Anda di halaman 1dari 44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan pengembangan metode waterfall,
metode waterfall sendiri merupakan salah satu bagian dari model pengembangan
perangkat lunak yang ada pada metode SDLC (Sequencial Development Life
Cycle).

Menurut(Triyanto, 2020) metode SDLC (Sequencial Development Life Cycle)


merupakan pengembangan yang berfungsi sebagai sebuah mekanisme untuk
mengidentifikasi perangkat lunak.

Sedangkan menurut (Nugraha et al., 2018) metode SDLC Waterfall merupakan


metode yang memiliki ciri khas dalam mengerjakan setiap fase terlebih dahulu
sebelum melanjutkan ke fase berikutnya. Dengan begitu hasil dari masing masing
pekerjaan dari setiap fase dilakukan secara maksimal dikarenakan tidak ada
pekerjaan yang dilakukan secara bersamaan. Adapun fase fase dalam metode SDLC
Waterfall dapat digambarkan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1. SDLC Waterfall

17
18

Tahapan-tahapan dalam proses waterfall seperti pada Gambar 3.1 sebagai


berikut :

1. Analisis

Tahap ini menjelaskan tentang analisa aplikasi bimbingan dan konseling


siswa bermasalah yang terhimpun dalam satu program, dengan menganalisis
masalah siswa yang datanya didapatkan melalui wawancara, dan membaca
refrensi dokumentasi yang menunjang pembuatan tugas ini.

2. Desain

Proses desain akan menerjemahkan kebutuhan umum ke dalam sebuah


rancangan perangkat lunak. Pada tahap ini menjelaskan gambaran umum,
struktur aplikasi, rancangan pembuatan aplikasi.

3. Pengkodean

Penerjemahan design dalam bahasa yang dapat dimengerti oleh komputer.


Pada tahapan ini menerapkan desain database dan desain interface yang akan
diimplementasikan kedalam sebuah bahasa pemerograman, dimana bahasa
pemerograma yang dipakai adalah bahasa pemerograman php, dengan
menggunakan metode certainty factor sebagai metodenya. Tahapan inilah yang
merupakan tahapan dalam pengimpelementasian dan pembuatan aplikasi.

4. Pengujian

Tahapan ini menjelaskan tentang uji coba pada aplikasi sistem. Di sini akan
diketahui kekurangan, kelebihan dan kesalahan yang terdapat pada aplikasi dan
dilakukanlah pengujain untuk metode certainty factor yang akan dinilai tingkat
kepercayaan metode tersebut pada aplikasi ini saat digunakan oleh seorang
pengguna.
19

1.1.1 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini dilakukan beberapa teknik pengumpulan data ,


yaitu wawancara dan studi literature. Berikut ini adalah rincian dari hasil
pengumpulan data yang dilakukan terkait dengan penelitian ini.

a. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan melakukan pembicaraan dengan
melakukan pembicaraan langsung dengan pakar atau guru
bimbingan konseling. Wawancara dilakukan sebagai landasan
dalam merancang dan menyusun segala kebutuhan dalam
pembuatan perangkat lunak, sehingga informasi yang didapatkan
sesuai dengan yang ada pada lapangan. Adapun hasil wawancara
dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:

Tabel 3. 1 Pertanyaan Wawancara


No Pertanyaan Jawaban
1 Apakah ada anak yang malas atau ada, dari yang ibu pantau dari
tidak ada motivasi belajar saat ini grup grup whatsapp kelas,
buk? kebanyakan anak yang malas
dan kurang motivasi belajar
itu tempatnya kurang
kondusif
2 maksud dari kurang kondusif apa Jadi di rumah mereka,
buk? bukannya gak mau belajar
tapi karena dirumah mereka
kehilangan niat dikarenakan
ada yang mengerjakan
pekerjaan rumah dan lain lain.
3 Bagaimana cara agar mereka Untuk memotivasi anak yang
termotivasi lagi buk? malas sebaiknya perlu
20

bantuan orang tua seperti


memberikan tempat yang
nyaman untuk belajar.
4 Apakah kurangnya tempat Ada kemungkinan, seperti
belajar yang baik, membuat anak contoh jika anak di berikan
malas mengumpulkan tugas? fasilitas yang berlebih untuk
belajar maka anak tersebut
cenderung merasa malas.
5 Apakah ada anak yang sering Ada banyak yang sering tidak
tidak mengerjakan tugas atau mengumpulkan tugas,
mengumpulkan tugas buk? maupun mengerjakannya.
6 Apakah anak anak tersebut anak Kebanyakan anak anak yang
yang tidak mempunyai fasilitas? tidak mengumpulkan tugas
tersebut kebanyakan di
fasilitasi orang tua.
7 Di sini apakah ada siswa yang Ada banyak, khususnya mata
sulit sekali belajar suatu mata pelajaran matematika.
pelajaran?
8 Penyebabnya apa buk? Penyebab mereka tidak
mengerti matapelajaran
dikarenakan tidak ada yang
menjelaskan
9 Tadi ibu bilang bahwa ada anak Mungkin anak tersebut
yang tidak mengerti suatu mata meminta bantuan kakaknya
pelajaran, bagaimana anak atau meminta bantuan
tersebut mengumpulkan temannya
tugasnya?
10 Apakah anak anak sekarang Kemungkinan iya
sering menyontek? dikarenakan sekarang anak
21

anak lebih sering belajar


dirumah

b. Studi Literature

Tahapan ini dilakukan dengan membaca buku-buku, jurnal-jurnal dan


bahan-bahan referensi yang didapatkan melalui internet untuk memperoleh
pengertian dan pengetahuan mengenai siswa bermasalah dan mengunduh
data-data, suara maupun teks untuk pendukung kebutuhan dalam pembuatan
perangkat lunak ini.

3.2 Analisa Data


Analisa data merupakan upaya untuk mengubah data menjadi sebuah informasi,
sehingga dapat membantu untuk mengidentifikasi permasalahan siswa bermasalah.
Pada tahap ini terdapat terdapat klarifikasi data seperti macam-macam masalah
siswa yang kemudian di hitung menggunakan teori certainty factor, kemudian
menjelaskan alur kerja perangkat lunak berbasis web untuk bimbingan konseling
siswa bermasalah. Dengan cara sebagai Berikut :

1. Merancang tabel permasalahan dengan memberi kode disetiap


permasalahannya
2. Merancang tabel ciri-ciri permasalahannya dengan diberikan kode di setiap
ciri-ciri
3. Merancang tabel keputusan sistem pakar pada bimbingan konseling siswa
bermasalah yang merupakan representasi dari basis pengetahuan.
4. Mengkonversi tabel dari pohon keputusan kedalam sebuah aturan dalam
bentuk rule IF-THEN.
5. Mengimplementasikan rule kedalam bentuk script web.

3.3 Analisis Sistem


Analisis sistem merupakan sebuah metode pemecahan masalah untuk
menidentifikasi permasalahan dan hambatan yang terjadi sehingga dapat diusulkan
22

dalam pembangunan sistem pakar bimbingan konseling siswa bermasalah disertai


pencegahannya berbasis website.Adapun yang dilakunan ialah:

1. Mendefinisikan penyebab siswa bermasalah.


2. Mengumpulkan data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem pakar,
yang berupa permasalahan siswa, penyebab permasalahan, serta cara
penanganannya melalui studi literatur dan wawancara sebagai untuk
digunakan sebagai basis pengetahuan.
3. Memasukkan data-data tersebut kedalam sebuah tabel pengetahuan.
4. Memilih alternatif metode certainty factor dalam penyelesaian masalah
yang dialami oleh siswa.
5. Mengikuti perencanaan sistem dan dilanjutkan ke dalam rancangan usulan
sistem yang akan di bangun.
1.3.1 Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan

Sebelum perancangan sistem pakar bimbingan dan konseling ini di


buat, secara manual bimbingan konseling di lakukan sebagai berikut :

1. Siswa datang ke ruang BK atas inisiatif atau melalui undangan guru


pembimbing.
2. Di kirim oleh guru tata tertib, wali kelas atau guru pengajar.
3. Bila masalah yang di konsultasikan siswa bisa di tangani oleh guru maka
akan langsung di tangani atau mengundang kepala sekolah serta keluarga
untuk menangani permasalahan yang siswa alami.
1.3.2 Analisis Sistem Yang Disarankan

Adapun pada penelitian kali ini penulis membuat sebuah program


aplikasi sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan oleh sekolah dalam
melakukan kegiatan bimbingan konseling dengan data-data yang
dikumpulkan melalui wawancara dan penelitian penelitian terdahulu serta
literatur yang mendukung. Berdasarkan tahapan yang ada sistem aplikasi
bimbingan yang disarankan adalah sebai berikut:
23

1. Proses konseling menggunakan sistem yang telah dirancang oleh


penulis sehingga murid murid bisa lebih leluasa dalam melakukan
bimbingan konseling dan juga guru dapat memonitoring masalah
masalh siswa.
2. Sistem aplikasi ini dapat digunakan 24 jam sehingga siswa yang
ingin konseling bisa melakukannya setiap saat
3. Sistem ini akan merekam hasil dari konseling yang dilakukan
siswa sehingga guru dapat dengan mudah membantu
menyelesaikan masalah yang dialamai oleh siswa.
1.3.3 Analisi Kebutuhan Sistem

Alat bantu dalam penelitian ini dibutuhkan beberapa perangkat antara lain
sebagai berikut:

1. Laptop spesifikasi
a. Processor Intel(R) Core(TM) i5-8265U CPU @ 1.60Hz(8
CPUs), ~ 1.80Hz.
b. Memori 12 gigabyte
c. Operating system windows 10 profesional 64-bit
2. Perangkat lunak yang dibutuhkan
a. Sistem operasi windows 10
b. MySql database
c. PHP sebagai bahasa pemerograman web
d. Web browser
e. Visual studio code sebagai text editor
f. Laragon

3.4 Akusisi Pengetahuan


Sumber pengetahuan sistem pakar ini terdiri dari permasalahan siswa beserta
dengan penyebab serta solusi dari permasalahan tersebut yang di peroleh melalui
berbagai sumber informasi seperti, jurnal, buku, dokumen, e-book, internet serta
wawancara dengan seorang yang ahli dalam bidang ini sehingga data yang di dapat
lebih di percaya.
24

Berikut proses kerja sistem dengan menggunakan metode certainty factor pada
sebuah kasus dengan mempresentasikannya kedalam sebuah tabel:

Tabel 3. 2 Daftar Permasalahan


No Permasalahan Kode_Permasalahan
1 Malas atau kurangnya P-001
motivasi belajar
2 Kesulitan P-002
Berkonsentrasi Dalam
Belajar
3 Menyontek P-003
4 Tidak Memahami P-004
Pelajaran
5 Merasa Berat Dalam P-005
Mengerjakan Tugas
6 Telat Dalam P-006
Mengumpulkan Tugas
/ Tidak Dapat
Mengumpulkan Tugas
Tabel 3. 3 Gejala Permasalahan
Kode
Kode_penyeba
Permasalaha Penyebab Cf
b
n
Kesulitan Memahami dalam mata
P-001 G-001 0,8
pelajaran tertentu
Lingkungan dan sarana kurang
P-001 G-004 0,8
kondusif

P-001 Tidak memiliki motivasi belajar G-002 0,6

P-002 Kurangnya Konsentrasi G-008 0,8

Lingkungan dan sarana kurang


P-002 G-004 0,8
kondusif
25

Tidak Menyukai mata pelajaran


P-002 G-003 0,6
tertentu

P-003 Kurang Percaya Diri G-014 0,8


Merasa tidak mampu dalam
P-003 G-006 0,8
menyelesaikan tugas
P-003 Terlalu banyak tugas yang diberikan G-010 0,6

Tidak Dapat menguasai Materi


P-003 G-007 0.8
Pelajaran
Tidak Menyukai mata pelajaran
P-003 G-003 1
tertentu

P-003 Waktu mengumpulkan sedikit G-013 0,2

P-004 Hilang Semangat Belajar G-015 0,2

P-004 Kurang Kesempatan Waktu Belajar G-009 0,8


P-004 Kurangnya Konsentrasi G-008 0,8
Lingkungan dan sarana kurang
P-004 G-004 0,6
kondusif
Malu atau tidak dapat bertanya materi
P-004 G-012 1
pelajaran
Tidak Dapat menguasai Materi
P-004 G-007 0,8
Pelajaran
Lingkungan dan sarana kurang
P-005 G-004 0,2
kondusif
Kesulitan dalam mata pelajaran
P-005 G-001 0,6
tertentu
P-005 Terlalu banyak tugas yang diberikan G-010 0,8
P-005 Tidak memiliki motivasi belajar G-002 0,2
P-005 Waktu mengumpulkan sedikit G-013 0,8
Merasa tidak mampu dalam
P-006 G-006 0,4
menyelesaikan tugas
P-006 Suka Menunda Nunda G-011 0,8
P-006 Terlalu banyak tugas yang diberikan G-010 1
Tidak Dapat menguasai Materi
P-006 G-007 0,6
Pelajaran
Tidak Mengerjakan Tugas Dalam Mata
P-006 G-005 0,4
Pelajaran Tertenu
P-006 Waktu mengumpulkan sedikit G-013 1
26

Tabel 3. 4 Basis Pengetahuan


Kode Penyebab / Kode
P-001 P-002 P-003 P-004 P-005 P-006
Permasalahan
G-001      
G-002      
G-003      
G-004      
G-005      
G-006      
G-007      
G-008      
G-009      
G-010      
G-011      
G-012      

G-013      

G-014      

Berikut rule yang didapatkan dari Tabel 3.4 dalam mendiagnosa nilai menggunakan
metode certainty factor:

Rule 1 : If kesulitan dalam matapelajaran tertentu and lingkungan dan sarana kurang
kondusif and tidak memiliki motivasi belajar then malas atau kurangnya
motivasi belajar.

Rule 2 : If kurangnya konsentrasi and lingkungan dan sarana kurang kondusif and
tidak menyukai mata pelajaran tertentu and terlambat mengerjakan tugas
atau mengikuti kegiatan pembalajaran then kesulitan konsentrasi dalam
belajar.

Rule 3 : If merasa tidak mampu dalam mengerjakan tugas and terlalu banyak tugas
yang diberikan and tidak dapat menguasai materi pelajaran and tidak
menyukai matapelajaran tertentu and waktu mengumpulkan sedikit then
menyontek
27

Rule 4 : If hilang semangat belajar and kurangnya konsentrasi and lingkungan dan
sarana kurang kondusif and malu atau tidak dapat bertanya materi
pelajaran and tidak dapat menguasai materi pelajaran then merasa tidak
memahami materi pelajaran.

Rule 5 : If lingkungan dan sarana kurang kondusif and kesulitan dalam


matapelajaran tertentu and terlalu banyak tugas yanng diberikan and tidak
memiliki motivasi belajar and waktu mengumpulkan sedikit then merasa
berat dalam mengerjakan tugas

Rule 6 : If merasa tidak mampu menyelesaikan tugas and suka menunda nunda and
terlalu banyak tugas yang diberikan and tidak dapat menguasai materi
pelajaran and tidak mengerjakan tugas dalam matapelajaran tertentu and
waktu mengumpulkan sedikit then telat dalam mengumpulkan tugas atau
tidak mengumpulkan tugas

3.4.1 Implementasi Perhitungan Certainty Factor

Pada pembuatan sistem pakar bimbingan dan konseling siswa


bermasalah, peneliti menggunakan perhitungan certainty factor evidence
tunggal yaitu :

CF(1,2)= CF1 + [CF2*(1-CF1)]

Nilai CF dari setiap penyebab dari suatu permasalahan diberikan


oleh seorang pakar atau melalui jurnal dan studi literature lainnya. Pada
tahapan ini diberikan pilihan jawaban dan jawaban tersebut sudah
diberikan nilai atau bobot seperti berikut ini:

1. Pilihan 2 jawaban

Tabel 3. 5 Pilihan 2 Jawaban


Pilihan Ya Tidak
Bobot 1 0
28

2. Pilihan 5 Jabawan

Tabel 3. 6 Tabel Pilihan 5 Jawaban


Pilihan Tidak Ragu Sedikit Cukup Yakin Sangat
Yakin Yakin Yakin Yakin
Bobot 0,2 0,4 0,5 0,6 0,8 1,0
3.4.2 Perhitungan Certainty Factor Rule 1.
Rule 1

If kesulitan dalam matapelajaran tertentu and lingkungan dan sarana kurang


kondusif and tidak memiliki motivasi belajar then malas atau kurangnya
motivasi belajar.

Langkah pertama menentukan nilai cf dari gejala tersebut:

1. Kesulitan dalam matapelajaran tertentu = 0,8.


2. Lingkungan dan sarana tidak kondusif = 0,8.
3. Tidak memiliki motivasi belajar = 0,6

Rule 1.1

If kesulutan dalam matapelajaran tertentu then malas.

Rule 1.2

If lingkungan dan saran tidak kondusif then malas.

Rule 1.3

If tidak memiliki motivasi then malas.

Lalu user atau pengguna memilih cf user seperti Tabel 3.7 dibawah ini.

Tabel 3. 7 Perhitungan Rule 1


Nama Gejala CF Pakar CF User CF Total
29

Keslitan Dalam Mata Pelajaran 0,8 0,8 0,64


Tertrntu
Lingkungan Dan Sarana Tidak 0,8 0,4 0,32
Kondusif
Tidak Memiliki Motivasi Belajar 0,6 0,6 0,36
Lalu dihitung dengan menggabungkan CF1 dengan CF2 dengan rumus.

CF(1,2)= CF1 + [CF2*(1-CF1)]

CFcombine (CF1, CF2) = 0,64 + [0,32*(1-0,64)]

= 0,48 + 0,1152 = 0,5952

CFcombine (CFold, CF3) = 0,5952 + [0,6*(1-0,5952)]

= 0,5952 + 0,24288 = 0,83808

Persentase keyakinan = CF * 100%, maka persentase keyakinan dari minat


belajar rendah yaitu 0,83808 atau 83,808 %.

