUS ETHMOIDALIS, SPHENOIDALIS, FRONTALIS
Tambahan:
- Tidak melewati sutura
- Dapat melewati tentorium
SUBDURAL HEMATOMA (SDH)
§ Didefinisikan sebagai pendarahan ke potential space diantara durameter dan arachnoid
§ Disebabkan karena kecelakaan atau terjatuh yang menyebabkan kerusakan pada bridging vein
§ Gambaran radiologi :
Tambahan:
- Dapat melewati sutura
- Tidak dapat melewati tentorium
Tampak lesi hiperdens pada sulkus kortikal, sistena basalis, fisura Sylvi,
sisterna serebellar superior, dan didalam ventrikel
Tambahan:
1. Vasogenic edema
- Menunjukkan akumulasi cairan extracellular
- Berkaitan dengan keganasan dan infeksi
- Disebabkan karena permeabilitas blood-brain barrier yang
abnormal
- Bagian yang terkena adalah white matter
2. Cytotoxic edema
- Menunjukkan cellular edema
- Berkaitan dengan iskemi
- Disebabkan karena cell death
- Bagian yang terkena adalah gray & white matter
STROKE
§ Didefinisikan sebagai hilangnya fungsi neurologis secara akut
§ Paling sering disebabkan karena thrombosis
§ Gambaran radiologi :
Stroke iskemik
- Akut : lesi hipodens berbatas tidak tegas dan tepi ireguler
pada kortikal dan subkortikal lobus …
- Kronik : lesi hipodens batas tegas dan tepi ireguler pada kortikal
dan subkortikal lobus …
Lakunar infark/lacune
- Lesi yang terbentuk setelah > 2 bulan stroke hemorrhagik
- Tampak lesi hipodens berbetuk kistik pada …
HYDROCEPHALUS
§ Didefinisikan sebagai ekspansi dari ventricular system yang meningkatkan volume CSF
§ Dapat disebabkan karena underabsorption CSF, restriksi outflow CSF dari ventrikel, dan produksi
berlebihan dari CSF
§ Gambaran radiologi :
AKUT ABDOMEN
POSISI
PSOAS LINE
DIAMETER USUS
RULE OF 3
§ Usus halus 3 cm
§ Usus besar 6 cm
§ Caecum 9 cm
JARINGAN LUNAK
LIVER
§ Berbentuk riodel lobe (tounge-like projection)
§ Berada di RUQ
SPLEEN
§ Panjang 12 cm dan batas bawahnya T12
BLADDER
§ Dome-shaped
§ Normalnya berada diatas simfisis pubis
CONTOH EKSPERTISE
§ BNO supine
§ Preperitoneal fat jelas.
§ Psoas line jelas.
§ Kontur kedua ginjal jelas.
§ Distribusi udara colon dalam batas normal dengan fekal material di dalamnya.
§ Distribusi udara usus halus dalam batas normal.
§ Tidak tampak konkremen opak.
§ Masih tampak bayangan udara di rongga pelvis.
§ Kesan :
o Tidak tampak urolitiasis opak.
o Tidak tampak tanda-tanda ileus
ESOFAGOGRAFI/BARIUM SWALLOW
§ Berperan untuk menilai bentuk dan fungsi menelan dari faring & esofagus dan menilai refluks dari gaster
ke esofagus dengan cara :
o Valsava manuever (pasien diminta untuk menarik nafas dalam kemudian mengedan)
o Water test (pasien dalam posisi LPO diminta untuk minum air setelah diberikan zat kontras)
o Compression paddle technique
o The toe-touch manuever
§ Menggunakan zat kontras barium sulfat dengan perbandingan 1:1 dengan air, tetapi jika ada kerucigaan
perforasi/fistula maka digunakan zat kontras water soluble
§ Pengambilan foto dilakukan setelah 3-4 kali menelan dalam posisi RAO, lateral, AP, atau PA
ESOFAGOMAAGDUODENOGRAFI/BARIUM MEAL/UPPER GI SERIES
§ Berperan untuk menilai esofagus bagian distal, lambung, dan duodenum
§ Menggunakan zat kontras barium sulfat dengan perbandingan 1:2 dengan air, tetapi jika ada kecurigaan
perforasi/fistula trakeoesofagus maka digunakan zat kontras water soluble
§ Persiapan :
1. Puasa makanan dan minuman selama 6-8 jam sebelum pemeriksaan
o Anak < 1 tahun : 4 jam
o Anak > 1 tahun : 6 jam
2. Tidak merokok atau mengunyah permen karet karena akan meningkatkan sekresi gaster & saliva
sehingga perlekatan kontras pada mukosa gaster terhambat
§ Pengambilan foto dilakukan dalam posisi RAO, PA, lateral kanan, LPO, dan AP
