Anda di halaman 1dari 2

Sitostatika adalah obat yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.

Mekanisme aksi sitostatik sangat mungkin menyebabkan efek karsinogenik, mutagenik, dan
teratogenik. Sitostatika digunakan untuk imunosupresi dalam transplantologi dan dalam
pengobatan beberapa penyakit kulit atau rematik yang bersifat autoimun. Karena sel kanker
hampir tidak berbeda secara fisiologis dari sel sehat, obat sitostatik tidak secara khusus
mempengaruhi sel kanker, tetapi semua sel yang membelah. Oleh karena itu, efek samping
yang substansial dapat terjadi seperti mual, rambut rontok, dan imunosupresi. Efek samping
yang tidak diinginkan ini terjadi tidak hanya pada pasien yang menjalani kemoterapi, tetapi
juga menimbulkan bahaya kesehatan bagi staf, terutama ketika mereka terlibat dalam
penyiapan dan pemberian obat sitostatik yaitu farmasis dan perawat. Selain itu, personel yang
terlibat dalam pengiriman, pengangkutan, dan pembuangan obat sitostatika mungkin
terpengaruh, serta staf teknis dan laboratorium (misalnya selama pemeliharaan lemari
pengaman atau analisis darah atau urin pasien). Prosedur penanganan obat sitostatika yang
aman dilaksanakan untuk mencegah resiko kontaminasi pada personel yang terlibat dalam
preparasi, transportasi, penyimpanan dan pemberian obat sitostatika (Pałaszewska-Tkacz et
al., 2019).

Supply Chain Management (SCM) adalah ilmu yang membahas pemasok dan
pelanggan dari hulu hingga hilir untuk mendapatkan biaya yang lebih rendah dan nilai yang
unggul bagi pelanggan (Boateng, 2019). Supply Chain Management juga dapat didefinisikan
sebagai koordinasi strategis dan sistematis dari fungsi bisnis tradisional yang memfasilitasi
jaringan distribusi antara pelanggan, dan kegiatan internal perusahaan. Supply Chain
Management (SCM) merupakan proses penting perusahaan yang direncanakan melalui
koordinasi sistemik, seperti pengadaan, pembelian, konversi dan logistik (Chakraborty dan
Gonzalez, 2018). Proses penting ini mencakup berbagai bidang perusahaan seperti sistem
informasi, logistik, produksi, penjualan, pembelian, keuangan, dan sebagainya. Oleh karena
itu, untuk menghadapi perubahan kondisi pasar, SCM harus memiliki alat analisis yang
handal yang mampu beradaptasi dengan variabel rantai pasok di lapangan (Wadnerkar & R.S,
2021).

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem pengelolaan, pendistribusian Supply Chain Managemen (SCM)


sediaan sitostatika yang baik di Rumah Sakit?
2. Apa saja masalah-masalah yang kemungkinan terjadi dalam pengelolaan,
pendistribusian Supply Chain Managemen (SCM) sediaan sitostatika di Rumah Sakit?

1.3. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui sistem pengelolaan, pendistribusian Supply Chain Managemen


(SCM) sediaan sitostatika yang baik di Rumah Sakit.
2. Mengetahui kemungkinan masalah yang terjadi dalam pengelolaan pendistribusian
Supply Chain Managemen (SCM) sediaan sitostatika di Rumah Sakit.

Pałaszewska-Tkacz, A., Czerczak, S., Konieczko, K., & Kupczewska-Dobecka, M. (2019).


Cytostatics as hazardous chemicals in healthcare workers’ environment. International
Journal of Occupational Medicine and Environmental Health, 32(2), 141–159.
https://doi.org/10.13075/ijomeh.1896.01248

Wadnerkar, P., & R.S, D. (2021). Supply chain management: a review. International Journal
of Recent Scientific Research, 08(03), 16145–16148.
https://doi.org/10.24327/ijrsr.2017.0803.0085

Anda mungkin juga menyukai