Anda di halaman 1dari 51

c

cc 
cc
Karl Max dilahirkan pada 5 Mei 1818 di Trier, yang merupakan sebuah
kota kecil di bagian selatan Rhineland Jerman. Dia dibesarkan dikeluarga
Yahudi kelas menengah yang telah pindah menganut protestan untuk keluar dari
penderitaan hidup yang disebabkan oleh kaum Yahudi masyarakat Jerman.
Ayah Marx adalah seorang pengacara yang memiliki peranan penting dalam
hidupnya baik sebagai penasehat ataupun sebagai sahabat.c
Pada tahun 1835 di usia 17 tahun Marx memasuki perguruan tinggi di
Bonn jurusan hukum dan setelah itu kemudian meninggalkan Bonn untuk
bersekolah di Universitas di Berlin. Di Berlin Marx pertama kali membaca hasil
kerja George Hegel, yang teorinya mempengaruhi seluruh kehidupan Marx.
Selanjutnya Marx mencari nafkah dengan menjadi seorang jurnalis yang
kemudian membuatnya bertemu dengan Arnold Ruge, seorang editor terkenal
dari £   

Ruge mengundangnya untuk terlibat dan tahun
1842 Marx menerbitkan hasil karyanya yang pertama
pada £ 

tersebut. Sesudah itu Ruge membantu Marx untuk
menerbitkan beberapa artikel kritisnya. Selama kehidupannya hasil karya Marx
terasah dengan kritikannya terhadap Hegel dan dominansi Hegel pada sejarah
filosofi Jerman. Tahun 1843 Marx menghasilkan dua tulisan berupa kritikkan
pada konsep Hegel yakni, £   
       
    
         .
Pada Oktober 1843, Marx pindah ke Paris dimana dia mempelajari
ekonomi politik dengan membaca hasil karya Adam Smith dan David Ricardo.
Menjelang Mei 1844, Marx telah menorehkan beberapa catatan yang
berhubungan dengan masalah ekonomi dan pergerakan buruh yang
berjudul £        Tulisan inilah yang kemudian
membuatnya mengenyam pendidikan formal tentang ekonomi politik dan
masalah-masalah ekonomi. Sejalan dengan perkembangannya, Eropa sedang
bergulat dengan akibat dari industrialisasi yang menyebabkan kemiskinan dan
tekanan sosial pada masyarakat kelas bawah. Upah yang rendah, jam kerja yang
panjang dan kondisi kerja yang menyedihkan yang kemudian menimbulkan
kerusuhan dan revolusi sosial di Perancis pada tahun 1848. Sambil mempelajari
masalah-masalah ini, Marx mempelajari hasil karya Frederick Engel, ³

  
 yang isinya lebih memperhatikan kesengsaraan yang harus
dipikul oleh para pekerja (buruh). Pada tahun yang sama, Engel pergi ke Paris
untuk mengunjungi Marx dan hasilnya persahabatan dan kolaborasi mereka
bertahan sepanjang hidup mereka.
Pada tahun 1845, Mark meninggalkan Paris menuju Brussels dimana
karyanya bersama Engel berkembang pesat. Salah satu hasil kolaborasi mereka
adalah £
  
  , sebuah karya tulis yang kemudian menjadi
polemik yang menyerang para generasi Hegelian terhadap pandangan
konservatif mereka terhadap masyarakat dan Negara. Selanjutnya Marx dan
Engels berkolaborasi menulis sebuah naskah karya berjudul £

  yang berkisah tentang kondisi yang disebabkan filosofi Jerman yang
mana nantinya menjadi sebuah material teori sejarah, sumbangsih besar Marx
yang lainnya.
Diakhir keberadaannya di Brussel, Marx menjadi semakin terlibat pada
pergerakan buruh dan kemudian dia memasukkan karyanya pada masalah-
masalah ekonomi. Hal ini yang akhirnya menyebabkan  
pada tahun 1848, yang kemudian memberikan dampak yang sangat luas pada
pergerakan buruh seluruh Eropa. Menjelang tahun 1859, dia
menerbitkan £
     
  , naskah yang sangat
terkenal sehingga banyak dikutip oleh banyak ahli dari tulisannya. Lebih dari
sepuluh tahun berikutnya, Marx mempersiapkan dirinya untuk menulis dan
mempersembahkan hasil karyanya yang terkenal, !
   " #, yang
dipublikasikan pada tahun 1867, delapan belas tahun berikutnya Marx
meninggal di London pada usia 65 tahun.

¢   
    c
Secara filosofi, Hegel jauh dari kriteria pemikir yang dominan di Eropa.
Hegel merupakan seorang filosof yang dominan sepanjang waktu Marx
berkarya. Faktanya, pemahaman Marx diawal tulisannya hanya bisa dipahami
jika dihubungkan dengan pemikiran Hegel. Hegel merupakan pemula dari salah
satu dari doktrin filosofis yang paling memiliki jangkauan luas abad yang ke 19
serta dikenal sebagai idealisme filosofis. Idealisme dapat didefinisikan sebagai
perspektif filosofi yang mana mengedepankan pemahaman bahwa kondisi
terakhir keberadaan manusia dan perkembangannya dapat dimunculkan melaui
pengujian dari kategori keabstrakan filosofi. Arti penting pada observasi Hegel
adalah cara pandangnya pada dunia, keberadaan merupakan sebuah pemahaman
dimana proses saling berhubungan lebih penting daripada hanya melihat
individu dan sejarah secara terpisah, berdiri bebas merupakan kesatuan. Istilah
Hegel menandakan adanya hubungan antara manusia dan sejarah dunia yakni
dalam semangat, alasan, keberadaan dan sejarah.
Ketika menjadi seorang siswa di Universitas Berlin, Marx sudah
membaca berbagai karya Hegel dan menandai titik balik pada karir
intelektualnya sebagaimana dimiliki semua mahasiswa. Hegel mengasumsikan
bahwa kategori pada abstrak pada £$
 %
£   dan£    merupakan perihal terakhir pada investigasi filosofi.
Hal ini membimbing pada pandangan bahwa pengalaman sehari-hari didunia
bukanlah merupakan objek renungan filosofi. Penolakan Marx pada pandangan
filosofi Hegel pada pusat pemikirannya dikarenakan ini disebutkan pada
berbagai masalah dasar pada filosofi dan aturannya dalam penjelasan eksistensi
manusia. Marx menentang pernyataan Hegel dengan datanya pada permulaan
karyanya £
 
&
 
Marx beranjak pada kerangka karangan tentang kondisi pada pemecahan
idealisme filosofi dengan memberikan empat teori yang berisi penolakan pada
teori Hegel. Pertama, Marx menolak aturan Hegel tentang teori filosofi dan
sosial. Hegel menyatakan bahwa tugas yang mendasar pada filosofi adalah
untuk menguji aturan main dengan kategori abstrak pada perkembangan sejarah
dan semangat manusia. Marx merasa bahwa ini adalah merupakan sebuah
penyimpangan, dikarenakan adanya pemahaman pada sejarah yang hanya
merupakan rentetan berbagai kategori yang disamakan dengan pemisahan untuk
menurunkan pengalaman manusia pada sutau proses yang tidak nyata. Marx
percaya bahwa disaat keberadaan manusia bisa dipahami hanya sebagai sebuah '
gagasan dan pemikiran,' yang paling nyata dan permasalahan yang paling
praktis tentang kehidupan individu menjadi terabaikan.
Kedua, Marx tidak setuju dengan pendapat Hegel tentang aturan dalam
sejarah. Hegel telah menyatakan bahwa ide adalah merupakan puncak pada
pemahaman perkembangan sosial dan sejarah karena mereka berdasarkan pada
sebuah sebab. Marx berpikir bahwa setiap individual memilki kebutuhan fisik
dan kebutuhan lainnya yang akan digunakan untuk melanjutkan hidup mereka
dan untuk kesejahteraan dan kebutuhan ini muncul sebelum kebutuhan akan
intelektual dan hanya bisa diisi dengan aktifitas produktifitas di dunia. Hegel
memposisikan bahwa didalam diri manusia, ide tidak dibutuhkan maupun
membutuhkan ± hanya manusia biasa yang membutuhkannya. Marx beralasan
bahwa fakta yang paling terlihat adalah fakta bahwa manusia biasa haruslah bisa
memuaskan kebutuhan berupa materi untuk menunjang kehidupan dan
kebutuhan materi ini harus bisa dijumpai sehari-hari dan tiap jam. Selanjutnya
dimana Hegel telah menekankan pusat dari alasan sejarah manusia dan telah
menempatkan penekanan secara teori tentang sesuatu yang µideal¶ dan
menempatkannya menjadi sesuatu yang abstrak, Marx berpikir bahwa aspek
utama dalam kehidupan manusia adalah kenyataan tentang kesejahteraan, yang
hanya bisa ditempatkan dengan pemuasan kebutuhan material.
Dasar ketidaksetujuan yang ketiga berkaitan dengan pendapat Hegel tentang
peran dan status masyarakat. Hegel berpikir bahwa masyarakat dan status telah
berkembang melampaui apa yang dia sebut tekanan akan semangat didalam
sejarah dan ü   '. Ini menuntun ke arah sebuah pandangan bahwa
status itu, intinya, suatu perwujudan yang mengenai agama roh manusia.
Dengan cara ini, Hegel telah menguasakan sebuah status itu dengan semacam
kualitas yang µabadi¶ yang berarti bahwa aktivitas nya tidak dapat diubah. Marx
menolak pandangan ini dengan menyatakan bahwa Hegel menciptakan ilusi
bahwa ketidaksamaan dan penderitaan manusia adalah hasil alami (atau keadaan
yang sebenarnya) tentang sejarah dibanding sebagai hasil kerugian sosial dan
ketidaksamaan sosial historis masyarakat. Ilusi ini didukung oleh hasil Filosofi
Hegel, pada sebagian, dari pandangan nya yang manusia sejarah hanya dapat
dilihat sebagai bagian dari suatu keseluruhan proses yang kekal dan abadi.
Poin keempat dari ketidaksetujuan berhubungan dengan Pemahaman
penderitaan manusia menurut Hegel dan ketidaksamaan sosial itu sendiri.
Penyajian yang klasik tentang proses ini adalah Diskusi Hegel tentang hubungan
majikan dan budak didalamü !
', yang diterbitkan pada
tahun 1870. Di dalamnya, Hegel pada dasarnya memahami budak sebagai
subjek kepada majikan sebagai suatu percakapan yang menempatkan langsung
kesadaran budak. Dia selanjutnya memberikan alasan bahwa, di dalam
berhubungan dengan orang lain dan masyarakat, bentuk tekanan yang utama
adalah pemaksaan diri. Sebagai contoh klasik dari teori Hegel adalah hubungan
antara majikan dan budak adalah prototipe yang filosofis dari perjuangan
golongan ini, Marx tidak bisa lebih tidak setuju. Bagi Marx, jawaban bagi
ketidaksamaan sosial dan penderitaan manusia tidak diletakkan di dalam
kekuatan abstrak pada pengembangan kesadaran, tetapi lebih pada kondisi-
kondisi material yang nyata yang membuatnya menjadi penting bagi satu kelas
dari orang-orang untuk menjadi dominan pada orang-orang yang lain.. Marx
percaya oleh karena itu, filosofi idealis itu yang dengan sembarangan berasumsi
bahwa penderitaan individu adalah suatu produk kesadaran, ketika
sesungguhnya berasal dari yang kondisi-kondisi material memberi kenaikan atas
kesenjangan secara ekonomi.

¢       ¢       c


Marx memperkenalkan paham materialisme (kebendaan) dalam rangka
menghadapi permasalahan yang disebabkan filosofi idealis dan keabstrakannya
masyarakat dan hidup bersosial. Paham materialisme (kebendaan) adalah suatu
perspektif teoritis yang meneliti permasalahan manusia dengan mempelajari
kondisi keberadaan manusia yang nyata, terutama yang berhubungan dengan
kepuasan tentang kebutuhan ekonomi sederhana. Hal adalah masalah paling
mendasar pada pendapat paham materialisme (kebendaan) bahwa hal yang
sangat awal harus dilakukan manusia adalah memuaskan kebutuhan akan
kebutuhan akan makanan mereka, tempat perlindungan dan pakaian. Hal ini
terus dilakukan untuk berasumsi bahwa masyarakat dan sejarah yang diciptakan
dari tindakan yang produktif yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan ini.
Pembedaan Marx itu membuat antara ' material' dan 'ideal' kemudian berpusat
kepada pemikirannya pada beberapa penilaian. Pertama, dengan penyesuaian
aktivitas teoritis di dalam kenyataan material, Marx menaruh teori di dalam
pelayanan pada pengalaman manusia dan membuat persyaratan kebutuhan
formal pada pekerjaan secara teori. Kedua, dengan memulai dengan pengalaman
nyata dan aktivitas praktis bukannya perwakilannya pada kategori filosofis,
Marx memisahkan tujuan filosofi dari teori sosial materialis, menguraikan
kondisi-kondisi retakan tentang filosofi bersifat untung-untungan.

   


Ideology Jerman ditulis antara 1845 dan 1846 ketika Marx tinggal di
Brussels. Hal yang betul-betul bagian terpenting pada karya yang
berjudul £
 yang berisikan pemahaman terpenting dari teori sejarah
dari Marx dan Engel. Tulisan yang merupakan hasil kolaborasi Marx dan Engel,
(
  memilki dua tujuan utama. Pertama untuk menguraikan secara
singkat kondisi-kondisi yang rusak dengan Filosofi Jerman yang bersifat
untung-untungan dan untuk ³ketetapan keuangan´ dengan yang muda
Hegelians. Tujuan kedua dari ideology Jerman adalah untuk mengembangkan
dan menjelaskan secara rinci konsepsi material pada sejarah dengan membentuk
pandangan pada materialisme pada oposisi filosofi Helegian.
Inti dari kritikan mereka adalah bahwa Feuerbach tidak pernah memberikan
kritikan pada pemikiran Hegelian dan dia mengedepankan pada teori
keagamaan. Marx mengatakan bahwa filosofi kritikan Hegel dan selanjutnya
pada Feuerbach, yaitu pada dasarnya kesalahpahaman keberadaan manusia
karena ini bermula dari pendapat yang tidak jelas, mengumpamakan bahwa
³ide´ lebih merupakan hasil sejarah daripada tingkah laku manusia. Berdasarkan
pandangan ini, keterbatasan dan kesukaran manusia bukanlah merupakan apa-
apa tapi hasil dari kesadaran dan daripada mengganti keadaan social, perubahan
diri direkomendasikan.

      c


Perkembangan pertama pada bentuk pemahamannya secara menyeluruh
pada ideologi Jerman, Marx mengaris bawahi pada teori materialis sejarah dari
Engel. Marx menempatkan tiga dalil dasar yang telah membimbing pemikiran
mereka sendiri dalam mengidentifikasi pemahaman materialis. Pertama, Marx
percaya bahwa, sebelum yang lainnya, manusia biasa harus dalam posisinya
dalam memperoleh makanan, tempat perlindungan dan pakaian untuk
menyokong kehidupan. Selanjutnya, yang pertama dan yang paling terpenting
pada tindakan sejarah, adalah merupakan tindakan produksi pada rata-rata untuk
mencukupi kebutuhan ekonomi manusia. Ketiga, cara yang ditempuh oleh
manusia tergantung pada apa yang mereka temukan secara alami dan apa
yang mereka harus menghasilkan untuk bertahan. Bagaimana mereka ada, dan
bagaimana mereka bertahan begitu cenderung pada 'dengan apa yang mereka
hasilkan dan bagaimana mereka menghasilkan hal tersebut, dan sifat alami
individu tergantung pada kondisi-kondisi material itu untuk menentukan apa
yang akan mereka hasilkan mereka. Atas dasar pendapat ini, pandangan
materialis mengaitkan tugas pemahaman yang historis dan proses sosial dari
perspektif kegiatan ekonomi manusia. Dari pemahaman ini kita dapat
memperoleh empat konsep pokok yang berpusat kepada teori materialis sejarah
produksi, (i) penandaan produksi (ii) hubungan produksi, (iii) gaya produksi dan
(iv) kekuatan produksi.
   ïc Marx menyatakan bahwa di dalam setiap langkah
sejarah, manusia mempunyai pada penjualan mereka yang tertentu kekuatan
produktif seperti daratan, binatang, perkakas, permesinan, yang adalah
diperlukan untuk menghasilkan rata-rata cara bertahan mereka: makanan,
tempat perlindungan, dan pakaian. Hal ini adalah disebut rata-rata produksi.
Menurut Marx, rata-rata produksi mengacu pada apapun di dalam dunia yang
bersifat eksternal yang adalah digunakan untuk menghasilkan kebutuhan akan
material dan guna mempertahankan keberadaan. Semua manusia, menurut
Marx, harus menghasilkan sesuatu yang bermakna dalam rangka memenuhi
kebutuhan dasar perekonomian mereka. Tetapi Marx menyatakan, apa yang kita
amati menurut sejarah bahwa hanya beberapa kelas manusia saja yang telah
mempunyai kekuasaan atau memonopoli tujuan berproduksi. Kondisi yang
melampaui kepemilikan atas sebuah produksi menjadi satu-satunya fakta yang
pokok dalam teori materialis sejarah karena hal itu yang kemudian menuntun ke
arah terjadinya pengelompokkan masyarakat ke dalam kelas ekonomi. Kunci
pengelompokkan ini adalah antara yang  $  dan   dalam alat produksi.
Ini merupakan suatu pembeda yang penting, dikarenakan keberadaan kelas ini
menandakan bahwa hanya ada satu kelas saja sebagai pemilik alat sumber
produksi, sedangkan yang lainnya merupakan subjek yang harus mematuhi
perintah yang diberikan pada mereka.
_  c  . Ini merupakan hal penting pada pusat karena
hubungan produksi yang secara ekonomis mengikat satu kelas kepada lain.
Marx menggunakan istilah ' hubungan' yang berulang-kali digunakan dalam
penulisannya untuk menandai adanya hubungan antar cara suatu masyarakat
menghasilkan dan dalam peranan sosial membagikan ke individu di dalam
produksi. Marx berpikir bahwa kecenderungan untuk kepemilikan untuk berada
pada satu kelas untuk menciptakan dua peranan sosial yang berbeda di dalam
produksi: produsen dan untuk non-produsen buruh kasar. Pemain peranan oleh
hubungan produksi, oleh karena itu, menjadi jelas bahwa ketika kita melihat
hasil hubungan kelas di dalam terminologi historis. Pertama, kalangan  
)
$ * dipaksa untuk masuk ke hubungan produksi dalam rangka untuk
mencukupi kebutuhan ekonomi mereka sendiri . Kedua, dikarenakan
kalangan   )
$ *lebih cendrung untuk menjadi bawahan kemudian
mereka harus mematuhi aturan yang diberikan oleh kelas diatas, mereka yang
kemudian dipaksa untuk melaksanakan dan melaksanakan pemeliharaan
terhadap perekonomi kelas yang dominan tersebut. Kunci pada hubungan
produksi seperti yang digaris bawahi oleh Cohen di dalam buku yang sangat
bermanfaat pada karya yang dihasilkan Marx, yaitu: Pertama, yang  

