Anda di halaman 1dari 11

Nama : EKO BAGUS SETYAWAN, S.

Pd
No.UKG : 201501458932
NIM : 223112715719

LK. 2.2 Menentukan Solusi

Analisis penentuan
No. Eksplorasi alternatif solusi Solusi yang relevan Analisis alternatif solusi
solusi
1 Melihat banyaknya siswa Hal yang perlu dipersiapkan;
Beberapa Siswa kelas 9 belum Topik : yang belum memahami
memamami tentang perencanaan “Lulus SMP/MTs, tentang studi lanjutnya, 1. RPL Bimbingan Klasikal
karier untuk menentukan studi melanjutkan ke mana maka diperlukan layanan
lanjutnya. ya..?” karier melalui Bimbingan
2. Media : Kertas kerja , video,
Klasikal.
power point, LCD/Proyektor,
Kajian Literatur :
Terpilihnya metode project
• Menurut Dra. Setiyani Untuk based learning ini agar: 3. Materi Layanan:
mewujudkan dan meraih cita-cita, peserta Strategi : Bimbingan Klasikal 1) Siswa menjadi lebih - Pengertian tentang
didik diharapkan memiliki perencanaan aktif dalam mencari SMA/SMK/MA dan
matang. Salah satu tugas perkembangan Model : materi atau informasi kurikulumnya
usia remaja atau masa SMP yaitu Project Based Learning studi lanjutnya. - Perbedaan tujuan
mencapai kematangan dalam pemilihan 2) Siswa aktif dalam
pendidikan
karier. Peserta didik bisa menentukan menyampaikan
SMA/SMK/MA
pilihan sesuai potensi, atau kompetensi pendapat dan
berdiskusi. - Jurusan-jurusan apa
yang dimiliki. Kebanyakan siswa sering saja yang ada di
3) Suasana kelas tidak
kali mengalami kebingungan, keraguan SMA/SMK
membosankan dan
serta kesulitan untuk mempersiapkan menyita fokus siswa.
dirinya dalam memilih kelanjutan studi 4. LKPD
setelah lulus dari SMP dan memilih karir
yang sesuai dengan minat dan bakat yang 5. Lembar Evaluasi
dimiliki oleh siswa. Dengan memilih
sekolah lanjutan yang tidak bijak akan
mengakibatkan perkembangan siswa
terhambat, karena kurangnya
kesempatan dalam mengembangkan diri.
Sehingga tidak menutup kemungkinan
pada saat siswa salah masuk sekolah
atau jurusan, maka akan terjadi konflik
dalam dirinya.
• Tujuan kegiatan bimbingan
klasikal ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan perencanaan karir bagi
siswa kelas IX SMP. Sementara manfaat
yang akan diperoleh siswa yakni siswa
memiliki pengetahuan dan memahami
bagaimana mengelola karir sejak dini
sehingga mampu meraih cita-cita yang
sesuai dengan bakat dan minatnya. Dan
manfaat bagi sekolah adalah membantu
Guru dalam memberikan layanan secara
optimal bagi pengembangan aspek afeksi
siswa terutama siswa kelas IX SMP
• Suparno (2007:126) menjelaskan
bahwasanya PjBL merupakan
pembelajaran yang mengarahkan peserta
didik untuk bekerja didalam kelompok
dalam rangka membuat atau melakukan
sebuah proyek bersama, dan
mempresentasikan hasil dari proyeknya
tadi dihadapan siswa yang lainnya.
Sejalan dengan itu,
• Wina (2009:42) menyebutkan
bahwa PjBL merupakan kegiatan
pembelajaran yang memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
melakukan kerja proyek, yang artinya
siswa diberi tugas untuk membuat
sebuah proyek sesuai dengan apa yang
telah mereka pelajari. Dari beberapa
pendapat ahli tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) merupakan
pembelajaran yang inovatif yang berpusat
kepada siswa (Student Centered) dan
menempatkan guru sebagai motivator dan
fasilitator, dimana dalam hal ini siswa
diberi peluang untuk bekerja secara
