Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR FILSAFAT

Secara harfiah, berarti buku-buku yang akan membawa Anda pada pemahaman, "Apa itu
filsafat?"

 Bertrand Russell — The Problems of Philosophy (1912)


 Simon Blackburn — Think (1999)
 Timothy Williamson — Tetralogue (2015)

Anda juga bisa membaca buku-buku dengan judul "What is Philosophy?". Penulis buku
dengan judul seperti ini tidak hanya satu, ada beberapa, di antaranya: Gilles Deleuze dan
Félix Guattari, Martin Heidegger, José Ortega y Gasset, Galina Kirilenko, Giorgio Agamben,
Dietrich von Hildebrand, serta Howard Selsam. Memang tidak kreatif sih._. Tetapi isinya
tidak sama persis.

Jika Anda ingin melewatkan buku pengantar ini tetapi masih ingin ngeh dengan filsafat, Anda
bisa mulai membaca Stanford Encyclopedia of Philosophy dan Internet Encyclopedia of
Philosophy. Ada banyak artikel yang berisi aliran, pemikiran, filsuf, pertentangan pemikiran,
dan hal-hal yang berkaitan dengan ide-ide filosofis di sana.

Sebelum lanjut, perlu juga untuk mengetahui ini:

Setidaknya ada 8 cabang utama filsafat, dengan beberapa cabang lanjutan lagi. Posisinya
setara, jadi tidak ada urutan pasti yang mana yang harus didahulukan (alias suka-suka Anda).

FILSAFAT KONTINENTAL

Agak melenceng dari bagan, tetapi tidak apa-apa.

Meskipun sebagian besar orang menyebut filsafat kontinental adalah semua jenis filsafat di
luar filsafat analitik, saya pribadi lebih suka menggunakan term filsafat kontinental ini untuk
menyebut tradisi kefilsafatan abad ke-19 dan abad ke-20 yang (kebanyakan) lahir di benua
Eropa. Karya-karya filsafat kontinental biasanya berupa kesusastraan dan kesenian (seperti
roman, novel, puisi, atau prosageditch).

Aliran-alirannya sendiri ada lumayan banyak dan umumnya sudah kita kenal.

 Eksistensialisme

Eksistensialisme (atau filsafat eksistensial, kata sebagian orang) adalah aliran filsafat dan
gerakan kultural yang muncul di akhir abad ke-19 dan populer di Prancis pada pertengahan
abad ke-20. Secara pribadi, saya belum menemukan kalimat yang tepat untuk merangkum
keseluruhan aliran ini. Yang pasti, eksistensialisme menjadikan manusia sebagai pusat
kajiannya, dengan tujuan utama untuk menemukan esensi dan eksistensi diri manusia.
Kebanyakan orang menganggap aliran ini bertendensi negatif, jadi bukan bacaan yang tepat
jika Anda ingin meningkatkan asupan dopamine.

Sebagai pengantar, Anda bisa membaca:

 Jean-Paul Sartre — Existentialism is a Humanism (1946)


 Gordon Marino — Basic Writings of Existentialism (2004)

Lebih jauh, Anda bisa membaca karya-karya dari:

 Søren Kierkegaard (yang seringkali dianggap sebagai bapak eksistensialisme)


— Sickness Unto Death (1849), Either/Or (1843), dan The Concept of Anxiety (1844).
 Albert Camus (lebih sering dianggap filsuf absurdis, saya pribadi menganggapnya
novelis yang membawa tema filsafat eksistensial).

o Jika Anda lebih senang dengan novel fiksi, Anda bisa membaca:
 The Stranger (1942)
 The Plague (1947)
 The Fall (1956)
o Namun, jika Anda lebih prefer non-fiksi, Anda bisa membaca:

 Betwixt and Between (1937)


 Nuptials (1938)
 The Myth of Sisyphus (1942)
 The Rebel (1951)
 Algerian Chronicles (1958)
 Resistance, Rebellion, and Death (1961)

 Simone de Beauvior — What is Existentialism(1947) dan Pyrrhus and


Cineas (1944).
 Friedrich NIetzsche. Nietzsche sendiri bukan eksistensialis seperti dalam
eksistensialismenya Kierkegaard, lebih kepada bapak-bapak random yang menulis roman
dengan membawa tema eksistensial. Jika Anda belum mulai membaca karyanya sama sekali,
Anda bisa mulai dengan On the Genealogy of Morality (1887) dan Beyond Good and
Evil (1886). Tidak memakai pengantar juga tidak apa-apa, tetapi jangan pernah memulai
dengan Thus Spoke Zarathustra, buku ini memiliki terlalu banyak prosageditch (jenis sastra
yang berbentuk puisi, tetapi biasanya lebih panjang dari puisi pada umumnya dan tanpa unsur
formal seperti syair atau rima), sehingga jika Anda mencari kefilsafatannya, agak sulit.

Itu saja untuk eksistensialisme. Saya tidak memasukkan Sartre lagi sebab saya memang
belum membacanya :D

 Idealisme Jerman

Aliran yang cukup ampuh untuk memicu umpatan sebab memang cukup ruwet; kita berbicara
sesuatu yang imateriil. Singkatnya, idealisme adalah aliran yang berorientasi kepada ide-ide,
jiwa, spiritualitas, dan hal-hal ideal lainnya. Berakar pada idea-nya Plato, kemudian
menemukan popularitasnya kembali pada periode kontinental.

Tokoh-tokohnya sendiri ada Fichte, Schelling, dan Hegel. Hubungan ketiganya linear,
idealisme Fichte berpangkal pada subjek (sehingga dinamakan idealisme subjektif, sementara
Schelling berpendapat bahwa ego terdapat pada alam dan alam terdapat pada ego (sehingga
Hegel menyebutnya idealisme objektif). Hegel, sebagai puncaknya, menyebut filsafatnya
sebagai sintesis dari kedua idealisme tersebut, sehingga bisa dikatakan sebagai idealisme
murni.

Untuk buku, saya tidak menyarankan Anda untuk langsung membaca karya original mereka,
terutama Phenomenology of Spirit-nya Hegel. Ada banyak term-term sulit yang akan
membuat Anda cenderung pusing. Untuk itu, saya merekomendasikan agar Anda memulai
dengan pengantar dari Robert Stern, Routledge Philosophy Guidebook to Hegel and the
Phenomenology of Spirit (2001).

Sesudah Hegel sendiri, Hegelian menjadi sekolah yang cukup ramai. Banyak sekali filsuf-
filsuf yang terpengaruh oleh beliau, termasuk Feuerbach dan Marx, jadi pengantar tersebut
cukup penting untuk melanjutkan perjalanan filsafat kita.

 Materialisme

Secara singkat, materialisme adalah aliran kebalikan dari idealisme. Pemikiran ini meyakini
bahwa materi sebagai satu-satunya keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun
selain materi.

Oleh sebab itu, meskipun saya menyebut Ludwig Feuerbach terpengaruh oleh Hegel di poin
sebelumnya (dia disebut sebagai Hegelian sayap kiri), tidak lantas menjadikan mereka satu
jalan. Sebaliknya, Feuerbach (sebagai seorang materialis) terkenal dengan kritiknya terhadap
Hegel. Buku-bukunya yang bisa Anda baca:

 Das Wesen der Religion (1846)


 The Essence of Christianity (1954)

Mungkin itu saja.

 Marxisme

Wah, anak Hegel yang sangat kiri, Marx juga materialis sih sebenarnya. Namun, karena
ia begitu suksesmenciptakan aliran tersendiri, maka kita akan memisahkannya dari kategori
materialisme.

Untuk Marx dan filsafat yang terpengaruh dengan pemikirannya, tidak usah membaca buku
juga bisa sih, soalnya sudah ada web Marxists Internet Archive Library yang merangkum
semua pemikiran Marxisme untuk Anda. Namun, jika Anda lebih suka buku, Anda bisa mulai
membaca karya-karya original Karl Marx yang sebagian besar ditulis bersama Friedrich
Engels.

 Manifesto of the Communist Party (1848)


 The Poverty of Philosophy (1847)
 Capital. Volume I: A Critique of Political Economy The Process of Production of
Capital (1867), yang dikenal sebagai Das Kapital :D
 The Civil War in France (1871)
 Notes on Adolph Wagner (1883)
 Das Kapital, Volume II (1885)
 Das Kapital, Volume III (1894)

Butuh yang lebih singkat lagi? Marxism: For and Against (1980) dari Robert Heilbroner bisa
menjadi awalan yang baik. Kemudian bisa diselingi dua karya Robert Tucker: The Marx-
Engels Reader dan The Lenin Anthology.

Setelah era Marxisme berakhir, muncullah era Mazhab Frankfurt yang kemudian diikuti post-
Marxisme.

Dari Mazhab Frankfurt, kita mengenal nama-nama seperti Theodor Adorno, Walter Benjamin,
Max Horkheimer, Georg Lukács, Herbert Marcuse, dan Jürgen Habermas. Produk utama
generasi pertama mazhab ini adalah teori kritis, yang melahirkan beberapa kritik terhadap
modernisme dengan berlandaskan pemikiran Marx dan bahkan terhadap Marx sendiri.

Herbert Marcuse misalnya, ia mengkritik Marx karena prediksinya tentang revolusi proletariat
tidak pernah terjadi dan keruntuhan kapitalisme tidak pernah terbukti. Ia menganggap Marx
tidak mengantisipasi sebuah kenyataan sejarah bahwa kapitalisme semakin memperbaiki diri.

Mazhab ini juga sempat mengalami kebuntuan dalam teori kritis tersebut, tetapi diselesaikan
oleh Habermas dengan rasio komunikasinya.
Bukan jenis filsafat yang menarik (kecuali jika Anda senang dengan Marxisme), dan apesnya
saya selalu mendapat Habermas setiap presentasi di kelas

Namun, jika Anda tertarik dengan mazhab ini, Anda bisa membaca pengantar dari Martin
Jay, The Dialectical Imagination: A History of the Frankfurt School and the Institute of
Social Research (1996). Sementara buku-buku dari filsufnya, saya merekomendasikan:

 Herbert Marcuse — One-Dimensional Man


 Theodor Adorno — Minima Moralia: Reflections on a Damaged Life (1951)
dan Dialectic of Enlightenment: Philosophical Fragments (1944)
 Max Horkheimer — Eclipse of Reason (1947) dan Critical Theory: Selected
Essays (1968)
 Walter Benjamin — Illuminations: Essays and Reflections (1955)

Nah, itu untuk Mazhab Frankfurt. Untuk post-Marxisme, agak aneh juga sih menyebut
ini, bukan aliran yang memiliki konsensus yang ketat. Pada intinya adalah pengkategorian
filsafat-filsafat dengan kesulitan cukup tinggi (alias bahasan orang dewasa semua) dan
kebetulan terjadi sesudah Marx (yang otomatis membuat pengaruhnya tidak terelakkan). Yang
biasanya dimasukkan ke dalam kategori ini adalah Freud dengan psikoanalisisnya dan
Foucault dengan biopower-nya, serta beberapa pemikir sesudah mereka: Deleuze dan
Guattari, Lacan, Žižek, serta Hardt dan Negri. Mereka lebih sering dimasukkan ke dalam
kategori strukturalisme dan post-strukturalisme sih, jadi akan kita bahas di sana saja.

Untuk Sigmund Freud, si bapak-bapak yang sepertinya terobsesi pada ibunya sendiri ini
disebut-sebut sebagai bapak psikoanalisis pertama. Konsep Oedipus Complex dan Penis
Envy yang dikemukakannya cukup menarik banyak orang, meskipun sebagian besar langsung
berpikir orang ini mestilah sedang menggunakan narkoba saat menulisnya. Oleh karena itu,
tidak sulit untuk menemukan buku-buku yang mencatut nama dan pemikirannya. Jika Anda
lebih tertarik pada buku originalnya sendiri, Anda bisa mulai dari Introductory Lectures on
Psychoanalysis (1917), kemudian dilanjutkan dengan:

 The Interpretation of Dreams (1899)


 Civilization and Its Discontents (1930)
 The Ego and the Id (1923)

Kemudian Michael Foucault. Karena bahasan kita sejak awal berkisar pada seksualitas, maka
saya merekomendasikan seri The History of Sexuality. Biopower, yang saya sebutkan di atas,
adalah analisis historis mengenai praktik budaya dalam mewujudkan kekuatan sosial, juga
bagaimana tubuh dikendalikan, dikelola, diawasi, dan diproduksi untuk menciptakan
kekuasaan. Term ini pertama kali dicetuskan pada volume pertama seri ini, ehehe. Yang
termasuk dalam seri ini adalah:

 The Will to Knowledge (1976)


 The Use of Pleasure (1984)
 The Care of the Self (1984)
 Confessions of the Flesh (2018)

Seperti yang saya bilang di atas, dua orang ini sedikit nyentrik. Kajian mereka cenderung
tidak fokus dan rumit (sehingga tidak bisa dipahami hanya dengan satu buku saja) dengan
bahasan yang membuat kita akan mengernyitkan dahi. Namun, jika Anda punya banyak
waktu untuk mengkaji mereka, enak-enak saja kok dibacanya.

 Fenomenologi

Fenomenologi adalah cabang filsafat yang kajiannya berpusat pada pengalaman dan
bagaimana pengalaman itu terbentuk. Erat kaitannya dengan kesadaran.

Sebagai pengantar, Anda bisa membaca Introduction to Phenomenology (1999) karya


Dermot Moran. Selanjutnya, Anda bisa membaca karya-karya dari para filsuf fenomenologi
terkenal, di antaranya:

 Hans-Georg Gadamer — Truth and Method (1960)


 Martin Heidegger — Being and Time (1927)
 Maurice Merleau-Ponty — Phenomenology of Perception (1945)
 Gaston Bachelard — The Poetics of Space (1958)
 Karl Jaspers — General Psychopathology(1913)
 Edmund Husserl (ini wajib sih, apalah fenomenologi tanpa Husserl) — Ideas:
general introduction to pure phenomenology (1931), Ideas Pertaining to a Pure
Phenomenology and to a Phenomenological Philosophy (1913), dan The Phenomenology
of Internal Time-Consciousness (1928)

Tanpa mengurangi rasa hormat, fenomenologi tidak dianggap terlalu relevan saat ini,
sehingga kebanyakan hanya dibahas di ruang-ruang kelas. Namun, jika Anda serius ingin
mempelajarinya, saya kira tidak apa-apa.

 Strukturalisme dan Post-Strukturalisme

Strukturalisme adalah gerakan filsafat yang terjadi pada pertengahan sampai akhir abad ke-
20, utamanya di Perancis. Aliran ini bertujuan untuk memahami manusia, sejarah,
kebudayaan serta hubungan kebudayaan dengan alam dengan memakai metode struktural,
biasanya dengan mengkaji pola-pola yang ada pada realitas. Seringkali dikaitkan dengan
postmodern (karena periodenya sama). Ada beberapa filsuf berpengaruh pada kategori ini,
yang saya rekomendasikan adalah:

 Louis Althusser (bapak-bapak yang terkenal karena membunuh istrinya, kebanyakan


karyanya terpengaruh oleh Marx, seperti For Marx, Reading Capital, serta Lenin and
Philosophy) — Montesquieu: Politics and History (1959), Writings on Psychoanalysis:
Freud and Lacan (1993)
 Jean Baudrillad (masih diperdebatkan apakah beliau termasuk post-strukturalis atau
bukan, yang pasti, beliau adalah filsuf kontinental dan seorang Nietzschean yang taat),
terkenal dengan hiperrealitasnya, buku-bukunya antara lain:

o The System of Objects (1968)


o The Consumer Society: Myths and Structures (1970)
o For a Critique of the Political Economy of the Sign (1972)
o The Mirror of Production (1973)
o Symbolic Exchange and Death (1976)
o Forget Foucault (1977)
o Seduction (1979)
o Simulacra and Simulation (1981)
o In the Shadow of the Silent Majorities (1982)
o Simulations (1983)
o The Ecstasy of Communication (1987)
o The Transparency of Evil (1990)
o The Gulf War Did Not Take Place (1991)
o The Illusion of the End (1992)
o The Perfect Crime (1995)

Buku sisanya sampai buku tahun 2014 belum saya eksplor lagi. Baudrillard termasuk penulis
yang aktif :D

 Gilles Deleuze (basically, filsafatnya Deleuze adalah anti-Freud. Meskipun dominan


di psikoanalisis, Deleuze juga seorang Marxist. Jika Anda ingin mengkajinya, jangan lupakan
bagian itu) — Anti-Oedipus (1977), Cinema 1: The Movement-Image (1986), Difference
and Repetition (1994), dan Masochism: Coldness and Cruelty (1989).
 Jacques Lacan (hubungannya dengan Freud adalah epitome hubungan Plato dan
Socrates) — Ècrits
 Jean-François Lyotard (bapak-bapak postmo paling populer) — The Inhuman (1988)
dan The Postmodern Condition: A Report on Knowledge (1979)
 Jacques Derrida (ini daftar yang amat-sangat panjang, Derrida adalah penulis yang
sangat aktif, jadi saya hanya akan merekomendasikan tiga saja) — Of
Grammatology (1967), Writing and Difference (1967), dan Dissemination (1972)
 Roland Barthes — Camera Lucida: Reflections on Photography (1980), A Lover's
Discourse: Fragments (1977), dan Mythologies (1957)

Itu saja untuk filsafat kontinental. Notable mention, Slavoj Žižek juga termasuk filsuf
kontinental sih, termasuk Lacanian garis keras yang cukup kontra dengan Deleuze. Anda bisa
membaca karya-karyanya, tetapi saya lebih menyarankan Anda untuk menonton kuliah dan
diskusinya, ada banyak di YouTube.
EPISTEMOLOGI

Epistemologi, singkatnya adalah cabang filsafat yang membahas pengetahuan. Isinya, ya


tidak jauh-jauh dari apa itu mengetahui, bagaimana kita bisa mengetahui, jenis-jenis
pengetahuan, dan semacamnya.

Lebih jauh, Anda bisa membaca ini untuk mendapat gambaran lebih jauh tentang
epistemologi.

Untuk buku, kami (Filsafat UGM) menggunakan buku What is This Thing Called
Knowledge? (2006) dari Dunchan Pritchard sebagai pengantar. Sementara karya-karya
terkenal yang saya rekomendasikan adalah:

 René Descartes — Meditations on First Philosophy (1641)


 John Locke — An Essay Concerning Human Understanding (1689)
 George Berkeley — Treatise Concerning the Principles of Human
Knowledge (1710)
 David Hume — An Enquiry Concerning Human Understanding (1748).
 Immanuel Kant — Critique of Pure Reason (1781)

Esai dan jurnal, sepertinya terlalu banyak. List-nya bisa Anda cari di sini.

LOGIKA

Cabang filsafat yang rumitnya sudah sampai ke tingkat harus mengingat rumus dan konsep.
Secara definitif, logika adalah studi tentang metode dan prinsip yang digunakan untuk
membedakan penalaran yang benar dengan yang salah.

Untuk pengantar, saya memiliki pegangan pdf 37 halaman yang diberi nama Kitab Suci
Logika. Isinya begini:
Iya, memang tidak jelas. Fungsinya bukan untuk menjelaskan, tetapi memberi kata kunci dari
konsep.

Logika terbagi menjadi logika matematika dan logika filsafat, meskipun keduanya berkaitan
erat satu sama lain. Untuk logika matematika, Anda bisa membaca pengantar Beginning
Mathematical Logic: A Study Guide (2022) dari Peter Smith. Untuk logika filsafat, buku
Martin Suryajaya yang baru terbit kemarin, Principia Logica sepertinya patut dicoba. Saya
tidak merekomendasikan Tractatus Logico-Philosophicus-nya Wittgenstein jika Anda adalah
pemula, dianggap tersesat saya nanti :D

METAFISIKA

Secara pribadi, ini adalah cabang filsafat yang tidak saya sukai. Namun harus saya baca sebab
metafisika adalah salah satu matkul wajib. Oh iya, metafisika ini pada dasarnya adalah kajian
atas hakikat fundamental mengenai keberadaan dan realitas yang menyertainya (beyond
physics).

Jika Anda tertarik, Anda bisa membaca buku-buku berikut sebagai pengantar:

 Michael Loux — Metaphysics: A Contemporary Introduction (2006).


