Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAJEMEN FARMASI RUMAH SAKIT

“ CYTOTOXIC”

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK I

1. RAHMI FATHANA (O1A117119)


2. NINI (O1A118021)
3. NUR AYSAH DWI ATMINI (O1A118021)
4. ASRINO J. (O1A118021)
5. MEI YANA FATIMAH (O1A118021)

KELAS A

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sitostatika merupakan golongan obat yang digunakan dalam pengobatan kanker yang
paling banyak menunjukkan kemajuan dalam pengobatan penderita kanker. Karena itu pula
harapan dan tumpuan dunia medis terhadap efek pengobatan dengan sitostatika terus meningkat.
Sejalan dengan harapan tersebut upaya menyembuhkan atau sekurangnya mengecilkan ukuran
kanker dengan sitostatika terus meluas.
Namun, penggunaan sitostatika dalam dunia kesehatan memiliki resiko yang sangat besar.
Menurut NIOSH (2004), bekerja dengan atau dekat dengan obat-obat berbahaya (sitotoksik) di
tatanan kesehatan dapat menyebabkan ruam kulit, kemandulan, keguguran, kecacatan bayi, dan
kemungkinan terjadi leukemia dan kanker lainnya. Selain itu, toksisitas yang sering dilaporkan
berkenaan dengan preparasi dan handling cytotoxic berupa toksisitas pada liver, neutropenia
ringan, fetal malformation, fetal loss, atau kasus timbulnya kanker. Tahun 1983 dilaporkan
adanya kerusakan liver pada 3 orang perawat yang bekerja pada ward oncology. Di dua rumah
sakit di Italy telah dilakukan penelitian ditemukan cyclophosphamide dan ifosfamide dalam
urine perawat dan staf farmasi yang tidak mengikuti peraturan khusus dalam menangani obat-
obat kanker.
Prosedur penanganan obat sitostatika yang aman perlu dilaksanakan untuk mencegah risiko
kontaminasi pada personel yang terlibat dalam preparasi, transportasi, penyimpanan dan
pemberian obat sitostatika. Potensial paparan pada petugas pemberian sitostatika telah banyak
diteliti. Perawat yang bekerja pada ward kemoterapi tanpa perlindungan yang memadai
menunjukkan aktivitas mutagenik yang signifikan lebih besar dari pada control subject.
Selain untuk melindungi petugas dan lingkungan dari keterpaparan obat kanker, preparasi
obat sitostatika secara aseptis (handling citotoxic) diperlukan untuk melindungi produk dari
kontaminasi mikroba dengan teknik aseptis, melindungi personal dan lingkungan yang terlibat
dari exposure bahan berbahaya
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan sitotoksik ?
2. Apa saja contoh obat cytotoxic?
3. Bagaimana penyimpanan cytotoxic?
4. Bagaimana distribusi cytotoxic?
5. Bagaimana pelindung cytotoxic?
6. Apa itu bcf cytotoxic?
7. Bagaimana pemberian dan penyiapan cytotoxic ?

C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk :


1. Mengetahui pengertian sitotoksik.
2. Mengetahui contoh obat cytotoxic.
3. Mengetahui penyimpanan cytotoxic.
4. Memahami distribusi cytotoxic.
5. Mengetahui pelindung cytotoxic.
6. Mengetahui bcf cytotoxic.
7. Mengetahui pemberian dan penyiapan cytotoxic.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Bahaya Obat Sitotoksik

Senyawa sittoksik adalah suatu senyawa atau zat yang dapat merusak dan sel normal dan
juga sel kanker, serta digunakan untuk menghambat pertumbuhan dari sel tumor maliginan.
Istilah dari toksisitas juga dapat digunakan untuk zat-zat yang bersifat genotoksik, mutagenik,
onkogenik, teratogenik, dan zat-zat yang bersifat berbahaya (Sarce, 2009).
Obat sitotoksik adalah agen yang ditujukan untuk terapi, khususnya pada pengobatan
kanker. Obat ini diketahui sangat beracun bagi sel-sel, terutama melalui tindakannya pada
reproduksi sel. Obat sitotoksik semakin sering digunakan dalam berbagai pengaturan kesehatan,
laboratorium dan klinik hewan untuk pengobatan kanker dan kondisi medis lainnya seperti
rheumatoidarthritis, multiple sclerosis dan kelainan auto-imun.
Obat sitotoksik mencakup obat yang menghambat atau mencegah fungsi sel. Obat
sitotoksik termasuk obat-obatan yang terutama digunakan untuk mengobati kanker, sering
sebagai bagian dari rezim kemoterapi. Bentuk yang paling umum dari obat sitotoksik dikenal
sebagai antineoplastik. Obat sitotoksik memiliki efek mencegah pertumbuhan yang cepat dan
pembagian (mitosis) sel kanker . Namun, obat sitotoksik juga mempengaruhi pertumbuhan sel-
sel lain membagi cepat dalam tubuh seperti folikel rambut dan lapisan dari sistem pencernaan.
Sebagai hasil dari pengobatan, banyak sel-sel normal yang rusak bersama dengan sel-sel kanker.
Penandaan obat sitotoksik
Semua bahan sitotoksik universal diidentifikasi oleh simbol ungu yang menggambarkan sel
di akhir telofase.

