net/publication/353320366
CITATION READS
1 678
3 authors:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
Relative Humidity of 40% Inhibiting the Increase of Pulse Rate, Body Temperature, and Blood Lactic Acid During Exercise View project
All content following this page was uploaded by Elvina Veronica on 18 July 2021.
Elvina Veronica1), I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti2), I Putu Gede Adiatmika2)
1
Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana,
Denpasar, Bali
2
Departemen/Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar, Bali
Koresponding author: Elvina Veronica
E-mail: veronicaelvina@gmail.com
ABSTRAK
Intensitas penggunaan smartphone mahasiswa termasuk tinggi karena keberadaan smartphone
yang menunjang berbagai aktivitas. Banyak efek negatif akibat intensitas penggunaan
smartphone berlebih seperti gangguan muskuloskeletal. Sindrom de Quervain adalah kondisi
nyeri prosesus stiloideus karena inflamasi atau trauma pada sarung pembungkus sinovial yang
menyelubungi otot abductor polllicis longus dan otot extensor pollicis brevis tangan akibat
gerakan repetitif berlebih. Penelitian merupakan analitik korelasi metode cross-sectional yang
bertujuan mengetahui hubungan intensitas penggunaan smartphone dengan risiko kemunculan
sindrom de Quervain pada mahasiswi Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (PSSKPD FK Unud). Penelitian dilakukan pada bulan
Februari-Maret 2020 di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dengan 100 responden
mahasiswi PSSKPD FK Unud angkatan 2018 dan 2019 yang mengisi quesioner DQST (de
Quervain Screening Tool) pada kedua tangan dan quesioner intensitas penggunaan smartphone.
Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas intensitas penggunaan smartphone, variabel
terikat sindrom de Quervain kedua tangan, dan variabel kontrol usia, jenis kelamin, dan program
studi. Hasil pengujian bivariat Somers‘ D menyatakan tidak ada hubungan (p>0,05) antara
intensitas penggunaan smartphone dengan risiko kemunculan sindrom de Quervain pada kedua
tangan. Hal ini dipengaruhi oleh posisi penggunaan smartphone, tipe smartphone, dan faktor
lainnya. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terkait faktor lainnya yang mempengaruhi risiko
kemunculan sindrom de Quervain maupun gangguan muskuloskeletal lainnya.
Kata Kunci: sindrom de Quervain, intensitas penggunaan smartphone, nyeri, ibu jari.
ABSTRACT
The intensity of smartphone usage among students is high because the presence of smartphones
that support our activities. Many negative effects caused by the intensity of excessive smartphone
usage such as musculoskeletal disorders. De Quervain's syndrome is a painful condition of the
stiloid processus due to synovial wrapper sheath trauma or inflammation that surrounds the
abductor polllicis longus muscle and extensor pollicis brevis muscle in the hand due to excessive
repetitive movements. This study was an analytic study with a cross-sectional method to
determine the relationship of the intensity of smartphone usage with the risk of de Quervain's
syndrome appearance in undergraduate female medical students of Udayana University.
Conducted in February-March 2020 at the Faculty of Medicine, Udayana University with 100
undergraduate female medical student of Udayana University class of 2018 and 2019 as
respondents who filled DQST (de Quervain Screening Tool) questionnaire for both hands and a
questionnaire about intensity of smartphone usage. This research variable consisted of
independent variable intensity of smartphone usage, dependent variable de Quervain syndrome
of both hands, and control variable age, gender, and medical study program. Somers’ D bivariate
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 50
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P08
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN RISIKO KEMUNCULAN SINDROM DE
QUERVAIN,,. Elvina Veronica1), I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti2), I Putu Gede Adiatmika2)
test results showed no relationship (p> 0.05) between intensity of smartphone usage and risk of
de Quervain appearance on both hands. This condition was influenced by position when using a
smartphone, type of smartphone, and other factors. Further research is needed to identify other
factors that influence the risk of de Quervain syndrome appearance and other musculoskeletal
disorders.
Keywords: de Quervain syndrome, intensity of smartphone usage, pain
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 52
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P08
Elvina Veronica1), I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti2), I
Putu Gede Adiatmika2)
Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa responden Hasil uji bivariat Somers’ D tentang hubungan
berjumlah 100 orang yang terdiri atas 50 orang intensitas penggunaan smartphone dan sindrom
angkatan 2018 yang terbagi dalam 25 orang kelas de Quervain tangan kanan (Tabel 2) didapatkan
KUA (25%) dan 25 orang kelas KUB (25%) serta nilai signifikansi p (p value) sebesar 0,872 dan
angkatan 2019 sebanyak 50 orang yang terdiri atas nilai p = 0,617 pada hubungan intensitas
26 orang KUA (26%) dan 24 orang KUB (24%). penggunaan smartphone dan sindrom de
Jumlah dan persentase umur responden terbanyak Quervain tangan kiri (α > 0,05) sehingga data
pada umur 19 tahun berjumlah 45 responden tergolong simetris (tidak ada hubungan antara
(45%) yang diikuti dengan jumlah responden pada kedua variabel). Nilai kekuatan koefisiensi
umur 20 tahun sebanyak 26 orang (26%), umur 18 korelasi (r) kedua variabel tidak dapat
tahun sebanyak 24 orang (24%), dan umur 17 diinterpretasikan sebab tidak ada hubungan antar
tahun sebesar 4 orang (4%). Responden dengan variabel tersebut. Nilai r pada variabel
jumlah paling sedikit ditemui pada umur 21 tahun smartphone dengan sindrom de Quervain kanan r
yaitu sebanyak 1 orang responden (1%). Tidak = -0,017 dan pada sindrom de Quervain kiri r = -
ditemui responden dengan usia 22 tahun (0%). 0,047. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
Pada umumya responden hanya miliki 1 ditemukan hubungan antara intensitas
smartphone. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan smartphone terhadap risiko
89 orang responden (89%) memiliki 1 smartphone kemunculan sindrom de Quervain kanan maupun
dan sebanyak 11 orang responden mengaku kemunculan sindrom de Quervain kiri.
