Anda di halaman 1dari 50

PENANGANAN OBAT SITOSTATIKA

KAMRIL NUR, S.SI, APT.


INSTALASI FARMASI
RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO
PENGERTIAN SITOSTATIKA
 Sitostatika adalah kelompok obat yang bersifat sitotoksik atau menghambat
pertumbuhan sel
 Cytotoxic = toxic terhadap sel
 Digunakan untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker
 Bersifat :
 Karsinogenik yang berarti dapat menyebabkan kanker.
Mutagenik yang berarti dapat menyebabkan mutasi genetik.
Teratogenik yang berarti dapat membahayakan janin.
Penanganan Sediaan Sitostatik

Penanganan sediaan sitostatik merupakan penanganan obat


kanker secara aseptis dalam kemasan siap pakai sesuai
kebutuhan pasien oleh tenaga farmasi yang terlatih dengan
pengendalian pada keamanan terhadap lingkungan, petugas
maupun sediaan obatnya dari efek toksik dan kontaminasi,
dengan menggunakan alat pelindung diri, mengamankan pada
saat pencampuran, distribusi, maupun proses pemberian kepada
pasien sampai pembuangan limbahnya.

PMK No 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di RS


HANDLING CYTOTOXIC

 Petugas harus terlindung dari paparan (exposure) dari


obat sitostatika
 Safehandling cytotoxic = penanganan obat sitostatika
yang aman
 Mengapa harus dilakukan Safe handling cytotoxic?
Agar petugas jadi aman, produk yang dihasilkan terlindung
dari kontaminasi personel dan lingkungan serta begitu pula
sebaliknya, agar lingkungan terhindar dari paparan limbah
sitostatika
Tujuan Safe Handling Cytotoxic

 CEGAH KONTAK LANGSUNG ATAU KETERPAPARAN PETUGAS


KESEHATAN TERHADAP SITOSTATIKA PADA WAKTU PENCAMPURAN,
REKONSTITUSI , DAN PEMBERIAN KEPADA PASIEN.
 TERJAMIN STERILITAS PRODUK AKHIR SITOSTATIKA
 TERJAMIN STABILITAS PRODUK AKHIR SITOSTATIKA SETELAH
DICAMPUR / DIREKONSTITUSI
 TERJAMIN KEAMANAN BUANGAN SISA SITOSTATIKA DAN MATERIAL
YANG DIPAKAI YANG TELAH TERKONTAMINASI DENGAN
SITOSTATIKA
 EFISIENSI BIAYA
 EFISIENSI WAKTU BAGI PERAWAT
Kegiatan dalam penanganan sediaan
sitostatik

 melakukan perhitungan dosis secara akurat;


 melarutkan sediaan obat kanker dengan pelarut yang sesuai;
 mencampur sediaan obat kanker sesuai dengan protokol
pengobatan;
 mengemas dalam kemasan tertentu; dan
 membuang limbah sesuai prosedur yang berlaku.

PMK No 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Farmasi di RS


Exposure/paparan

 Kemungkinan pemaparan yang berulang terhadap


sejumlah kecil obat-obat kanker akan mempunyai
efek karsinogenik, mutagenik dan teratogenik yang
tertunda lama terhadap petugas yang menyiapkan dan
memberikan obat-obat ini.
 Risikopemaparan dapat terjadi dalam transportasi,
penyimpanan, pendistribusian, rekonstitusi dan
pemberian sediaan obat kanker.
Aktivitas Berisiko Terpapar

 Penyimpanan dan transportasi obat


 Preparasi obat
 Administrasi (pemberian)
 Penanganan pasien dan limbah pasien
 Transportasi dan pembuangan limbah
 Membersihkan tumpahan/kebocoran
(cleaning spills)

A Risk Management Guide for SA Health Services 2015, https://www.hse.gov.uk/healthservices/safe-use-cytotoxic-drugs.htm,


