Anda di halaman 1dari 2

1) Masalah: Diare (Gulanick & Myers, 2014)

Batasan karakteristik:
Sakit perut, kram, frekuensi buang air besar (lebih dari 3x/hari), kotoran yang lembek
atau caik, urgensi, suara bising usus yang hiperaktif.
Faktor yang berhubungan:
Infeksi enterik: virus, bakteri, atau parasit
Hasil umum yang diharapkan:
- Pasien mengeluarkan feses yang lunak dan terbentuk tidak lebih dari 3x/hari.
- Pasien memiliki kultur feses negatif

PENGKAJIAN
Intervensi
1. Kaji nyeri perut, kram, frekuensi, urgensi, tinja encer atau cair, dan sensasi usus yang
hiperaktif.
Rasional: Temuan penilaian umumnya terkait dengan diare. Jika gastroenteritis
melibatkan usus besar, usus besar tidak mampu menyerap air dan tinja pasen yang
sangat encer.
2. Kultur feses pasien
Rasional: Pengujian akan mengidentifikasi kemungkinan organisme yang
menyebabkan diare.
3. Kaji riwayat terkini dari hal-hal berikut: makan makanan yang tidak dimasak dengan
benar atau tidak disimpan pada suhu yang sesuai, bepergian ke luar negeri,
konsumsi produk susu yang tidak dipasteurisasi, atau minum air yang tidak diolah.
Rasional: Pasien dapat memperoleh infeksi usus dari makan makanan yang
terkontaminasi atau minum air yang terkontaminasi.

TERAPEUTIK
Intervensi
1. Berikan obat antidiare sesuai order
Rasional: Antidiare adsorben (mis. Kaolin, pektin, dan garam bismut) disarankan
untuk mengelola diare gastroenteritis. Obat ini melapis dinding usus dan menyerap
racun bakteri. Obat antidiare yang menekan motilitas gastrointestinal (GI) tidak
dianjurkan untuk pasien gastroenteritis. Tindakan bat ini menghambat kemampuan
usus untuk mengeluarkan mikroorganisme yang menginfeksi dan dapat
memperpanjang perjalanan penyakit.
2. Ajarkan pasien untuk menghindari asupan yang dapat menstimulan usus (mis.
Kafein, minuman berkarbonasi).
Rasional: Stimulan dapat meningkatkan motilitas GI dan memperburuk diare.
3. Dorong cairan hingga 1,5 – 2 L /24 jam ditambah 200 mL untuk setiap buang air bsar
pada orang dewasa kecuali ada kontraindikasi.
Rasional: Peneningkatan asupan cairan menggantikan cairan yang hilang dalam tinja
cair.
4. Ajari pasien untuk memasukkan makanan asin dan makanan tinggi kalium.
Rasional: Pilihan makanan ini akan menggantikan elektrolit yang hlang akibat
muntah dan diare.
5. Ajarkan pasien tentang perawatan parianal setelah setiap buang air besar.
Rasional: Pembersihan lembut pada kulir parianal setelah buang air besar akan
mencegah ekskoriasi dan meningkatkan kenyamanan. Krim barrier dapat digunakan
untuk melindungi kulit.
6. Ajarkan pasien tentang mencuci tangan setelah setiap buang air besar dan sebelum
menyiapkan makanan untuk orang lain.
Rasional: Mencuci tangan setelah setiap buang air besar adalah cara yang paling
efektif untuk mencegah penularan infeksi kepada orang lain. Tangan yang
terkontaminasi dapat dengan mudah menularkan mikroorgansme yang menginfeksi
ke peralatan dan permukaan yang digunakan dalam menyiapkan makanan.

Gulanick, M., & Myers, J. M. (2014). Nursing Diagnoses: Definitions and Classification . Philadelphia:
ELSEVIER.

Anda mungkin juga menyukai