(  )   +
$ * menghasilkan sesuatu bagi yang lainnya, yakni
golongan yang tidak menghasilkan apa-apa untuk mereka. Kedua, kehidupan
kalangan yang   
(  )   +
$ * tergantung pada hubungan
mereka dengan majikan mereka )    
( *. Ketiga, kelas yang
dominan mempunyai hak langsung untuk memberikan pengarahkan atas produk
ekonomi yang dihasilkan produsen. Keempat, pemilik alat-alat produksi selalu
menerima lebih daripada orang yang melakukan proses produksi itu. Kelima
kalangan   
(  )   +
$ *adalah merupakan subjek pada
kebijakan/otoritas yang diberikan oleh atasan mereka.
Ciri utama yang kedua dalam proses produksi adalah kecenderungan
mereka untuk memerintah cara   
(  )   +
$ * dalam
menggunakan alat-alat produksi untuk mencukupi kebutuhan material mereka
dan menciptakan suatu lingkungan tempat tinggal. Marx berpikir bahwa
hubungan dalam berproduksi menghasilkan tiga elemen utama yang membuat
mereka secara secara konseptual mengarah kepada teori materialis sejarah.
Pertama adalah kemampuan mereka untuk menjelmakan dalam hubungan
dominasi, kedua adalah kemampuan mereka untuk menjadikan belenggu phisik
dan ekonomi untuk satu kelas dan menjadi suatu keberuntungan ekonomi bagi
yang lainnya, dan yang ketiga adalah kemampuan mereka untuk kembali atas
oleh sanksi memaksa, yang disahkan oleh politisi dan dilegalkan oleh struktur
masyarakat yang sah.
Ciri ketiga hubungan produksi adalah kecenderungan mereka untuk
muncul dalam semua masyarakat. Marx mempertahankan bahwa perbedaan
hubungan produksi menjelma diri mereka pada langkah-langkah pembangunan
ekonomi yang terbatas dan ini selalu nampak dalam kebersamaan dengan cara
produksi masyarakat. Raja (tuan tanah) dan budak, pada sisi lain, adalah
merupakan nama yang diberikan kepada sebuah hubungan produksi di dalam
masyarakat feodal, di mana jika produksi ekonomi adalah berdasarkan pada
suatu kelas yang merupakan aristokratis pemilik tanah yang bersandar pada
suatu perbudakan oleh kaum tani untuk menghasilkan tenaga kerja yang
diperlukan. Terakhir, masyarakat kapitalis dan pekerja upahan adalah nama
yang diberikan berdasarkan hubungan menghasilakan alat produksi dalam
masyarakat kapitalis, dimana produksi adalah berdasarkan pada suatu jumlah
besar pekerja upahan yang nantinya menghasilkan nilai surplus (laba)
untuk/karena yang kelas yang memeberikan aturan pada mereka (tuan tanah)

      ïc
Konsep ketiga di dalam teori materialis sejarah adalah gaya produksi. Dia
menyatakan bahwa ü          
    
   
 
'. Di dalam memperoleh kekuatan manusia yang
produktif baru memaksa manusia untuk merubah gaya produksi mereka dan di
dalam mengubah gaya produksi mereka akan merubah cara mereka dalam
mendapat penghasilan untuk kehidupan mereka dan semua hubungan sosial
mereka.
Pada awalnya, istilah 'gaya produksi' adalah merupakan penggunaan kata
oleh Marx untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang utama atau langkah historis
yang ditentukan oleh produksi guna mengungkapkan bagaimana bentuk dasar
antara hubungan ekonomi dengan hubungan sosialnya. Dalam hal ini, cara
orang-orang akan benar-benar menghasilkan dan masuk kedalam hubungan
sosial satu sama lain adalah disebut suatu gaya produksi dan ini meliputi suatu
jalan hidup masyarakat secara keseluruhan, aktivitas sosial nya dan institusi
sosial nya.
Dalam memahami arti suatu gaya produksi, kita harus membedakan antara
'kekuatan produksi' dan 'hubungan produksi' dikarenakan hal ini sama-sama
menggambarkan gaya produksi. Seperti yang dibicarakan sebelumnya, kekuatan
produksi mungkin bisa dimasukkan kedalam hal yang bermaksud instrumen,
peralatan, daratan, alat, yang kemudian dimaksudkan sebagai sebuah usaha
untuk melakukansesuatu untuk menopang kehidupan. Hubungan produksi, oleh
karena itu, selalu dikatakan sebagai bagaiman kekuatan produksi digunakan
dalam rangka untuk menghasilkan, dan salah satu gagasan kunci yang terbentuk
dari hubungan produksi adalah bahwa satu kelas adalah pemilik beberapa
property dan yang lainnya menjadi kelas/kaum yang tunduk kepada mereka.
Hal ini bisa ditunjukkan langsung saat kita melihat gaya produksi. Sebagai
contoh di dalam suatu gaya produksi di masa lampau, kelas yang dominan yang
memimpin kekuatan produksi sedemikian, sehingga hubungan produksi masuk
dengan cara produser (penghasil) dijelmakan sebagai para budak. Didalam gaya
produksi feodal, pada sisi lain, pemilik tanah yang secara langsung memimpin
kekuatan produksi dan mempunyai hak-hak untuk mengendalikan sebagian
besar dari tenaga kerja budak seperti halnya hak mereka atas budak produksi
agrikultur. Di dalam suatu gaya produksi kapitalis, sebagai pembanding, yang
kapitalis mempunyai hak untuk mengarahkan kepemilikan di atas kekuatan
produksi yang mencakup lahan tersebut, permesinan dan material, dan kendali
langsung latihan atas pekerja, seperti di kasus perbudakan.
Karakteristik yang lain dari gaya produksi adalah kemampuan nya untuk
menentukan sistem hubungan sosial yang timbul dari hal itu. Sebagai contoh,
cara yang utama dalam pemenuhan tuntutan ekonomi di dalam masyarakat
feodal adalah dengan cara penanaman. Kegiatan ini akan menghasilkan tanaman
untuk makanan, binatang ternak, tempat perlindungan dan pakaian. Dengan cara
memproduksi kebutuhan akan material ini akan memunculkan suatu sistem
hubungan sosial ( antara raja (tuan tanah) dan buruh) yang cenderung untuk
mengurus bagaimana kegiatan berproduksi digunakan. Konsep gaya produksi
membuat Marx untuk mengidentifikasi unsur-unsur ekonomi yang utama suatu
periode historis dengan mengungkapkan bagaimana ekonominya
berdasarkan secara langsung dalam membentuk sistem hubungan sosial nya.
Marx percaya bahwa bagian dari sebuah masyarakat ke dalam    
) 
( * dan   
(  )   +
$ *untuk kegiatan berproduksi
adalah merupakan suatu hukum tentang pengembangan historis. Untuk
membuktikan hal ini dia membagi sejarah ke dalam tiga bagian penting: masa
kuno, kapitalis dan feodal. Masing-masing bagian ini mempunyai tiga tendensi
(acuan): ( i) mereka mengabadikan kelompok masyarakat ke dalam berbagai
kelas, di mana satu kelas adalah merupakan kelas yang dominan pada yang
lainnya ( ii) mereka mengabadikan ketidaksamaan ekonomi, sosial dan politis
dan ( iii) pada setiap masyarakat, hubungan sosial yang berbeda adalah
didukung oleh agama, hukum dan struktur yang politis.

                    


   
Marx mulai untuk mengalihkan perhatiannya ke arah bukti yang akan
dikonfirmasikan kedalam disertasinya bahwa pengembangan masyarakat yang
historis cendrung untuk menjadikan ekonomi secara alami. Ia terus untuk
mengerti sejarah sebagai format kepemilikan yang berbeda dari yang ia pikirkan
dapat dinyatakan dalam empat tahapan dalam jangka waktu yang terpisah: gaya
produksi mengenai suku, masa lampau, kapitalis dan feodal. Peluasan
konseptualisasi sejarah dalam kaitannya dengan tahapan pembangunan ekonomi
adalah merupakan dua kunci pada pengakuan sebelumnya. Pertama, hal ini yang
mendasari para sarjana mempercayai untuk menjadi ' re-periodisasi' tentang
sejarah kedalam halnya untuk menggantikan pandangan yang dominan tentang
penandaan waktu historis oleh kaum religius, dengan suatu pengembangan
tentang tahapan-tahapan ekonomi. Kedua, memusatkan pada urutan tahapan-
tahapan ekonomi, hal ini kemudian mengonsep ulang tentang pengembangan
historis dengan berkonsentrasi pada ' sistem produksi' yang merupakan
karakteristik dari semua masyarakat. Sebagai tambahan, Marx mengarah pada
petunjuk bahwa masing-masing tahapan tentang pengembangan historis
mempunyai tiga karakteristik: ( i) suatu sistem produksi dan pembagian tenaga
kerja; ( ii) bentuk kepemilikan properti dan ( iii) suatu sistem hubungan antar
kelas.
Seperti yang telah dicatat dari awal, Marx melihat sejarah dunia dalam
kaitan dengan ' bentuk kepemilikan yang berbeda,' dan utamanya ia berpikir
bahwa ada empat tahapan-tahapan atau format yang berbeda: persukuan, masa
lampau, kapitalis dan feodal. Jenis kepemilikan tanah yang pertama disebut
Marx sebagai suku. Format asosiasi yang mengenai suku ini memulai suatu
sistem produktif yang mana sebagian besar berdasarkan pada kekerabatan dan
atas suatu orientasi berkelompok ke dalam kegiatan produksi. Format
kepemilikan yang kedua dapat ditemukan pada masyarakat masa lampau.
Bentuk kepemilikan ini merupakan organisasi sosial dikembangkan dari suatu
kumpulan suku bangsa yang membentuk suatu organisasi negara kota besar,
menimbulkan suatu struktur politik dan sipil.
Sebagai tambahan terhadap karakteristik ini, suatu kepemilikan status
muncul dari perserikatan beberapa suku bangsa ke dalam suatu kota besar
dengan persetujuan atau oleh penaklukan. Kelas yang dominan memelihara
keberadaan ekonomi mereka dengan mencari pelebaran alat produksi, hasil dari
suatu organisasi politis yang]mengkombinasikan negri yang ditaklukkan untuk
membentuk wilayah politis baru.
Bentuk kepemilikan ketiga yang diidentifikasi oleh Marx adalah
merupakan masyarakat feodal. Sistem produksi ini adalah agrikultur aslinya dan
hal yang utama dilakukan adalah memproduksi makanan yang berkonsentrasi
pada daratan. Tidak sama dengan masyarakat masa lampau atau masyarakat
bersuku, hak milik dipusatkan padasuatu kelas aristokratis yang bertindak
sebagai pemilik hotel (toko) di wilayah tersebut. Melalui kemilikan properti
pribadi tidaklah dikembangkan sedemikian rupa, ada sebuah sistem yang mana
kelas aristokratis dan kelas petani penggarap menggunakan daratan ' bersama-
sama'.
Bentuk kepemilikan yang keempat adalah masyarakat kapitalis.
Perkembangan masyarakat kapitalis mensyaratkan pembinasaan suatu gaya
produksi yang feodal dan suatu perubahan bentuk produksi dan suatu perubahan
bentuk produksi dari desa kepada kota. Sepanjang penghapusan masyarakat
feodal, kelas budak petani secara memaksa berpisah dari tanah garapan sebagai
alat kehidupan dan, sebagai hasilnya, adalah berubah menjadi kelas pekerja
upah yang harus menjual tenaga kerja mereka untuk memenuhi kebutuhan
ekonomi mereka. Sistem yang produktif adalah berdasarkan pada suatu
pembagian kerja tingkat lanjut, dengan mengembangkan perdagangan dan
aktivitas komersil. Kepemilikan berbagai sumber kekuatan ekonomi seperti
mesin, pabrik, perkakas dan material produktif lainnya. Kelas kapitalis
menggambarkan kekayaan mereka dari kelas pekerja upah yang berfungsi
sebagai tenaga kerja upahan dan produsen yang utama adalah memberlakukan
bentuk eksploitasi.
Setelah suatu gaya produksi kapitalis, langkah yang berikutnyapun dimulai,
menurut Marx, ketika pertentangan ekonomi yang tidak bisa dipisahkan dari
sistem pengelompokkan menjadi sangat besar yang mayoritas para pekerja
membentuk suatu kelas yang berpotensi secara konstitusi untuk menghasilkan
perubahan revolusi ± dan memulai transisi tersebut dari kapitalisme ke
sosialisme. Dari format pengembangan kekuatan produksi sebelumnya
hubungan ini kemudian berubah menjadi belenggu mereka. Kemudian masa
revolusi social terjadi. Dengan perubahan dasar ekonomi secara keseluruhan
seluruh struktur bidang ekonomi lainnya sedikit banyak mengalami perubahan.
Sama halnya dengan ketegangan yang muncul di dalam sistem penggolongan
dari masyarakat feodal dalam menyempurnakan perubahan dari suatu sistem
ekonomi feodal kepada suatu gaya produksi kapitalis, sehingga ketegangan di
dalam sistem penggolongan yang kapitalis menuju pada penyempurnakan
transisi tersebut kepada langkah pengembangan yang berikutnya.

— c  c  c


v   
 c
Marx mengembangkan teori ideologi yang umumnya dilakukan bersama-
sama dengan Frederick Engels antara tahun 1845 dan 1846. Teori ideologi
mengikuti secara langsung dari konsepsi materialis sejarah dan diskusi
berlangsung pada bagian yang pertama Idelogy Jerman, diberi judul Î

Î. Ketika kita lihat lebih awal, judul karyanyan itu pada awalnya
berniat sebagai sebuah serangan yang kritis melawan suatu lingkaran pemikiran
Marx dan Engels yang disebut sebagai pusat penganut µideologi' tentang
Masyarakat Jerman yang mempromosikan konsepsi kekeliruan terhadap
kenyataan dalam penyertaan filosofi kedalam pandangan sejarah. Siklus
Hegelians muda, mencakup figur seperti David Strauss, Marx Stirner dan Bruno
Bauer, menarik perhatian berbagai kelompok di dalam negara Jerman sepanjang
1840an dengan kritis menyerang kekristenan, status dan pusat otoritas tersebut.
Sebagai seorang Hegelians, mereka mengemukakan kritik agama dan
masyarakat mereka dengan menggambarkan beberapa persepsi (pendapat)
mereka tentang filosofi idealis yang membujuk meraka terhadap sebuah
pandangan bahwa kenyataan sasaran bukanlah apa-apa dibandingkan tak lain
hanyalah merupakan penjelmaan internal dari sebuah wasiat individu,
diwujudkan menurut sejarah di dalam Hegel apa yang disebut 'roh'.
Hal utama pada serangan Engels dan Marx adalah tekanan dimana
Hegelians telah menempatkan pada filosofi sebagai cara dalam meneliti
permasalahan politis dan histories (sejarah). Sebagai akar dari pandangan ini
adalah kepercayaan Hegel's pada hal bahwasanya Î   Î adalah penjelmaan Î

Î, dan sosial itu dan permasalahan historis dapat diteliti dengan memandang
pada gagasan peran main sosial dan kehidupan berpolitik. Bagi Hegel, gagasan
(ide) bukanlah apa-apa dibandingkan dari kekuatan yang efektif di dalam
sejarah, suatu pandangan yang dibuktikan dengan penghitungannya terhadap
Revolusi Perancis yang, ia berpikir, merupakan suatu penjelmaan dari
'kebebasan gagasan (ide)¶ di dalam sejarah.
Marx mengkritik pendekatan ini, bagi Hegel tidak hanya merupakan
gagasan pertama, tetapi mereka dilihat sebagai penyebab sejarah nyata. Marx
merasa ini adalah sebuah kesalahan mendasar karena disimpulkan bahwa
abstraksi adalah kekuatan nyata dan sehingga memiliki eksistensi material.
Kedua, Marx merasa bahwa posisi Hegel menyebabkan distorsi utama dari
realitas yang disebabkan oleh karena filsafat. Jika, seperti Hegel telah beralasan,
hanya ide-ide (gagasan) yang nyata dan individu yang abstrak, maka filsafat itu
sendiri hanya bisa menjadi penyimpangan terhadap kenyataan dikarenakan
pengaktifan kesalahan dalam mengartikannya dengan ü
  

