Anda di halaman 1dari 24

Teori Marxist tentang Hukum dan Negara

Almonika Cindy Fatika Sari

Filsafat Hukum
Mengenal Pionir Materialisme Historis

Lahir di Trier, Jerman Tahun 1818 dari keluarga Yahudi terkemuka à studi
hukum dan filsafat di Bonn dan Berlin à Pindah ke Koin dan menjadi
pemimpin redaksi harian Die Rheinische Zitung,koran liberal-progresif à
pindah (mencari suaka) ke Perancis (negara paling liberal dan pusat
pemikiran sosialisme). Tahun 1844 Marx bertemu Friedrich Engels, anak
seorang industrialis Hamburg, kelak menjadi sahabat karibnya à diusir dari
Paris lalu tinggal di Brussel à Tahun 1849 menetap di London à mendirikan
serikat buruh internasional yang pertama à meninggal dunia tahun 1883

Karya-karya penting dari periode Marx:


• Philosophical and Economic Manuscript (1844), dicetak 1928): menganalisis
segi-segi utama keterasingan manusia dlm pekerjaan à “humanism Marx”
• The Holy Family (ditulis bersama Engels): buku ini bercerita soal Marx
berpisah dari kelompok ”Hegelian Muda” (klub Doktor di Berlin) yg dinilai
idealistis/religius (keterasingan manusia dlm cara berpikir)
• The German Ideology (Marx & Engels, 1846). Marx menjadi seorang sosialis.
Premis dasar Marx: bidang ekonomi menentukan bidang politik dan pemikiran
manusia.
• Kommunistisches Manifest (Manifesto Komunis)ditulis dg Engels, 1848.
Karl Marx (1818-1883) • Das Kapital Jilid 1, 1867; jilid 2, 1885; jilid 3, 1894.
Mengenal Pionir Materialisme Historis
Karl Marx (1818-1883)
Marxisme ≠ 𝑲𝒐𝒎𝒖𝒏𝒊𝒔𝒎𝒆