BARIUM FOLLOW THROUGH (BFT)/BARIUM MEAL/SMALL BOWEL SERIES
§ Berperan untuk menilai keadaan usus halus
§ Menggunakan zat kontras barium sulfat dengan perbandingan 1:2 dengan air, tetapi jika ada kecurigaan
perforasi maka digunakan zat kontras water soluble
§ Persiapan :
1. Pasien harus diberikan makanan lunak dan rendah residu selama 2 hari sebelum pemeriksaan
2. Puasa makanan dan minuman selama 8 jam sebelum pemeriksaan
3. Tidak merokok atau mengunyah permen karet karena dapat meningkatkan bayangan udara di usus
4. Pemberian laksatif, kecuali jika pasien diare berat, perdarahan, tanda obstruksi, atau inflamasi
§ Pengambilan foto serial pada menit ke 5, 15, 30, 60, 120, dan setiap jam sampai refluks ke sekum
COLON IN LOOP (CIL)/BARIUM ENEMA/LOWER GI SERIES
§ Berperan untuk menilai keadaan usus besar
§ Menggunakan zat kontras tunggal maupun ganda
o Tunggal : hanya menggunakan barium untuk menilai filling defect/affect
o Ganda : barium & udara untuk menilai keadaan mukosa dan filling defect/affect
§ Pengambilan foto dilakukan dalam posisi RAO, PA, LPO, lateral kiri, PA, dan AP
MODIFIED BARIUM ENEMA
§ Berperan untuk membedakan kelainan-kelainan obstruksi letak rendah terutama pada bayi baru lahir
§ Persiapan :
1. Pasien harus mengonsumsi makanan rendah residu pada malam hari sebelum pemeriksaan
2. Diberikan laksatif atau 1 (2-10 tahun) atau 2 (> 10 tahun) tablet bisacodyl sebelum tidur malam
3. Tidak ada persiapan khusus untuk neonatus atau bayi < 2 tahun
§ Pengambilan foto dilakukan dalam posisi PA dan lateral
KOLANGIOGRAFI T-TUBE
§ Berperan untuk melihat sisa batu yang tidak terdeteksi saat operasi
§ Menggunakan zat kontras water soluble dengan perbandingan 1:1 dengan air sebanyak 20-30 mL
§ Pengambilan foto dilakukan dalam posisi AP dan RPO
SIALOGRAFI
§ Berperan untuk melihat duktus dan kelenjar saliva dengan memasukkan zat kontras
§ Menggunakan zat kontras water soluble sebanyak 1-2 mL
§ Pengambilan foto dilakukan dalam posisi :
o Parotid : tangensial (AP/PA), lateral, dan lateral oblique
o Submandibula : lateral, lateral oblique, dan inferosuperior (aksial/intraoral)
GASTROINTESTINAL PATOLOGIS
EXTRALUMINAL AIR
INTRAPERITONEAL/PNEUMOPERITONEUM/FREE AIR
§ Didefinisikan sebagai keadaan dimana terdapat udara bebas di rongga peritoneum
§ Disebabkan karena ruptur lambung/usus, trauma yang menyebabkan perforasi usus, 5-7 hari setelah
operasi abdomen, perforated diverticulitis/appendicitis, atau perforasi dari carcinoma
§ Gambaran radiologi:
X-Ray
- Dilatasi loops usus halus (> 2,5 cm) proksimal terhadap obstruksi
- Tampak distribusi udara berlebih dan penebalan dinding pada usus
halus dengan gambaran herringbone (+) atau coil spring (+) →
supine
- Air fluid level (+) yang memberikan gambaran step-ladder
appearance dan string of pearl sign (+) → erect
- Valvula conniventes terlihat jelas
- Tidak ada gas di colon, terutama rektum
CT-Scan
- Tampak dilatasi loops usus halus proksimal dari lokasi obstruksi
- Tampak kolaps pada loops usus halus distal dari lokasi obstruksi
- Identifikasi transition point (perubahan dari dilatasi ke normal)
- Small bowel feces sign (+)
- Closed-loops (volvulus) terbentuk karena adanya 2 titik loops usus
terobstruksi pada 1 lokasi membentuk huruf U atau C
- Strangulasi menyebabkan adanya penebalan dinding usus
sirkumferensial
LARGE BOWEL OBSTRUCTION/LETAK RENDAH
§ Didefinisikan sebagai keadaan obstruksi pada usus besar/ileus obstruktif letak rendah
§ Disebabkan karena tumor, hernia, volvulus, diverticulitis, atau intussusception
§ Gambaran radiologi :
X-Ray
- Tampak distribusi udara berlebih dan penebalan dinding pada usus