  '.
c
c  c  c c— c  c
Setidaknya ada dua alasan utama Marx dalam mengajukan sebuah teori
ideologi. Yang pertama adalah untuk menunjukkan bahwa ide-ide memiliki asal
material dan timbul dari kegiatan praktis, bukan sebaliknya. Kedua, Marx ingin
menunjukkan bahwa ia mampu menyediakan hubungan yang terpadu antara ide-
ide dan aktivitas materialnya, sehingga dia bisa memecahkan masalah bahwa
dengan tradisi filosofis ideologi sebagai sebuah representasi abstrak dari
gagasan. Dari sudut pandang ini, kita dapat melihat lebih dekat pada teori
ideologi, tetapi untuk memahami bagaimana Marx mengembangkan argumen
(pendapat), empat blok pembangunan ideologi akan dibahas: (i) hubungan
antara ide-ide dan aktivitas material dalam masyarakat, ( ii) hubungan antara
konsep ideologi dan teori persepsi, (iii) hubungan antara ideologi dan kelas-
kelas dominan, dan (iv) fungsi ideologi.
Blok pembangunan pertama dari teori ideologi merupakan hubungan
antara ide-ide dan material berlandasan kemasyarakatan. Hal pertama yang
manusia lakukan adalah menghasilkan materi yang berarti bagi keberadaan
mereka. Produksi ini sangat penting bagi kesejahteraan mereka bahwa bentuk
selanjutnya masyarakat selalu bertepatan dengan apa yang mereka hasilkan.
Pernyataan bahwa bentuk masyarakat selalu bertepatan dengan cara individu
menghasilkan kekuatan yang berasal dari fakta sederhana bahwa tindakan
pertama individu selalu ekonomi, karena manusia harus menghasilkan sesuatu
untuk menopang kehidupan. Dari tempat mulai yang sederhana, kita dapat
melihat bahwa sistem hubungan sosial yang selalu mencerminkan hubungan
sosial produksi. Dua kesimpulan penting dapat ditarik dari ini: (i) tindakan
produksi ekonomi bentuk hubungan sosial dan, selanjutnya adalah struktur
masyarakat, dan (ii) produksi ekonomi menimbulkan suatu sistem dari ide dan
keyakinan yang datang untuk mewakili produktif hubungan yang berdiri sebagai
'gambaran kesadaran dalam hidup mental¶.
Blok pembangunan yang kedua dari teori mengenai ideologi kekhawatiran
terhadap ide-ide cara mengubah persepsi internal individu dari dunia luar. Hal
ini membawa kita ke langkah berikutnya, yang merupakan definisi Marx tentang
konsep ideologi. Pertama menyatakan: 'jika dalam ideologi semua manusia dan
hubungan mereka muncul terbalik seperti pada kamera obscura, fenomena yang
muncul hanya sama seperti banyak dari proses kehidupan sejarah mereka
sebagai inversi benda pada retina tidak dari proses fisik mereka hidup. Definisi
kedua menyatakan: 'jika dalam imajinasi mereka [orang] dapat memutar balikan
realitas, maka ini pada gilirannya merupakan hasil dari keterbatasan modus
bahan aktivitas mereka dan keterbatasan hubungan sosial akan timbul dari hal
tersebut´. Dari kedua kutipan kita bisa menarik keluar kesimpulan dua titik
kunci tentang ideologi. Pertama dan yang terpenting, ideologi merupakan
sebuah sistem sikap, konsepsi, ide-ide dan keyakinan yang mampu untuk: (i)
membuat keadaan 'muncul terbalik', dan (ii) 'membalik' persepsi kita tentang
realitas.
Marx percaya bahwa kita tidak memandang realitas secara langsung
melainkan melalui ide dan konsep-konsep yang berlaku. Sejauh ini, ide-ide dan
konsep-konsep yang berlaku bertindak sebagai distorsi lensa atau filter melalui
mana kita datang untuk melihat kenyataan, dan ini menimbulkan dua pertanyaan
utama: Pertama, bagaimana masyarakat mendistorsi persepsi kita tentang
realitas dengan membuat hubungan sosial yang muncul terbalik dan Kedua
dengan cara apa tidak menipu masyarakat individu ke dalam pemikiran bahwa
persepsi pengganti diterima untuk kenyataan
Teori Marx tentang sebuah persepsi pada pernyataan bahwa, dalam
ideologi, semuanya tampak terbalik dan keaktifan hal-hal ternyata berbanding
terbalik dengan imajinasi. Dalam pandangan ini, ideologi memiliki kekuatan
yang luar biasa untuk (i) membentuk realitas dan (ii) mengubah persepsi dari
sebuah realitas . Marx berpikir bahwa individu memandang realitas secara tidak
langsung, melalui penyaringan konsepsi yang berlaku, ide, dan sikap dari kelas-
kelas yang dominan.
Sejauh ini, kita telah mampu menunjukkan bahwa: (1) 'ide' memiliki basis
materi sejauh mereka mencerminkan kehendak dan kepentingan kelas dominan,
dan (2) ide berasal dari hubungan material yang dominan dalam masyarakat,
karena kelas yang memiliki alat-alat produksi material pada pembuangan,
memiliki kontrol atas alat produksi mental, sehingga, secara umum, ide-ide
mereka yang tidak memiliki alat-alat produksi mental merupakan subjek dari
kebijakan ini yang harus tunduk pada apa yang disebutkan diatas.
Pandangan Immanuel Kant tentang bagaimana kita mengenal dunia luar
yang akan berguna dalam menggambarkan poin Marx. Kant menulis sebuah
risalah filosofis penting dalam abad kedelapan belas, yakni X
,  !

- , yang mengemukakan sebuah teori tentang bagaimana pikiran manusia
mampu menangkap realitas eksternal. Kant menyatakan bahwa kita tidak pernah
tahu dunia luar seperti dalam kenyataan karena selalu memberikan kontribusi
yang tahu sesuatu dengan persepsi tentang realitas. Dalam pandangan Kant, apa
yang merupakan pengetahuan kontribusi adalah merupakan kategori persepsi
yang utama pada ruang dan waktu, dan inilah subjektifitas yang akan mengubah
kenyataan.
Kapasitas ide ini untuk membalikkan sebuah realitas, Marx percaya, dari
kenyataan bahwa mereka mewakili kepentingan ekonomi dan dominasi satu
kelas orang di atas yang lainnya. Dua pertanyaan spesifik tetap: (i) apa
hubungan tertentu antara kelas dominan dan ide-ide yang berkuasa, dan (ii)
bagaimana ide-ide datang untuk mengubah realitas yang kacau balau dan
memerintah atas persepsi kita. Disetiap periode sejarah, dominasi satu kelas
mengarah ke sekelompok orang yang bertindak sebagai 'ideologis,' karena itu
adalah orang atau penyalur yang menyebarkan ide-ide dan keyakinan yang
mewakili kepentingan ekonomi dominan dari kelas penguasa. Marx percaya,
adalah bahwa konsep dan ide-ide 'mengambil bentuk universalitas,¶ yang berarti
bahwa mereka menyebarkan seluruh masyarakat yang lebih luas dan mengambil
hidup mereka sendiri. Kemudian, kelas-kelas dominan mewakili kepentingan
mereka sebagai kepentingan umum dan ketertarikan ini mengambil karakter dari
bentuk ideal: dan mewakili mereka sebagai ide-ide yang hanya berlaku secara
universal. Langkah terakhir. menurut Marx, terjadi ketika para ideolog
gilirannya bertolak belakang. Secara sederhana, ini berarti bahwa hubungan
nyata yang diwakili oleh konsep yang ü    
  
 

    
 .  ' terhadap individu dan muncul kepada mereka untuk
sebuah sistem yang sah dari ide-ide dan hubungan sosial.


   c
Blok membangun keempat dari teori ideologi memperhatikan fungsi yang
dilakukan oleh pengaturan ideologis dalam masyarakat. Ideologi memiliki
fungsi beberapa eksplisit yang bisa dihitung sebagai berikut. Pertama, ideologi
berfungsi untuk menyembunyikan kontradiksi sosial yang berasal dari
perbedaan kelas. Kedua, ideologi bekerja untuk menyelesaikan kontradiksi
dalam mendukung kelas yang dominan dan kepentingan mereka. Ketiga,
ideologi berfungsi untuk mengesahkan sistem dominasi dengan membuat
kontradiksi muncul seolah-olah mereka didasarkan pada perbedaan sosial secara
alamiah. Keempat, ideologi membuat penampilan menjadi bentuk yang
berlawanan seraca langsung dengan hubungan yang sebenarnya dengan
membuat seolah-olah pertukaran ekonomi adalah objek tunggal dan tujuan
hubungan sosial.
      . Tidak ada diskusi tentang ideologi akan
lengkap tanpa memberikan pemahaman yang jelas tentang konsep kontradiksi,
sebuah kontradiksi dapat dianggap sebagai cara yang dipakai untuk
menunjukkan perbedaan sosial, ekonomi dan politik antara setiap kelas-kelas
sosial. Marx menyatakan: "Masyarakat yang sampai saat ini selalu
dikembangkan dalam rangka pertentangan antara orang bebas dan budak, pada
Abad Pertengahan, bahwa antara bangsawan dan budak, dan di zaman modern
antara kaum borjuis (kaya) dan miskin. Sejauh ini, salah satu fungsi utama
ideologi adalah untuk membuat perbedaan kelas, khususnya materi perbedaan
antara kelas, tampak sah dan bukan bertentangan. Sebuah pertentangan, dalam
pengertian ini, adalah konsep yang digunakan oleh Marx untuk memahami
bagaimana perbedaan sosial terjadi karena adanya kelas sosial dan bagaimana
mereka ada, berdampingan, dalam masyarakat. Tugas ideologi adalah untuk
mengelola pertentangan dengan: (i) membuat mereka muncul sebagai sesuatu
yang sah, dan (ii) dengan menjelaskan pertentangan dengan menetapkan
menyebabkan mereka untuk sumber selain kesenjangan sosial dan perbedaan
kelas.
!  ¢       ¢    ¢ 
¢   "  c
Marx percaya bahwa awal perkembangan kapitalis bertepatan dengan
sejumlah perpindahan kunci sosial yang berakar pada sejumlah proses sosial.
Hal penting dari perkembangan ini adalah perpindahan dari feodalisme ke
kapitalisme yang Marx percaya dimainkan dalam pertumbuhan konflik antara
apa yang disebutnya ekonomi pedesaan dan ekonomi perkotaan. Dengan
perkembangan kapitalis, Marx mengacu pada perubahan yang terjadi dari
ekonomi pedesaan ke ekonomi perkotaan. Secara sederhana, pergeseran ini
menandai permulaan dari masyarakat kapitalis.
Pada tahap awal masyarakat feodal, cara hidup pedesaan sangat
mendominasi. Tidak ada perkotaan, ekonomi sepenuhnya agraria dan sistem
produktif diarahkan untuk menciptakan pasokan makanan. Dalam keadaan ini,
industri terutama terbatas pada penenunan di mana produsen kecil bergantung
pada pelanggan secara turun-temurun. Pada tahap ini, kekayaan terutama dalam
pemilikan tanah dan sumber daya turun-temurun. Sebagai kota pertama yang
mulai berkembang, mereka tetap berada di bawah hukum feodal dan hampir
tidak ada kehidupan komersial independen berkembang di luar ekonomi
pertanian.
Kemudian, menurut Marx, pembagian kerja mulai berkembang untuk
menciptakan sebuah Î   
 
   
   '. Hal ini
menyebabkan pembentukan kelas pedagang baru yang mandiri dari ekonomi
feodal dan yang mulai mengambil perusahaan komersial baru yang, untuk
pertama kalinya, meningkat di atas pertimbangan feodal dan pembatasan tarif
dan lama perjalanan yang ada antara yurisdiksi feodal. Kota mulai tumbuh dan
menjadi kurang bergantung pada ekonomi pedesaan. Komunikasi antara kota
mulai meningkat, memicu pengembangan baru, akses yang lebih besar dan
keadaan ketertiban dan keamanan antara daerah.
Tahapan kedua dari perkembangan kapitalis ditunjukkan oleh Marx adalah
berhubungan dengan peran yang dimainkan oleh sistem guild dalam kehidupan
ekonomi, dan konsekuensi dari hilangnya kontrol serikat pekerja lebih dari
perdagangan dan kerajinan. Pimpinan di antara fungsi mereka adalah
pembatasan kompetisi di antara tempat-tempat kerja dan peraturan perluasan
dan pasar. Dengan membatasi jumlah karyawan dan jenis tenaga kerja yang
dapat dimasukkan ke dalam toko, serikat pekerja mencegah lingkungan kerja
yang sudah ada dari perusahaan berubah menjadi kapitalis. Akibatnya, serikat
pekerja menentang perkembangan kapitalis dengan menghalangi spesialisasi
dan pembagian kerja yang diperlukan untuk produksi kapitalis skala penuh dan
pembuatan.
Tambahan pada perkembangan ini, ada perobahan dalam hubungan
properti. Pada awalnya adanya kemunculan milik pribadi yang tidak ada pada
zaman feodal. Dengan penciptaan milik pribadi, ada harga uang tanah dan ini
mempercepat jual beli tanah sebagai komoditas. Sebagai hasil dari pertumbuhan
milik pribadi, pemilik tanah mampu mengusir petani penggarap dari tanahnya,
membuat lebih besar dan lebih umum produktifitas peternakan.
Tahap utama kedua dari perkembangan kapitalis yang digariskan oleh
Marx dimulai pada akhir abad ketujuh belas dan berlanjut sampai diakhir abad
kedelapan belas. Selama ini, pengembangan ditandai dengan pemusatan
kekuatan perdagangan, kelautan dan kolonisasi. Hal ini menyebabkan
universalisasi pada praktek komersial dan tatanan ekonomi dunia berdasarkan
produksi dan pertukaran. Keberadaan koloni mengarah pada pembukaan pasar
baru, yang meningkatkan perdagangan, penyempurnakan keuangan
dan mempromosikan produksi.
Marx percaya bahwa konsentrasi baru pada kekuatan produksi - termasuk
pabrik, modal, tenaga kerja bebas, pasar dunia dan pembagian kerja yang
berkembang melampaui kekuatan produktif lama terikat dengan tanah. usaha
industri besar dan kompetisi universal meningkatkan komunikasi, melahirkan
pasar dunia modern dan hal ini mengubah seluruh modal alam menjadi modal
industri. Pengembangan dan konsentrasi kekuatan produktif membawa
pengembangan terhadap satu kelas dengan keuntungan bunga yang bersifat
universal. Pada tahapan ini, 'aktivitas kehidupan dimulai bertepatan dengan
akuisisi material dan membentuk semua hubungan secara alamiah. Sehubungan
dengan hal ini, Marx menuliskan bahwa, "sebuah kelas yang disebut sebagai
kelas yang mengalami kemajuan adalah sebuah kelas yang harus menanggung
semua beban masyarakat tanpa menikmati salah satu keuntungan¶. Kelas ini
digulingkan dari masyarakat dan berlawanan untuk melakukan pertentangan
pada hal ini.

— c  c  c
Tulisan ekonomi Marx membentuk salah satu kontribusi yang paling
komprehensif pada pemikiran sosial-nya. Karya pertama ekonominya utama
berjudul    
  
  ditulis pada tahun 1859.
Sementara itu Marx telah menangani beberapa elemen utama dari
perkembangan kapitalis di Ideologi Jerman (ditulis bersama Engels), ada tiga
macam masalah yang berbeda dari Marx ingin menggaris besarkan dalam
penelitiannya tentang kapitalisme. Pertama, ia ingin melihat sejarah munculnya
perdagangan sebagai cara hidup yang dominan. Kedua, ia ingin menguraikan
kerangka perubahan historis yang terjadi dalam kondisi kepemilikan dan
penggunaan lahan dan tenaga kerja yang menyertai kapitalisme. Ketiga, Marx
ingin menggambarkan perubahan mendasar yang terjadi dalam sistem hubungan
sosial dikarenakan kapitalisme mulai menjadi mapan.

cc c  c c  c


Pertama dan paling utama, 'ekonomi politik' istilah yang digunakan oleh
Marx untuk merujuk kepada tubuh kerja yang dikembangkan oleh dua pemikir
terkemuka, Adam Smith dan David Ricardo. Lebih tersurat lagi, ekonomi politik
adalah nama yang diberikan ke sekolah pemikir yang pemikirnya
mengedepankan cabang teori ekonomi yang berusaha untuk menjelaskan
karakteristik struktural dari ekonomi kapitalis. Karena ekonomi itu yang belum
mapan secara disiplin, ekonomi politik adalah istilah yang diberikan kepada
teori ekonomi abad kesembilan belas.
Dalam Volume 1 dari X   (modal), Marx melibatkan para ekonom
politik hampir sama kuat seperti dia memiliki Hegel. Bahkan, seperti sisi
filosofis Marx dapat dipahami dalam kaitannya dengan Hegel, sehingga aspek
ekonominya dapat dipahami dalam kaitannya dengan ekonomi politik klasik.
Kritik Marx tentang ekonomi politik yang ditujukan pada Smith dan Ricardo
atas ketidak mampuan mereka untuk melihat bagaimana undang-undang
ekonomi merupakan efek dari proses sejarah dan sosial yang lebih luas.
Marx menyerang ekonomi politik pada lima bidang yang terpisah. Pertama
dia tidak setuju dengan Smith dan Ricardo mengenai konsepsi tentang
masyarakat kapitalis sebagaimana diatur oleh undang-undang yang sah dan
fungsi ekonomi. Kedua, ia mengkritik kecenderungan mereka untuk memahami
kepentingan bersama masyarakat yang terdiri dari pengejaran keuntungan
ekonomi pribadi dan konsepsi mereka tentang masyarakat sebagai sebuah
pertukaran antara perdagangan bebas yang melakukan pertukaran tenaga kerja
dan upah di pasar. Ketiga, ia mengkritik pekerjaan mereka untuk menjadi benar-
benar cuek terhadap ketimpangan ekonomi yang melekat dalam tindakan
pertukaran. Keempat, ia menolak pernyataan yang dikeluarkan oleh Smith dan
Ricardo bahwa nilai adalah 'substansi' yang melekat didalam sebuah komoditas.
Kelima, Marx mengkritik para ekonom politik mengenai metode teoritis dan
penggunaan kategori abstrak, yang cenderung untuk melihat kegiatan ekonomi
seperti yang ada di atas tindakan praktis dari individu.
Mari kita lihat apa yang dikatakan Marx pada empat poin pokok.
(i) Kritik Marx tentang Smith dan Ricardo konsepsi masyarakat sebagai satu set
hukum ketetapan ekonomi. Smith berpendapat bahwa hubungan antara
komoditas, harga, upah dan keuntungan paralel hukum-hukum alam yang akan
mengatur dirinya sendiri. Marx mengkritik pandangan ini dengan beberapa cara.
Pertama, ia berpikir bahwa uang dan komoditas sendiri tidak membuat
kapitalisme. Kedua, Marx berpendapat bahwa kapitalisme bukanlah sebuah
sistem hukum yang abadi dan tetap yang akan ada untuk selama-lamanya,
melainkan muncul menjadi tahapan tertentu pada perkembangan sejarah dan
dengan demikian harus dia dipandang sebagai sebuah fenomena sejarah. Ketiga,
sementara para ekonom politik pada dasarnya menggambarkan kapitalisme dari
sudut pandang fungsi ilmiah, Marx melihat masyarakat kapitalis sebagai suatu
sistem hubungan sosial berdasarkan dominasi satu kelas atas kelas yang lainnya
dan ketimpangan kelas dikritik dari perspektif fungsi sejarah. Keempat, Marx
mengkritik Smith yang telah mengklaim bahwa kategori-kategori ekonomi
utama kapitalisme seperti komoditas, upah, produksi dan tenaga kerja secara
universal berlaku untuk semua masyarakat. Marx berpikir bahwa mereka
hanyalah merupakan validitas historis dalam keadaan tertentu dan dengan
demikian terikat ke mode tertentu sebuah produksi.
(ii) Marx mengkritik Smith dan Ricardo untuk kecenderungan mereka untuk
memahami kepentingan bersama masyarakat sebagai kepentingan yang hanya
terdiri dari kegiatan yang hanya mengejar keuntungan ekonomi pribadi dan
untuk konsepsi mereka individu sebagai pedagang bebas yang terlibat dalam
tindakan pembelian dan penjualan. Menanggapi hal ini, Marx mengkritik Smith
untuk menjadi benar-benar acuh tak acuh terhadap ketimpangan ekonomi yang
melekat dalam tindakan pertukaran. Marx berpikir bahwa Smith gagal untuk
mengakui bahwa 'tukar' mereka ternyata dikondisikan oleh kelas sosial mereka .
(iii) Ketiga adalah kritik Marx tentang cara ekonom politik memahami nilai.
Smith telah mengajukan pandangan bahwa tenaga kerja menambah nilai
komoditas dan nilai ini merupakan bagian dari substansi komoditas. Dalam hal
ini, Smith berpendapat nilai yang meningkatkan kekayaan masyarakat dan
muncul sebagai pertukaran komoditas dengan harga di pasar. Menanggapi
gugatan Smith bahwa nilai muncul dari interaksi komoditi, Marx percaya bahwa
Smith telah gagal untuk melihat nilai yang merupakan bagian dari kerangka
kerja sosial dan dikarena hal itu merupakan fenomena sejarah. Marx menolak
pandangan ini dengan menyatakan, di tempat pertama, bahwa nilai bukanlah
fenomena ekonomi yang bebas, namun sebenarnya berkaitan dengan urutan
hubungan sosial yang terjadi hanya dalam masyarakat kapitalis.
(iv) Marx mengkritik Smith dan Ricardo untuk pernyataan mereka bahwa
kegiatan ekonomi produksi, konsumsi dan pertukaran dapat dipelajari seolah-
olah mereka merupakan kategori-kategori ekonomi yang bebas, diberlakukan di
dalam kehidupan sosial dan politik. Dia berargumen bahwa ekonomi politik
telah gagal mempertimbangkan hubungan mendasar antara kehidupan sosial
manusia dan kategori-kategori ekonomi. Marx menyatakan bahwa kita tidak
dapat berpikir bahwa produk sebagai objek yang samar-samar yang tak tentu
tanpa konsep konsumsi, dan konsumsi tidak dapat dianggap tanpa
memvisualisasikan subyek yang aktif. 'sebuah gaun, Marx menulis,' menjadi
benar-benar gaun hanya jika µdipakai' dan dengan demikian,' produk adalah
produk, bukanlah karena perwujudan sebuah aktivitas, tetapi hanya sejauh itu
adalah objek bagi subyek yang aktif.
Menggambarkan pada konsep hubungan sosial, Marx berpendapat bahwa
kategori-kategori ekonomi tidak bisa terpisahkan tetapi saling berhubungan dan,
dengan demikian, selalu ada dua sisi dalam setiap hubungan sosial. Dia
mempertahankan bahwa kekayaan itu bukan sesuatu yang diproduksi secara
sendiri, di luar dari mode produksi, tetapi melekat dalam kegiatan kerja
manusia. Dengan menunjukkan bahwa kekayaan bukanlah merupakan produk
abstrak dari sebuah hukum ekonomi, Marx menggambarkan perhatian terhadap
hubungan sosial antara tenaga kerja dan modal.