memiliki 2 smartphone (11%). Responden
memiliki ketergantungan terhadap smartphone PEMBAHASAN
ditandai dengan intensitas penggunaan
smartphone tinggi. Sebanyak 72 orang responden Berdasarkan analisis bivariat menggunakan
(72%) memiliki intensitas penggunaan uji korelasi Somers’D diketahui bahwa tidak ada
smartphone tinggi, 23 orang responden (23%) hubungan antara intensitas penggunaan
memiliki intensitas penggunaan smartphone smartphone terhadap sindrom de Quervain kanan
sangat tinggi, dan 5 orang responden (5%) (p value sebesar 0,872) maupun terhadap risiko
memiliki intensitas penggunaan smartphone sindrom de Quervain kiri (p value sebesar 0,617).
sedang. Risiko tidak terkena sindrom de Quervain Banyak hal yang dapat mempengaruhi hasil
pada tangan kiri lebih besar (68%) dibandingkan tersebut.
dengan tangan kanan (56%). Sebesar 22 Terdapat beberapa penelitian yang
responden berisiko rendah terkena sindrom de mengatakan bahwa ketergantungan penggunaan
Quervain (22%), 9 orang berisiko sedang (9%), smartphone pria lebih tinggi dibandingkan wanita
dan 3 orang berisiko tinggi (3%). Hasil penelitian walaupun banyak penelitian yang menyatakan hal
risiko sindrom de Quervain pada tangan kiri sebaliknya. Menurut penelitian Renuka dan
ditemukan 5 responden berisiko rendah (24%) kawan-kawan pada November 2018 sampai
diikuti 9 orang berisiko sedang (5%), dan 3 orang Januari 2019 di Anakaputhur, India diketahui
berisiko tinggi (3%). prevalensi insiden ketergantungan penggunaan
smartphone pada pria lebih tinggi (33,6%)
Tabel 2 Hasil uji korelasi Somers’ D terhadap dibandingkan wanita (18,9%) dengan p=0,01.8
smartphone dengan sindrom de Hasil penelitian serupa pada mahasiswa Fakultas
Quervain Teknik di India menyatakan bahwa pria lebih
tinggi bergantung menggunakan smartphone
Koefisien (80%) dibandingkan wanita (75,42%).9
Signifikansi
Variabel korelasi Penelitian yang dilakukan di Fakultas
(p)
(r) Kedokteran Universitas Wannan di China pada
Smartphone bulan September 2016 menunjukkan prevalensi
dengan ketergantungan penggunaan smartphone pria
sindrom de 0,872 -0,017 lebih tinggi (30,3%) dibandingkan wanita
Quervain (29,3%) dengan perbedaan yang tidak terlalu
kanan signifikan (p> 0,05).10 Perbedaan prevalensi
Smartphone penggunaan smartphone pada pria maupun wanita
dengan dipengaruhi oleh lokasi geografis wilayah,
0,617 -0,047
sindrom de pekerjaan responden, dan kondisi ekonomi
Quervain kiri responden saat pengambilan data berlangsung
Keterangan: p < 0,05 apabila terdapat hubungan sehingga masih perlu dilakukan penelitian lebih
dan p > 0,05 apabila tidak terdapat hubungan lanjut terkait konsistensi prevalensi intensitas
antara kedua variabel penggunaan smartphone pada pria maupun wanita
di suatu wilayah.8
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 53
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P08
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN SMARTPHONE
DENGAN RISIKO KEMUNCULAN SINDROM DE QUERVAIN,,.
Posisi saat mengetik pesan maupun daripada smartphone baik dengan 1 tangan
menggunakan smartphone dapat mempengaruhi maupun dengan kedua tangan. Hal ini disebabkan
insiden terjadinya gangguan muskuloskeletal dan karena penggunaan keyboard laptop atau
area yang dikeluhkan. Penggunaan smartphone komputer yang berlebihan dapat menyebabkan
dengan keypad diketahui lebih berisiko beban yang berlebih pada kontraksi otot extensor
meningkatkan aktivitas otot berlebih pada ibu jari, pollicis longus dan otot ekstensor jari lainnya
jari manis maupun jari telunjuk yang berpotensi sehingga lebih berisiko tinggi menimbulkan
menimbulkan kemunculan gangguan keluhan muskuloskeletal seperti sindrom de
musculoskeletal jika dibandingkan dengan Quervain.14
penggunaan smartphone layar sentuh Posisi penggunaan smartphone dalam waktu
(touchscreen). Hal ini disebabkan oleh gerakan tertentu juga mempengaruhi risiko kemunculan
ibu jari saat melakukan fleksi median, ekstensi gangguan muskuloskeletal. Insiden keluhan
maupun rotasi lebih rendah dibandingkan dengan muskuloskeletal pada leher lebih tinggi (65,7%
menggunakan smartphone keypad.11 pada wanita dan 86% pada pria) daripada keluhan
Selain itu, panjang jari tangan mempengaruhi muskuloskeletal di pergelangan tangan dan jari
keseimbangan otot tangan saat memegang tangan (43,9% pada wanita dan 39% pada pria)
maupun mengetik smartphone. Saat memegang sebab posisi saat menggunakan smartphone
smartphone, biasanya keempat jari selain ibu jari kurang ergonomis seperti membungkukan badan
memegang smartphone bagian bawah dan ibu jari dan leher pada saat duduk. Pada saat duduk
memegang smartphone bagian depan. Ukuran jari dengan postur kepala yang salah, posisi kepala
tangan yang panjang memerlukan aktivitas yang menunduk secara repetitif dalam waktu
kontraksi otot yang lebih sedikit dibandingkan tertentu akan menimbulkan cedera pada tulang
orang dengan ukuran jari pendek untuk leher maupun gangguan otot di sekitar leher
memegang smartphone maupun menahan beban sehingga menyebabkan terjadinya nyeri leher.15
smartphone.11 Penggunaan smartphone berlebih dalam posisi
Menurut penelitian yang dilakukan oleh tiduran tengkurap juga beriko meningkatkan
Baabdullah dan kawan-kawan diketahui bahwa gangguan muskuloskeletal lebih tinggi pada area
walaupun ditemukan adanya hubungan signifikan leher (74,2%) daripada jari tangan (61,9%). Hal
antara intensitas penggunaan smartphone yang serupa juga terjadi jika posisi penggunaan
tinggi dengan gangguan muskuloskeletal tangan smartphone berlebih dalam posisi tiduran
dan pergelangan tangan (p<0.05), tidak terlentang.15 Hal ini disebabkan karena adanya
ditemukan hubungan yang antara intensitas tahanan berlebih pada leher secara
penggunaan smartphone berlebih dengan berkesinambungan sehingga menimbulkan
kemunculan sindrom de Quervain. Hal ini kelelahan otot yang diikuti dengan inflamasi otot
disebabkan karena banyak keluhan dan berujung pada manifestasi gangguan
muskuloskeletal tangan karena adanya inflamasi msukuloskeletal tersebut seperti nyeri dan
maupun gangguan pada otot extensor pollicis lainnya.15 Selain itu, otot trapezius atas sebelah
longus pada compartment dorsal ketiga, otot kanan 5 kali lebih mudah mengalami kelelahan
flexor pollicis longus, thenar eminence, maupun apabila dibandingkan dengan otot trapezius atas
gangguan pada saraf median akibat gerakan sebelah kiri saat menggunakan smartphone dalam
repetitif berkesinambungan dalam jangka waktu kurun waktu tertentu dalam posisi berdiri dan 2
tertentu sehingga dapat menimbulkan keluhan kali lebih mudah mengalami kelelahan dalam
serupa dengan sindrom de Quervain di mana pada posisi duduk sehingga keluhan nyeri leher kanan
sindrom de Quervain otot yang terganggu adalah lebih sering terjadi dibandingkan rasa tidak
selain otot extensor pollicis brevis dan otot nyaman pada leher kiri.13
abductor pollicis longus. 12
Jumlah tangan yang digunakan saat bermain SIMPULAN
smartphone juga mempengaruhi insiden
kemunculan sindrom de Quervain. Otot abductor Dalam penelitian ini ditemukan bahwa
pollicis longus dan otot extensor carpi radialis tidak terdapat hubungan antara intensitas
lebih tinggi berkontraksi dan lebih mudah penggunaan smartphone dengan risiko
mengalami kelelahan ketika hanya satu tangan kemunculan sindrom de Quervain pada kedua
saja yang digunakan untuk memegang tangan (p > 0,005).
smartphone daripada menggunakan kedua tangan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
(p<0,05).13 terkait faktor risiko lain penyebab kemunculan
Terdapat pula penelitian yang menyatakan sindrom de Quervain. Disarankan bagi
bahwa ketergantungan penggunaan keyboard masyarakat, khususnya para mahasiswa untuk
pada laptop maupun komputer lebih berisiko lebih membatasi penggunaan smartphone dan
meningkatkan kemunculan sindrom de Quervain memperhatikan posisi tubuh ketika bermain
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 54
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P08
Elvina Veronica1), I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti2), I Putu
Gede Adiatmika2)
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum 55
doi:10.24843.MU.2021.V10.i4.P08