besar proksimal dari lokasi obstruksi
- Haustra jelas
- Tidak ada udara pada rektum
- Tidak ada air fluid level
CT-Scan
Tampak dilatasi usus besar proksimal dari lokasi obstruksi
Volvulus colon
1. Sigmoid volvulus : coffee-bean appearance
2. Cecal volvulus : distensi loops dari RLQ ke LUQ
2. Linear/track-like
§ Terbentuk dari dinding struktur tubular
§ Contoh :
3. Lammelar/laminar
§ Terbentuk didalam organ berongga
§ Disebut sebagai stone/calculus
§ Contoh :
COLON CARCINOMA
§ Merupakan kanker paling sering di GI tract
§ Gambaran radiologi :
COLITIS
§ Didefinisikan sebagai keadaan infeksi pada usus besar
§ Disebabkan karena infeksi, ulcer, granulomatous, iskemik, dll
§ Gambaran radiologi :
CT scan
- Penebalan segmental dari dinding usus
- Thumb-printing sign (penyempitan ireguler lumen usus karena
edema)
- Infiltrasi lemak disekitarnya
Barium
- Kontras mengisi rektum, sigmoid, dan usus besar dengan distribusi
tidak merata
- Lead-pipe appearance (hilangnya haustra dari descending colon)
- Collar button appearance (penyempitan kolon descenden)
APPENDICITIS
§ Didefinisikan sebgai keadaan infeksi pada apendiks yang diikuti dengan obstruksi dari lumen appendiks
§ Gambaran radiologi :
§ Berperan utnuk melihat traktur urinarius dengan memasukkan zat kontras secara :
o Retrograd : berlawanan dengan arah urin melalui kateter ureter
o Antegrad : searah dengan arah urin melalui kateter nefrostomi
§ Pasien diminta untuk minum beberapa jam sebelum pemeriksaan agar terdapat volume urin yang cukup
untuk pengambilan spesimen jika diperlukan
§ Konsentrasi zat kontras yang digunakan 150 mg/mL dengan jumlah 3-5 mL
§ Pengambilan foto dilakukan dalam posisi AP, RPO, LPO, dan lateral
URETROGRAFI RETROGRAD
§ Berperan untuk menilai keadaan uretra pada pria dengan memasukkan zat kontras melalui kateter
§ Konsentrasi zat kontras yang digunakan 300 mg/mL dengan jumlah 20-30 mL
§ Posisi pasien berbaring miring 35-40o dan penis diletakkan ke lateral di atas paha bagian proksimal
dengan traksi yang adekuat
SISTOGRAFI RETROGRAD
§ Berperan untuk menilai keadaan vesika urinaria dengan memasukkan zat kontras melalui kateter
§ Konsentrasi zat kontras water-soluble yang mengandung iodium yang digunakan 50-100 mg/mL
§ Pasien harus mengosongkan vesika urinaria sebelum pemeriksaan untuk mencegah terjadinya dilusi
§ Pengambilan foto dilakukan dalam posisi AP, RPO, LPO, dan lateral
URETROSISTOGRAFI RETROGRAD
§ Berperan untuk menilai keadaan uretra dan vesika urinaria dengan memasukkan zat kontras melalui
orifisium uretra eksternus
§ Merupakan kombinasi pemeriksaan uretrografi retrograd dan sistografi retrograd
URETROSISTOGRAFI BIPOLAR
§ Berperan untuk menilai keadaan uretra dari aspek distal dan proksimal
§ Zat kontras diinjeksikan secara retrograd dari uretra bagian distal dan melalui kateter sistotomi untuk
mengisi vesika urinaria, kemudian pasien diminta untuk BAK sehingga zat kontras akan turun dan mengisi
uretra dari proksimal
§ Konsentrasi zat kontras water-soluble yang mengandung iodium yang digunakan 50-100 mg/mL
§ Posisi pasien berbaring miring 35-40o dan penis diletakkan ke lateral di atas paha bagian proksimal
dengan traksi yang adekuat
VOIDING CYSTOURETHROGRAPHY (VCUG)
HISTEROSALPINGOGRAFI (HSG)
§ Berperan untuk melihat uterus dan tuba fallopi, serta menilai patensi tuba fallopi dengan cara menilai
media kontras yang mengalir dan tumpah ke kavum peritoneum
§ Menggunakan zat kontras water-soluble dan oil-based
§ Persiapan :
1. Pasien dipastikan tidak sedang hamil (hari ke 9-10 HPHT) dan dilarang coitus