¢     c
Mark menulis volume pertama   antara tahun 1855 dan 1867, dan itu
membuat penampilan pertamanya di musim dingin tahun 1867. Hal ini ditulis
dalam istilah ekonomi, sejarah dan politik yang menyampaikan, langkah demi
langkah, perkembangan kapitalisme industri. Sedangkan   tidak ada
bandingannya sebagai karya teori sosial, juga sebuah karya yang sangat rumit
karena cakupan besar sejarah dan ruang lingkup teoritis.
Sebagai studi sejarah dan teoritis,  / #, dapat dibagi menjadi tiga
bagian utama: (i) analisis ekonomi kapitalisme, (ii) analisis historis kapitalisme,
dan (iii) konsekuensi sosial dari kapitalisme. Sementara itu hal ini dipakai untuk
melampaui ruang lingkup penelitian ini guna untuk menutupi seluruh
teks  % adalah mungkin untuk menutup dua bagian substantif utama: (i)
yang berkaitan dengan teori ekonomi pada khususnya, seperti bab tentang
komoditas, teori nilai , proses pertukaran, proses kerja dan nilai surplus, dan (ii)
orang-orang yang menelusuri asal-usul sejarah kapitalisme, seperti bab
mengenai hari kerja, pembagian tenaga kerja, permesinan, industri dalam skala
besar, perupahan dan perhitungan yang bersifat primitif.

Xc ïcc cc  c c  cc c


   ## c
Komoditas yang dapat dilihat dari dua titik yang berbeda pandangan:
penggunaan nilai dan nilai tukar nya. Karena perbedaan antara 'menggunakan'
dan 'pertukaran' merupakan pusat teori Marx tentang kapitalisme, mari kita
melihat lebih dekat pada arti istilah. Pertama dan yang paling utama, nilai
penggunaan komoditi dapat didefinisikan sebagai kualitas komoditas tertentu
telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Nilai Penggunaan
komoditas memiliki beberapa karakteristik. Pertama, mengacu pada fungsi
sosial sebuah komoditi tertentu yang harus dilakukan dalam memenuhi
kebutuhan manusia, dan sebagainya, dipahami dalam sebuah pengertian bahwa,
nilai pakai adalah kemampuan suatu komoditi untuk memberikan layanan
tertentu untuk individu. Kedua dari nilai penggunaan komoditi adalah
kemampuannya untuk mengisi hanya satu kebutuhan tertentu atau fungsi.
Karakteristik ketiga adalah nilai pakai karena hal itu berfungsi langsung sebagai
alat eksistensi, sebagai sesuatu yang menopang kehidupan. Marx berpikir bahwa
karena nilai guna melakukan kebutuhan manusia yang spesifik dan
mempertahankan hidup, artinya mereka selalu konkrit dan khusus karena
melayani suatu tujuan manusia langsung.
Secara sederhana, nilai tukar mengacu pada kemampuan jumlah tertentu
dari satu komoditi. Nilai tukar satu Marx disebut sebagai nilai Efek, maka,
bukan salah satu bursa komoditi yang lain, atau satu komoditas yang
diperdagangkan bagi orang lain, tapi itu lebih kepada jumlah satu komoditas
yang dinyatakan dalam nilai jumlah komoditas lainnya - komoditas apapun.
Meskipun hal ini mungkin sulit untuk diikuti, makna nilai tukar
merupakan dasar untuk memahami hubungan sosial kapitalis dan seluruh teori
Marx tentang nilai. Pusat perhatian Marx adalah bahwa, segera setelah
perbandingan ini dibuat, sebuah 'elemen umum' ditemukan antara dua
komoditas yang berbeda membuat nilai-nilai mereka sepadan di bursa. Dua hal
terjadi: pertama, semua komoditas menjadi sebanding dalam hal nilai mereka di
tukar dan nilai guna yang keluar berdasarkan persamaan. Kedua, didalam
penukaran kapitalisma nilai tukar menjadi dominan pada hal yang terjadi
sebelumnya, begitu banyak sehingga semua hal ini membentuk hubungan sosial
lainnya.
Segera setelah hal ini terjadi, Marx percaya hubungan baru nilai muncul
yang belum pernah terlihat sebelumnya: nilai nilai tukar atau pertukaran. Ada
tiga alasan mengapa nilai tukar menjadi hal yang begitu sentral dipahami Marx.
Pertama, dalam kenyataannya komoditas tidak sebanding sebagai nilai tukar,
karena setiap komoditas hanya mampu melayani keinginan manusia yang unik
dan guna memenuhi kebutuhan manusia yang berbeda. Kedua, Marx berpikir
bahwa 'nilai tukar' merupakan suatu yang historis dan hanya dapat ditemukan
dalam masyarakat kapitalis dan tidak dalam modus produksi lainnya. Ketiga,
karena dalam pertukaran, nilai guna menghilang karena komoditas yang saling
diganti dengan satu sama lain, semua nilai dalam masyarakat kapitalis
dinyatakan secara abstrak dalam hal hubungan kuantitatif antara satu komoditas
dan komoditas lainnya. Pentingnya hal ini akan menjadi jelas dalam sekejap.

           c
Setelah membahas perbedaan antara penggunaan dan pertukaran (barter).
Marx mengalihkan perhatiannya untuk melihat asal-usul nilai tukar dan
turunannya dalam sejarah. Marx menyampaikan, pertama, bahwa nilai tukar
timbul sebagai akibat dari proses sosial yang berkaitan dengan perubahan dalam
sistem hubungan sosial yang terjadi dalam perubahan dari feodalisme ke
kapitalisme. Karena dalam masyarakat feodal tidak ada sistem pertukaran
(barter), dan nilai ini tidak ditentukan oleh pertukaran tetapi dengan
menggunakan, bagaimana kemudian penggunaan nilai tukar muncul.

   ¢   
 v c
Dalam diskusi tentang nilai tukar, Marx melanjutkan untuk melihat
dampak dari pertukaran pada sistem hubungan sosial dan terisolasi tiga
konsekuensi yang terpisah. Pertama, setiap kali terjadi pertukaran komoditi ini
dipusatkan pada penggunaan dikarenakan hanya pada unsur umum dari
kuantitas yang menentukan pertukaran. Konsekuensi kedua dari pertukaran
adalah bahwa hal itu menghilangkan perbedaan kualitatif antara berbagai jenis
kerja manusia yang menghasilkan komoditas. Marx berpikir bahwa semua
tenaga kerja adalah heterogen atau berbeda dan bahwa kekhasan ini dinyatakan
dengan keterampilan dan kemampuan yang berbeda dari semua tenaga kerja -
keterampilan dan kemampuan yang memungkinkan memiliki nilai guna yang
berbeda untuk diproduksi.
Marx percaya bahwa hubungan sosial antara orang-orang yang mengambil
bentuk transaksi ekonomi di mana semua hubungan dapat dikurangi untuk
saling bertukar dan menjadi subjek untuk membeli dan menjual. Hal ini hanya
mungkin terjadi dalam suatu masyarakat dimana semua nilai ditentukan oleh
kemampuan pada hal untuk dapat dimasukkan ke dalam media pertukaran -
pasar. Marx berpikir bahwa ini adalah kebalikan yang utama dari sistem
sebelumnya pada hubungan sosial di mana manusia masih berharga dalam diri
mereka, tidak tergantung pada media pertukaran.
Baik Smith dan Ricardo telah mengajukan suatu teori tentang nilai yang
mengambil posisi bahwa komoditas berharga dikarenakan tenaga kerja yang
masuk ke dalamnya. Untuk sebagian besar hal ini, Smith dan Ricardo terfokus
pada argumen mereka pada gagasan bahwa tenaka kerja adalah satu-satunya
sumber dari semua nilai, yang menyatakan bahwa hal itu merupakan ukuran
yang nyata dari nilai tukar dari semua komoditas. Sementara Marx mengadopsi
dasar-dasar teori nilai kerja dari Smith dan Ricardo, dia mengambil dua langkah
tambahan di luar hasil karya mereka. Pertama, dia tidak setuju dengan pendapat
bahwa tenaga kerja hanya menentukan nilai tukar komoditi dan berpikir bahwa
ekonomi politik telah benar-benar mengabaikan pertanyaan tentang bagaimana
nilai diubah menjadi nilai tukar. Kedua, ia menolak pandangan yang diajukan
oleh Smith, bahwa hanya satu jenis tenaga kerja yang dapat diwujudkan dalam
komoditi dan bersikeras bahwa ada dua elemen yang menempatkan tenaga kerja
menjadi komoditas tersebut. Marx mengacu pada dua elemen sebagai 'karakter
tenaga kerja ganda ' dan justru dalam hal ini bahwa revisi dari teori nilai kerja
melampaui ekonomi politik

    c
Marx memulai dengan mengajukan dua karakteristik tenaga kerja: kerja
berguna dan tenaga kerja abstrak. Marx melihat bagaimana tindakan individu
tenaga kerja yang berguna untuk merubahnya menjadi sebuah komoditas.
Jawaban singkat untuk masalah ini adalah bahwa kerja berguna adalah
ditransformasikan menjadi komoditas hanya dalam masyarakat di mana produk
kerja menjadi bentuk komoditi.
Kesimpulannya: sementara produk-produk kerja yang bermanfaat selalu
menjadi objek kebermanfaatan, mereka tidak selalu menjadi komoditas. Hal ini
menunjukkan bahwa produk kerja berguna yang dibuat dalam keadaan sejarah
yang berbeda dan pengaturan produktif yang berbeda, tidak menganggap bentuk
komoditas. Hanya dalam masyarakat kapitalis, Marx menyatakan, apakah hasil
kerja dapat dianggap berbentuk komoditas dan dengan demikian menjadi subjek
untuk bertukar.
Y    Selanjutnya, Marx mengalihkan perhatiannya untuk
tenaga kerja abstrak. Marx beralih pada alasan bahwa jika kita
mengesampingkan apa itu tenaga kerja berguna merupakan kemampuannya
untuk menghasilkan kebermanfaatan yang berbeda. Dilihat dari perspektif ini,
seluruh saham tenaga kerja berguna dalam kenyataan umum bahwa itu adalah
pengeluaran fisiologis energi. Dari perspektif modal, adalah mungkin untuk
mengenyampingkan kerja berguna dalam segala perbedaan kualitatif, dan fokus
pada tak lebih dari pengeluaran energi. Pusat pergeseran dari kualitatif ke
kuantitatif menghasilkan kerangka kerja apa yang disebut Marx 'Kerja abstrak'.
Hal ini disebut tenaga kerja abstrak ini yang memiliki karakteristik yang
sama dalam pengeluaran energi menurut kapitalis, dan dengan demikian tenaga
kerja abstrak yang menentukan nilai tukar komoditas.

X $%& &  #c
Y #&  #c
Pada dasarnya, dia memulai dengan dua macam fakta di tangan.
Komoditas tersebut memiliki sifat ganda dalam baik obyek pemamfaatanya dan
pembawa nilai tukar. Marx memulainya dengan menyatakan bahwa nilai
komoditi bukan merupan bagian dari alam. Nilai dalam pengertian ini bukanlah
merupakan zat yang ditemukan di suatu komoditi, karena ini merupakan hal
yang mustahil.
Marx menyatakan bahwa nilai tukar komoditi tidak terletak di dalam zat
(bahan) yang terkandung didalamnya, tetapi lebih merupakan produk dari
kerangka kerja sosial dan dengan demikian apa yang disebut nilai itu terletak
tersembunyi dalam apa yang dikategorikan memiliki nilai. Marx melanjutkan
dengan alasan bahwa karena nilai komoditas bukanlah sesuatu yang disebut zat
yang ada di dalamnya, maka nilai harus merupakan ekspresi dari sesuatu yang
lain. Bentuk nilai Marx disebut 'bentuk relatif dari nilai¶ dan ini merupakan
kunci untuk teori nilai.

&    v  #c


Dengan istilah relatif, berarti Marx menilai bahwa nilai komoditi hanya
bisa di hubungkan pada komoditas lainnya. Dalam pandangan ini, komoditas
tidak dapat memiliki nilai secara terpisah, dengan sendirinya. Sebaliknya, nilai
komoditas apa pun harus dinyatakan relatif - atau, dengan kata lain, dalam
kaitannya dengan beberapa komoditi lainnya.
Misteri nilai sekarang dapat diselesaikan. Sederhananya, 'nilai' muncul saat
sebuah komoditas dapat dibandingkan dengan komoditas lain dan dibawa ke
dalam hubungan dengan itu. Marx beralasan bahwa jika tidak ada komoditas
yang memiliki nilai dengan sendirinya, maka nilai bukan milik suatu komoditi
secara alami tetapi lebih merupakan produk dari hubungan sosial yang ada
dalam kerangka selanjutnya dalam masyarakat.
Untuk saat ini nilai komoditi ditentukan oleh hubungannya dengan
beberapa komoditas lain, dan hal ini Marx disebut 'nilai relatif. Tapi untuk
menyelesaikan analisis, kita harus pergi ke balik fenomena nilai itu sendiri dan
untuk melakukan hal ini Marx memperkenalkan istilah 'nilai setara¶. Sementara
perdebatan teoritis atas konsep nilai ekuivalen tidak jelas apa yang
diperdebatkan, maka akan cukup untuk menyatakan bahwa hanya beberapa
dasar-dasar konsep nilai setara. Marx menyatakan bahwa nilai terjadi ketika
bentuk-bentuk relatif dan setara nilai menghadapi satu sama lain.

       c
Marx memulai   dengan menelusuri asal nilai ke arah apa yang dia
sering disebut 'hubungan batin' dan dengan hal ini ia berarti bahwa perlu
mencari asal-usul sosial sebuah nilai dalam masyarakat dan sistem produksi.
Bagian penyelidikan ini merupakan hal yan unik karena diklaim sebagai hal
yang didasari oleh Marx, bahwa komoditas hanya memiliki nilai guna dan
bahwa 'nilai' itu sendiri bukanlah merupakan zat yang dapat ditemukan dalam
komoditas tersebut.
Konsep komoditi fetisisme digunakan oleh Marx untuk menunjukkan
proses ini individu memberikan nilai komoditas dan percaya bahwa mereka
memiliki kekuatan yang luar biasa. Marx menggunakan istilah fetisisme,
kemudian, untuk menggambarkan kecenderungan dalam kapitalisme pertama,
untuk percaya bahwa nilai adalah suatu zat yang melekat dalam komoditas; dan
kedua, untuk menentukan kecenderungan untuk memberikan kekuatan yang luar
biasa bagi komoditas.
Marx menegaskan bahwa ketika komoditas diyakini memiliki nilai dalam
dan dari diri mereka sendiri, kami keliru memberikan kekuasaan kepada mereka
yang tidak mereka miliki dalam realitas. Untuk memahami proses ini, Marx
melihat agama dalam masyarakat dengan system suku. Dalam masyarakat
berbentuk suku, individu memberikan kekuatan magis ke objek karena mereka
percaya kekuatan ini akan tumbuh dari sifat obyek itu sendiri.
Hal pertama yang dilihat Marx adalah sistem pertukaran. Dalam
kapitalisme, komoditas yang diproduksi untuk pertukaran dan kapitalisme
adalah sebuah masyarakat yang sistem produksi komoditas didasarkan pada
pertukaran (barteran). Marx percaya bahwa hanya pada tahapan ini dalam
sejarah perkembangan sosial yang, sebagai barang dari pertukaran, 'memperoleh
hasil kerja suatu objektivitas sosial serikat sebagai nilai-nilai. Dari perspektif ini,
komoditas fetisisme merupakan sejarah dalam hal tersebut yang hanya muncul
dalam masyarakat komoditas yang masuk ke dalam media pertukaran.
Untuk membuat hal ini jelas, akan berguna untuk membuat perbedaan
yang cukup sering dibuta Marx antara masyarakat feodal dan kapitalis. Dalam
masyarakat feodal hubungan individu untuk masyarakat merupakan hal terutama
yang diatur oleh nilai guna, karena produksi terutama untuk langsung
digunakan.. Fakta penting tentang masyarakat feodal adalah produksi yang tidak
terpisah dari konsumsi karena segala sesuatu dihasilkan akan digunakan untuk
pemeliharaan hidup. Jadi, apa yang diproduksi dalam masyarakat feodal tidak
pernah mengasumsikan bentuk yang berbeda dari kenyataannya sebagai nilai
guna. Oleh karena itu hubungan sosial mereka tidak mengambil bentuk
pertukaran dan tidak ada komoditas fetisisme.
Berlawanan dengan masyarakat kapitalis Di sini, produsen berhubungan
langsung dengan tanah telah dibubarkan dan, sebagai pekerja, mereka dipaksa
untuk menjual tenaga kerja mereka dengan mendapat imbalan berupa upah.
Dalam keadaan ini, apa yang dihasilkan oleh tenaga kerja tidak dikonsumsi
secara langsung, karena harus masuk ke dalam media pertukaran. Dalam hal ini,
dan hanya dalam kasus ini, apakah hasil kerja bias diasumsikan sebagai bentuk
komoditas.
Pertama adalah dalam sistem pertukaran diciptakan oleh kapitalisme.
Kapitalisme berbeda dari feodalisme dikarenakan hal ini hanya ada dalam
kapitalisme bahwa produksi komoditas didasarkan pada sistem pertukaran.
Dalam semua masyarakat sampai perkembangan kapitalisme, produksi terutama
untuk digunakan dan diakui sebagai suatu proses sosial. Sehingga Fetisisme
digambarkan sebagai tahapan dalam pengembangan produksi komoditas ketika
nilai diyakini tumbuh dari sifat fisik komoditas seperti yang masuk ke dalam
rangkaian pertukaran. Kedua adalah dalam transformasi hubungan sosial yang
terjadi dalam kapitalisme. Dalam semua masyarakat sampai perkembangan
kapitalisme, hubungan sosial telah ada diantara individu. Hanya dalam tahap
komoditas fetisisme, bagaimanapun, tidak tampak bahwa hubungan sosial antara
hal-hal (barang dari nilai) daripada antara individu. Fetisisme, dalam pengertian
ini, hanya dapat digambarkan sebagai tahap di mana manusia didominasi oleh
produk mereka dan dipaksa oleh kekuatan-kekuatan produk ini atas mereka.
Dalam kapitalisme hubungan sosial mengambil bentuk pertukaran.
Hubungan ketergantungan yang pernah ada dalam masyarakat feodal digantikan
oleh apa yang disebut Marx produsen swasta. Dalam hal ini, semua karakteristik
dari tenaga kerja lebih individu daripada sosial. Penting bagi kapitalisme, oleh
karena itu, adalah individu yang terisolasi yang melakukan fungsi sosial
bersama hanya bertujuan untuk keuntungan ekonomi pribadi. Dalam hal ini
pada saat dalam pengembangan komoditi kapitalisme, Marx percaya, bahwa
transaksi antara hal materi mengambil bentuk fetish. Komoditas tampaknya
memiliki kehidupan dari keterbukaan mereka dan masuk ke dalam hubungan
sosial antara satu sama dengan yang lainnya, dan dengan demikian tampaknya
memiliki kualitas manusia. Fetisisme 'tidak lain adalah merupakan hubungan
sosial yang pasti antara manusia yang mengambil bentuk yang fantastis dari
hubungan antara benda.
Sejauh ini bahwa hubungan sosial antar individu yang diatur oleh interaksi
dalam berbagai hal, interaksi hal mengasumsikan kualitas manusia sejauh
mereka memiliki: (i) hubungan sosial di antara satu sama lain karena mereka
masuk ke dalam pertukaran, dan (ii) karena mereka diyakini sebagai penentu
nilai eksklusif.
Marx percaya bahwa efek sosial dari proses fetisisme dapat diuraikan
dalam beberapa cara. Pertama, di bawah komoditas fetisisme, hubungan antara
orang-orang dalam mengambil bentuk hubungan antara mereka. Pada tahapan
ini, kehidupan sosial yang dimediasi oleh apa yang dia sebut sebagai pertukaran
materi. Dalam 'hubungan fantastis,' menghadapi manusia satu sama lain sebagai
subyek ekonomi - sebagai perantara dari kategori-kategori ekonomi dan sebagai
pemilik komoditas. Sebagai pemilik komoditas, manusia hanya pembawa proses
ekonomi dan, selama hal ini terjadi, baik itu mengaburkan bentuk manusia dan
bentuk manusia yang bermasyarakat.

|  "   c


Mark mulai mendiskusikan tentang reifikasi dengan mengasumsikan dari
awal bahwa manusia membentuk masyarakat. Bahkan, ia percaya bahwa
individu dan masyarakat adalah merupakan hal-hal kesatuan, sejak manusia
menciptakan masyarakat dengan tenaga kerja mereka. Marx percaya bahwa
reifikasi berasal dari kenyataan bahwa kategori-kategori ekonomi dalam
kapitalisme begitu dominan pada mereka yang mengarah pada keyakinan bahwa
masyarakat dan perilaku manusia berasal dari kategori produksi, ketika, dalam
kenyataannya, itu adalah sebaliknya.

X $%& X  #v  c


Fokus dari bagian berikutnya   yang bergantung pada penemuan
Marx tentang nilai lebih. Untuk cukup mengerti apa yang dimaksud Marx
dengan nilai surplus kita harus melalui empat langkah terpisah: (i) untuk
menjelaskan munculnya apa yang disebut Marx sebagai µtenaga kerja lepas¶'
dan kekuatan tenaga kerja, (ii) untuk membuat perbedaan antara hal yang
diperlukan dan surplus tenaga kerja, (iii) untuk menggambarkan pentingnya hari
kerja dan hubungannya dengan sejarah kerja surplus, dan (iv) untuk
menggambarkan perkembangan bentuk upah dalam hubungannya dengan tenaga
kerja yang tidak dibayar.

     '     
Tempat dimulainya dari teori nilai surplus dimulai dengan konsep tenaga
kerja lepas. Bagi kapitalis hal ini untuk membuat keuntungan, mereka harus
mampu menemukan komoditas di pasar yang memiliki properti untuk
menciptakan nilai lebih daripada biaya untuk membeli. Menurut Marx, komoditi
hanya merupakan jawaban atas permintaan ini merupakan tenaga kerja manusia.
Marx melanjutkan dengan mengatakan bahwa tenaga kerja manusia memiliki
dua atribut penting yang sesuai dengan permintaan ini: (i) ditemukan di pasar
dan dapat dibeli seolah-olah hal itu merupakan komoditas, dan (ii)
menghasilkan nilai lebih dari harga yang dibeli. Nama yang diberikan Marx
kepada komoditi kapitalis yang membeli merupakan 'kekuatan tenaga kerja.',
Mengapa bukan hanya tenaga kerja?
Jawaban atas pertanyaan ini cukup mudah. µkekuatan tenaga kerja' Istilah
memungkinkan Marx membuat perbedaan utama antara 'tenaga kerja' sebagai
aktivitas manusia dan 'tenaga kerja' sebagai kapasitas untuk menambah nilai
yang digunakan untuk komoditas - perbedaan yang tidak dibuat oleh para ahli
ekonomi politik. Perbedaan antara kekuatan tenaga kerja dan tenaga kerja Marx
memperbolehkan untuk menentukan mekanisme yang tepat yang menciptakan
keuntungan dalam masyarakat kapitalis sejak, untuk keuntungan, kapitalis harus
menemukan suatu komoditi di pasar yang memiliki properti untuk menciptakan
nilai lebih daripada biaya untuk membeli.. Tenaga Kerja memiliki dua atribut
penting: (i) ditemukan di pasar dan dibeli seolah-olah mereka itu merupakan
sebuah komoditas, dan (ii) mereka menghasilkan sesuatu yang lebih bernilai
dibandingka harga mereka ketika diperjual belikan..
Agar kapitalis untuk mencari tenaga kerja di pasar sebagai komoditas, dua
kondisi penting harus dipenuhi. Pertama, pemilik tenaga kerja (pekerja) harus
dalam posisi untuk menjual tenaga kerja nya sebagai komoditas, dan kedua,
buruh harus tampaknya menjadi ' bebas dimiliki' dari 'prestasi kerja' sendiri nya
di rasa mampu untuk membuangnya karena ia melihat cocok. Kondisi ini sangat
tepat menjadi 'bebas' untuk membuang prestasi kerja sendiri di pasaran disebut
'tenaga kerja lepas' dan itu merupakan dasar untuk kapitalisme karena membuat
pembelian dan penjualan tenaga kerja menjadi mungkin.
Tenaga kerja lepas hanya merupakan 'penampilan kebebasan' karena
dalam semua kasus pekerja terpaksa untuk menawarkan kerja nya untuk dijual
dan tidak bisa ada tanpa melakukannya. Jika kita melihat secara seksama pada
kondisi yang membuatnya tampak seolah-olah pekerja adalah 'bebas' dari agen
yang masuk ke dalam hubungan kontraktual untuk menjual tenaga kerja nya,
dalam kenyataannya periode waktu yang mana ia bebas menjual tenaga kerja
nya merupakan periode waktu yang dia dipaksa untuk menjualnya.

v     v  #¢   ¢  c


Marx membuat perbedaan konseptual yang memicu pengamatan kunci
pertama tentang nilai lebih. Ini terdiri dari dua konsep dasarnya: (i) tenaga kerja
yang diperlukan dan (itu) kerja surplus. Diperlukan tenaga kerja mengacu pada
bagian dari hari kerja yang dibutuhkan bagi pekerja untuk menghasilkan upah
biaya pemeliharaan sendiri.
Dalam konsep kerja surplus, Marx mengidentifikasi bagian dari hari kerja
di mana tenaga kerja berakhir bekerja dan di atas pekerja buruh perlu
memperbanyak diri. Marx menyebut tenaga kerja tambahan, 'surplus tenaga
kerja.' Dalam surplus tenaga kerja 'pekerja mengeluarkan tenaga mereka, tetapi
ini tidak memberikan nilai bagi mereka. Sebaliknya, mereka menciptakan nilai
lebih yang, secara kapitalis, memiliki semua pesona sesuatu yang diciptakan
dari ketiadaan. Nilai lebih, oleh karena itu, nilai yang diciptakan oleh kerja
surplus. Nilai lebih memiliki empat atribut utama: (i) itu adalah nilai yang
diciptakan oleh kerja surplus pekerja, (ii) tidak dibayar dan karena itu
menciptakan nilai bagi kapitalis tetapi tidak bagi pekerja tersebut; (magnit) itu
menyajikan penipuan karena klaim yang akan dibayar tenaga kerja, (iv) itu
adalah bentuk yang diakui bekerja terlalu berat dan dengan demikian pergi ke
pusat eksploitasi pekerja dalam bahwa pekerja tidak dibayar untuk kekayaan
yang mereka ciptakan dengan menghasilkan kerja surplus.
v     v  
  c
Marx menunjukkan 'surplus tenaga kerja' yang tidak baru dan sebenarnya
memiliki dasar historis, hanya untuk mencapai tahapan tertinggi pada
perkembangan sebuah masyarakat kapitalis. Ini dapat dibuat jelas jika kita
membandingkannya secara kontras dengan masyarakat kapitalis, feodal dan
budak. Dalam masyarakat feodal surplus tenaga kerja dilakukan oleh hamba
untuk majikan ini dibatasi sangat jelas baik dalam ruang dan waktu. Dalam hak
buruh, dimana majikan menuntut jasa buruh gratis dan ini jelas tidak dibayar.
Dalam perbudakan, sifat kerja yang belum dibayar juga jelas dalam bahwa
semua tenaga kerja dengan budak muncul sebagai tenaga kerja untuk majikan.
Marx percaya bahwa kerja surplus bentuknya telah diakui dalam semua
masyarakat dan yang jelas memiliki akar di kesenjangan sosial yang diciptakan
oleh sistem kepemilikan dan struktur kelas.
Hal ini cukup beralasan bahwa karena memanfaatkan tenaga kerja surplus
pemilik alat-alat produksi, maka nafsu untuk kerja surplus akan menjadi
terbatas. Dalam rangka untuk menunjukkan hal ini Marx memeriksa sejarah
bekerja terlalu berat di berbagai masyarakat. Dalam sistem feodal, kerja surplus
muncul dalam bentuk kewajiban utang di mana hamba yang berhutang pada 12
hari kerja pada majikan. Hanya dalam masyarakat kapitalis melakukan
eksploitasi ini mengambil bentuk nilai surplus, dan bentuk dari bekerja terlalu
berat adalah upah buruh.

&  (&   c


Marx percaya bahwa "bentuk upah 'itu adalah metode penipuan pada
kompensasi pekerja, dan berpendapat bahwa hal itu membuat kerja yang tidak
dibayar muncul seolah-olah hal itu dibayarkan pada tenaga kerja. Dengan
membuat kerja surplus muncul sebagai modal kerja, para pekerja ditipu untuk
percaya bahwa, dengan tenaga kerja mereka, mereka hanya mempertahankan
diri, ketika ternyata belum dibayar untuk meningkatkan porsi kekayaan
kapitalis.


X $%¢ )Y      c
Y ¢  c
Pembahasan Marx tentang akumulasi primitif terjadi relatif terlambat
dalam pengobatan secara keseluruhan dari proses perkembangan kapitalis,
hampir menjelang akhir pekerjaan. Dalam arti yang sangat penting, akumulasi
primitif adalah 'asli' acara menimbulkan kapitalisme, dan Marx menyebutnya
sama ekonomi dari dosa asal. Cukup lain, akumulasi primitif adalah nama yang
diberikan Marx kepada proses di mana alat-alat produksi menjadi milik pribadi
dari satu kelas sekelompok orang dan menciptakan 'pemiskinan dari produsen
langsung.
Untuk menjelaskan hal ini, Marx mulai dengan menggambar pada legenda
populer yang menjelaskan adanya dua kelompok yang berbeda dalam
masyarakat, yang kaya dan yang miskin . Kebanyakan orang percaya, menurut
Marx, bahwa orang kaya yang rajin. Tetapi, dalam kenyataannya, kebenaran
adalah sebaliknya. Kemiskinan dari sebagian besar adalah kisah dari paksaan,
pengambil alihan dan perampokan. Akumulasi primitif kemudian merupakan
konsep yang digunakan oleh Marx untuk memahami kekuatan koersif di tempat
kerja membawanya tentang masyarakat kapitalis. Kunci untuk memahami
akumulasi primitif adalah konsep kerja gratis ', dan jadi kita melihat secara
singkat, sekali lagi, saat ini istilah penting.
Akumulasi primitive menggambarkan gerakan historis yang mengubah
produsen langsung dari masyarakat feodal ke dalam buruh upah pada
masyarakat kapitalis. Marx menyatakan, segera setelah emansipasi dari
perhambaan berlaku. Buruh lepas terjadi dalam transisi dari feodalisme ke
kapitalisme. Dalam masyarakat feodal, semua tanah berada di bawah kekuasaan
raja, yang benar itu adalah untuk mempersembahkan tanah untuk aristokrasi
dalam pertukaran bagi pelayanan militer dan penghormatan dalam bentuk
kewajiban.
c
Y ¢  c
Yang pertama tahap ini ditandai dengan menyita buruh tani dari tanah
garapannya. Tahap ini dimulai pada sepertiga terakhir pada abad ke lima belas
ketika populasi besar petani penggarap 'terpaksa' terlempar dari tanah oleh
penggusuran dan penyitaan tanah karena pertanian menjadi lebih berharga dan
kemudian 'dikuasai' oleh pemilik tanah. Tahap pertama dari proses
menyebabkan pembubaran seluruh cara hidup - hilangnya kota-kota, paroki dan
penggunaan tanah umum sebagai sarana memproduksi penghidupan. Marx
berpendapat bahwa periode ini menandai awal pengalihan alat-alat produksi ke
tangan kelas dominan. Tahap kedua dari akumulasi primitif, secara resmi
disebut oleh Marx proletarianisasi kelas petani feodal, ditandai dengan
pengalihan hukum tanah feodal ke tangan swasta dengan penyitaan langsung.

    )*    c


Selanjutnya, Marx terfokus pada pengembangan industri pabrik dan
penciptaan pabrik sebagai pusat produksi kapitalis dan mata pencaharian. Hal
ini dikandung dari dampak pada pekerja industri pabrik sebagai dasarnya terjadi
sepanjang tiga peluasan aktivitas dan perubahan. Masing-masing melibatkan
perubahan-perubahan substansial dalam cara kerja dilakukan dan dibahas dalam
tiga kategori yang terpisah: (i) kerjasama dan industri dalam skala besar, (ii)
pembagian kerja dan manufaktur, (iii) mesin dan industri skala besar.
Tempat awal 'kerjasama dan industri skala besar, Marx menulis, adalah
merupakan perakitan sejumlah besar pekerja di pabrik. Agar hal ini terjadi,
sejumlah besar pekerja dibawa bersama-sama dalam satu tempat untuk tujuan
produksi. Marx mengamati tiga efek perluasan kerjasama gabungan. Marx
kemudian menunjukkan bahwa kerjasama antara pekerja menimbulkan apa yang
disebut 'sistem interkoneksi "yang muncul antara buruh secara individu. Sistem
ini bukan rencana pekerja sebagai kelompok maupun rencana seorang pekerja
individu, melainkan diciptakan oleh kapitalis. Dalam hal ini, interkoneksi
mereka menghadapkan mereka pada dua cara: (i) sistem tidak melayani pekerja
sebagai individu, karena aktivitas mereka sebagian besar diperuntukan untuk
kapitalis yang membawa mereka bersama-sama, dan (ii) apa yang mereka
lakukan bersama adalah bukan merupakan hasil dari rencana mereka sendiri,
karena penyatuan mereka menjadi satu kesatuan bukanlah sesuatu yang mereka
pahami berada di luar kompetensi mereka.

)*      v     c


Menurut Marx, kerjasama kompleks terjadi ketika keterampilan
sebelumnya tertanam dalam pekerja menjadi fungsi dari proses pembagian kerja
itu sendiri. Sebelumnya, serikat telah membatasi pembagian kerja dalam rangka
menjaga integritas perdagangan yang berbeda dan kerajinan. Marx kemudian
melanjutkan untuk membuat perbedaan antara kerjasama sederhana dan
kompleks lebih eksplisit. Kerjasama Kompleks, di sisi lain, terjadi ketika setiap
individu melakukan operasi yang terputus dan terisolasi dari satu sama lain dan
dijalankan berdampingan. Setiap operasi diberikan pengrajin terpisah dan
komoditas yang dihasilkan oleh aksi gabungan dari kooperator, namun tidak ada
pengrajin individu menghasilkan komoditi sendiri. Perkembangan pembagian
kerja memimpin rincian keterampilan kerajinan dan 'penguraian kerajinan ke
dalam operasi yang berbeda dan terpisah. Ketenagakerjaan tersebut menjadi
berubah menjadi kehidupan 'fungsi parsial panjang.

— c  c
v    
c
Setelah Hegel, Feuerbach dan Marx adalah yang pertama untuk
memberikan ekspresi sistematis dengan tema keterasingan, dan itu adalah
pekerjaan mereka yang merupakan tempat awal untuk mengedepankan teori
keterasingan. Hegel mengajukan gagasan bahwa orang tidak menyadari diri
mereka secara langsung tetapi dalam kenyataan selalu menghadapi kendala
yang bertindak terhadap merekaHegel mungkin merupakan hal pertama untuk
memahami bahwa manusia dapat mengalami sendiri aktivitas mereka sebagai
sesuatu kegiatan eksternal kepada mereka, sesuatu yang 'bukan diri', dan ia
menggambarkannya pada saat ini dalam pengalaman manusia sebagai
keterasingan. Gagasan bahwa 'diri' dapat dialami sebagai sesuatu yang lengkap
atau belum sepenuhnya dikembangkan merupakan hal yang sama sekali baru,
dan dilengkapi pengalaman modernisme dengan memberikan ekspresi kepada
fragmentasi pengalaman manusia yang berhubungan dengan masyarakat
modern.

     Y   'c


Tulisan Feuerbach merupakan pusat dari teori sentral bagi Marx dalam
bebrapa hal-hal kunci. Pertama, Feuerbach memberikan kritik yang
menakjubkan dari filsafat Hegel dengan menyatakan bahwa sejauh Hegel
percaya di dunia filsafat yang memerintah atas dunia nyata, filsafat teologi
digandakan dan dalam pengertian ini tidak lebih dari sebuah agama. Kedua,
Feuerbach membentuk hubungan antara filsafat dan agama dengan menyatakan
bahwa keduanya merupakan keterasingan manusia bahwa mereka salah dalam
mengartikan realitas dan kemanusiaan. Ketiga, dengan memindahkan hal yang
menjauh dari idealisme Hegel, Feuerbach bergerak ke arah materialisme, dan ini
menjadi dasar bagi Marx untuk mengkristal pemikiran tentang asal-usul
ekonomi keterasingan.
Dalam esensi kekristenan Feuerbach telah mengklaim bahwa ia telah tiba
pada perspektif filosofis baru pada sebuah penyokongan Hegel. Hal
kontroversial tentang karya Feuerbach adalah pernyataannya bahwa filsafat
idealis yang tidak lebih dari agama yang menyamar sebagai pemikiran filosofis
yang sistematis. Feuerbach beralasan idealisme yang tidak lebih dari sebuah
gerakan filosofis untuk menemukan Tuhan dalam ide dasarnya dengan
menempatkan otoritas ontologis dalam akal manusia itu sendiri
Argumen utama Feuerbach terfokus pada agama, dan pandangannya yang
tidak kurang dari sensasional. Dia telah menegaskan bahwa dalam membuat
agama, hakekat manusia tanpa disadari merupakan proyek mereka ke sebuah
gambar dan, dalam membuat gambar ini ke dalam Allah, mereka menetapkan
kualitas untuk itu yang memberikan penjelasan non-manusia. Feuerbach
menyatakan bahwa pengenaan menahan diri merupakan ketinggian
keterasingan, karena, dalam membuat agama, manusia hanya mengandalkan
pengalaman mereka sendiri bertindak esensi kembali kepada mereka dalam
bentuk aturan asing yang mencela mereka karena sifat mereka dan
mempersempit paksaan hidup mereka kepada citra kesempurnaan. Agama
dalam tulisnya adalah disunting manusia dari diri mereka sendiri. Dalam
pandangan Feuerbach, agama adalah non-manusia atau anti-manusia.
Dalam menyatakan bahwa agama memiliki basis material, Feuerbach
merupakan salah satu yang pertama untuk menunjukkan bahwa agama itu
sendiri adalah 'antropologi' sejauh itu menunjukkan perkembangan material
manusia dalam hal lapisan akumulasi kepercayaan. Dalam pandangan ini,
kepercayaan tidak lagi dalam domain teologi tetapi lebih dipandang sebagai
sebuah antropologi.

¢     'c


Kritik utama Marx tentang Feuerbach adalah pada bidang sosial dan
sejarah. Perhatikan penekanan Marx pada pertanyaan abstraksi Feuerbach
tentang esensi manusia. Bagi Feuerbach, esensi manusia adalah abstraksi agama
yang tidak punya apa-apa yang khusus, baik sosial maupun ekonomi, dan
dengan demikian hal itu menjadi signifikan karena, dalam mencari asal-usul
bahan agama manusia umumnya bodoh. Marx percaya bahwa keberadaan
manusia hanya dapat dipahami dalam hal produksi ekonomi, sehingga dalam
pandangannya Feuerbach kembali ke Hegel dengan menetapkan esensi
keagamaan dan filosofis dalam keberadaan manusia. Keterlibatan Marx dari
Feuerbach dan Hegel, oleh karena itu, didasarkan pada pernyataannya bahwa
keterasingan adalah diperlakukan sebagai konsekuensi nyata pembangunan
sosial dan ekonomi.

           %+,,c


Dalam rangka benar-benar memahami teori Marx tentang keterasingan, akan
berguna untuk membandingkannya secara singkat dengan hasil karya Hegel.
Untuk Hegel, seperti yang kita lihat, konsep pengasingan menuntut penyelidikan
ke dalam konsep abstrak dan filosofis kekuatan spiritual seperti kesadaran dan
akal. Bagi Marx, ini 'oposisi' dan 'negasi' yang material sejauh mereka pahami
sebagai realitas ekonomi diwujudkan dalam bentuk kelas-kelas sosial. Untuk
Marx, maka, perjuangan untuk realisasi diri adalah perjuangan akan material
yang dimainkan pada bagian depan ekonomi dan pergeseran ini nantinya diganti
menjadi perjuangan abstrak Hegel dalam pemikiran.
Marx mengembangkan teori keterasingan untuk menyampaikan dua ide-ide
sentral dan dominan. Pertama, ia ingin menyampaikan ide bahwa manusia
membentuk masyarakat, dan di beberapa titik masyarakat merupakan
perpanjangan yang alami dari sifat mereka dan mereka menjadi cerminan
mereka dan mereka merasa berada didalam rumah. Kedua, Marx ingin
menyampaikan gagasan bahwa, sebagai masyarakat modern yang berkembang,
manusia mulai merasakan adanya masyarakat yang tidak membuat mereka
sendiri dan tidak lagi mencerminkan siapa mereka atau sifat mereka, tetapi
nampaknya asing dan dengan demikian berdiri di atas dan terhadap mereka.

             c Marx menekankan gagasan bahwa


manusia mendefinisikan diri mereka dalam alam dan sejarah terutama melalui
kegiatan mereka bekerja. Dia percaya bahwa bekerja sangat penting bagi
keberadaan manusia bahwa hal itu adalah bagian dari mereka berada dan dalam
pengertian ini merupakan bagian dari esensi manusia. Bekerja menurut Marx,
adalah alat utama di mana manusia menyadari diri mereka di alam dan sejarah.
Dalam hal ini, dia mendefinisikan manusia di setidaknya tiga indera tertentu.
Pertama, melalui kontrol mengerahkan individu atas alam dan rintangan alam,
dan karena itu merasa diri mereka untuk menjadi aktif daripada pasif dalam
sejarah. Kedua, bekerja merupakan sumber eksistensi manusia dalam
menghasilkan kebutuhan bahan makanan, tempat tinggal dan pakaian. Ketiga,
tenaga kerja merupakan bagian dari definisi diri manusia karena melalui hal itu
individu mengontrol keadaan mereka dan secara aktif merasa dikonfirmasi
dalam kegiatan mereka.
Selain itu, Marx melanjutkan dengan alasan bahwa bekerja melakukan
fungsi penghubung dengan menghubungkan keberadaan manusia dalam tiga
cara penting. Pertama, menghubungkan mereka dengan alam sejauh mereka
adalah bergantung pada alat-alat produksi untuk memenuhi diri dengan
memproduksi makanan, tempat tinggal dan pakaian. Kedua, tenaga kerja
menghubungkan mereka ke sarana afirmasi diri karena membantu mereka
mendapatkan kontrol atas alam dan memfasilitasi kesejahteraan dan eksistensi.
Ketiga, menghubungkan mereka ke produk kerja mereka sejauh bahwa produk
tersebut memiliki nilai pakai yang langsung digunakan sebagai sarana
eksistensi. Dia melanjutkan untuk mengidentifikasi empat jenis yang berbeda
keterasingan: (i) keterasingan dari produk kerja, (ii) keterasingan dari kegiatan
produktif, (iii) keterasingan dari spesies manusia, dan (iv) keterasingan dari
sesama manusia.

     ¢ . Bagaimana pekerja kehilangan produk mereka?


Untuk menjawab pertanyaan ini, kita secara singkat dapat melihat produksi
dalam masyarakat feodal. Dalam masyarakat feodal, apa buruh memproduksi
milik mereka secara langsung, dan mereka mengkonsumsi itu untuk memenuhi
kebutuhan mendesak mereka ekonomi. Dalam pengertian ini, produk buruh
langsung memenuhi kebutuhan materi mereka dan ini menopang kehidupan
mereka dan keberadaan. Kepemilikan atas alat-alat produksi yang terkonsentrasi
di kelas lain, baik objek tenaga kerja dan tenaga kerja itu sendiri menghadapi
pekerja eksternal sebagai hal yang tidak membuat mereka sendiri. Dalam
pengertian ini, kehidupan yang pekerja menganugerahkan atas objek
menghadapi pekerja sebagai sesuatu yang asing dan bermusuhan. Dengan cara
ini, keterasingan produk mengubah hubungan individu pada dunia alam.
Sebagai alat-alat produksi menjadi milik satu kelas, mereka berdiri di atas dan
terhadap para pekerja dan menentang mereka sebagai suatu hal yang asing.
Marx beralasan bahwa hilangnya hubungan buruh untuk alat-alat produksi
meningkatkan ketergantungan mereka atasnya dalam dua cara: pertama, mereka
menerima pekerjaan dari itu, dan kedua, mereka menerima sarana subsistensi
fisik, tetapi hanya secara tidak langsung dalam bentuk upah.
Terakhir, alienasi produk koneksi istirahat bentuk pekerja dalam
mengidentifikasi dengan produk produksi mereka. Dalam masyarakat feodal,
apa buruh memproduksi menegaskan hubungan mereka harus kekuatan mereka
sendiri tenaga kerja produktif karena 'diwujudkan dalam objek atau produk. Ini
memberitahu kita bahwa produk kerja selalu 'ringkasan kegiatan produksi dan
apa yang dihasilkan merupakan sumber identifikasi diri. Sebagai tukar menjadi
hubungan sosial yang dominan, keterasingan menjadi produk terbesar saat
pekerja tidak dapat menggunakan produk yang mereka hasilkan.

     ¢    . Dalam jenis ini keterasingan manusia
yang menyebabkan mereka kehilangan kontrol atas kapasitas kerja mereka
untuk menegaskan mereka sedang dan mendefinisikan keberadaan mereka.
Keterasingan dari kegiatan produktif berbeda dari keterasingan produk dan
untuk memahami kategori ini semaksimal mungkin kita harus melihat
bagaimana Marx menggunakan konsep bagi Marx yang disebut hubungan.
Individu yang terhubung dengan eksistensi dalam dua cara: (i) berhubungan
dengan diri mereka sendiri, dan (ii) berkenaan dengan orang lain dan dunia
sosial.
Dalam kegiatan produktif bertindak untuk 'menegaskan' hubungan
individu untuk diri mereka sendiri, untuk kekuatan produktif dan istirahat yang
penting bagi keterasingan mereka, sambungan ke sifat diri ± menegaskan yang
bekerja aktivitas di empat cara luas. Pertama, tenaga kerja yang berada diluar
pekerja dalam bahwa milik kapitalis daripada milik pekerja yang esensial.
Karena berada di luar pekerja dan bukan milik mereka, tidak bisa 'menegaskan'
mereka. Kedua, keterasingan dari kegiatan produktif yang memutar balikkan
hubungan individu untuk diri mereka dan kekuatan mereka sendiri. Pekerja
'hanya merasa diri mereka di luar pekerjaan mereka, dan dalam pekerjaan
mereka, mereka merasa di luar dirinya. Ketiga, hasil kerja para pekerja tidak
berpegang pada kepuasan langsung pemenuhan kebutuhan nya karena apa yang
dihasilkan masuk ke dalam media pertukaran. Keempat, tenaga kerja yang
dialami sebagai suatu yang eksternal tidak menegaskan 'pekerja tetapi hanya
tenaga kerja untuk pengorbanan diri dan ini' mempermalukan tubuh dan pikiran.
Marx melanjutkan dengan alasan bahwa keterasingan dari kegiatan
produktif membalikkan hubungan individu terhadap fisiknya dlam beberapa
cara. Pertama, sementara di masyarakat sebelumnya kegiatan produktif
mendefinisikan ruang lingkup tindakan bebas di semua fungsi, dalam kegiatan
kapitalisme produktif (tenaga kerja) bebas hanya dalam berbagi pekerja yang
sama fungsinya dengan binatang seperti makan, tidur, minum dan berprokreasi,
karena hanya fungsi-fungsi ini yang bebas dan tanpa pengawasan. Kedua,
meskipun makan, minum dan berprokreasi jelas merupakan fungsi manusia,
mereka menjadi terbatas pada domain fungsi binatang setelah mereka telah
dipisahkan dari 'bidang aktivitas manusia. Ketiga, karena manusia didefinisikan
melalui kegiatan produktif mereka, keterasingan hubungan antara pekerja dan
kekuatan diri mereka telah terdefinisi. Marx percaya bahwa pemindahtanganan
kegiatan produktif istirahat koneksi paling penting untuk penyambungan aktif
manusia harus sendiri.
     v  . Dalam keterasingan spesies, Marx berpendapat
bahwa manusia akan terasing dari spesies mereka sendiri. Marx pada dasarnya
percaya bahwa manusia hidup dalam hubungan aktif dengan dunia alam dan
dalam pengertian ini memiliki karakteristik tertentu yang menandai mereka dari
spesies lain. Keterasingan spesies akan merusak sehingga umat manusia harus
sadar bahwa mereka berada di dua hal mendasar. Pertama, karena ternyata
bekerja menjadi sebuah tindakan fisik, mencabut apa yang telah diberikan alam
pada manusia atas kehidupan binatang, sehingga mengubah kesadaran secara
fisik. Kedua, dengan mengubah kesadaran yang menjadi fisik sedang, itu
membuat tenaga manusia seperti tenaga kerja hewan. Dalam bentuk
keterasingan, sifat manusia berbalik melawan dirinya dalam bahwa manusia
menjadi makhluk yang bersumber pada aktivitas fisik.
Marx menyatakan bahwa hubungan individu dengan alam berbeda dari
hewan dalam beberapa hal. Pertama, binatang hidup langsung dari alam dan
dengan demikian tidak harus menciptakan nilai yang akan digunakan oleh
produksi. Kedua, manusia adalah spesies yang berbeda dari hewan karena
mereka telah sadar, dengan apa yang mereka cerminkan atas diri mereka sendiri,
kehidupan mereka dan kekuatan mereka sendiri. Ketiga, hewan memproduksi
hanya untuk memenuhi kebutuhan langsung fisik mereka, sedangkan manusia
menciptakan suatu dunia objektif oleh tindakan sosial mereka sendiri.
Marx percaya bahwa spesies keterasingan mengubah hubungan individu
untuk spesies nya dalam dua cara-cara tertentu. Pertama, ternyata alam
spesies menjadi berarti dalam kehidupan individu karena hal itu menjauhkan
kehidupan spesies dari kehidupan individu, dan dalam melakukan hal ini dan itu
membuat hidup perorangan yang abstrak dari kehidupan spesies. Kedua, dalam
pengasingan tenaga kerja dari spesies, hubungan individu untuk spesies nya atau
keunikan dibalik, karena manusia yang bekerja tidak lagi melakukan tindakan
untuk menegaskan aktivitas kehidupan sadar namun hanya bertindak sebagai
sarana eksistensi sehingga hidup itu muncul dengan sendirinya bukan sebagai
penegasan dan kekuasaan tapi hanya sebagai sarana.

     v    . Ada dua pengertian penting tentang


keterasingan dari sesama manusia yang terjadi. Pertama, sejauh kapitalisme
memaksa individu untuk menjadi terisolasi dari satu sama lain dan untuk
mengejar kepentingan pribadi mereka demi keuntungan pribadi, mereka masuk
ke dalam kompetisi satu sama lain. Sedangkan pada satu waktu individu pada
dasarnya makhluk kolektif, mereka menjadi makhluk individu. Kedua,
keterasingan manusia dari manusia sesama mereka terjadi dikarenakan
masyarakat membuat kelas lain pewaris tunggal dari produk kerja mereka.
Ada dua cara prinsip di mana ini telah terjadi. Pertama, sejauh sebagai
individu yang terisolasi satu sama lain oleh kompetisi, mereka dibuat menjadi
makhluk individu di mana mereka pernah makhluk kolektif. Kedua,
keterasingan dari sesama manusia terjadi sebagai masyarakat membuat kelas
lain pewaris tunggal dari produk kerja mereka

Ê      . Proses objektifikasi bisa diklarifikasi jika kita
melihat keterasingan sekali lagi, jika alienasi dapat digambarkan sebagai
hilangnya kemampuan pekerja untuk mewujudkan diri, objektifikasi adalah
realisasi tenaga kerja yang mengacu pada kapasitas manusia positif dalam
'menduplikat' diri di dunia yang mereka ciptakan. Ini duplikasi dalam
masyarakat melalui tenaga kerja merupakan realisasi dari tujuan manusia. Bagi
Marx objektifikasi diperlukan jika individu mampu memanusiakan alam, untuk
mengubahnya menjadi ungkapan yang memiliki kualitas manusia. Dalam hal
ini, objektifikasi tidak sama dengan keterasingan bahwa hal itu adalah
merupakan realisasi positif dari aktivitas bekerja. Bagi Marx, kebenaran adalah
objek tenaga kerja merupakan objektifikasi buruh hidup spesies, oleh karena itu,
dalam membuang jauh objek produksi mereka, keterasingan tenaga kerja
merupakan air mata manusia dari kehidupan spesies mereka.

—   c c  c


v  ¢     #  c
Marx menjadi tertarik pada teori politik setelah pindah ke Dresden pada
tahun 1842. Dalam tulisan awal berjudul X
,  Î !( 
- diterbitkan pada tahun 1843, Marx melakukan revisi kritis terhadap
filsafat politik Hegel, dan ini menyebabkan salah satu diskusi pertama Marx
tentang sistematis negara. Kemudian, dalam sebuah karya berjudul Î!  
!
 (    0yang diterbitkan dalam tahun yang sama, Marx melihat
hubungan antara masyarakat sipil dan perkembangan negara modern.. Akhirnya,
dalam Perang Sipil di Perancis, ditulis dalam tahun l871, Marx fokus pada
perkembangan politik negara Perancis.
Konsisten dengan pandangan ini, setidaknya ada empat proposisi utama
yang membentuk dasar dari teori Marx tentang negara. Yang pertama adalah
pernyataan bahwa negara memiliki bahan asal dan karena itu, tidak terlepas dari
struktur ekonomi masyarakat. Kedua, Marx menegaskan bahwa negara modern
berkembang hanya dalam kondisi historis tertentu yang timbul dalam kekuatan
produktif masyarakat, dan di bawah keadaan ini adalah sejarah dan sosial di
alam. Ketiga, Marx menegaskan bahwa negara mencerminkan struktur kelas
yang berlaku dalam masyarakat dan dengan demikian bertindak sebagai alat
ukur dari kelas yang dominan. Keempat adalah pernyataan dari Marx bahwa
penampilan negara dalam masyarakat secara historis tergantung pada
pengembangan apa yang disebut 'masyarakat sipil. "

¢ 
 #  c
Perspektif terbaik Hegel dapat diatur dalam serangkaian lima asumsi.
Pertama dan terpenting, Hegel menganggap bahwa negara adalah perwujudan
dari apa yang disebut ' tindakan yang benar. Hegel berpendapat bahwa ungkapan
'tindakan yang benar' tak lebih dari manifestasi akan etis manusia dalam sejarah.
Dalam pandangan ini, semua konvensi negara dapat dilihat tak lebih dari
manifestasi akan etis 'manusia yang terkandung di negara sendiri.
Kecenderungan ini untuk melihat negara sebagai bentuk akan etis menyebabkan
Hegel untuk mengambil posisi bahwa negara terlibat dalam rangka menjaga
hubungan etis antara berbagai bidang masyarakat.
Kedua, Hegel menganggap bahwa sementara fungsi negara melayani
tujuan menengahi berbagai bidang sosial masyarakat, dunia politik negara
benar-benar terpisah dari alam sipil dari pertukaran ekonomi dan ekonomi, yang
cenderung untuk merujuk dalam hal partikularistik kepentingan. Ketiga, Hegel
berasumsi bahwa karena negara merupakan ekspresi manusia akan etika, hal itu
harus mewakili kepentingan umum masyarakat dan, melalui proses historis dan
dialektis, pastikan bahwa' kepentingan universal 'selalu menang atas
kepentingan tertentu dari setiap satu individu atau kelompok. Keempat, Hegel
berpikir bahwa kegiatan negara adalah terpisah dari kegiatan masyarakat sipil.
Kegiatan bidang politik masyarakat, menurut Hegel, dikejar berakhir dengan
mencerminkan kepentingan seluruh masyarakat 'umum' dan dengan demikian
universal di alam. Kelima, Hegel menegaskan bahwa dikarenakan negara akan
muncul dari etika keinginan manusia, yang tidak memiliki karakter sosial atau
sejarah tetapi lebih kepada manifestasi dari 'etis ide' didewakan dalam struktur
politik masyarakat dan, dalam pengertian ini, merupakan keabadian historikal .

 Y    #  )       c


Marx mulai membangun fokus sejarah tentang negara dengan menolak
pandangan Hegel bahwa negara adalah perwujudan dari ide-ide etika. Dia
berpikir bahwa abstraksi sentral dalam karya Hegel membuatnya tampak seolah-
olah lembaga-lembaga politik merupakan sesuatu yang ditentukan oleh pihak
ketiga, bukannya ditentukan sendiri. Marx membalas konsepsi idealis Hegel
tentang negara dalam dua cara yang luas. Pertama, sedangkan Hegel telah
cenderung menyangkal karakter sosial dan sejarah negara, Marx mampu
menunjukkan bahwa negara, pada kenyataannya, memiliki asal sejarah dengan
menghubungkan pengembangan untuk produksi ekonomi dan hubungan
produktif. Kedua, berbeda dengan Hegel, yang percaya bahwa negara adalah
abadi dan ada untuk selama-lamanya. Marx menunjukkan bahwa negara hanya
muncul pada tahapan tertentu pada perkembangan sejarah dalam kekuatan
produktif masyarakat.
Dalam bagian ini, ada dua gagasan penting mengenai negara yang
disampaikan. Pertama adalah pendapat bahwa hubungan produksi merupakan
struktur ekonomi masyarakat yang disampaikan oleh Marx, adalah 'dasar yang
nyata' atau basis ekonomi masyarakat. Kedua adalah ide yang di atas pondasi
ekonomi masyarakat timbul sebuah superstruktur hukum dan politik yang
berhubungan langsung kepada hubungan produktif. Dalam ruang lingkup
penalaran ini, tidak hanya basis ekonomi yang menimbulkan suprastruktur
masyarakat dan konfigurasi kelembagaan, tetapi, karena perubahan sistem
produktif, demikian juga suprastruktur politik dan hukum negara.
Pernyataan Marx bahwa bentuk masyarakat selalu bertepatan dengan cara
orang memproduksi dan sifat produksi mereka berasal kekuatannya dari fakta
sederhana bahwa tindakan pertama individu selalu adalah tindakan produksi
ekonomi. Dua kesimpulan dapat ditarik dari perspektif ini. Pertama, produksi
ekonomi merupakan bentuk hubungan sosial dan menyebabkan struktur politik
masyarakat. Kedua, produksi ekonomi menimbulkan struktur hukum dan politik
yang datang untuk mewakili hubungan produktif. Mengambil teori materialis
Marx kedalam perhitungan, struktur politik masyarakat, dan kemudian
membentuk negara, yang selalu mencerminkan kepentingan kelas yang berlaku
dan tidak independen dari mereka.

v  Y #   ¢    #  c


Tahap ini bisa dihitung secara garis besar dengan melihat fitur utama dari
negara yang berkembang dari pembubaran masyarakat feodal dan kekuatan-
kekuatan produktif kepentingan kelas baru yang muncul pada saat itu. Proses ini
dimulai, menurut Marx, dengan membersihkan diri dari kekuasaan lokal lama
perkebunan feodal dengan bidang hukum yang terpisah ekonomi dan politik.
Marx menelusuri langkah-langkah pembangunan negara yang muncul dari
tiga periode. Periode pertama, periode Februari, digambarkan oleh Marx sebagai
prolog revolusi. Pada bulan Februari 1848, para pekerja melakukan
pemberontakan terbuka terhadap otoritas dan melanggar barikade yang telah
disiapkan oleh Garda Nasional. Para pekerja, Marx menunjukkan, telah
'memproklamirkan itu menjadi sebuah republik sosial. Pada periode kedua,
secara resmi disebut periode konstitusi, kalangan borjuasi bertindak untuk
memblokir kemajuan para pekerja oleh perangkat parlemen dan mengurangi
revolusi untuk kemenangan yang dilakukan oleh kelas komersial. Pada periode
ketiga, dipimpin oleh Louis Bonaparte, ada pembentukan Konstitusi Republik di
mana kelas komersial memerintah atas nama rakyat dan tuntutan para pekerja
dan ditindas dengan munculnya 'kepentingan umum'.
Marx menunjukkan bahwa, sebagai kepentingan material baru menjadi
konsolidasi, para agen dari kepentingan (baik politik, ekonomi atau militer)
'memotong' diri dari kepentingan bersama dan mulai 'counterposing' untuk suatu
kepentingan 'umum yang lebih tinggi. 'Kepentingan umum' ini tulis Marx,
dengan demikian 'diambil dari aktivitas-diri anggota masyarakat dan membuat
obyek mesin negara dan kegiatan pemerintah dari jembatan, rumah sekolah,
peradilan dan gereja yang bertindak sebagai wakil-wakilnya.

#     vv 


 c
Awalnya, Smith menggunakan istilah itu untuk merujuk kepada lapisan
masyarakat, yang terpisah dari politik, di mana persaingan dan kepentingan
pribadi yang dimainkan di pasar. Smith percaya, bagaimanapun, bahwa tindakan
ekonomi individu merupakan kepentingan diri sendiri yang berkontribusi pada
kesejahteraan umum masyarakat dengan mempromosikan kekayaan nasional
dan kesejahteraan ekonomi.
Sementara Hegel telah membaca Smith, konsepsinya tentang masyarakat
sipil benar-benar berbeda. Dalam Filosofi Hak, Hegel telah menegaskan bahwa
sementara masyarakat sipil dan negara politik merupakan bidang yang terpisah,
ia berpikir bahwa keadaan politik itu sendiri yang bertindak untuk memediasi
kepentingan tertentu melalui kepentingan universal. Sedangkan untuk Hegel,
masyarakat sipil berkaitan dengan lingkup kepentingan diri sendiri dan akuisisi
individual, itu adalah bertentangan dengan masyarakat politik dan terpisah
darinya . Dengan demikian, tidak seperti Smith, Hegel menganggap bahwa
negara di atas kepentingan diri sendiri dan mengatasi kontradiksi antara
kepentingan diri individu dan kewajiban masyarakat warga dengan menjunjung
tinggi kepentingan universal atau umum yang baik.
Sebaliknya, Marx mengambil posisi bahwa negara itu terlibat dalam
pemisahan antara wilayah politik dan sipil dan, pada kenyataannya, secara aktif
mendukung kepentingan pribadi dalam mempertahanan kepemilikan pribadi.
Marx melanjutkan untuk menunjukkan bahwa, dalam pertahanan kepemilikan
pribadi, negara adalah alat kelas dominan karena mendukung kepemilikan
langsung atas alat-alat produksi dengan hanya satu kelas dalam masyarakat.
Selanjutnya Marx mengalihkan perhatiannya kepada sejarah
perkembangan masyarakat sipil. Dia menunjukkan bahwa pada masa feodal,
seluruh masyarakat memiliki karakter politik dan tidak ada pemisahan yang
formal antara bidang sipil dan politik. Istilah masyarakat sipil, kemudian adalah
dimaksudkan untuk menunjuk ke momen bersejarah tepat bila ada
pengembangan sebuah dunia ekonomi independen yang muncul sebagai akibat
dari individu yang mengejar kepentingan pribadi melalui keuntungan ekonomi.
Secara historis, perubahan ini diperkirakan telah muncul sebagai akibat dari
Revolusi Industri, dan masyarakat sipil istilah demikian digunakan untuk
menunjuk perpecahan yang terjadi dalam masyarakat antara wilayah politik dan
sipil yang unik untuk zaman modern.
Menurut Marx, perkembangan masyarakat sipil mensyaratkan tiga elemen
yang berbeda tetapi saling terkait: (i) kepuasan semua ingin melalui pengejaran
keuntungan ekonomi swasta, (ii) perlindungan hak milik pribadi, dan (iii)
penggantian hubungan langsung dengan masyarakat dengan hubungan politik
dan hukum yang abstrak. Perkembangan ini menjadi penting bagi pembentukan
negara modern dalam beberapa hal: (i) sebagai pecahnya tubuh politik lama
harta, kasta dan serikat perkerja terjadi, individu yang menjadi otonom ruang
lingkup aksi sosial dan ekonomi, (ii) tindakan semua menjadi 'urusan pribadi'
dari tiap individu, bukan bagian dari masyarakat luas, (iii) pemisahan antara
masyarakat dan negara muncul setelah desentralisasi monarki politik; (iv)
urusan negara menjadi urusan publik orang-orang bukan urusan pribadi raja, (v)
hubungan politik antara anggota masyarakat yang abstrak dikandung dalam
bentuk undang-undang, hak dan kebebasan, dan (vi) dengan munculnya
masyarakat ekonomi dan pasar, ada pergeseran pusat gravitasi politik dari
negara untuk ekonomi dan sebagai hasilnya hal ini menyebabkan perpecahan
antara wilayah politik dan sipil.

¢ )     v  c
Bagi pandangan Marx pada dialektika, beberapa fragmen diakses dalam
karya-karya seperti   (1867-1894) dan     , yang
diterbitkan pada tahun 1847. Dalam pekerjaan terakhir, Marx mengacu pada
'emansipasi' para pekerja, dan di bagian yang sama ia mengulangi keyakinan
sementaranya bahwa manusia pada dasarnya bebas, mereka ada dimana-mana
subordinasi kondisi ekonomi di mana satu kelas sosial adalah subyek yang lain.
Salah satu titik sentral keberadaan karya Marx adalah untuk menunjukkan
bahwa kelas sosial adalah produk dari hubungan sejarah sosial. Yang unik di
sini adalah sifat emansipatoris pemikiran dan keyakinan bahwa emansipasi
sosial akan menandai transisi dari sejarah kelas ke dalam sejarah manusia.
Bahasa pengembangan yang digunakan oleh Marx dalam mendeskripsikan
hal ini yaitu ³kelas dalam dirinya sendiri´, 'kelas untuk dirinya sendiri', 'oposisi',
'antagonisme', 'kontradiksi' dll - adalah penjelasan Hegelian. Dalam rangka
melacak cara Marx yang telah dipinjam dari pendapat Hegel dalam mengajukan
sebuah teori perkembangan, ini akan secara singkat berguna untuk melihat
sejarah dialektika dan kemudian melihat secara khusus pemikiran dialektik
Hegel.

v  -)  - . c


Dialektika Istilah dapat ditelusuri ke awal awal filsafat Yunani dengan
karya Socrates dan Aristoteles, yang pada dasarnya digunakan sebagai metode
untuk mendapatkan kebenaran dasar yang tidak dapat diperoleh dengan
menggunakan teknik observasi dan persepsi akal.
Pemberian garis besarnya, adalah mungkin untuk mengisolasi tiga ciri
saling dialektika yang membuatnya berbeda sebagai alat metodologis. Pertama
adalah kecenderungan untuk melihat semua manusia sebagai hal yang
berhubungan dengan dunia dan kepada orang lain melalui serangkaian
hubungan sosial dan sejarah saling berhubungan yang memberikan kesatuan dan
perbedaan pada saat yang sama. Kedua adalah kecenderungan untuk percaya
bahwa totalitas dan hubungan kita dengan mereka saling berhubungan
membentuk jaringan hubungan yang mendefinisikan diri kita dan umat manusia
dalam beberapa cara fundamental. Ketiga adalah kecenderungan untuk
menganggap bahwa semua sejarah dan materi berada dalam keadaan konstan,
gerakan perubahan dan transformasi di mana hal-hal yang datang menjadi ada,
yang ada dan lenyap.
)  
c
Teori Hegel dimulai dengan menyatakan bahwa semua benda melakukan
pergerakan dan perubahan secara terus menerus dan bahwa secara umum hukum
pergerakkan sebuah sebuah intrinsic pada perkembangan yang berkaitan dengan
sejarah, individu dan berpikir. Doktrin bahwa segala sesuatu saling berhubungan
untuk keutuhan yang lebih besar kemudian menjadi dasar teoritis untuk
pandangan dialektik realitas dan sejarah. Menurut perspektif ini, tidak ada
individu yang bebas atau terpisah dari orang lain karena masing-masing
tersambung kearah keutuhan sejarah yang lebih besar seperti sejarah dan
kemanusiaan yang menentukan hubungan mereka dengan dunia sosial. Konsep
Hegel tentang Î(       (   Î tidak hanya membentuk
keterkaitan yang tampaknya akan terputus, tapi juga menantang pandangan
dunia yang telah menyatakan bahwa setiap hal terpisah dalam dirinya sendiri.
Konsep tentang sebuah hal yang ada dalam dirinya serta keyakinan bahwa ada
perbedaan yang tajam antara tahap keberadaan, seperti menjadi dan tidak
menjadi, kebebasan dan perbudakan, realisasi diri dan alienasi, sedang
dipikirkan kembali dalam penerangan pada sebuah perspektif dialektis .
Hegel mengarah pada alasan bahwa salah satu fitur kunci dari
pembangunan adalah proses yang dia sebut sebagai 'kontradiksi.' Prinsip
kontradiksi mengacu pada keberadaan lawan atau elemen yang bertentangan
dalam kenyataan. Kontradiksi, karena itu, mengacu pada keberadaan prinsip-
prinsip afirmasi dan negasi secara bersamaan. Teori Hegel terhadap jumlah
kontradiksi terhadap yang tidak ada sama sekali melebihi daripada kepercayaan
tentang keberadaan, sedang dan berpikir mencerminkan prinsip ketegangan di
mana ada pengembangan dan perubahan. Hegel melanjutkan untuk
mengembangkan prinsip kontradiksi menjadi full-blown teori pembangunan. Ia
percaya bahwa ada tiga tahapan utama dalam proses ini: Pertama adalah tahap
yang disebutnya afirmasi, atau disebut sebagai tesis. Hegel menggunakan istilah
penegasan untuk merujuk kepada sesuatu yang telah ada atau keberadaan. Tahap
kedua dari dialektika disebut sebagai 'negasi (pengingkaran),' kadang-kadang
disebut antitesis. Dalam pandangan Hegel, hal ini mengacu pada prinsip di
dunia yang bertindak untuk membatasi atau menolak perkembangan. Negasi
merupakan kunci untuk proses dialektika karena mengacu pada batasan yang
bertindak untuk mencegah atau membatasi kapasitas yang merupakan hal untuk
mengembangkan sendiri apa yang sedang dikembangkan. Negasi dapat
dipandang sebagai prinsip pembangunan yang membentuk kecenderungan untuk
menolak, dan tindakan perlawanan seperti sebagai sarana untuk penegasan.
Suatu prinsip dialektika ketiga adalah konsep 'negasi dari negasi' atau
sintesis. Karena negasi itu sendiri adalah singkatan dari membatasi atau batas,
'negasi dari negasi' maka adalah bahwa prinsip pembangunan yang menyusun
kembali atas batas dengan membawanya kepada sebuah akhiran, atau melebihi,
batas-batas atau keterbatasan. Hegel sampai pada alasan bahwa kedua istilah
yang disajikan dalam hukum pembangunan karena negasi dari negasi mengubah
keadaan terbatas pada individu dan dalam pengertian ini adalah
transformatif. Hal ini dapat dilihat dalam contoh favorit Hegel yakni majikan
dan budak. Hegel percaya bahwa budak diubah menjadi sesuatu yang berarti
bagi diri mereka sendiri hanya bila mereka mampu menyesuaikan diri dengan
aktifitas mereka melalui sebuah kesadaran 'negasi dari negasi melalui, dalam
sebuah proses Hegel mengarah pada sesuatu yang disebut sebagai µaktivitas
formatif¶.
Siklus afirmasi, negasi, dan negasi dari negasi (tesis, antitesis dan sintesis)
merupakan gerakan dialektis dan perubahan. Sementara konsep ini memiliki
masalah pada status yang dikarenakan formula awal Hegel, ketika melihat
langsung istilah-istilah yang mereka ungkapkan sebagai suatu teori tentang
keberadaan, perkembangan dan perubahan.


