NIM : 223112716159
PRODI PPG : BIMBINGAN DAN KONSELING
LK 0.1 : MODUL 3 PROFESIONAL
LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri
Judul Modul PERENCANAAN DAN
EVALUASI LAYANAN
BIMBINGAN DAN
KONSELING
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Perencanaan Layanan
Dasar
2. Perencanaan Layanan
Responsif
3. Evaluasi Program, Proses,
dan Hasil Layanan
Bimbingan dan Konseling
4. Pelaporan dan Penggunaan
Hasil Evaluasi
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Garis besar materi yang KB 1
dipelajari Perencanaan Layanan Dasar
a. Esensi perencanaan layanan dasar
Komponen program bimbingan dan
konseling yang dilaksanakan oleh guru
BK meliputi 4 komponen yakni:
ayanan dasar
layanan perencanaan individual dan
peminatan peserta didik/konseli
layanan responsif
dukungan sistem.
KB 2.
Perencanaan Layanan Responsif
1. Layanan responsif adalah pemberian
bantuan terhadap peserta
didik/konseli yang memiliki
kebutuhan dan masalah yang
memerlukan bantuan dengan segera,
sebab jika tidak segera dibantu
dapat menimbulkan gangguan dalam
proses pencapaian tugas-tugas
perkembangan
2. informent consent/kesedian
layanan konseling individu, dan
atau keluhan konseli atas dasar
instrumen yang digunakan.
3. Layanan konseling individual
diantara sejumlah layanan
konseling yang lain dilakukan
secara perseorangan atau individu
serta memegang peranan strategis,
karena layanan konseling individual
dipandang sebagai “jantung hati”
pelayanan biimbingan dan
konseling keseluruhan
4. Layanan konseling kelompok
adalah salah satu layanan dalam
pelayanan bimbingan dan
konseling yang juga
memanfaatkan dinamika yang
ada pada kelompok
5. Layanan referal atau alih tangan
yaitu kegiatan layanan BK untuk
mendapatkan penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas masalah
yang dialami peserta didik atau
konseli dengan memindahkan
penanganan kasus dari satu pihak
ke pihak lainnya
6. Konferensi kasus merupakan
kegiatan layanan BK yang
ditujukan untuk membahas
permasalahan siswa (konseli) dalam
suatu pertemuan, yang dihadiri
oleh pihakpihak yang dapat
memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi
terentaskannya permasalahan
siswa (konseli).
KB 3
Evaluasi Program, Proses, dan hasil
Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Kriteria Evaluasi Bimbingan dan
Konseling
Evaluasi dalam bimbingan dan konseling
merupakan usaha untuk mengetahui
sejauh mana pelaksanaan program dan
pelaksanaan pelayanan bimbingan itu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
kriteria rumusan program.
Menurut Miller (dalam Suherman 2013)
program bimbingan dan konseling yang
baik memiliki ciri-ciri:
disusun dan dikembangkan
berdasarkan kebutuhan nyata siswa
diatur menurut skala prioritas
berdasarkan kebutuhan siswa
dikembangkan secara bertahap
dengan melibatkan semua unsur
petugas
mempunyai tujuan yang ideal tetapi
realistis
mencerminkan komunikasi yang
berkesinambungan di antara semua
staf pelaksana
menyediakan fasilitas yang
dibutuhkan
penyusunannya disesuaikan dengan
program pendidikan dan pengajaran
di sekolah yang bersangkutan
memberikan kemungkinan pelayanan
kepada seluruh siswa
memperlihatkan peranan yang penting
dalam menghubungkan sekolah
dengan masyarakat
berlangsung sejalan dengan proses
penilaian baik mengenai program itu
sendiri, kemajuan siswa yang
dibimbing, dan kemajuan
pengetahuan, keterampilan serta
sikap para petugas pelaksanaannya
menjamin keseimbangan dan
kesinambungan pelayanan bimbingan
dalam hal pelayanan kelompok dan
individual, pelayanan yang diberikan
oleh masing-masing guru
pembimbing, penggunaan alat ukur
yang objektif dan subjektif,
penelaahan tentang siswa dan
pemberian konseling, pelayanan yang
diberikan dalam berbagai jenis
bimbingan, pemberian konseling
umum dan khusus
kriminalitas
bahaya narkotika dan obat- obat
terlarang
penyakit masyarakat
dampak pergaulan bebas
KB 4
Pelaporan dan Penggunaan Hasil Evaluasi
a. Akuntabilitas dalam bimbingan dan
konseling
Istilah yang perlu dipahami terkait
dengan pertanggungjawaban yaitu
akuntabilitas (accountability),
responsibilitas (responsibility), dan
responsivitas (responsiveness).
Responsibilitas (responsibility)
merupakan konsep yang berkenaan
dengan standar profesional dan
kompetensi teknis yang dimiliki seorang
pemberi layanan dalam menjalankan
tugasnya. Individu dinilai responsibel
apabila unjuk kerjanya menampilkan
standar profesionalisme atau kompetensi
teknis yang tinggi.
Akuntablitas memiliki dua tujuan utama
yakni:
tujuan politik
Tujuan politik (political purpose)
menunjukkan akuntabilitas sebagai
suatu mekanisme untuk
meminimalkan penyalahgunaan
kekuasaan. Kaitannya dengan politik
pendidikan misalnya yang berupa
kebijakan-kebijakan, peraturan-
peraturan yang dibuat dan ditegakkan
berbasis hasil evaluasi
tujuan operasional.
Sedangkan tujuan operasional
(operational purpose) merujuk
akuntabilitas sebagai mekanisme
untuk membantu menjamin
pemerintah bertindak secara efektif
dan efisien.
Akuntabilitas dalam bimbingan dan
konseling
Penilaian/evaluasi dalam bimbingan dan
konseling adalah proses untuk
mengumpulkan dan menggunakan
informasi untuk pengambilan keputusan
mengenai kegiatan bimbingan dan
konseling. Dengan melakukan penilaian
guru pembimbing/konselor pada
hakekatnya bertujuan untuk
memperbaiki kinerja profesionalnya, dan
inilah bentuk akuntabilitas guru
pembimbing/konselor terhadap
stakeholders.