otonom mengkonstruksi belajarnya
2 Beberapa Siswa menunjukkan Topik : Melihat banyaknya siswa Hal yang perlu dipersiapkan;
kurangnya etika dalam berkomunikasi “Pentingnya Etika dalam yang menunjukkan
Berkomunikasi” kurangnya etika daam 1. RPL Bimbingan Kelompok
 Dr. Adie E. Yusuf (2021) berkomunikasi, maka
Beberapa etika dan etiket dalam diperlukan pemahaman 2. Media : Kertas kerja, power
berkomunikasi sehari-hari antara Strategi : Bimbingan dan pencegahan melalui point, LCD/Proyektor,
lain berbahasa yang baik, ramah Kelompok Bimbingan Kelompok.
dan sopan, berinisiatif sebagai 3. Materi Layanan:
pembuka dialog, menggunakan Model : Terpilihnya metode - Pengertian tentang
panggilan / sebutan orang yang Problem Based Learning poblem based learning ini etika Komunikasi
baik, bertingkah laku yang baik / agar: - Tata cara
ramah, lapang dada dalam 1) Siswa dilibatkan untuk berkomunikasi
berkomunikasi, bersikap dewasa memecahkan masalah - Hal yang perlu
tidak kekanak-kanakan, yang terjadi dalam diperhatikan dan
menempatkan diri dan etika berkomunikasi dihindari dalam
menyesuaikan gaya komunikasi 2) Siswa aktif dalam Berkomunikasi
sesuai dengan karakteristik lawan dalam berdiskusi dan - Manfaat etika dalam
bicara, menggunakan volume, memecahkan suatu berkomunikasi
nada, intonasi suara serta masalah
kecepatan bicara yang baik, 3) Suasana kelas menjadi 4. LKPD
menggunakan komunikasi non aktif sehingga siswa
verbal yang baik sesuai budaya merasa tidak bosan 5. Lembar Evaluasi
yang berlaku seperti berjabat
tangan, merunduk, hormat,
menerima segala perbedaan
pendapat atau perselisihan. Di
zaman modern seperti saat ini,
untuk berkomunikasi tidak harus
bertatap langsung dengan lawan
bicara. Kemajuan teknologi sudah
merubah segalanya menjadi lebih
efektif dan efisien. Komunikasi
dilakukan dengan menggunakan
handphone media sosial, e-mail.
Manusia sangat mudah sekali
berinteraksi dengan orang-orang
baru tanpa harus bertemu dengan
mereka. Dalam hal ini, etika juga
perlu diterapkan meskipun tidak
bertemu secara langsung dengan
lawan bicara. Ada banyak aturan
yang harus dilakukan setiap
individu jika ingin menggunakan
teknologi sebagai alat komunikasi.
 Narti (2014) mengemukakan
bahwa layanan bimbingan
kelompok ialah sesuatu metode
memberikan pertolongan pada
konseliatau siswa lewat aktivitas
kelompok. Dimana bimbingan
kelompok ialah dukungan yang
diperuntukan untuk menghindari
munculnya permasalahan pada
siswa serta pula untuk menyokong
siswa dalam meningkatkan
kemampuan dirinya. Jadi
bimbingan kelompok ialah layanan
yang pas buat membagikan
kontribusi pada siswa dalam
menghindari maupun
memecahkan permasalahan yang
berkaitan dengan rendahnya rasa
yakin diri siwa.
 Thantawy (1997), menjelaskan
pemgertian bimbingan kelompok
merupakan suatu upaya
bimbingan yang diberikan kepada
beberapa individu melalui situasi
kelompok, dengan sasaran
kelompok tetap adalah individu
yang memiliki permasalahan yang
sama. Layanan bimbingan
kelompok didalamnya membahas
mengenai topik-topik umum yang
dijadikan sebagai bahan
kepedulian bersama antar anggota
kelompok, permasalahan yang
menjadi topik utama dalam
kelompok dibahas melalui
susasana dinamika kelompok yang
lebih intens serta kontrukstif yang
diikuti oleh semua anggota
kelompok dengan dipimpin oleh
ketua kelompok yaitu konselor