3.4.3 Perhitungan Certainty Factor Rule 2.


Rule 2

If kurangnya konsentrasi and lingkungan dan sarana kurang kondusif and


tidak menyukai mata pelajaran tertentu then kesulitan berkonsentrasi dalam
belajar.

Langkah pertama menentukan nilai cf dari gejala tersebut:

1. Kurangnya konsentrasi belajar = 0,8.


2. Lingkungan dan sarana tidak kondusif = 0,8.
3. Tidak menyukai mata pelajaran tertentu = 0,6

Rule 2.1

If kesulitan dalam matapelajaran tertentu then kesulitan berkonsentrasi


dalam belajar.

Rule 2.2
30

If lingkungan dan saran tidak kondusif then kesulitan berkonsentrasi dalam


belajar.

Rule 2.3

If kurang konsentrasi then kesulitan berkonsentrasi dalam belajar.

Lalu user atau pengguna memilih cf user seperti Tabel 3.8 dibawah ini.

Tabel 3. 8 Perhitungan Rule 2


No CF Pakar CF User CF Total
1 0,8 0,8 0,64
2 0,8 0,2 0,16
3 0,6 0,8 0,48
Lalu dihitung dengan menggabungkan CF1 dengan CF2 dengan rumus.

CF(1,2)= CF1 + [CF2*(1-CF1)]

CFcombine (CF1, CF2) = 0,64 + [0,16*(1-0,64)]

= 0,64 + 0,0576 = 0,6976

CFcombine (CFold, CF3) = 0,6976 + [0,48*(1-0,6976)]

= 0,6976 + 0,145152 = 0,842752

Persentase keyakinan = CF * 100%, maka persentase keyakinan dari


kurangnya konsentrasi di saat belajar berinilai yaitu 0,842752 atau
84,2752%.

3.4.4 Perhitungan Certainty Factor Rule 3.


Rule 3

If kurang percaya diri and merasa tidak mampu mengerjakan tugas and
terlalu banyak diberikan tugas and tidak dapat menguasai materi pelajaran
and tidak menyukai mata pelajaran tertentu and waktu mengumpulkan
sedikit then menyontek

Langkah pertama menentukan nilai cf dari gejala tersebut:


31

1. Kurangnya percaya diri = 0,8.


2. Merasa tidak mampu mengerjakan tugas = 0,8.
3. Terlalu banyak tugas yang diberikan = 0,6
4. Tidak dapat menguasai materi pelajaran = 0,8
5. Tidak menyukai mata pelajaran tertentu = 1,0
6. Waktu mengumpulkan sedikit = 0,2

Rule 3.1

If kurangnya percaya diri then menyontek.

Rule 3.2

If merasa tidak mampu mengerjakan tugas then malas.

Rule 3.3

If terlalu banyak tugas yang diberikan then malas.

Rule 3.4

If tidak dapat menguasai materi pelajaran then menyontek.

Rule 3.5

If tidak menyukai mata pelajaran tertentu then menyontek

Rule 3.6

If waktu mengumpulkan sedikit then menyontek

Lalu user atau pengguna memilih cf user seperti Tabel 3.9 dibawah ini.

Tabel 3. 9 Perhitungan CF Rule 3


No CF Pakar CF User CF Total
1 0,8 0,4 0,32
2 0,8 0,2 0,16
3 0,6 0,8 0,48
4 0,8 0,2 0,16
32

5 1,0 0,8 0,8


6 0,2 0,6 0,12
Lalu dihitung dengan menggabungkan CF1 dengan CF2 dengan rumus.

CF(1,2)= CF1 + [CF2*(1-CF1)]

CFcombine (CF1, CF2) = 0,32 + [0,16*(1-0,32)]

= 0,32 + 0,1088 = 0,4288

CFcombine (CFold, CF3) = 0,4288 + [0,6*(1-0,4288)]

= 0,4288 + 0,34272 = 0,77152

CFcombine (CFold, CF4) = 0,77152 + [0,6*(1-0,77152)]

= 0,77152 + 0,137088 = 0,908608

CFcombine (CFold, CF5) = 0,908608 + [0,6*(1-0,908608)]

= 0,908608 + 0,0548352 = 0,9634432

CFcombine (CFold, CF6) = 0,9634432 + [0,12*(1-0,9634432)]

= 0,9634432 + 0,004386816 = 0,967830016

Persentase keyakinan = CF * 100%, maka persentase keyakinan dari


menyontek yaitu 0,967830016 atau 96,783%.

3.4.5 Perhitungan Certainty Factor Rule 4.


Rule 4

If hilangnya semangat belajar and kurang kesempatan dalam belajar and


kurangnya konsentrasi and lingkungan dan sarana kurang kondusif and
malu atau tidak dapat bertanya materi pelajaran and tidak dapat menguasai
materi pelajaran then tidak memahami materi pelajaran.

Langkah pertama menentukan nilai cf dari gejala tersebut:

1. Hilangnya semangat belajar = 0,2.


2. Kurang kesempatan dalam belajar = 0,8.
33

3. Kurangnya konsentrasi = 0,8.


4. Lingkungan dan sarana kurang kondusif = 0,6
5. Malu atau tidak dapat bertanya meteri pelajaran = 1
6. Tidak dapat menguasai materi pelajaran = 0,8

Rule 4.1

If hilangnya semangat belajar then tidak memahami materi pelajaran.

Rule 4.2

If kurangnya kesempatan dalam belajar then tidak memahami materi


pelajaran.

Rule 4.3

If kurangnya konsentrasi then tidak memahami materi pelajaran.

Rule 4.4

If lingkungan dan sarana kurang kondusif then tidak memahami materi


pelajaran.

Rule 4.5

If Malu atau tidak dapat bertanya materi pelajaran then tidak memahami
materi pelajaran.

Rule 4.6

If tidak menguasai materi pelajaran then tidak memahami materi pelajaran.

Lalu user atau pengguna memilih cf user seperti Tabel 3.10 dibawah ini.

Tabel 3. 10 Perhitungan Rule 4


No CF Pakar CF User CF Total
1 0,2 0,8 0,16
2 0,8 0,4 0,32
3 0,8 0,6 0,48
34

4 0,6 0,8 0,48


5 1 0,6 0,6
6 0,8 0,8 0,64
Lalu dihitung dengan menggabungkan CF1 dengan CF2 dengan rumus.

CF(1,2)= CF1 + [CF2*(1-CF1)]

CFcombine (CF1, CF2) = 0,16 + [0,32*(1-0,0,16)]

= 0,16 + 0,2688 = 0,4288

CFcombine (CFold, CF3) = 0,4288 + [0,48*(1-0,4288)]

= 0,4288 + 0,274176 = 0,702976

CFcombine (CFold, CF4) = 0,702976 + [0,48*(1-0,702976)]

= 0,702976 + 0,1425712 = 0,84554752

CFcombine (CFold, CF5) = 0,84554752 + [0,6*(1-0,84554752)]

= 0,84554752 + 0,092671488 = 0,938219008

CFcombine (CFold, CF6) = 0,938219008 + [0,64*(1-0,938219008)]

= 0,938219008 + 0,0395398349 = 0,9777588429

Persentase keyakinan = CF * 100%, maka persentase keyakinan dari minat


belajar rendah yaitu 0,9777588429 atau 97,775 %.
3.4.6 Perhitungan Certainty Factor Rule 5.
Rule 5

If lingkungan dan sarana kurang kondusif and kesulitan dalam mata


pelajaran tertentu and terlalu banyak tugas yang diberikan and tidak
memiliki motivasi belajar and waktu mengumpulkan tugas sedikit then
merasa berat dalam mengerjakan tugas.

Langkah pertama menentukan nilai cf dari gejala tersebut:

1. Lingkungan dan sarana kurang kondusif = 0,2.


35

2. Kesulitan dalam mata pelajaran tertentu = 0,6.


3. Terlalu banyak tugas yang diberikan = 0,8.
4. Tidak memiliki motivasi belajar = 0,2.
5. Waktu mengumpulkan tugas sedikit = 0,8.

Rule 5.1

If lingkungan dan sarana kurang kondusif then merasa berat dalam


mengerjakan tugas.

Rule 5.2

If kesulitan dalam mata pelajaran tertentu then merasa berat dalam


mengerjakan tugas.

Rule 5.3

If terlalu banyak tugas yang diberikan then merasa berat dalam mengerjakan
tugas.

Rule 5.4

If tidak memiliki motivasi belajar then merasa berat dalam mengerjakan


tugas.

Rule 5.5

If waktu mengumpulkan tugas sedikit then merasa berat dalam mengerjakan


tugas.

Lalu user atau pengguna memilih cf user seperti Tabel 3.11 dibawah ini.

Tabel 3. 11 Perhitugnan Certainty Factor Rule 5


No CF Pakar CF User CF Total
1 0,2 0,6 0,12
2 0,6 0,4 0,24
3 0,8 0,6 0,48
4 0,2 0,4 0,8
36

3 0,8 0,4 0,32


Lalu dihitung dengan menggabungkan CF1 dengan CF2 dengan rumus.

CF(1,2)= CF1 + [CF2*(1-CF1)]

CFcombine (CF1, CF2) = 0,12 + [0,24*(1-0,0,12)]

= 0,12 + 0,2112 = 0,3312

CFcombine (CFold, CF3) = 0,3312 + [0,48*(1-0,3312)]

= 0,3312 + 0,321024 = 0,652224

CFcombine (CFold, CF4) = 0,652224 + [0,8*(1-0,652224)]

= 0,652224 + 0,1425712 = 0,9304448

CFcombine (CFold, CF5) = 0,9304448 + [0,32*(1-0,9304448)]

= 0,9304448 + 0,022257664 = 0,952702464

Persentase keyakinan = CF * 100%, maka persentase keyakinan dari minat


belajar rendah yaitu 0,952702464 atau 95,27 %.

3.4.7 Perhitungan Certainty Factor Rule 6.


Rule 6

If merasa tidak mampu mengumpulkan tugas and suka menunda nunda and
terlalu banyak tugas yang diberikan and tidak dapat menguasai materi
pelajaran and tidak mengerjakan tugas dalam mata pelajaran tertentu and
waktu mengumpulkan sedikit then telat dalam mengumpulkan tugas atau
tidak dapat mengumpulkan tugas.

Langkah pertama menentukan nilai cf dari gejala tersebut:

1. Merasa tidak mampu mengumpulkan tugas = 0,4.


2. Suka menunda nunda = 0,8.
3. Terlalu banyak tugas yang diberikan = 1.0
4. Tidak dapat menguasai materi pelajaran = 0,6
37

5. Tidak mengerjakan tugas dalam mata pelajaran tertentu = 0,4


6. Waktu mengumpulkan sedikit = 1.0

Rule 6.1

If merasa tidak mampu dalam mengumpulkan tugas then telat dalam


mengumpulkan tugas atau tidak dapat mengumpulkan tugas.

Rule 6.2

If suka menunda nunda then telat dalam mengumpulkan tugas atau tidak
dapat mengumpulkan tugas.

Rule 6.3

If terlalu banyak tugas yang diberikan then telat dalam mengumpulkan tugas
atau tidak dapat mengumpulkan tugas.

Rule 6.4

If tidak menguasai materi pelajaran then telat dalam mengumpulkan tugas


atau tidak dapat mengumpulkan tugas.

Rule 6.5

If tidak mengerjakan tugas dalam mata pelajaran tertentu then telat dalam
mengumpulkan tugas atau tidak dapat mengumpulkan tugas.

Rule 6.6

If waktu mengumpulkan sedikit then telat dalam mengumpulkan tugas atau


tidak dapat mengumpulkan tugas.

Lalu user atau pengguna memilih cf user seperti Tabel 3.6 dibawah ini.

Tabel 3. 12 Perhitungan Certainty Factor Rule 6


No CF Pakar CF User CF Total
1 0,4 0,4 0,16
2 0,8 0,4 0,32
38

3 1,0 0,4 0,4


4 0,6 0,6 0,36
5 0,4 0,8 0,32
6 1,0 0,8 0,8
Lalu dihitung dengan menggabungkan CF1 dengan CF2 dengan rumus.

CF(1,2)= CF1 + [CF2*(1-CF1)]

CFcombine (CF1, CF2) = 0,16 + [0,32*(1-0,0,16)]

= 0,16 + 0,2688 = 0,4288

CFcombine (CFold, CF3) = 0,4288 + [0,4*(1-0,4288)]

= 0,4288 + 0,22848 = 0,65728

CFcombine (CFold, CF4) = 0,65728 + [0,4*(1-0,65728)]

= 0,65728 + 0,137088 = 0,794368

CFcombine (CFold, CF5) = 0,794368 + [0,6*(1-0,794368)]

= 0,794368 + 0,1233792 = 0,9177472

CFcombine (CFold, CF6) = 0,9177472 + [0,8*(1-0,9177472)]

= 0,9177472 + 0,06580224 = 0,98354944

Persentase keyakinan = CF * 100%, maka persentase keyakinan dari minat


belajar rendah yaitu 0,98354944 atau 98,35 %.

3.5 Desain Sistem


Pada sistem ini menjelaskan mengenai desain sistem, flowchart sistem
secara umum, use case diagram, actifity diagram.

3.5.1 Flowchart

Menurut Indrajani(2011:22), Flowchart merupakan gambaran secara


grafik dari langkah-langkah atau proses dari sebuah program, biasanya
39

mempengaruhi penyelesaian sebuah masalah yang khusunya perlu dipelajari


dan dievaluasi lebih lanjut.

Secara umum fungsi flowchart ialah untuk menggambarkan rangkaian


kegiatan atau prosedur urutan dalam menyelesaikan sebuah masalah dengan
sederhana, rapi dan jelas. Adapun flowchart dalam pembuatan sistem ini dapat
dilihat dalam Gambar 3.1 berikut ini.

Gambar 3. 1 Flowchart Sistem Secara Umum

Adapun alur dari sistem bimbingan dan konseling dari gambar 3.2
sebagai berikut, jika pengguna merupakan seorang siswa maka pengguna
akan berada dihalaman utama dan melakukan konseling dengan cara
memasukkan nama, kelas dan gejala dari permasalahan yang dialami,
setelah itu sistem akan melakukan perhitungan certainty factor dan
menyimpan hasilnya ke dalam data base lalu di tampilkan kepada siswa.
Jika pengguna adalah guru maka para guru diharuskan login terlebih dahulu
jika level guru adalah admin maka guru tersebut dapat mengelola data basis
data dan data guru, sedangkan jika level guru tersebut adalah user, maka
guru tersebut hanya dapat melakukan pengelolahan data saja.
40

3.5.2 Diagram Konteks


Diagram konteks merupakan diagram yang menggambarkan sistem
secara umum, namun belum menggambarkan arus sistem secara
keseluruhan(Solikhin et al., 2018). Adapun diagram konteks pada pembuatan
aplikasi sistem pakar ini dapat dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini.

Gambar 3. 2 Diagram Konteks

Pada Gambar 3.2 di atas terdapat 2 pengguna yang terlibat dalam proses
berjalannya aplikasi sistem pakar. Kedua pengguna tersebut antara lain:
1. Guru BK, bertugas untuk megelola data utama seperti data gejala,
permaslahan dan basis data untuk berjalannya aplikasi sistem pakar.
2. Siswa, merupakan pengguna aplikasi sistem pakar yang melakukan
kegiatan konseltasi menggunakan aplikasi ini.
3.5.3 Data Flow Diagram
Data flow diagram adalah diagram yang menggunakan notasi simbol
untuk menggambarkan rangkaian arus kerja pada sistem(Solikhin et al., 2018).
Adapun data flow diagram yang digunakan dalam pembuatan sistem dapat
dilihat dalam Gambar 3.3 berikut.
41

Gambar 3. 3 Data Flow Diagram

Pada Gambar 3.3 diatas merupakan diagram alir yang lebih terperinci.
Yang mana pada setiap lingkaran merupakan penggambaran dari sebuah proses
yang ada pada aplikasi sistem pakar, untuk lebih detailnya sebagai berikut:
1. Admin
Admin melakukan pengelolahan data mengenai permasalahan
siswa, yang selanjutnya data permasalahan tersebut akan menjadi
sebuah tabel yang berada didalam database dan akan ditampilkan
kepada siswa.
2. Siswa
Pada aplikasi ini siswa memasukkan data gejala yang dialami,
gejala gejala inilah yang akan diproses oleh sistem dan akan
menghasilkan sebuah solusi dari masalah yang dialami, kemudian
solusi tersebut akan ditampilkan kepada siswa dan menyimpan hasil
dari proses konsultasi siswa kedalam sebuah database.

3.5.4 Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah sebuah diagram yang


digunakan dalam menggambarkan sebuah model entity relationship yang
berisikan komponen-komponen(Sukmaindrayana & Sidik, 2017).

Komponen- komponen ini berisikan himpunan entitas dan relasi yang


dilengkapi dengan berbagai macam atribut yang menggambarkan informasi
42

yang dimiliki. Dalam perancangan kali ini penulis menggunakan rancangan


entiti relationship diagram sebagai berikut.

Gambar 3. 4 ERD

3.5.5 Use case diagram


Use case diagram merupakan diagram yang menggambarkan hubungan
yang di harapkan antaran pengguna dengan sistem, yang di lihat dari
pandangan luar sistem.

Dalam perancangan sistem ini penulis menggunakan use case diagram


sebagai berikut :
43

Gambar 3. 5 Use Case Guru Bk

Pada Gambar 3.5 diatas diketahui bahwa dalam menggunakan sistem pakar
ini guru bimbingan konseling diharuskan login terlebih dahulu setelah login guru
bimbingan konseling dapat megelola data permasalahan dan riwayat konsultasi
yang telah dilakukan siswa

Gambar 3. 6 Use Case

Pada Gambar 3.6 diatas dapat dilihat siswa dapat melakukan kegiatan
konsultasi dengan memasukan data pengguna serta gejala-gejala yang diderita,
setelah memasukkan semua hal yang diperlukan sistem secara automatis akan
melakukan proses perhitungan dan menampilkan hasil konsultasi tersebut kepada
siswa dan menyimpan hasilnya.
44

3.5.6 Activity Diagram

Activity Diagram merupakan diagram yang menggambarkan rancangan


aktivitas atau cara kerja dari sebuah sistem yang di jalankan. Activity diagram
menggambarkan urutan kegiatan sehingga memperlihatkan urutan aktifitas
dalam sebuah sistem untuk membantu memahami proses secara keseluruhan.

Dalam perancangan sistem ini penulis menggunakan activity diagram


sebagai berikut :

1. Activity Diagram Login


Activity diagram login menggambarkan interaksi pengguna(guru
bk) untuk masuk ke dalam sistem.

Gambar 3. 7 Activity Login

Dari Activity di atas dapat dilihat admin memasukkan username


dan password dan akan di cek kembali oleh sistem, jika password
dan username benar maka admin akan login ke dalam sistem dan
jika password salah maka sistem akan mengembalikan pengguna
45

atau guru bimbingan konseling menuju aktifitas sebelumnya yaitu


untuk memasukan username dan password kembali.

2. Activity Tampil Data


Activity tampil data menggambarkan bagaimana sistem
mengambil data melalui database dan ditampilkan kepada
user.

Gambar 3. 8 Tampil Data

3. Activity Olah Data


Activity oleh data menggambarkan bagaimana cara
pengguna(guru bk) berinteraksi dengan sistem dalam
pengelolahan data-data yang ada.
46

Gambar 3. 9 Activity Olah Data

4. Activity Proses Certainty Factor


Activity proses certainty factor menggambarkan bagaimana
sistem melakukan proses hitung dengan menggunakan metode
certainty factor.
47

Gambar 3. 10 Activity Certainty Factor

Pada gambar diatas terlihat user mengisi form konsultasi kemudian


sistem melakukan proses certainty factor untuk mendapatkan hasil
perhitungan dalam menentukan jawaban atas konsultasi yang di
masukkan oleh siswa lalu hasil tersebut di tampilkan kepada siswa.

3.5.7 Sequence Diagram


Sequence diagram merupakan diagram yang menjelaskan sebuah
alur kerja dari setiap use case yang sudah dibuat(Rachman, 2018).
Adapun sequence diagram yang digunakan penulis pada penelitian
kali ini adalah sebagai berikut:
48

a. Sequence Diagram Konseling

Gambar 3. 11 Sequence Konseling

Keterangan :
1. Siswa memasukan nama lengkap dan kelas.
2. Pada halaman konseling sistem akan melakukan prosen
konselig
3. Setelah selesai melakukan proses konseling sistem akan
menyimpan hasilnya kedalam database dan menampilakn
hasilnya kepada siswa
b. Sequence Diagram Login

Gambar 3. 12 Sequence Login


49

Keterangan:
1. Guru memasukkan username dan password pada
halaman login
2. Jika password dan username salah maka guru akan
dikembalikan ke halaman login dan memasukkan
kembali password hingga benar
3. Jika login berhasil maka guru akan di alihkan menuju
halaman admin
4. Jika sudah selesai guru dapat keluar dari halaman admin
dan kembali menuju halaman login.

c. Sequence Diagram Tambah Data Gejala

Gambar 3. 13 Sequence Tambah Data Gejala

Keterangan:
1. Guru memasukkan data gejala pada halaman gejala.
2. Sistem akan memperoses masukkan tersebut dan
menambahkannya kedalam database
3. Halaman gejala akan menampilkan data terbaru yang telah
ditambahkan sebelumnya.
50

d. Sequence Memperbaharui Data Gejala

Gambar 3. 14 Sequence Memperbaharui Gejala

Keterangan:

1. Guru memasukkan data gejala yang baru pada halaman gejala.


2. Sistem akan memperose masukkan yang telah diberikan oleh
guru.
3. Sistem akan memperbaharui data gejala yang diperbaharui dari
masukkan guru.
4. Sistem menampilkan data yang telah diperbaharui kepada guru.
e. Sequence Hapus Data Gejala

Gambar 3. 15 Menghapus Data Gejala


51

Keterangan :

1. Guru memilih data gejala yang akan dihapus pada halaman


gejala.
2. Sistem akan memproses masukkan guru dan akan menghapus
data yang telah terpilih.
3. Lalu sistem akan menampilkan kembali data terbaru setelah
proses menghapus data gejala.
f. Sequence Tambah Data Permasalahan

Gambar 3. 16 Menambah Data Permasalahan

Keterangan:

1. Guru memasukkan data permasalahan pada halaman


permasalahan
2. Sistem akan memperoses massukkan guru dan menyimpan
massukan tersebut kedalam database.
3. Sistem akan menampilkan data terbaru kepada guru.
g. Sequence Memperbaharui Data Permasalahan
52

Gambar 3. 17 Memperbaharui Data Permasalahan

Keterangan:

1. Guru memasukkan data permasalahan yang baru pada halaman


permasalahan.
2. Sistem akan mengganti atau memperbaharui data permasalahan
yang dipilih oleh guru lalu memasukkanya kedalam database.
3. Setelah memperbaharui data sistem akan menampilkan data
terbaru kepada guru.
h. Sequence Hapus Data Permasalahan

Gambar 3. 18 Hapus Data Permasalahan


53

Keterangan:
1. Grur akan memilih data permasalahan yang akan diahapus
2. Sistem akan memperose data yang dipilih oleh guru
kemudian menghapusnya dari database.
3. Sistem akan mengembalikan data terbaru dan
menampilkannya kepada guru.
i. Sequence Tambah Basis Data

Gambar 3. 19 Tambah Data Basis Pengetahuan

Keterangan:

1. Guru memasukkan data permasalahan dan data gejala pada halaman


basis pengetahuan.
2. Sistem akan memperoses masukkan dari guru lalu menyimpan data yang
telah dimasukkan ke dalam database
3. Sistem akan menampilkan data terbaru kepada guru.
a. Sequence Memperbaharui Data Basis Pengetahuan

Gambar 3. 20 Sequence Memperbaharui Basis Data


54

Keterangan:

1. Guru akan memasukkan data gejala dan permasalahan yang baru pada
halaman basis pengetahuan.
2. Sistem akan memperoses masukkan yang dimasukkan oleh guru dan
mengganti atau memperbaharui data yang ingin diperbaharui.
3. Sistem menampilkan data terbaru setelah diperbaharui.
b. Sequence Hapus Data Basis Pengetahuan

Gambar 3. 21 Hapus Basis Pengetahuan

Keterangan:

1. Guru memilih data basis pengetahuan yang akan dihapus pada


halaman basis pengetahuan.
2. Sistem akan memperoses masukkan dari guru dan akan
menghapus data basis pengetahuan yang dipilih dari database.
3. Sistem akan mengembalikkan data baru dan menampilkan data
tersebut kepada guru.
55

3.5.8 Desain Sistem Interface


3.5.8.1 Halaman Utama

Gambar 3. 22 Desain Halaman Utama

Pada design halaman utama terdapat menu-menu yang mengarahkan user


atau pengguna ke halaman yang lain.

3.5.8.2 Halaman Konsultasi

Gambar 3. 23 Desain Halaman Konsultasi

Pada halaman design konsultasi terdapat textbox dan checklist yang


bertujuan untuk memasukkan data yang akan diinputkan oleh user
atau pengguna.
56

3.5.8.3 Halaman Hasil Konsultasi

Gambar 3. 24 DesainHasil Konsultasi

Pada design halaman konsultasi, pada design ini inputan yang


dimasukkan user pada halaman konsultasi akan ditampilkan setelah
dilakukan proses perhitungan

3.5.8.4 Halaman Masalah Siswa

Gambar 3. 25 Desain Halaman Masalah Siswa

Pada halaman ini guru dapat memasukkan basis pengetahuan yang


akan dipilih oleh user, pada halaman ini terdapat tabel yang akan
menampilkan data data yang telah diinputkan
57

3.5.8.5 Halaman Login

Gambar 3. 26 Desain Login

Pada halaman login terdapat textbox yang berguna menampung


username dan password yang diperlukan untuk login ke halaman
admin.

3.5.8.6 Halaman Kelola Data Admin

Gambar 3. 27 Desain Kelola Admin

Pada halaman ini guru dapat memasukkan data-data pengetahuan


yang ada, pada halaman ini terdapat tabel yang akan menampilkan
data data yang telah diinputkan.

3.5.8.7 Halaman Riwayat Konsultasi


58

Gambar 3. 28 Desain Riwayat Konsultasi

Pada halaman ini hasil dari siswa yang telah melakukan konsultasi akan
dapat ditampilkan melalui tabel yang diurutkan dari data terbaru atau data
terakhir dari siswa yang melakukan konseling.

3.6 Rancangan Kuisioner

3.6.1 System Usability Scale


SUS merupakan metode dalam menguji Usability system computer dengan
menggunakan kuisioner. Metode SUS memiliki 10 macam pertanyaan yang
masing-masing pertanyaan tersebut memiliki 5 poin likert sebagai tanggapan.
Berikut merupakan format dari kuisioner dan 10 pertanyaan dari metode SUS
yang responden di haruskan menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan
tanda centang pada bobot penilaian yang diinginkan. Adapun rancanga
pertanyaanya sebagai berikut.

STS TS RG ST SS
1. Saya berpikir akan menggunakan sistem ini
lagi. 1 2 3 4 5

2. Saya berpikir sistem ini rumit untuk


digunakan. 1 2 3 4 5

3. Saya berpikir sistem ini mudah digunakan.


1 2 3 4 5
59

4. Saya membutuhkan bantuan dari orang lain


atau teknisi dalam menggunakan sistem ini. 1 2 3 4 5

5. Saya berpikir fitur-fitur sistem ini berjalan


dengan semestinya. 1 2 3 4 5

6. Saya berpikir ada banyak hal yang tidak


konsisten (tidak serasi pada sistem ini). 1 2 3 4 5

7. Saya berpikir orang lain akan memahami


cara menggunakan sistem ini dengan cepat. 1 2 3 4 5

8. Saya berpikir sistem ini membingungkan.


1 2 3 4 5

9. Saya berpikir tidak ada hambatan dalam


menggunakan sistem ini. 1 2 3 4 5

10. Saya perlu membiasakan diri terlebih


dahulu sebelum menggunakan sistem ini. 1 2 3 4 5

SUS memiliki output berupa skor yang mudah dipahami, dengan range skor
dari 0 sampai dengan 100, berarti dengan semakin besarnya skor SUS maka
semakin baik usability-nya (H.N et al., 2015). Adapun rumus dalam menghitung
nilai dari SUS adalah setiap pertanyaan yang bernomor urut ganjil bobot
penilaiannya dikurangi 1 dan setiap pertanyaan yang bernomor urut genap maka
skor konstribusinya adalah 5 dikurangi dengan skor pertanyaan yang didapat dari
pengisian kuisioner responden. Hasil dari jumlah skor konstribusinya dikalikan
dengan 2,5 untuk mendapatkan nilai keseluruhan SUS berikut rumus
perhitungannya menurut (Ependi & Panjaitan, 2018) sebagai berikut:

𝑥̅

∑𝑥
𝑛

Keterangan :
60

𝑥̅ = Skor rata-rata

x = Jumlah skor SUS

n = Jumlah responden

Skor SUS = ((R1 - 1) + (5 - R2)+ (R3 - 1) + (5 – R4) + (R5 – 1) + (5 – R6) + (R7


– 1) + (5 – R8) + (R9 – 1) + (5 – R10) * 2,5).

Anda mungkin juga menyukai