2. Saluran pencernaan bersih dari udara, feses, dan vesika urinaria
3. Meja pemeriksaan harus memungkinkan pasien diletakkan dalam posisi tredelenburg dengan posisi
litotomi
§ Pengambilan foto dilakukan dalam posisi AP, tetapi RPO dan LPO juga dapat diambil jika diperlukan
GENITOURINARY PATOLOGIS
NEFROLITIASIS
HIDRONEFROSIS
RENAL CYST
URETROLITIASIS
VESIKOLITIASIS
BLADDER TUMOR
EKSTREMITAS ATAS
SHOULDER
SPINE
HUMERUS HAND & WRIST
ELBOW JOINT
EKSTREMITAS BAWAH
PELVIS
RADIUS & ULNA
HIP JOINT
FEMUR ANKLE
FOOT
KNEE JOINT
KOMUNIKASI
§ Open/terbuka : berhubungan dengan lingkungan luar dan penetrasi kulit terlihat (broken skin)
§ Close/tertutup : tidak berhubungan dengan lingkungan luar dan kulit tetap intak
JUMLAH FRAGMEN
§ Simple : hanya menghasilkan 2 fragmen
§ Comminuted : menghasilkan > 2 fragmen
ARAH GARIS
HUBUNGAN
TIPE
Fraktur Colles
Fraktur distal radius dengan displacement ke arah dorsal (posterior)
Fraktur Smith
Fraktur distal radius dengan displacement ke arah volar (anterior)
Fraktur Galeazzi
Fraktur distal radius dengan dislokasi distal ulna
Fraktur Monteggia
Fraktur proksimal ulna dengan dislokasi kaput radius
Fraktur Boxer
Fraktur pada metakarpal 5 dengan angulasi palmar pada fragmen
fraktur distal
Fraktur March
Fraktur pada metatarsal 2 dan 3 karena stress/fraktur berulang
Fraktur Jones
Fraktur pada metatarsal 5 karena fleksi plantar kaki/inversi
pergelangan kaki
Fraktur pada lempeng epifisis (Salter-Harris)
- Tipe I : Straight across
- Tipe II : Above
- Tipe III : Lower/beLow
- Tipe IV : Two/Through
- Tipe V : Erasure of growth plate/cRush
CONGENITAL
DEVELOPMENTAL DYSPLASIA OF THE HIP (DDH)
INFEKSI
SINUSITIS
Tampak perselubungan opak di sinus … dengan penebalan mukosa
(>5 mm) dan air fluid level (+)
Tambahan:
- Jika kronis, tampak penebalan dinding sinus dengan gambaran
sklerotik
- Jika sinusitis bakterialis, gambarannya unilateral dengan air
fluid level terbatas di sinus
- Jika sinus alergika, gambarannya bilateral simetris dan
mengenai banyak sinus
MASTOIDITIS
OSTEOMYELITIS
Tampak lesi lusen berbatas tegas, bulat/oval, dikelilingi zona sklerotik,
tanpa/dengan sequestrum dan elevasi periosteal
§ Sequestrum (area tulang yang mengalami nekrosis)
§ Involucrum/elevasi periosteal (penebalan korteks disekitar
sequestrum)
§ Cloaca (defek pada korteks yang mendrainase pus dari
sequestrum ke kulit)
Tambahan :
- Klasifikasi :
o Akut : ≤ 2 minggu
o Subakut : 3-5 minggu
o Kronik : ≥ 6 minggu
- Brodie’s abses merupakan abses intraosseus yang berkaitan dengan
osteomyelitis
OSTEOARTHRITIS
Grading Kellgren-Lawrence
- I : penyempitan cenah sendi yang meragukan
- II : osteofit, sela sendi mulai menyempit dan permukaan
sklerotik, eminentia intercondylaris meruncing
- III : osteofit, sela sendi menyempit dan permukaan
sklerotik, eminentia intercondylaris meruncing
- IV : deformitas, osteofit, sela sendi menyempit dan
permukaan sklerotik, eminentia intercondylaris meruncing
RHEMATOID ARTHRITIS
GOUT ARTHRITIS
NEOPLASMA
OSTEOID OSTEOMA
OSTEOKONDROMA
OSTEOSARKOMA
EWING SARCOMA
Tambahan :
- Disekitar knee atau distal radius
- Epiphyseal plate sudah tidak terlihat, biasanya disertai destruksi
tulang
Tampak kavitas berbentuk kista berisi darah dengan lesi litik dengan
eccentric expansile pada … os … yang memberikan gambaran soap
bubble appearance
Tambahan :
- Biasanya terjadi pada usia 10-20 tahun
- Lokasi posterior dari spine/long bone dan epiphyseal plate masih
terlihat
ULTRASONOGRAFI
PROYEKSI
BILIARY SYSTEM
GALLBLADDER
Appendicitis Ascites
Tampak bilnd-ending tubular stcuture
(donut/target sign) dengan dinding tebal dan
distensi lumen yang dikeilingi mukosa (echogenic
ring)