 Beberapa definisi tentang Problem


Based Learning (PBL) :
1. Menurut Duch, Problem Based
Learning (PBL) merupakan model
pembelajaran yang menantang siswa
untuk “belajar bagaimana belajar”,
bekerja secara berkelompok untuk
mencari solusi dari permasalahan dunia
nyata. Masalah ini digunakan untuk
mengikat siswa pada rasa ingin tahu
pada pembelajaran yang dimaksud.
2. Menurut Arends, Problem Based
Learning (PBL) merupakan suatu
pendekatan pembelajaran di mana siswa
dihadapkan pada masalah autentik
(nyata) sehingga diharapkan mereka
dapat menyusun pengetahuannya sendiri,
menumbuh kembangkan keterampilan
tingkat tinggi dan inkuiri, memandirikan
siswa, dan meningkatkan kepercayaan
dirinya.
3. Menurut Glazer, mengemukakan
Problem Based Learning merupakan
suatu strategi pengajaran dimana siswa
secara aktif dihadapkan pada masalah
kompleks dalam situasi yang nyata

3 Siswa mengalami kesulitan dalam Topik : Melihat banyaknya siswa Hal yang perlu dipersiapkan;
belajar “Cara mengatasi kesulitan yang mengalami kesulitan
belajar” dalam belajar, maka 1. RPL Bimbingan Kelompok
diperlukan pemahaman
Kajian Literatur : dan pencegahan melalui 2. Media : Kertas kerj, power
Strategi : Konseling Konseling Kelompok. point, LCD/Proyektor,
 Menurut Syahna Apriani Kelompok
Syihabuddin Kesulitan belajar
3. Materi Layanan:
adalah suatu kondisi yang PendekatanCognitive Terpilihnya - Penyebab kesulitan
menimbulkan hambatan dalam Behavior Teraphy PendekatanCognitive belajar
proses belajar siswa. Hambatan itu (CBT) Behavior Teraphy - Cara cara mengatasi
menyebabkan siswa tersebut (CBT) ini agar: kesulitan belajar
mengalami kegagalan atau setidak- Teknik : Refreaming Siswa bisa mengubah - Strategi untuk
tidaknya kurang berhasil dalamv emosi negatif menjadi mengatasi kesulitan
mencapai tujuan belajar, kesulitan positif untuk mencari belajar
belajar banyak di sebabkan oleh solusi sehingga bisa
berbagai faktor maka dari itu peran mengubah sikap untuk 4. LKPD
konselor sangat di butuhkan, siswa mengatasi kesulitan
memerlukan suatu metode yang belajarnya 5. Lembar Evaluasi
sederhana, praktis, serta mudah di
terapkan untuk dapat belajar
secara efektif dan mengatasi
berbagai kesulitan belajar yang
mereka alami. Salah satu metode
untuk mengatasi kesulitan belajar
siswa yaitu dengan melakukan
pendekatan kognitif.
 Narti (2014) mengemukakan
bahwa layanan bimbingan
kelompok ialah sesuatu metode
memberikan pertolongan pada
konseliatau siswa lewat aktivitas
kelompok. Dimana bimbingan
kelompok ialah dukungan yang
diperuntukan untuk menghindari
munculnya permasalahan pada
siswa serta pula untuk menyokong
siswa dalam meningkatkan
kemampuan dirinya. Jadi
bimbingan kelompok ialah layanan
yang pas buat membagikan
kontribusi pada siswa dalam
menghindari maupun
memecahkan permasalahan yang
berkaitan dengan rendahnya rasa
yakin diri siwa.
Pengertian Konseling Kelompok :
 Menurut Kurnanto (2014),
konseling kelompok adalah suatu
bantuan kepada individu dalam
situasi kelompok yang bersifat
pencegahan dan penyembuhan,
serta diarahkan pada pemberian
kemudahan dalam perkembangan
dan pertumbuhan.
 Menurut Lumongga (2011),
konseling kelompok adalah suatu
proses antar pribadi yang dinamis
dan terfokus pada pikiran dan
tingkah laku yang disadari serta
dibina dalam suatu kelompok yang
dimanfaatkan untuk meningkatkan
pemahaman dan penerimaan diri
menuju perilaku yang lebih baik
dari sebelumnya.
 Menurut Winkel dan Hastuti
(2004), konseling kelompok adalah
layanan konseling perorangan yang
dilaksanakan dalam suasana
kelompok, dalam prosesnya
hubungan konseling diusahakan
dalam suasananya hangat,
terbuka, permisif, dan penuh
keakraban.
 Menurut Adhiputra (2015),
konseling kelompok adalah suatu
proses antara pribadi yang
dinamis, terpusat pada pemikiran
dan perilaku yang sadar dan
melibatkan fungsi-fungsi seperti
berorientasi pada kenyataan, saling
mempercayai, saling pengertian,
saling menerima, dan saling
mendukung.
 Menurut Prayitno (2017), konseling
kelompok adalah usaha pemberian
bantuan yang diberikan oleh
seorang konselor kepada orang-
orang yang membutuhkan untuk
mengentaskan masalah yang
sedang dihadapinya dalam
suasana kelompok.
 Spiegler & Guevremont (2003)
menyatakan bahwa sebagai
langkah pentingdalam memahami
masalah partisipan dengan lebih
tepat berdasarkan pendekatan
cognitive behavior, perlu dilakukan
analisa fungsional atau analisa
masalah berdasarkan prinsip “S-O-
R-C” S (Stimulus) : peristiwa yang
terjadi sebelum individu
menunjukkan perilaku tertentu, O
(Organism) : partisipan dengan
aspek Kognisi (C) dan Emosi (E) di
dalam-nya, R (Response) : apa yang
dilakukan oleh individu atau
organism, sering juga disebut
dengan perilaku (behavior), baik
perilaku yang tampak (overt
behavior) ataupun perilaku yang
tidak tampak, C (Consequences) :
peristiwa yang terjadi setelah atau
sebagai suatu hasil dari perilaku.

4 Konseling menunjukkan perilaku Topik : Konseli mengalami Hal yang perlu dipersiapkan;
ketergantungan terhadap game online “Dampak positif dan ketergantungan terhadap
negatif permainan game game online, maka 1. RPL Konseling Individu
Kajian Literatur : online” diperlukan pemahaman
dan pencegahan melalui 2. Media : -
 Menurut Siregar (2013), kecanduan game Konseling Individu.
Strategi : Konseling Individu 3. Materi Layanan:
adalah salah satu bentuk adiksi yang
disebabkan oleh adanya pemikiran secara - Dampak positif dan
Pendekatan Realita Terpilihnya teknik WDEP negative penggunaan
terus menerus sehingga menimbulkan ini agar: online
perilaku yang excessive dimana pemain Teknik WDEP Siswa bisa - Cara cara mengatasi
menunjukkan motivasi tinggi dalam bermain mengungkapkan ketergantungan game
keinginannya dan online
dan pemain dapat menghabiskan waktu membuat rencana dari - Strategi untuk
lebih dari 35 jam per minggu untuk keinginannya itu untuk mengatasi
kedepanya bisa mengatasi ketergantungan game
bermain. perilaku ketergantungan online
 Menurut Yee (2006), kecanduan game
terhadap game online
4. LKPD
adalah perilaku seseorang yang ingin terus
bermain game dan menghabiskan banyak 5. Lembar Evaluasi
waktu serta dimungkinkan individu yang
bersangkutan tidak mampu mengontrol
atau mengendalikannya.

 Menurut Aini dkk (2001), kecanduan game


adalah suatu kondisi yang mengacu pada
suatu aktivitas atau perilaku yang
dilaksanakan oleh seseorang secara
berulang kali, berlebihan atau kompulsif
yang menyebabkan seseorang individu
menjadi tidak terkendali dan kehilangan
kontrol terhadap sesuatu yang dilakukan
untuk mendapatkan kepuasan tertentu
hingga pada akhirnya berpotensi
menimbulkan dampak negatif baik fisik
maupun psikorasional.
 Menurut Weinstein (2010), kecanduan
game adalah menggunakan game secara
berlebihan atau komplusif yang
berpengaruh pada kehidupan sehari-hari.
Seseorang yang mengalami kecanduan pada
game akan menggunakan game secara terus
menerus, mengisolasi diri dari kontak sosial,
dan lebih fokus untuk pencapaian dalam
bermain game dan mengabaikan hal-hal
lainnya.

 Prayitno dan Erman Amti (2015)


mengatakan konseling individu adalah
sebagai pelayanan khusus dalam hubungan
langsung tatap muka antara konselor dan
klien. Dalam hubungan itu dicermati dan
diupayakan pengentasan masalahnya,
semampu dengan kekuatan klien itu sendiri.
Dalam kaitan itu, konseling dianggap
sebagai upaya layanan yang paling utama
dalam pelaksanaan fungsi pengentasan
masalah klien. Bahkan dikatakan bahwa
konseling merupakan “jantung hatinya”
pelayanan bimbingan secara menyeluruh.
Apabila layanan konseling telah
memberikan jasanya, maka masalah klien
akan teratasi secara efektif dan upaya-
upaya bimbingan lainnya tinggal mengikuti
atau berperan sebagai pendamping

 Pendekatan realita adalah salah satu


pendekatan konseling yang memfokuskan
pada tingkah laku sekarang (Corey, 2009).
Menurut Darminto (2007: 157), Konseling
realita melihat perilaku melalui standar
obyektif yang disebut realita (reality).
Realita ini bersifat praktis (realitas praktis),
realita sosial (realitas sosial), dan realita
moral (realitas moral). Para konselor
konseling realita memandang individu
dalamarti apakah perilakunya sesuai atau
tidak sesuai dengan realita praktis, realita
sosial, dan realita moral. Konseling realita
memusatkan pada pentingnya 3-R, yakni
tanggung jawab klien (R=Responbility),
norma dan nilai sosial yang dapat jadi milik
individu melalui internalisasi (R=Right), dan
kenyataan dunia dimana individu
bertingkah laku (R=Reality).

 Teknik WDEP merupakan akronim dari


Wants (keinginan), Direction (Arahan),
Evaluation (penilaian), dan Planning
(perencanaan). Teknik ini digunakan untuk
membantu konseli menilai keinginan-
keinginannya, perilakuperilakunya, dan
kemudian merumuskan rencanarencana.
SAMI2C3 merepresentasikan elemen-
elemen yang memaksimalkan keberhasilan
rencana: mudah/sederhana (Simple), dapat
dicapai (attainable), dapat diukur
(measurable), segera ( immediate),
melibatkan tindakan (involving), dapat
dikontrol (controlled), konsisten (
consistent), dan menekankan pada
komitmen (commited) (Darminto, 2007:
163- 164).

Anda mungkin juga menyukai