Ludwig Andreas Feuerbach


Georg Wilhelm Friedrich Hegel (1804-1872)
(1770-1831)
• Rasionalitas dan kebebasan sbg nilai Teologi humanistik
tertinggi à idealisme
• Dialektika Hegelian: tesis – antitesis –
sintesis
• Hidup manusia merupakan
perwujudan roh yg mutlak yg nyata Friedrich Engels
terutama dlm sejarah umat manusia (1820-1895)
Tahap-tahap Perkembangan Pemikiran Karl Marx
• Gaya pikir “Marx muda” dan “Marx tua” ada perbedaan yang mencolok. Apakah pemikiran Marx berubah arah atau
pemikirannya sekedar berkembang?
• Louis Althusser dalam bukunya Pour Marx (1965) berpendapat paling keras bahwa ada Perubahan radikal dalam
pemikiran Marx. Marx pra-1846: humanis, sedangkan Marx pasca-1845 anti humanis atau ilmiah.
• Mayoritas para ahli sebaliknya: ada kontinuitas (kesinambungan) dalam perkembangan pemikiran Marx.
• Tahap 1 (Marx Muda). Situasi represif di Prussia (negara yg menguasai sebagian besar Jerman Utara) yang
menghapus kembali hamper semua kebebasan yg diperjuangkan oleh rakyat dalam perang melawan Napoleon,
mendorong Marx yang kuliah di Universitas Berlin terpesona oleh filsafat Hegel (Dialektika Hegelian: tesis – antitesis
– sintesis). Filsafat Hegel dipandang Marx sebagai sistem yg paling tepat utk menerangkan realitas. Dari Hegel ia
mencari jawaban atas pertanyaan: bagaimana membebaskan manusia dari penindasan sistem politik reaksioner
(menentang pembaruan/revolusioner)?
• Tahap 2 (Marx Muda). Pemikiran Marx semakin berkembang setelah berkenalan dg filsafat Feuerbach sekaligus
keberatan thd Idealisme Hegel. Menurut Marx, hidup manusia merupakan perwujudan kehidupan bermasyarakat
sesuai dg situasi ekonomisnya. Pada saat ini, Marx mengartikan ciri reaksioner negara Prussia sebagai ungkapan
sebuah keterasingan (alienasi) manusia dari dirinya sendiri. Idealisme à Materialisme
• Tahap 3 (Marx Muda). Yang menjadi pertanyaan Marx adl di mana ia harus mencari sumber keterasingan itu?
Jawabannya ditemukan sesudah berjumpa dg kaum sosialis radikal di Paris. Marx yakin bahwa keterasingan paling
dasar berlangsung dlm proses pekerjaan manusia. Pekerjaan adl eksistensi diri seorang manusia. Namun yang terjadi
sebaliknya, sistem hak milik pribadi kapitalis menjungkirbalikkan makna pekerjaan menjadi sarana ekploitasi.
Selanjutnya, sistem tsb membagi masyarakat ke dalam kelas-kelas (pemilik modal/alat produksi yang berarti
penguasa dan kelas pekerja). Manusia hanya dapat dibebaskan apabila hak milik pribadi atas alat-alat produksi
dihapus lewat revolusi kaum buruh. Marx menjadi seorang sosialis (menganut paham sosialisme klasik/purba).
Tahap-tahap dalam Perkembangan
Pemikiran Karl Marx
• Tahap 4 (Marx Tua). Ia fokus pada bagaimana menghapus sistem hak milik pribadi.
Ia klaim bahwa sosialismenya adl sosialisme ilmiah yg tdk hanya didorong oleh cita-
cita moral, melainkan berdasarkan pengetahuan ilmiah ttg hukum-hukum
perkembangan masyarakat. Pendekatan Marx berubah dari filosofis à sosiologis.
Sosialisme ilmiah disebut Marx sebagai “paham sejarah yg materialistis”: sejarah
dipahami sebagai dialektika antara perkembangan bidang ekonomidi satu pihak dan
struktur kelas-kelas sosial di pihak lain à Materialisme Historis. Menurut Marx:
faktor yg menentukan sejarah bukan politik atau ideologi, melainkan ekonomi.
Perkembangan cara produksi lama-kelamaan akan membuat struktur2 hak milik
menjadi hambatan kemajuan. Dalam situasi ini akan timbul revolusi sosial yg
melahirkan bentuk masyarakat yg lebih tinggi/agung.
• Tahap 5 (Marx Tua). Apakah ketiadaan hak milik pribadi dan kelas-kelas sosial
pernah akan terwujud? Marx semakin memusatkan studinya pada ilmu ekonomi,
khususnya ekonomi kapitalis. Studi ini membawa Marx pada kesimpulan bahwa
ekonomi kapitalisme niscaya akan menghasilkan kehancurannya sendiri, karena
kapitalisme seluruhnya terarah pada keuntungan pemilik sebesar-besarnya,
kapitalisme menghasilkan pengisapan manusia pekerja, dan karena itu pertentangan
kelas paling tajam. Kontradiksi internal sistem produksi kapitalis itulah niscaya
akan melahirkan revolusi kelas buruh yg akan menghapus hak milik pribadi atas
produksi2 dan mewujudkan masyarakat sosialis tanpa kelas.
Pemikiran Marx: Materialisme Historis
Knitting
• Perkembangan manusia otentik dalam masyarakat merupakan suatu
perkembangan bersama melalui peningkatan hubungan sosial dalam lintas
sejarah.
• Hubungan sosial antara orang tergantung dari hubungan ekonomisnya, yaitu
hubungan orang-orang dengan barang-barang (alat kerja yang digunakan/
moda produksi).
• Pada zaman dahulu banyak orang memiliki jentera pemintal yang digunakan
sebagai alat kerja untuk mencari nafkah sendiri-sendiri. Hubungan sosial
ditentukan oleh jentera pemintal.
• Jentera pemintal diganti dengan alat kerja modern, yakni pabrik bersama
mesin-mesin. Moda produksi tersebut milik satu orang (pemodal). Akibat
penggunaan alat kerja ini masyarakat terpecah dalam 2 golongan: pemilik alat
kerja/moda produksi dan orang-orang yang hanya memiliki tenaganya
(tenaga kerja/buruh).
• Hubungan sosial turut berubah mengikuti situasi ekonomi yang terbentuk
atas keberadaan pemilik moda produksi dan tenaga kerja.
• Masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan ekonomis, dari
produksi, distribusi hingga konsumsi, yg berasal dari kekuatan-kekuatan
produksi ekonomis, yakni teknik dan karya (kerja).
Hak Milik Pribadi sebagai Wajah Sistem Produksi Kapitalis