 Cynthia MacDonald dan Stephen Laurence — Contemporary Readings in the
Foundations of Metaphysics (1998).
 Peter van Inwagen dan Dean Zimmerman — Metaphysics: The Big
Questions (2008).
 Jaegwon Kim, Daniel Z. Korman, dan Ernest Sosa — Metaphysics: An
Anthology (2011)

Metafisika ada banyak kategori lain sih: sebab akibat ke-ada-an, mereologi, ruang dan waktu,
serta cara ber-ada sesuatu. Saya merekomendasikan:

 John Divers — Possible Worlds (2002)


 David Lewis — On the Plurality of Worlds (1986)
 Robin Le Poidevin dan Murray MacBeath — The Philosophy of Time (1993)
 Alvin Plantinga — Essays in the Metaphysics of Modality (2003)

Kosmologi

Kosmologi adalah cabang metafisika yang berbicara tentang sejarah alam semesta, bentuk
alam semesta, keadaan alam semesta, dan implikasinya untuk umat manusia (kadang diikuti
perdebatan tentang entitas transenden bernama Tuhan). Disarankan untuk dipelajari setelah
Anda mengambil metafisika umum.
Bacaan kosmologi saya lebih banyak jurnal sih, sedangkan untuk buku, saya menggunakan
buku-buku sains-popoler astrofisika-kosmologi.

 Stephen Hawking — A Brief History of Time(1988), The Universe in a


Nutshell (2001)
 David Deutch — The Beginning of Infinity(2011)
 Scott Dodelson — Modern Cosmology (2001)
 Lawrence Krauss — A Universe from Nothing(2012)
 Steven Weinberg — The First Three Minutes: A Modern View of the Origin of the
Universe (1977)
 Katie Mack — The End of Everything: (Astrophysically Speaking) (2020)

ETIKA DAN FILSAFAT MORAL

 Metaetika

Metaetika adalah cabang filsafat moral yang membahas bahasa etis (ucapan-ucapan) dan
bukannya moralitas secara langsung. Persoalan-persoalan yang dibahas antara lain seperti
makna atau kegunaan dari ekspresi ‘baik’ atau ‘buruk’, justifikasi terhadap keputusan-
keputusan moral; apakah memungkinkan untuk melakukan justifikasi terhadap nilai moral?
Perbedaan antara moral dan non-moral, dan lain sebagainya.

Terbagi lagi menjadi realisme moral, anti-realisme moral, konstruktivisme moral, dsb.

Buku-buku penting:

 Steven Finlay — Four Faces of Moral Realism (2007)


 Michael Smith — The Moral Problem (1994)
 Philippa Foot — Natural Goodness (2001)
 David Enoch — Taking Morality Seriously (2011)
 Christine Korsgaard — The Sources of Normativity (1992)
 J.L. Mackie — Ethics: Inventing Right and Wrong (1977)

Karya-karya Nietzsche juga termasuk, apa saja sudah saya sebutkan di atas.

 Etika Normatif

Etika normatif adalah studi tentang bagaimana kita seharusnya bertindak (yang baik). Terbagi
menjadi beberapa cabang lagi: teleologi, deontologi, konsekuensialis, dan etika kebajikan.

 Aristoteles (etikanya berjenis etika kebajikan) — Nicomachean Ethics


 Immanuel Kant (deontologi) — Groundwork of the Metaphysics of Morals (1785)
 JS Mill (bapak Mill adalah seorang konsekuensialis) — Utilitarianism (1861)
 G.E. Moore (sama seperti bapak Mill) —Principia Ethica (1903)
 T.M. Scanlon (deontologi juga) — What We Owe to Each Other (1996)

Selanjutnya adalah gabungan keduanya.

 Etika Terapan

Seperti namanya, ya etika yang bisa kita lihat pengaplikasiannya di dunia nyata, bukan lagi
berbicara konsep semata.

 Peter Singer — Animal Liberation (1975)


 Peter Singer — Practical Ethics (1979)
 Tom Regan — The Case for Animal Rights(1983)
 David Benatar — The Second Sexism: Discrimination Against Men and
Boys (2012)
 Michael Sandel — What Money Can't Buy: The Moral Limits of Markets (2012)

FILSAFAT BAHASA

Termasuk cabang filsafat yang tidak bisa dikaji oleh pemula. Di Filsafat UGM, matkul ini
adanya di semester tua.

Untuk pengantar, saya menyarankan The Blackwell Guide to the Philosophy of Language


(2006) oleh Michael Devitt dan Richard Hanley.

Saya akan kembali melengkapi daftar ini jika saya sudah membaca buku yang lain, ehehe :v

Masih maba saya kak :D

FILSAFAT AKAL BUDI

Untuk pengantar, saya menyarankan buku dari David Chalmers: Philosophy of Mind:


Current and Contemporary Readings (2002). Bukan hanya menjelaskan apa itu filsafat akal
budi, karya ini juga menyediakan referensi yang beragam. Ada banyak daftar karya-karya
akal budi yang disebutkan.

Sedikit penjelasan, filsafat akal budi berisi kajian terhadap isi kepala: pikiran, kesadaran,
mental, dan semacamnya.

Intensionalitas dan Representasi Mental

Intensionalitas (kesengajaan) adalah keterarahan kesadaran.


 Robert Cummins — Meaning and Mental Representation (1989)
 Stephen Stich dan Ted A. Warfield — Mental Representation: A Reader (1994)
 William Ramsey — Representation Reconsidered (2006)
 Jerry Fodor — The Language of Thought(1980)

Kesadaran dan Qualia

 David Chalmers — The Conscious Mind(1996)


 Daniel Dennett — Consciousness Explained(1991)

Selanjutnya, ada beberapa cabang lagi (saya tidak tahu untuk orang lain, ini pendapat
pribadi).

Sains Kognitif

Iya, sains kognitif. Sains kognitif adalah cabang ilmu yang orientasinya adalah akal budi dan
kecerdasan manusia. Lebih populer di psikologi, tetapi di filsafat juga ada.

Untuk pengantar, ada bukunya José Luis Bermúdez, Cognitive Science (2010) dan Paul
Thagard, Mind: Introduction to Cognitive Science (2006).

Lebih jauh lagi, di bidang ini ada pembahasan tentang keterpisahan, teori
komputasional, embodied cognition, dan semacamnya. Buku-buku yang direkomendasikan:

 Frederick Adams dan Kenneth Aizawa — The Bounds of Cognition (2010).


 Anthony Chemero — Radical Embodied Cognitive Science (2009)
 Andy Clark — Supersizing the Mind (2008)
 George Lakoff dan Mark Johnson — Philosophy in the Flesh: The Embodied Mind
and its Challenge to Western Thought(1999)
 Alva Noë — Out of Our Heads: Why You Are Not Your Brain and Other Lessons
From the Biology of Consciousness (2009)
 Francisco Varela, Evan Thompson, dan Eleanor Rosch — The Embodied
Mind (1993)
 Mark Rowlands — The New Science of the Mind: From Extended Mind to
Embodied Phenomenology (2010)
 Andy Clark — Microcognition: Philosophy, Cognitive Science, and Parallel
Distributed Processing (1989)

FILSAFAT POLITIK

Kebetulan semester ini saya mengambil filsafat politik. Untuk pengantar, kami memakai An
Introduction to Political Philosophy (2005) dari Jonathan Wolff.
Seperti namanya, filsafat politik mengeksplorasi tema-tema yang berkaitan dengan kekuasaan
politik. Kajiannya ya berputar-putar di antara ideologi negara, problem kebebasan, kontrak
sosial, serta bentuk pemerintahan.

Karya modern yang dianggap sebagai karya pertama dari cabang ini adalah The
Prince (1513) dari Niccoló Machiavelli. Menurut saya, buku itu wajib dibaca sih, dibarengi
dengan karya Machiavelli yang satunya: The Discourse on Livy.

Karya penting lainnya:

 Thomas Hobbes — The Leviathan (1660)


 John Locke — Two Treatises of Government(1689)
 Jean-Jacques Rousseau — Discourse on the Origin Of Inequality Among
Men (1754) dan The Social Contract: or Principles of Political Right (1762).
 John Stuart Mill — On Liberty (1859)
 John Rawls — A Theory of Justice (1971)
 Robert Nozick — Anarchy, State, and Utopia (1974)
 Michael Sande — Liberalism and the Limits of Justice (1982)
 John Milbank dan Adrian Pabst — Politics of Virtue (2016)

ESTETIKA

Estetika, secara harfiah berarti filsafat keindahan. Kita berbicara tentang apa yang indah,
kategori keindahan, problem objektif-subjektif dalam penilaian estetis, dan semacamnya.
Seringkali disandingkan dengan filsafat seni.

Untuk estetika ini, saya sebenarnya hanya mengkaji Kant dan Hume (karena tugas sih,
xixixi). Namun ada beberapa karya penting lain yang menurut saya harus dibaca.

 Immanuel Kant — Critique of Judgment (1790)


 Georg Wilhelm Friedrich Hegel — Lectures on Aesthetics (1835)
 Umberto Eco — History of Beauty (2004)
 David Hume — A Treatise of Human Nature

FILSAFAT SAINS

Daftarnya sudah sangat panjang dan saya sudah kesulitan mengetik, jadi ini adalah daftar
terakhir. Untuk pengantar, Anda bisa membaca bukunya Alexander Bird yang Philosophy of
Science (1998) atau bukunya Alex Rosenberg yang The Philosophy of Science: A
Contemporary Introduction (2000/2011).
Sebelum lanjut, perlu diketahui bahwa filsafat sains kontemporer pada umumnya diprakarsai
oleh Lingkaran Wina. Kelompok ini bertujuan mencapai suatu filsafat yang ilmiah dan
menghapus proposisi-proposisi yang tidak dapat dibuktikan menurut prinsip-prinsip ilmiah
(katakanlah, metafisika).

Dari Henri Poincaré dengan Science and Hypothesis(1902), Pierre Duhem dengan The Aim
and Structure of Physical Theory, dan Ernest Mach dengan Knowledge and Error—
Sketches on the Psychology of Enquiry dan Space and Geometry in the Light of
Physiological, Psychological and Physical Inquiry.

Selanjutnya, sedikit maju ke pertengahan abad ke-20, kita memiliki:

 Nelson Goodman — Fact, Fiction, and Forecast (1955)


 Karl Popper — The Logic of Scientific Discovery (1959)
 Ernest Nagel — The Structure of Science(1961)

Yang paling terkenal sesudah itu adalah Thomas Kuhn dengan buku The Structure of
Scientific Revolutions(1962), teorinya tentang paradigma masih dibahas sampai sekarang.
Buku ini ditanggapi oleh beberapa filsuf, yang menurut saya harus dibaca juga:

 Paul Feyerabend (temannya Kuhn, kontranya Popper) — Against Method (1975)


 Imre Lakatos — Proofs and Refutations(1976)
 Bas van Fraassen (bapak ini menanggapi dari sisi konstruktif empiris) — The
Scientific Image (1980).
 Ian Hacking dan Nancy Cartwright —Representing and Intervening dan How the
Laws of Physics Lie (dua-duanya 1984)

Mungkin itu saja.

Oh iya, jika ada pertanyaan:

Kenapa kategori ini tidak ada, buku ini tidak ada, tokoh ini tidak ada? Berarti saya belum


mengeksplor ke sana.

Kenapa tidak ada buku filsafat Islam, filsafat Nusantara, filsafat Timur, Filsafat
Rusia? Sudah saya jelaskan di atas, ini hanya filsafat Barat.

Kenapa tidak ada filsafat agama atau ketuhanan? Belajar agama di kitab suci kak, bukan
lewat filsafat :D (Bercanda, aslinya saya lupa. Jika Anda tertarik, baca saja Thomas Aquinas
dan karya-karya para teolog, serta Agustinus, Wittgenstein, Kant, Feuerbach, dsb. Jangan lupa
lengkapi dengan Anna Karenina dan Alvin Plantinga juga).
Kenapa tidak ada stoisisme, nihilisme, pesimisme, feminisme, anarkisme? Stoisisme lahir
dan berkembang sebelum skolastik (perlu rujukan), nihilisme dan pesimisme masuk filsafat
eksistensial, feminisme bukan kajian saya, dan anarkisme hanya bisa dibagi ke anak-anak
rebel (bercanda, anarkisme tidak masuk kajian akademik—UGM—soalnya).

Kenapa bukan buku bahasa Indonesia? Masih terbatas dan saya masih suka skeptis. Karl
Marx saja dibilang kapitalis, kan lucu:)

Beli atau baca bukunya dimana? Di Google Playbook ada, di toko buku juga tersedia (buku
dari filsuf terkenal banyak yang sudah diterjemahkan), di perpustakaan kampus juga banyak,
(jika Anda punya uang) memesan lewat Amazon juga bisa, dan (tidak untuk ditiru) Pdf di
internet juga bertebaran.

Akhir kata, terima kasih sudah membaca

P.s: Kesalahan dan inkonsistensi dalam penulisan mohon dimaklumi. Saya


menulis lewat web hp, agak seret.

Cheers!

Selamat berfilsafat ria!

Anda mungkin juga menyukai