B. Apa saja contoh obat cytotoxic?


Obat kanker dapat digolongan, yaitu :
1. Alkylating Agent
 Nitrogen Mustard : Chlorambucil, Cyclofosfamid dan Ifosfamid
 Nirosurea : Carmustin dan Lamustin
 Alkyl sulfonat :Busulfan
 Triazines : Temozolamide
 Platinum base : Cisplatin, Carboplatin dan Oxyplatin

2. Antimetabolites
Flourouracil (5-FU), 6-Mercaptopurine (6-MP), Capecitabine (Xeloda),
Gemcitabine, Methotrexate (MTX) dan Premetrexed
3. Anthracyclines
Doxorubicin, Daunorubicin, Epirubicin dan Idarubicin
4. Mytotic Inhibitor
 Taxane : Paclitaxel dan Docetaxel
 Epothilones : Ixabepilone
 Vinca alkaloid : Vinblastine, Vincristine dan Vinorelbine
5. Topoisomerase Inhibitor
Etoposide, Teniposide dan Mitoxantrone
6. Corticosteroid
Dexamethasone, Prednisone dan Methylprednisolone
7. Hormon Therapy
Estrogen, Androgen dan Anti Estrogen (Tamoksifen)
8. Antibodi Monoklonal / Targeted Therapy
Trastuzumab, Rituximab, Setuximab dan Alemtuzumab

C. Penyimpanan Cytotoxic.
Penyimpan Penyimpanan meru an merupakan kegiatan kegiatan pengaturan pengaturan
penyimpan penyimpanan sedi an sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
menurut persyaratan yang ditetapkan.   Penyimpanan obat tida nan obat tidak dapat dila k dapat
dilakukan dengan kon n dengan kondisi atau ca disi atau cara seragam untuk semua obat.
Beberapa obat hanya boleh disimpan dalam waktu yang singkat. Terdapat beberapa alasan
mengapa obat hanya dapat disimpan dalam waktu terbatas, diantaranya adalah hilangnya zat
berkhasiat karena hidrolisis atau oksidasi, hidrolisis atau oksidasi, kehilanga kehilangan
vehikulum misalnya karena terjadi vehikulum misalnya karena terjadi penguapa penguapan dan
beberapa sebab lainnya
Obat sitotoksik yang tersimpan harus mudah teridentifikasi oleh semua petugas
Diharuskan untuk memberikan penandaan yang jelas yang jelas pada tempat pada tempat
penyimpanannya. Tempat-tempat penyimpanan obat-obat sitostatika baik yang disimpan pada
suhu kamar maupun pada refrigerator harus diberi penandaan “OBAT SITOTOKSIK
-TANGANI DENGAN HATI-HATI” atau “CYTOTOXIC DRUGS - HANDLE WITH CARE”.
Fasilit WITH CARE”. Fasilitas atau sistem penyim atau sistem penyimpanan harus dirancang
untuk mencegah peluang terjadinya kemasan obat pecah sehingga mencegah atau meminimalkan
risiko terjadinya kontaminasi jika ada kejadian kemasan obat sitotoksik pecah. Misalnya obat-
obat sitostatika sebaiknya disimpan mengelompok di rak yang paling bawah, dengan maksud
agar ketika jatuh tidak mendapat mendapat tekanan tekanan (akibat (akibat gravitasi) gravitasi)
yang besar sehingga sehingga meminimalkan risiko pecah dan mencemari lingkungan kerja.
Disamping itu harus diasiapkan fasilitas yang dapat digunakan dengan cepat dan secara efisien
untuk mengatasi atau menangani tumpahan obat untuk mengatasi atau menangani tumpahan obat
sitotoksik. Jumlah obat sitotoksik yang disimpan di Instalasi Farmasi, ruang perawatan,klinik dan
depo farmasi harus direstriksi sesuai dengan kebutuhan pemakaian dalam jangka waktu pendek
waktu pendek. Daerah dimana obat sitotoks obat sitotoksik disimpan harus mpan harus
mempunyai Lembar Data Keselamatan Bahan atau Material Safety Data Sheet (MSDS) terbaru
untuk tiap jenis obat. Tempat penyimpanan harus aman, dan akses dibatasi hanya untuk petugas
yang diberi otoritas.

Penyimpanana sitotoksik yaitu :


 obat sitostatika disimpan secara terpisah dari obat lainnya.
 Terdapat lembar MSDS !Material Safety Data Sheet" dekat tempat penyimpanan obat.
 Tempat penyimpanan obat harus aman dan akses terbatas dari Jangkauan tugas pengelola
sitostatika.
 Letak penyimpanan obat sitostatika diusahakan minimal sejajar dengan mata atau lebih
rendah/ /agar mudah terlihat tanda berbahaya oleh petugas.
 Tanda obat berbahaya pada kotak kemasan luar harus berada di sisi sebelah luar sehingga
mudah terlihat.
 Bila perlu disimpan dalam lemari pendingin/ maka usahakan dimasukkan dalam lemari
pendingin yang terpisah.B
 Bila tidak tersedia lemari pendingin tersendiri/ maka obat sitostatika dimasukkan dalam
wadah tertutup dari bahan anti bocor dan disimpan bersama obat lainnya di lemari
pendingin yang sama.
 Kerusakan pengemas maupun wadah harus ditangani dengan baik oleh petugas yang
mengenakan pakaian pelindung saaat preparasi di ruangan.

D.Distribusi cytotoxic
E.Pelindung Cytotoxic
,Pengamanan petugas
1. Tidak seorangpun petugas kesehatan diizinkan untuk menangani obat-obat sitostatika/
kecuali telah dididik dan dilatih tentang :
 cara penanganan obat sitostatika yang benar dan kemungkinan resiko kecelakaan
dan kontaminasi yang bisa terjadi.
 Cara mengatasi dan menangani barang-barang yang terkontaminasi oleh obat
sitostatika.
 Cara pencegahan dan penanganan kontaminasi obat sitostatika terahadap petugas
kesehatan yang bekerja.
 Petugas yang menangani sitostatika haruslah telah mengalani pelatihan
penanganan obat sitostatika.
2. Petugas kesehatan yang tidak diperkenankan untuk menangani obat sitostatika dan atau
penderita yang sedang mengalani kemoterapi adalah:
 anita hamil dan menyusui
 Orang yang belum dewasa
 Petugas yang tidak mengenakan pelindung
 Siswa paramedis
3. Perlindungan petugas kesehatan yang menangani obat sitostatika di Instalasi Farmasi dan
atau penderita yang men5alani kemoterapi di ruang peralatan adalah:
 Pakaian/ harus memenuhi persyaratan sebagai berikut
o lengan panjang dan celana panjang
o baru pelindung dari bahan yang impermeable
o tertutup rapat pada bagian depan yang ujung lengannya berkaret dan
elastis
o untuk pakaian yang terkontaminasi obat-obat sitostatika dapat dicuci
 Masker hidung dan mulut
 Pelindung rambut
 Sarung tangan karet atau yang sejenis
F.BCF Cytotoxic
G.Pemberian dan Penyiapan Cytotoxic
1. Pemberian Cytotokxik
2.Penyiapan Cytotokxik
 Penyiapan obat sitostatika oral
 Petugas kesehatan di apotik maupun di ruang peralatan/ dalam menyiapkan sitostatika
oral harus mengenakan Pelindung Lengkap atau minimal menggunakan pelindung
sebagai berikut
o Baju lengan panjang dan celana panjang
o Masker hidung dan mulut
o Sarung tangan karet atau yang sejenis.
 Tempat penyiapan obat sitostatika oral letaknya harus terpisah dengan obat# obatan
oral lainnya/ untuk menghindari ter5adinya kontaminasi.
 Sendok obat yang digunakan untuk mengambil obat sitostatika tidak boleh digunakan
untuk mengambil obat lainnya.
 Apabila obat sitostatika telah dikemas dalam blister atau strip/ maka alat pemotong !
gunting" yang digunakan untuk memotong blister atau strip obat sitostatika tidak
boleh digunakan untuk menggunting kemasan obat lainnya.
 Sebelum dan sesudah menyiapkan obat sitostatika oral/ petugas kesehatan di apotik
maupun di ruang perawatan wajib mencuci tangan di bawah air  mengalir

 Penyiapan obat sitostatika parenteral


 Tempat penyiapan
 Obat sitostatika parenteral harus dipersiapkan di dalam cabinet biosafety ( Vertical
Laminary Air Flow Unit) Class II Type 1 atauType 2 (gambar  terlampir)
 Apabila rumah Sakit tidak memiliki cabinet biosafety dengan spesifikasi seperti
tersebut di atas/ maka tempat penyiapan obat sitostatika tersebut harus dipisahkan
dari tempat penyiapan obat lainnya dan 5auh dari keramaian obat lewat.
 Cara penyiapan obat sitostatika :
o Cuci tangan di bawah air mengalir  g
o gunakan pelindung lengkap atau pelindung minimal
o Tutuplah permukaan meja bila tidak menggunakan Vertical Laminary Air 
FloW Unit dengna menggunakan kertas penghisap
o Sediaan peralatan kesehatan ( spoit injeksi, infuse set,larutan infuse )
seperlunya saja di atas meja.
o Wajah petugas tidak boleh terlalu dekat saat membuka ampul.
o Sebelum membuka ampul/ pastikanlah bahwa tidak ada cairan yang tersisa
pada ujung ampul akibat kebocoran.
o gunakan kapas atau kassa pada waktu membuka ampul agar tidak melukai dan
mengkontaminasi kulit petugas.
o Pastikan bahwa cairan obat yang diambil sudah cukup/ agar jangan sampai
mengambil dua kali.
o Keluarkan kelebihan udara dari spoit injeksi dengan menutup ujung jarum
spoit menggunakan kassa steril pada saat mengeluarkan udara dari spoit
injeksi
o buat label pada spuit ineksi yang telah terisi/ tulis nama penderita dan jam
pemberian.

Anda mungkin juga menyukai