)   c
Doktrin materialism berpendapat bahwa sejak dunia material pertama,
maka pengembangan pikiran harus berasal dari eksistensi material. Masalah dari
pemikiran Hegel, seperti yang dilihat Marx, adalah bahwa Hegel percaya bahwa
ide-ide merupakan realitas akhir, begitu banyak sehingga hubungan antara
manusia dianggap sebagai konsekuensi dari hubungan antara ide-ide. Begitu
banyak yang melihat ide Hegel sebagai sebuah kekuatan yang dominan dalam
sejarah bahwa ia percaya bahwa ide-ide bukanlah sebuah individu yang
merupakan penyalur yang akan menjadi penyebab yang paling berpengaruh
dalam perkembangan sejarah. Ini berarti bahwa, buat Hegel, ide-ide selalu
berpusat pada proses sejarah dan perubahan.
Marx menolak pandangan ini dan terus mengkritik dalam berbagai
cara. Pertama, ia berpikir bahwa dialektika Hegel itu merupakan hal yang mistis
karena penekanan yang luar biasa pada gagasan bukan pada proses sejarah.
Kedua, Marx berpikir bahwa pemahaman Hegel tentang prinsip-prinsip
pergerakkan dalam teori pembangunan yang ditawarkan hanya sedikit memberi
kesempatan untuk menjelaskan mekanisme sejarah secara rinci. Ketiga, ia
menyatakan bahwa sistem Hegel tidak memberikan petunjuk tentang bagaimana
membangun dasar empiris dari pembangunan yang didasarkan atas realitas
sejarah.
Salah satu asumsi penting dari materialisme adalah praduga bahwa adanya
pergerakkan dan perubahan sebagai prinsip kunci dari pembangunan. Baik Marx
dan Engels percaya bahwa pergerakan merupakan bentuk keberadaan materi
yang utama. Meminjam logika Hegel, Engels mengambil pandangan bahwa
pergerakkan merupakan prinsip utama dalam perubahan sejarah dan
mempercayainya sebagai sesuatu yang akan dicatat sebagai sifat perubahan
pengalaman, masyarakat dan materi. Dari posisi ini, Engels berpendapat bahwa
pergerakkan merupakan penentu prinsip dalam sebuah perubahan dan, sebagai
teori perubahan, ia yakin hal itu menjelaskan kondisi di mana bentuk materi
dapat dihubungkan dengan keutuhan yang lebih besar dan mengubah diri dari
satu pernyataan lainnya.
Marx dan Engels percaya bahwa doktrin dialektika merupakan penjelasan
dari prinsip pusat dan karenanya dianggap sebagai teori formal pembangunan,
dipahami dengan cara ini, dialektika menjelaskan dua prinsip utama perubahan
sosial dan sejarah: pertama, ia mengajukan perubahan penglihatan yang melekat
dalam segala hal, dan kedua, maka tersirat bahwa dalam proses perubahan dan
perkembangan ada interkoneksi antara bidang sejarah, politik dan sosial. Pada
kedua asumsi, Marx dan Engels mampu mengemukakan suatu teori perubahan
yang menjelaskan proses transformasi dari satu pernyataan ke pernyataan
lainnya dan, pada saat yang sama, mereka dapat menggambarkan saat yang
menentukan perubahan itu sendiri.
Sementara itu, Engels menemukan dukungan untuk ditampilkan dalam
penemuan-penemuan ilmiah abad kesembilan belas, terutama teori evolusi
Charles Darwin. Pemikiran Darwin telah mengakibatkan pandangan bahwa
keanekaragaman yang tampak dari hal-hal yang sebenarnya berakar pada
beberapa prinsip dasar, perkembangan dan faktor penentu utama yang
menimbulkan keberadaan yang kompleks yang kemudian mengarah pada
keanekaragaman yang lebih besar dan lebih jelas. Asumsi dasar pemikiran
evolusi adalah sebagai berikut: (i) realitas material terdiri dari berbagai
tingkatan dan struktur yang saling berhubungan dan dapat direduksi menjadi
hukum yang penting, (ii) tahap pembangunan yang telah ada sudah muncul dari
tingkatan sebelumnya itu; dan (iii) struktur dari tahap pengembangan atau
tingkatan terikat kepada hal yang sebelumnya dan dapat dilihat dari interaksi
dengan tingkatan yang terkait dengannya.

¢  Y   


        c
Pertama, perbedaan dalam doktrin mereka tentang pembangunan, kedua,
perbedaan prinsip kontradiksi, ketiga, perbedaan dalam tahap pembangunan dan
bagaimana tahapan secara historis disajikan, dan keempat, perbedaan yang ada
dalam penggunaan doktrin 'hubungan'. Pertama-tama mari kita lihat doktrin
pembangunan.
Hegel percaya bahwa pembangunan yang terjadi pada perubahan yang terjadi di
dalam ide. Marx, di sisi lain, mengambil pandangan bahwa perubahan terjadi
pada kondisi-kondisi material dan dalam proses sejarah yang nyata. Berbeda
dengan dialektika Hegel, doktrin Marx pembangunan disebut dialektika
materialis dalam rangka untuk menunjukkan pergeseran dari dominasi ide untuk
dominasi kondisi-kondisi material.
Kedua, pada pertanyaan kontradiksi, doktrin Hegel menyatakan bahwa
setiap hal yang ada pertemuan tanpa perlawanan yang tidak akan ada
perkembangannya dalam sejarah . Marx, sebaliknya, percaya bahwa konsep
kontradiksi Hegel disebut terlalu abstrak karena proses dan pengembangannya
hanya dalam hal mistik. Berbeda langsung dengan hal ini, Marx berpikir bahwa
hukum kontradiksi historis diwujudkan dalam bentuk struktur kelas yang
memaksa masyarakat, dikarenakan hal itu merupakan ungkapan pada hukum
kontradiksi (oposisi dan negasi) yang menyatakan tingkatan hubungan
ekonomi .
Ketiga adalah pertanyaan tentang tahap perkembangan. Sementara Hegel
percaya bahwa tahap-tahap perkembangan merupakan kemajuan dari tahap yang
tak dapat dipahami dan dibedakan ke tingkat eksplisit dan dibedakan lagi, ia
tidak pernah melampaui dimensi spekulatif dalam mengandung perkembangan
ini. Marx, sebaliknya, melihat tahapan perkembangan yang terjadi di masyarakat
dan berpikir bahwa perkembangan historis mereka yang berkaitan dengan
produksi ekonomi dan sistem kelas sosial.
Keempat adalah doktrin hubungan. Konsep ini sangat penting dalam
pemikiran baik Hegel dan Marx, untuk mengatakan apapun tentang bagaimana
menggunakan konsep Marx secara sistematis sebagai alat analisis utama
dalam   dan karya-karya lainnya. Dilihat dari sudut pandang ini, apa yang
Marx dan Engels telah pelajari dari Hegel adalah bahwa setiap hubungan dapat
dilihat dari dua sudut pandang yang berbeda: (i) dari hubungan dengan dirinya
sendiri, dan (ii) dari hubungan dengan orang lain dan dunia. Baik Hegel dan
Marx berbicara tentang hubungan-hubungan dalam hal hubungan subyek-obyek.
Hegel, untuk bagiannya, percaya pada realitas berlawanan (subyek-obyek,
umum-khusus, kesatuan-perbedaan) dan mengambil pandangan bahwa hanya
ketika diambil bersama-sama bisa dipahami pertentangan ini.

"  )  c
Menjelang Engels menulis Anti-Duhring, ia akrab dengan tiga undang-
undang Hegel dialektika: (i) hukum transformasi dari kuantitas menjadi kualitas,
(ii) hukum interpretasi yang berlawanan, dan (iii)hukum negasi dari sebuah
negasi. Engels beralasan bahwa, karena doktrin dialektika berlaku untuk dunia
alam dan sosial, bisa secara universal diterapkan pada sejarah dan ini membuat
hukum-hukum perkembangan empiris yang valid.
Hukum pertama dialektika menyatakan bahwa salah satu struktur dapat
berubah menjadi yang lain melalui perubahan akumulatif, yang mengarah pada
akhirnya untuk pengembangan kualitatif. Dalam dunia alam ini berpindah dari
materi dapat ditemukan di tingkat fisik sebuah zat, seperti ketika air berubah
menjadi padat atau ketika bentuk cair berubah menjadi gas. Hukum kedua dari
dialektika menyatakan bahwa sifat keberadaan penuh dengan kontradiksi.
Engels percaya bahwa terutama beroperasi di dunia materi dan hadir dalam
bentuk kontradiksi kelas. Terakhir, ketiga hukum dialektika, pengingkaran dari
sebuah pengingkaran, diasumsikan ekspresi dalam dunia material dalam bentuk
perlawanan terhadap dominasi ekonomi dan politik dari kelas penguasa.

 c c  
c
Sila dar dialektika materialis: Pertama, pandangan bahwa ada
kecenderungan untuk bentuk sosial untuk masuk ke lain karena kontradiksi
ekonomi yang melekat di dalamnya. Kedua, keyakinan bahwa ada kapasitas
suatu bentuk sosial yang diberikan untuk diganti dengan yang baru di mana
hubungan sebelumnya merupakan bagian sosial masyarakat baru, sehingga
menimbulkan suatu perjuangan kelas dari mana suatu formasi baru muncul.
Baik Marx dan Engels percaya bahwa prinsip pembangunan, yang diajukan oleh
Hegel, menyatakan diri secara langsung dalam bentuk perkembangan sejarah.
Marx beralasan bahwa masyarakat dan sejarah dapat dipahami sebagai
urutan hukum ekonomi yang mencerminkan pola khas dari pembangunan. Pola
pembangunan mengambil bentuk sejarah: komunisme primitif, perbudakan,
feodalisme, kapitalisme, sosialisme. Perkembangan ini, pada kenyataannya,
menunjukkan bahwa suksesi masyarakat dan sistem mereka hubungan sosial
yang saling berhubungan dan mengkonfirmasi proses yang mendasari
pembangunan dijelaskan oleh dialektika materialis, dan bahwa materi adalah
ekspresi dapat ditemukan pada tingkat eksistensi ekonomi. Marx dan Engels
percaya bahwa teori pembangunan materialis, pada kenyataannya, menyadari
pada tingkat sejarah dan sosial dalam keberadaan kelas sosial. Lebih dari prinsip
bersejarah lainnya, kelas sosial merupakan penegasan teori dialektika materialis.
Ini berarti bahwa Marx dan Engels telah mengembangkan tepat apa hukum
Hegel yang kurang ketika mereka memberikan dasar empiris untuk
perkembangan sejarah itu sendiri.
Marx berpikir bahwa suatu kelas sosial dapat melampaui batas-batasnya
ketika kontradiksi yang ada antara kelas menjadi begitu besar bahwa kelas
bawahan datang untuk menyadari bahwa mereka berbagi kondisi umum
kemiskinan dan eksploitasi. Hal ini meningkatkan kesadaran mereka terhadap
fakta bahwa mereka berbagi kondisi eksternal yang sama dan, dalam hal ini,
mereka berubah dari yang 'kelas itu sendiri' ke dalam suatu 'kelas untuk dirinya
sendiri'. Kita tahu bahwa masyarakat membuat kontradiksi sosial yang bertindak
sebagai tahap-tahap peralihan dari transformasi dan pengembangan dan Marx
sendiri memandang mekanisme sosial yang menghasilkan kondisi ini.
Kontradiksi dengan demikian prinsip-prinsip perubahan sosial. Dalam
pengertian ini, suatu kelas sosial adalah prinsip transformatif historis ketika
bertindak sebagai kelas untuk dirinya sendiri dan kapan kohesi sosial
dipengaruhi oleh kontradiksi yang menciptakan kondisi umum pengalaman.
Marx berpikir bahwa kelas-kelas sosial yang mencerminkan kondisi umum dan
berpendapat bahwa mereka adalah dasar persatuan dan kesatuan kelas.
Setiap tahap sejarah, Marx pikir, dimulai dengan mode produksi,
organisasi ekonomi yang menciptakan kondisi spesifik mengarah ke kelas sosial
yang dominan atas yang lain. Struktur kelas dalam masyarakat disesuaikan
dengan hukum-hukum perkembangan dialektika sejauh satu kelas meniadakan
yang lain, yang lain yang ada untuk mempertahankan kesejahteraan ekonomi
dari kelas yang ada di atas mereka. Dalam proses pembangunan, kontradiksi dan
oposisi, Marx berpikir bahwa negasi yang mempromosikan kohesi dari kelas
bawahan. Mereka membentuk kelas yang umumnya berada dalam kondisi
kemiskinan dan eksploitasi yang merupakan prinsip pengembangan dan
perubahan negasi dari negasi. Semua contoh Marx tentang dialektika materialis
merupakan sejarah. Dalam kasus pertama, Revolusi Perancis tahun 1789, itu
adalah merupakan oposisi oleh satu kelas terhadap dominasi lainnya. Sebagai
contoh kedua, Marx menggunakan revolusi Bonaparte kedua yang terjadi pada
tahun 1848. Dalam kedua kasus ini Marx mampu menggambar pola sejarah
pembentukan yang jelas menunjukkan prinsip-prinsip perubahan dialektika.

—c—_ c  cc 
c
Jika kita perhatikan bahwa pemikiran marx merupakan bentuk
keprihatinan mengenai nasib buruh yang amat memprihatinkan di eropa kala itu.
Dalam sistem kapitalisme eropa pada saat itu buruh amat di eksploitasi
tenaganya dengan upah yang sangat murah untuk memenuhi kebutuhan
produksi para pemilik modal. Dalam teorinya yang terkenal surplus value, marx
menggambarkan bahwa dalam suatu nilai komoditas buruh hanya mendapat
jatah yang merupakan sebagian dari biaya produksi, sedangkan yang menjadi
surplus dari komoditas tersebut tidak dinikmati sama sekali oleh para buruh. Hal
ini yang kemudian mendasari munculnya teori sosialisme marxisme.
Lebih lanjut menurut marx, kondisi tersebut menunjukkan kapitalisme
yang semakin tinggi justru akan menghancurkan kapitalisme itu sendiri.
Kapitalisme selalu berusaha memperbanyak pegumpulan kekayaan. Membeli
byk modal dan relatif tidak butuh tenaga kerja akan mengurangi nilai surplus
keuntungan.Penggantian tenaga kerja dgn mesin akan meningkatkan
pengangguran . serta dengan upah yang tetap rendah akan menimbulkan
keresahan sosial. Ini akan mengakhiri kapitalisme.
Marx berpendapat bahwa kehancuran kapitalisme akan ditandai dengan
revolusi sosial yang dilakukan para buruh. Revolusi sosial tersebut akan
mengubah tatanan masyarakat dari ekonomi kapitalis menuju ekonomi sosialis.
Keberhasilan Ekonomi sosialis baru tersebut akan ditandai oleh beberapa hal
seperti penghapusan hak milik atas tanah dan menggunakan semua bentuk sewa
tanah untuk tujuan umum,program pajak pendapatan progresif atau
gradual,Pemusatan kredit di tangan Negara, Pemusatan alat-alat komunikasi dan
transportasi di tangan Negara, Pengembangan pabrik dan alat-alat produksi
milik negara.
Sampai pada tahap tersebut sebenarnya tidak ada masalah antara
pemikiran marx dengan para revisionisnya. Namun satu perbedaan yang
menjadi perdebatan adalah mengenai cara revolusi sosial yang digambarkan
marx tersebut terjadi. Marx berpendapat bahwa revolusi sosial tersebut akan
terjadi dengan sendirinya. Oleh karena itu selama tahap kapitalisme menuju
kehancuran buruh juga akan dimatangkan dengan sendirinya untuk mengganti
tatanan kapitalisme itu. Pendapat tersebut yang dianggap oleh para revisionis
menjadi kelemahan dari pemikiran marx.
Ketika saya membaca pokok pokok pikiran Bernstein (salah satu revisionis
marx yang muncul dengan pemikirannya sendiri. Bernstein merupakan seorang
politisi disamping sebagai teoriwan sosialis democrat jerman.) dengan kondisi
ekonomi sekarang, saya mendapatkan gambaran yang lebih rasional tentang
bagaimana perubahan menuju sosialisme bisa terjadi. bagaimana tidak, jika
marx menggambarkan sosialisme hanya akan tercipta ketika kapitalisme runtuh,
maka selama kapitalisme masih dapat mempertahankan surplus valuenya
otomatis revolusi sosial tidak akan terjadi. Lebih riilnya lagi apabila apabila
Negara Negara pendukung kapitalisme sukses dalam kebijakan kebijakan anti
monopoli dan pasar bebasnya, maka seperti yang dikatakan Bernstein,
kapitalisme tidaklah sedang menuju kehancuran. Hal itu berarti amat sulit untuk
mengharapkan revolusi sosial terjadi secara otomatis.
Bernstein seperti halnya revisionis yang lain memikirkan cara untuk
mempercepat terjadinya sosialisme. Namun tidak seperti Lenin yang gagal
melaksanakan revolusi sosial di Russia, pemikiran bernstein tampaknya
mempunyai progress dari waktu ke waktu dan lebih bisa diterima di Negara
Negara penganut paham kapitalis itu sendiri. Seperti halnya di inggris dimana
partai serikat buruh berhasil secara terus menerus menguasai parlemen. Hal itu
berakibat nilai tawar buruh di inggris yang tinggi.
Satu lagi yang menjadi kelebihan dari pemikiran ini adalah pada saat
terjadinya perubahan menuju sosialisme terlihat bahwa lebih kecil kemungkinan
terjadi chaos dan stagnasi ekonomi. Hal itu disebabkan karena dalam pemikiran
Bernstein pada saat perubahan menuju sosialisme, kapitalisme akan secara
sukarela untuk digantikan. Jauh berbeda dengan Lenin dimana perubahan sosial
dilakukan dengan menghapus secara paksa kapitalisme.
Artinya pemikiran Bernstein layak dikedepankan dalam proses menuju
masyarakat sosialisme seperti yang diutopiakan oleh karl marx dimana terdapat
pembagian hasil yang adil dalam ekonomi masyarakat.
Ilmplikasi-implikasi teori Marx tentang masyarakat pada dasarnya
berhubungan sebab-akibat. Dengan menelanjangi mekanisme-mekanisme yang
berlangsung di dalam ekonomi kapitalis Marx merasa mampu meramalkan
keruntuhannya yang segera menyonsong. Selain itu, dilihat dari teorinya tentang
produksi pabrik dan stabilitas sistem yang ada di dalamnya, maka dapat
ditemukan bahwa ilmplikasi Marx juga merujuk pada revolusi proktarial.
Teori Marxian kadang-kadang dikatakan tidak konsisten di dalam dirinya
sendiri. Marx tidak berpikir bahwa sebab-sebab material dari tingkah-laku sosial
melampaui kesadaran manusia. Ketidak konsisten-an dikatakan terjadi dalam
kritik Marx atas moralitas sebagai ungkapan dari kepentingan-kepentingan kelas
yang disembunyikan sebagai patokan-patokan hak yang bersifat universal dan
dipakai oleh kelas-kelas lain sebagai hasil dari kesadaran palsu. Kelemahan
Marx sebagai seorang filsuf moral barangkali adalah dia relatif kurang memberi
persetujuan evaluatif mengenai prioritas moral dari kedamaian, kemakmuran,
harmoni sosial dan kerja kreatif.

Anda mungkin juga menyukai