Guide for handling cytotoxic drugs and related waste. 2017. Australia
Cara Terjadinya Paparan
Inhalasi  uap yang timbul pada saat
preparasi
Absorpsi  tumpahan langsung pada
anggota badan

Ingestion  ikut tertelan

Injection  tertusuk jarum pada saat


preparasi atau administrasi
Penerapan Safety di Semua Tahap

Pengadaan Obat yang bemutu

Penyimpanan obat yang benar

Preparasi yang aman dan tepat

Pemberian / administering

Monitoring ES
Insidens Paparan

 Falck dkk, th.1979 melaporkan bahwa perawat yang bekerja pada ward kemoterapi
tanpa perlindungan yang memadai menunjukkan aktivitas mutagenik yang
signifikan lebih besar dari pada control subject.
 Tahun 1983 Sotaniemi, dkk. Melaporkan adanya kerusakan liver pada 3 orang
perawat yang bekerja pada ward oncology.
 Di dua rumah sakit di Italy telah dilakukan penelitian ditemukan
cyclophosphamide dan ifosfamide dalam urine perawat dan staf farmasi yang tidak
mengikuti peraturan khusus dalam menangani obat-obat kanker.
 Lim.S., 1998, Princess Margareth Hospital, Menghitung penghematan biaya obat
sebesar $ 250.000/tahun dan penghematan waktu perawat sebesar 330 jam/bulan.
 Taxis,K.,Barber,W.,2003, terdapat 249 kesalahan perawat dalam penyiapan obat iv
dari 430 sediaan iv baik dalam hal preparation maupun pemberian kepada pasien
Efek Paparan Obat Sitotoksik

 Dermatitis kontak, toksisitas lokal, atau reaksi alergi


 Abnormalitas sitogenik, aktivitas mutagenik
 Perubahan hitung darah normal (hitung sel darah, variasi imunologi, variasi lipid,
anomali urin)
 Ekskresi obat atau metabolit di urin nakes
 Nyeri abdomen, rambut rontok, radang (nasal sores) dan muntah
 Kerusakan hati
 Perubahan fertilitas
 Keguguran atau malformasi janin pada kehamilan

A Risk Management Guide for SA Health Services 2015, https://www.worksafe.qld.gov.au/__data/assets/pdf_file/0024/22884/guide-handling-cytoxic-drugs-related-


waste.pdf
Risiko paparan tersebut bersifat
kumulatif
dan jangka waktu yang lama
DAPAT DICEGAH DENGAN
Perlindungan harus dimulai sejak
awal sebelum terjadi risiko
Potensi Paparan

Setiap orang yang berhubungan dengan pasien


kemoterapi, berpotensi terpapar :
 Petugas Farmasi
 Perawat
 Dokter
 Petugas Laboratorium
 Cleaning Services
 Keluarga pasien
Resiko Paparan

Efek akut :
Iritasi pada mukosa membran, mata, kulit
Sakit kepala, pusing, mual

Efek kronik :
Karsinogenik
Mutagenik
Teratogenik
Sumber Kontaminasi

• Permukaan vial  jika terjadi kebocoran


• Tumpahan  dipermukaan meja tempat
pencampuran, bed pasien, lantai kamar perawatan,
wadah-wadah tempat pencampuran
• Uap atau semburan cairan  saat membuka vial atau
ampul, menarik jarum dari vial, keluarnya cairan
pada saat mensetarakan ukuran.
• Excreta pasien
Penanganan Obat Sitostatika Yang Aman

 Kebijakan
 Standar Prosedur Operasional
 Fasilitas
 Personal
 Quality assurance
 Training dan Validasi
 Penanganan Kecelakaan
Sources of Contamination 1 of 5

APOPC JAKARTA 2012 22


Sources of Contamination 2 of 5

APOPC JAKARTA 2012 23


Sources of Contamination 3 of 5

APOPC JAKARTA 2012 24


Langkah Manajemen Risiko

 Identifikasi risiko bahaya (hazard)