• Sistem hak milik memisahkan antara pemilik dan pekerja, antara yang
menguasai alat kerja dan yang menguasai tenaga kerja.
• Dalam sistem hak milik, majikan memonopoli kesempatan kerja. Karena
itu, orang yang bekerja harus mengontrakkan diri kepada majikan.
• Sistem hak milik pribadi adalah hasil dari pembagian kerja. Semula
kegiatan dilakukan bersama-sama secara kelompok. Namun dlm
perkembangannya masyarakat purba memiliki kesadaran soal “efisiensi
kerja” yang mendasar pada pembagian kerja. Laki-laki Vs Perempuan;
orang pandai Vs orang tidak pandai; orang kuat Vs orang lemah.
• Pembagian kerja melahirkan kelas-kelas sosial.
Teori Kelas Sosial
• Marx tidak pernah mendefinisikan apa yang dimaksud dengan istilah “kelas”.
• Pada umumnya, mengikuti definisi Lenin, “kelas sosial” dianggap sebagai
golongan sosial dalam sebuah tatanan masyarakat yang ditentukan oleh posisi
tertentu dalam proses produksi.
• Menurut Magnis-Suseno dalam memahami pemikiran Marx, ciri sebagai kelas
baru terpenuhi secara sempurna apabila golongan itu juga menyadari dirinya
dan memiliki semangat juang sebagai kelas.
• Petani à Petani kaya (pemilik tanah luas), Petani menengah, Petani miskin
(gurem), Buruh tani
• Nelayan à Nahkoda, Pemilik Kapal, ABK; Nelayan kecil, Nelayan menengah,
Nelayan besar
• Buruh/pekerja – pemilik modal/pabrik
• Pemilik aplikasi Gojek, driver Go-jek
• Guru/dosen sbg buruh Pendidikan – pemberi kerja (negara, swasta, yayasan)
Marx: Pekerjaan sbg Sarana Manusia utk
Menciptakan Diri Sendiri
• Dalam arti apa manusia merupakan hasil pekerjaanya sendiri?
1. Pekerjaan, kegiatan khas manusia
o Pekerjaan membedakan manusia dari binatang dan
menunjukkan hakikatnya yang bebas dan universal.
Manusia terbuka pada nilai-nilai estetik.
2. Pekerjaan sebagai objektivitas manusia
o Bekerja berarti manusia mengambil bentuk alami dari objek
alami dan memberikan bentuknya sendiri. Ia
mengobjektivasikan diri ke dalam alam melalui
pekerjaannya. Bagi petani yg kecakapannya tercermin pada
sawah yg menghijau; bagi pengukir/pemahat, hasil
pahatannya/patung adalah cermin kenyataan dirinya ada
dan sebagai seniman; kecakapan pemasak tercermin dari
masakannya.
3. Pekerjaan dan sifat sosial manusia
o Melalui pekerjaan, manusia membuktikan diri sebagai
makhluk sosial. Pekerjaan tidak hanya menjembatani jarak
antara manusia yg sezaman. Yang lebih penting lagi adl
hasil dimensi historis pekerjaan. Alam itu produk dari
industry dan masyarakat, artinya bahwa alam itu produk
sejarah.
Sherina Munaf – Menikmati Hariku

https://www.youtube.com/watch?v=nGDIfAKCdww
Hak Milik Pribadi (Sistem Produksi Kapitalis) à
Pembagian Kerja à Kelas Sosial à Keterasingan

Pekerjaan sebagai sarana perealisasian diri manusia,


seharusnya menggembirakan dan memberikan
kepuasan. Mengapa dalam kenyataannya, yang
sering terjadi kebalikannya?
Kelana - Tulus
https://www.youtube.com/watch?v=z3LoUgBprcA

Apakah kamu memiliki pengalaman seperti


lagunya Tulus?
Marx: Keterasingan dalam Pekerjaan
• Menurut Marx, dalam sistem kapitalisme, orang tidak bekerja secara bebas dan universal, melainkan
semata-mata terpaksa, sebagai syarat untuk bisa hidup (penghidupan/mata pencaharian). Jadi
pekerjaan tidak mengembangkan, melainkan mengasingkan manusia, baik dari dirinya sendiri, maupun
dari orang lain.
• Menurut Marx, baik majikan dan pekerja mengalami keterasingan. Hubungan hak milik, mengasingkan
majikan dari hakikatnya sebagai manusia. Ia secara pasif menikmati hasil kerja orang lain. Majikan
mengalami sudut madu keterasingan, sedangkan buruh mengalami sudut pahitnya.
• Pengalaman terasing mengenal kelas.
1. Terasing dari dirinya sendiri.
o Si pekerja merasa terasing dari produknya. Sebagai buruh upahan, ia tidak memiliki hasil pekerjaanya.
Produknya adalah milik pemilik modal/pabrik/pemberi kerja.
o Si pekerja kehilangan arti dari tindakan bekerja itu sendiri. Bukannya menjadi pelaksanaan hakikatnya
yang bebas dan universal, pekerjaan malah menjadi pekerjaan paksaan/tuntutan. Ia bekerja untuk tidak
kelaparan.
o Dengan memperalat pekerjaannya semata-mata demi tujuan memperoleh nafkah, manusia memperalat
dirinya sendiri. Dalam pekerjaan, manusia tidak mengembangkan diri, melainkan memiskinkan dirinya.
2. Terasing dari orang lain. Konsekuensi langsung dari keterasingan manusia dari produk pekerjaannya,
dari kegiatan hidupnya, dari hakikatnya sebagai manusia, adalah keterasingan manusia dari manusia
(antarmanusia).
Sistem produksi kapitalis menciptakan kerja
(pasar) sebagai paksaan bukan kesempatan
Hukum dan Negara Melegitimasi Kapitalisme
dan Keterasingan
• Dalam masyarakat feodal (relasi patron-client) sudah terdapat orang-orang kaya dan
miskin. Mereka hidup bersama berkat suatu aturan bagi kehidupan masyarakat, yang
memang disusun oleh yang berkuasa. Aturan masyarakat itu mencerminkan keadaan
ekonomi masyarakat, yakni melindungi pertama-pertama hak istimewa dari yang
berkuasa.
• Demikian juga dalam negara yang didirikan undang-undang demi kepentingan orang-
orang yang berkuasa.
• Dalam masyarakat kapitalisme yang berkuasa adalah para pemilik kapital. Tata hukum
melindungi para pemilik modal tersebut.
• Untuk memperkuat posisinya mereka meminta bantuan para ahli hukum untuk
menemukan hukum yang istimewa, melindungi kepentingannya.
• Negara tidak lain adalah organisasi kekuasaan para pemilik. Pemilik ini bukan kelas
buruh dan petani, kedua kelompok ini adalah kelas yang dilawan oleh negara.
Karenanya negara akan tetap dibutuhkan selama masyarakat terdiri atas kelas-kelas yang
saling bertentangan.
• Agama adalah ciptaan manusia yang secara tidak langsung digunakan pemilik untuk
meneguhkan posisi pemilik modal. Agama digunakan sebagai hiburan bagi rakyat
supaya tetap sabar dan menerima keadaannya. Agama merupakan obat bius (candu) bagi
rakyat.
Teori Marxist tentang Negara & Hukum
• Seperti kehidupan ekonomis menentukan kehidupan sosial, kehidupan
sosio-ekonomis menentukan arti negara.
• Marx tidak sepakat dengan Hegel, bahwa negara merupakan perwujudan
roh/ ciptaan-ciptaan selain manusia, seperti hukum, moral, agama, ilmu
pengetahuan, dll.
• Menurut Marx: negara merupakan ciptaan manusia yang hidup dalam
masyarakat. Masyarakat ditentukan secara primer oleh hubungan-
hubungan sosial-ekonomis, negara oleh kekuasaan politik.
• Menurut Marx: hukum, moral, agama, ilmu pengetahuan yang oleh Hegel
dianggap sebagai pencipta negara merupakan gejala-gejala yang termasuk
ke dalam suprastruktur masyarakat. Sementara itu, hubungan-hubungan
ekonomis termasuk infrastruktur.
• Infrastruktur mencakup kekuatan-kekuatan produktif (alat-alat kerja,
pekerja, pengalaman atau teknologi) dan hubungan-hubungan produksi
(antara pekerja dan pemilik modal).
• Perkembangan infrastruktur bersifat menentukan bagi perkembangan
suprastruktur.
Teori Marxist tentang Negara & Hukum
• Berdasarkan asas materialistis, Marx mengandaikan bahwa
kesadaran tidak menentukan realitas, melainkan sebaliknya,
realitas material menentukan kesadaran. Realitas material
adalah cara-cara produksi barang-barang material dalam
kegiatan kerja.
• Perbedaan cara produksi niscaya menghasilkan perbedaan
kesadaran.
• Kalau masyarakat dibayangkan sebagai sebuah bangunan,
ekonomi itu menjadi basis atau bangunan bawah dan
pikiran/kesadaran orang-orang di dalamnya itu hanyalah
bangunan atas/suprastruktur.
• Kalau sistem ekonomi berubah, niscaya kesadaran berubah.
• Sistem ekonomi memengaruhi cara kerja negara dan
hukum.
• Keberlakuan hukum memiliki pengalaman/dampak yang
beragam pada kelas sosial yang berbeda.
Contoh: Sistem
ekonomi
memengaruhi
tata hukum

https://www.researchgate.net/publication/263260948_Power_to_Make
_Land_Dispossession_Acceptable_A_Policy_Discourse_Analysis_of_the
_Merauke_Integrated_Food_and_Energy_Estate_MIFEE_Papua_Indone
sia
Contoh: Sistem ekonomi memengaruhi tata hukum
Masing-masing kelas sosial memiliki
pengalaman/dampak yang berbeda thd keberlakuan
hukum
Kontradiksi Internal Sistem Produksi Kapitalis
• Menurut Marx, di dalam basis (infrastruktur) terjadi
“kontradiksi internal”: di satu pihak kekuatan2
produktif itu berkembang progresif, namun di lain
pihak hubungan2 produksi (hak milik & kekuasaan)
cenderung konservatif.
• Ekonomi kapitalisme niscaya akan menghasilkan
kehancurannya sendiri, karena kapitalisme
seluruhnya terarah pada keuntungan pemilik
sebesar-besarnya, kapitalisme menghasilkan
pengisapan manusia pekerja, dan karena itu
pertentangan/ketimpangan kelas semakin tajam.
• Kontradiksi internal sistem produksi kapitalis itulah
niscaya akan melahirkan revolusi kelas buruh
(revolusi proletariat) yg akan menghapus hak milik
pribadi atas produksi-produksi dan mewujudkan
masyarakat sosialis tanpa kelas.
• Negara sebagai wujud kepentingan bersama bukan
segelintir/sekelompok orang; setiap manusia setara
di hadapan hukum.
Kritik terhadap Pemikiran Karl Marx
• Bukan menghapus sistem kerja upahan, atau motivasi utama kerja adl demi upah/gaji
adl manusia paling buruk. Upah dpt dipandang sbg mekanisme pembayaran
(kontraprestasi) atas apa yg telah dikerjakan. Kemudian, yang penting bukan apakah kita
menerima upah, bukan apakah motivasi menerima upah itu mencolok atau tidak,
melainkan apakah pekerjaan mengembangkan kita. Di negara-negara industri maju,
sudah semakin dinikmati oleh kaum buruh. Pekerjaan yg membosankan/ terlalu berat
dpt diserahkan kpd mesin.
• Apakah meniadakan keterasingan = menghapus hak milik? Apakah keduanya harus
ditiadakan? Bukan menghapus keterasingan, melainkan (mungkin) menguranginya.
Karena kerja-kerja perawatan (merawat anak, merawat orangtua, memasak, mencuci,
sudah bisa dikerjakan orang lain. Tetap ada keterasingan dlm kerja-kerja tsb. Kemudian,
bukan menghapus hak milik sepenuhnya, (mungkin) meningkatkan keadilan atas sistem
produksi tersebut.
• Apakah revolusi masyarakat tanpa kelas benar-benar pernah ada?
• Apakah benar-benar pernah ada ”setiap orang setara dihadapan hukum”?
• Lalu bagaimana hukum yang ideal supaya setiap orang bisa mengalami kenikmatan
yang setara, dalam arti tidak ada yang tidak mampu mengakses keadilan itu sendiri? à
Pemikiran Mrax yang seperti ini dianggap sebagai mimpi yang idealistis.
Referensi
• Theo Huijbers, 1982, Filsafat Hukum dalam Lintasan
Sejarah, Kanisius, Yogyakarta
• Theo Huijbers, 1995, Filsafat Hukum, Kanisius, Yogyakarta.
• Franz Magnis-Suseno, 1999, Pemikiran Karl Marx: dari
Sosialisme Utopis ke Perselisihan Revisionisme, Gramedia.
• F. Budi Hardiman, 2019, Pemikiran Modern: dari
Machiavelli sampai Nietzsche, Kanisius, Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai