Anda di halaman 1dari 7

PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CIMARGA
Jl. Raya Leuwidamar KM. 09 Cimarga 42361
Telp. 0252-5550812 Email : pkm.cimarga@gmail.com

KERANGKA ACUAN
PROGRAM KB
UPTD PUSKESMAS CIMARGA TAHUN 2020
I. PENDAHULUAN
Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta memperoleh pelayanan
kesehatan merupakan amanah yang tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal
28 ayat (1). Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Upaya kesehatan
diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif,
dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan ini dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan termasuk didalamnya adalah pelayanan Keluarga Berencana (KB)
yang juga memperhatikan fungsi sosial, nilai, norma agama, sosial budaya, moral, dan
etika profesi.

Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk termasuk
penduduk miskin dan tidak mampu, Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan
sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia
untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sejalan dengan hal ini,
Negara telah bersepakat dan berkomitmen dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk memasukkan jaminan
kesehatan sebagai salah satu program jaminan sosial selain 4 (empat) program jaminan
sosial lainnya yaitu jaminan kecelakaan kerja, hari tua, pensiun, dan kematian. Didalam
undang-undang ini diatur pula dalam penjelasannya bahwa yang dimaksud dengan
pelayanan kesehatan meliputi pelayanan KB.
Menurut UU RI No 52 tahun 2009, KB merupakan bentuk usaha dalam mengatur
jarak maupun angka kelahiran anak, dan usia yang ideal ketika melahirkan, mengatur
waktu kehamilan melalui promosi, perlindungan serta bantuan yang sesuai hak
reproduksi untuk mewujudkan keluaga yang berkualitas. Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang
baik dan sehat serta memperoleh pelayanan kesehatan merupakan amanah yang
tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 ayat (1). Pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial
dan ekonomis. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan
pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara
terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan.

Penyelenggaraan upaya kesehatan ini dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun


2009 tentang kesehatan termasuk didalamnya adalah pelayanan Keluarga Berencana
(KB) yang juga memperhatikan fungsi sosial, nilai, norma agama, sosial budaya, moral,
dan etika profesi. Untuk menjamin terpenuhinya hak hidup sehat bagi seluruh penduduk
termasuk penduduk miskin dan tidak mampu, Pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan sumber daya di bidang kesehatan yang adil dan merata bagi seluruh rakyat
Indonesia untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Sejalan dengan
hal ini, Negara telah bersepakat dan berkomitmen dalam Undang-Undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) untuk memasukkan jaminan
kesehatan sebagai salah satu program jaminan sosial selain 4 (empat) program jaminan
sosial lainnya yaitu jaminan kecelakaan kerja, hari tua, pensiun, dan kematian. Didalam
undang-undang ini diatur pula dalam penjelasannya bahwa yang dimaksud dengan
pelayanan kesehatan meliputi pelayanan KB.

A. LATAR BELAKANG

Program Kb adalah bagian yang terpadu ( integral) dalam program pembanguan


nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi,spiritual dan sosial
budaya penduduk Indonesia agar dapat di capai keseimbangan yang baik dengan
kemampuan produksi nasional ( Depkes,1999 ).
Keluarga Berencana merupakan suatu tindakan yang membantu seseorang
maupun pasangan suami isteri untuk mengindari kelahiran yang tidak harapkan,
mendapatkan kelahiran yang diinginkan pasutri, mengatur interval atau jarak diantara
kelahiran, mengontrol waktu pada saat kelahiran yang berhubungan dengan umur suami
dan istri, menetukan jumlah anak. Sumber ; WHO (World Health Organisation)

Selain itu, Keluarga Berencana merupakan metode untuk menurunkan angka


pertambahan penduduk Indonesia. Menurut Manuba (1998) Peserta KB aktif terbagi
menjadi dua yakni Peserta KB dengan Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET)
dengan jenis Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), MOP/MPW, implant dan yang kedua
yakni peserta KB Non Metode Kontrasepsi Efektif Terpilih yang jenisnya suntik, pil, obat
vagina, kondom, dan yang lainnya.

Dengan telah diterapkannya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) terhitung mulai 1


Januari 2014, telah terjadi beberapa perubahan pengaturan sistem pelayanan kesehatan

nasional termasuk didalamnya adalah sub-sistem jaminan pembiayaan, sub-sistem


pelayanan kesehatan dan pengelola pembiayaan pelayanan kesehatan. Dengan telah
diterbitkannya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS maka BPJS
Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program jaminan kesehatan. Perubahan ini
tentunya juga akan berimplikasi terhadap kebijakan, strategi dan program KB yang
diyakini dapat mengurangi kesenjangan dan unmet need pasangan usia subur tehadap
kebutuhan pelayanan KB.

B. TUJUAN :

1. Tujuan Umum:

Menurut UU RI. No 52 tahun 2009 mengenai perkembangan kependudukan dan


pembangunan keluarga, kebijakan keluarga berencana bertujuan untuk:

1. Mengatur waktu kehamilan yang sesuai dengan keiinginan.


2. Menjaga kesehatan dan mengurangi angka kematian ibu dan bayi.
3. Mengembangkan kualitas informasi, dan konseling pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan reproduksi.
4. Mengembangkan partisipasi dan kesertaan pria dalam praktek keluarga
berancana.
5. Mempromosikan penyusuan bayi sebagai usaha untuk menjarangkan jarak
kehamilan.

Untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu membangun
kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa
mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas tahun 2020.

2. Tujuan Khusus:

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997), banyak sekali


manfaat yang dirasakan apabila sebuah keluarga mengikuti program KB, karena
bukan hanya orang tua saja yang merasakan manfaatnya, manfaatnya dapat
dirasakan oleh ;

a. Ibu

Dengan mengatur jumlah dan juga jarak kelahiran, ibu akan mendapatkan manfaat
berupa :

 Perbaikan kesehatan tubuh atau badan karena tercegahnya kehamilan yang


berulang kali dalam waktu yang pendek.
 Meningkatnya kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan memiliki waktu
yang cukup dalam mengasuh anak-anak, untuk beristirahat serta melakukan
kegiatan-kegiatan yang lain.

b. Anak-Anak Yang Dilahirkan

 Anak yang yang nantinya dilahirkan bisa dapat tumbuh secara normal karena ibu
yang mengandungnya sedang dalam keadaan sehat.

Setelah lahir anak tersebut ia akan memperoleh perhatian, pemeliharaan dan juga
makanan yang cukup karena kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan
direncanakan oleh pasutri.
c. Untuk Anak-Anak Yang Lain
Memberi kesempatan kepada anak-anak yang lain supaya perkembangan fisiknya
dapat berjalan dengan baik karena setiap anak memperoleh makanan yang cukup
dari sumber yang tersedia dalam keluarga.
Perkembangan mental dan sosialnya akan semakin baik karena pemeliharaan
yang lebih baik dan lebih banyak waktu luang yang diberikan oleh ibu untuk
setiap anak.
Mendapatkan pendidikan yang lebih baik karena sumber- sumber pendapatan
keluarga tidak habis untuk mempertahankan hidup.
d. Ayah
Memberikan kesempatan kepada seorang ayah agar bisa ;
Memperbaiki kesejahteraan fisik dan mentalnya.
Memperbaiki kesehatan mental & sosial karena kecemasan berkurang dan lebih
banyak waktu luang untuk keluarga.
e. Untuk Seluruh Keluarga
Kesehatan fisik dan mental sosial dari masing-masing anggota keluarga
bergantung pada kesehatan seluruh keluarga.
Tiap-tiap anggota keluarga memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk
mendapatkan pendidikan.

II. KEGIATAN POKOK


A. Narasumber
Penanggung jawab program KB
B. Sasaran
Sasaran program KB di bagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak
langsung sesuai dari tujuan yang ingin di capai. Sasaran langsung adalah Pasangan usia Subur
( PUS )yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan
kontrasepsi secara berkelanjutan.Sedangkan sasaran tidak langsung adalah pelaksana dan
pengelola KB dengan tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan
kebijaksanaan kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas
dan keluarga sejahtera.
C. Rincian Kegiatan
- Penanggungjawab program menyusun rencana kegiatan pelayanan KB dengan mitra
kerja;
- Menyediakan pelayanan KIE dan kontrasepsi yang mudah diakses;
- Monitoring dan evaluasi

III. Cara melaksanakan kegiatan


Cara Melaksanakan Kegiatan
1. Konseling
2. Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan pengayoman kepada masyarakat melalui
pengembangan dan pemantapan jaringan pelayanan serta rujukan
3. Tersedianya pelayanan kontrasepsi seperti puskesmas bidan praktek atau klinik
kesehatan.
4. Membina jaringan pelayanan alat kontrasepsi sampai ke pos KB kelompok KB
5. Mengembangkan memantapkan pola pemakain kontrasepsi rasional yaitu yang di
arahkan kepada cara cara kontrasepsi yang sesuai usia PUS dan keinginan PUS
6. Tim KB Keliling
7. Rujukan KB

IV. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan


1. Dilakukan pencatatan dan pelaporan program KB dari tiap bidan didesa
2. Mengevaluasi hasil program KB setiap bulannya

Ditetapkan di : Cimarga
Pada tanggal :
KEPALA UPT PUSKESMAS Cimarga

dr. Nanik Suharwati


NIP. 197903262009072001

Anda mungkin juga menyukai