 Penilaian risiko
 Pengendalian risiko
 Review

Guide for handling cytotoxic drugs and related waste. 2017. Australia
Risk Assessment

 Identifikasi dan penilaian risiko bahaya (hazard)


 Seberapa besar risiko dan personel yang berisiko
 Aktivitas dan rute paparan
 Probabilitas terjadinya bahaya (pertimbangkan
frekuensi, durasi dan volume paparan, identifikasi
tindakan pengendalian yang ada, probabilitas
kejadian )

Guide for handling cytotoxic drugs and related waste. 2017. Australia
,
Risk Assessment

Guide for handling cytotoxic drugs and related waste. 2017. Australia
,
Pengendalian Risiko
 Hirarki pengendalian risiko: eliminasi, substitusi,
isolasi, engineering controls  jika masih ada
maka kontrol administratif
 Kontrol administratif:
 SOP
 Edukasi dan training
 Tanda dan label sitotoksik
 Risiko residual obat sitotoksik dan limbahnya
dapat diminimalisir dengan penggunaan APD

Guide for handling cytotoxic drugs and related waste. 2017. Australia
Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan laboratorium harus dilakukan secara periodik setiap 6 bulan, jika
terdapat kelainan hasil pemeriksaan harus diteliti lebih dalam .
 Pemeriksaan laboratorium juga harus dilakukan jika terjadi paparan obat sitostatik.
 Semua hasil harus didokumentasikan
 Jenis Pemeriksaan :
1. Complete blood count
2. Liver Function Test
3. Renal Function Test
PENTING: SOP/Protap
SOP yang efektif
 Prosedur kerja yang aman dan SOP terkait dengan tindakan pengendalian
yang diterapkan. Tanggung jawab manajemen, supervisi dan pekerja
perlu dijelaskan
 Komunikasi untuk menginformasikan pekerja dan orang lain tentang
prosedur yang akan dilaksanakan. Penting untuk mengkomunikasikan
dengan jelas alasan untuk setiap perubahan
 Memberikan pelatihan dan instruksi untuk pekerja, supervisor dan orang
lain terkait dengan prosedur
 Memberikan pengawasan yang memadai untuk memverifikasi SOP yang
digunakan dengan benar
 Review berkala SOP untuk memastikan efektivitasnya yang
berkelanjutan.

Guide for handling cytotoxic drugs and related waste. 2017. Australia
,
Label Sitotoksik
Label Sitotoksik

 Kemasan larutan IV, syringe, catridges pompa


 Kontainer obat sitotoksik oral dan topikal (eg. Kapsul, tablet, serbuk, salep,
larutan)
 Peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam persiapan dan administrasi
 Tempat penyimpanan zat sitotoksik
 Kontainer untuk mengangkut obat sitotoksik
 Kantong cucian untuk cucian yang terkontaminasi sitotoksik
 Kit tumpahan sitotoksik
 Plastik dan kontainer yang digunakan untuk menyimpan atau mengangkut
limbah terkontaminasi sitotoksik

Guide for handling cytotoxic drugs and related waste. 2017. Australia
,
CYTOTOXIC DRUG SAFETY CABINET (CDSC)

 Cytotoxic Drugs Safety Cabinet (Cytogard)


 Fungsi : Memberikan proteksi kepada petugas,
materi yang dikerjakan, dan lingkungan.
 Prinsip kerja : Tekanan udara didalam
cytogard lebih negatif dari tekanan udara luar,
sehingga aliran udara bergerak dari luar ke
dalam CDSC Didalam CDSC udara bergerak
vertikal membentuk barrier, sehingga jika ada
percikan obat kanker didalam CDSC tidak
kembali ke arah petugas.
CYTOTOXIC DRUG SAFETY CABINET (CDSC)

www.themegallery.com
ALIRAN UDARA LAF VERTICAL
Penanganan Tumpahan

 Tumpahan obat sitotoksik dan limbah terkait harus segera ditangani karena
berisiko tinggi terpapar pada pekerja.
 Pelatihan tentang penanganan tumpahan dan prosedur dekontaminasi harus
diberikan kepada pekerja yang kemungkinan besar akan terlibat dalam pengelolaan
tumpahan
 Tumpahan dapat terjadi di semua area di mana obat sitotoksik dan limbah terkait
digunakan, ditangani, disimpan, diangkut, dan dibuang.  risk assesment
 Bila terjadi tumpahan, orang-orang yang berada di sekitar tumpahan sitotoksik
harus segera diberitahu bahwa tumpahan telah terjadi dan diminta untuk tetap
bersih
 Petugas terlatih membersihkan dengan chemotherapy/cytotoxic spill kit yang
diletakkan di tempat yang mudah diakses

Guide for handling cytotoxic drugs and related waste. 2017. Australia
,
Cytotoxic Spill Kit
Cytotoxic Spill Kit
 SOP penanganan tumpahan sitotoksik
 Tanda untuk mengidentifikasi dan mengisolasi tumpahan
 APD
 Jumlah bahan penyerap yang memadai
 Sekop kecil untuk mengumpulkan pecahan kaca
 Botol air untuk membilas dan untuk melembabkan bantalan bila
tumpahannya bubuk
 Kantong berlabel atau kantong ungu untuk linen yang terkontaminasi
 Deterjen
 Dua kantong sampah plastik, yang secara jelas diidentifikasi untuk sitotoksik
 Formulir laporan insiden.
Guide for handling cytotoxic drugs and related waste. 2017. Australia
,
Membersihkan Tumpahan di Luar BSC dalam Ruang Steril

a. Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area sebelum diizinkan.


b. Beri tanda peringatan di sekitar area.
c. Petugas penolong menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
d. Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dengan menggunakan alat
seperti sendok dan tempatkan dalam kantong buangan.
e. Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap dan buang dalam kantong
tersebut.
f. Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang dalam kantong
tersebut.
g. Cuci seluruh area dengan larutan detergent.

Depkes RI. Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan Sitostatika. 2009
Membersihkan Tumpahan di Luar BSC dalam
Ruang Steril (lanjutan….)

h. Bilas dengan aquadest.


i. Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat terangkat.
j. Tanggalkan glove luar dan tutup kaki, tempatkan dalam kantong
pertama.
k. Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua.
l. Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan dalam,
tempatkan dalam kantong kedua.
m. Ikat kantong secara aman dan masukan dalam tempat penampung
khusus untuk dimusnahkan dengan incenerator.
n. Cuci tangan.

Depkes RI. Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan Sitostatika. 2009
Membersihkan Tumpahan di Luar BSC dalam Ruang
Steril

a. Meminta pertolongan, jangan tinggalkan area sebelum diizinkan.


b. Beri tanda peringatan di sekitar area.
c. Petugas penolong menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
d. Angkat partikel kaca dan pecahan-pecahan dengan menggunakan alat
seperti sendok dan tempatkan dalam kantong buangan.
e. Serap tumpahan cair dengan kassa penyerap dan buang dalam kantong
tersebut.
f. Serap tumpahan serbuk dengan handuk basah dan buang dalam kantong
tersebut.

Depkes RI. Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan Sitostatika. 2009
Membersihkan Tumpahan di Luar BSC dalam
Ruang Steril (lanjutan …)

g. Cuci seluruh area dengan larutan detergent.


h. Bilas dengan aquadest.
i. Ulangi pencucian dan pembilasan sampai seluruh obat terangkat.
j. Tanggalkan glove luar dan tutup kaki, tempatkan dalam kantong pertama.
k. Tutup kantong dan tempatkan pada kantong kedua.
l. Tanggalkan pakaian pelindung lainnya dan sarung tangan dalam, tempatkan
dalam kantong kedua.
m. Ikat kantong secara aman dan masukan dalam tempat penampung khusus untuk
dimusnahkan dengan incenerator.
n. Cuci tangan.
Membersihkan Tumpahan di dalam BSC

a) Serap tumpahan dengan kassa untuk tumpahan cair atau handuk basah untuk
tumpahan serbuk.
b) Tanggalkan sarung tangan dan buang, lalu pakai 2 pasang sarung tangan baru.
c) Angkat hati-hati pecahan tajam dan serpihan kaca sekaligus dengan alas
kerja/meja/penyerap dan tempatkan dalam wadah buangan.
d) Cuci permukaan, dinding bagian dalam BSC dengan detergent, bilas dengan
aquadestilata menggunakan kassa. Buang kassa dalam wadah pada buangan.
e) Ulangi pencucian 3 x.
f) Keringkan dengan kassa baru, buang dalam wadah buangan.
g) Tutup wadah dan buang dalam wadah buangan akhir.
h) Tanggalkan APD dan buang sarung tangan, masker, dalam wadah buangan akhir
untuk dimusnahkan dengan inscenerator.
i) Cuci tangan. Depkes RI. Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan Sitostatika. 2009
Penanganan Kecelakaan Kerja
Kontak dengan Kulit
a. Tanggalkan sarung tangan.
b. Bilas kulit dengan air hangat.
c. Cuci dengan sabun, bilas dengan air hangat.
d. Jika kulit tidak sobek, seka area dengan kassa yang dibasahi dengan
larutan Chlorin 5 % dan bilas dengan air hangat.
e. Jika kulit sobek pakai H2O2 3 %.
f. Catat jenis obatnya dan siapkan antidot khusus.
g. Tanggalkan seluruh pakaian alat pelindung diri (APD)
h. Laporkan ke supervisor.
i. Lengkapi format kecelakaan.
Depkes RI. Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan Sitostatika. 2009
Penanganan Kecelakaan Kerja
Kontak dengan Mata

a. Minta pertolongan.
b. Tanggalkan sarung tangan.
c. Bilas mata dengan air mengalir dan rendam dengan air hangat selama 5 menit.
d. Letakkan tangan di sekitar mata dan cuci mata terbuka dengan larutan NaCl
0,9%.
e. Aliri mata dengan larutan pencuci mata.
f. Tanggalkan seluruh pakaian pelindung.
g. Catat jenis obat yang tumpah.
h. Laporkan ke supervisor.
i. Lengkapi format kecelakaan kerja.

Depkes RI. Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan Sitostatika. 2009
Penanganan Kecelakaan Kerja
Tertusuk Jarum

a. Jangan segera mengangkat jarum. Tarik kembali plunger untuk menghisap obat
yang mungkin terinjeksi.
b. Angkat jarum dari kulit dan tutup jarum, kemudian buang.
c. Jika perlu gunakan spuit baru dan jarum bersih untuk mengambil obat dalam
jaringan yang tertusuk.
d. Tanggalkan sarung tangan, bilas bagian yang tertusuk dengan air hangat.
e. Cuci bersih dengan sabun, bilas dengan air hangat.
f. Tanggalkan semua APD.
g. Catat jenis obat dan perkirakan berapa banyak yang terinjeksi.
h. Laporkan ke supervisor.
i. Lengkapi format kecelakaan kerja.
j. Segera konsultasikan ke dokter
Depkes RI. Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan Sitostatika. 2009
Manajemen Risk: Review & Records

Review tindakan pengendalian


Evaluasi data
Maintenance rutin
Risk management records

Guide for handling cytotoxic drugs and related waste. 2017. Australia
Penutup
• Farmasi mempunyai tanggung
jawab untuk melakukan dispensing
obat kanker yang tepat dan aman

• Dispensing obat kanker yang


aman dan benar dapat
mengurangi resiko paparan obat
terhadap petugas dan lingkungan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai