Anda di halaman 1dari 38

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah : SMA NEGERI 2 JEMBER


Mata Pelajaran : Kimia
Kelas / Program : XI / MIPA
Semester : Genap
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit
Materi Pokok : Asam Basa
Tahun Pelajaran : 2022/2023

A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli


(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif, dan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah
keilmuan

B. KOMPETENSI DASAR dan INDIKATOR


Kompetensi Dasar dan Indikator
1.1 Menyadari adanya keteraturan dari sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan kimia,
larutan dan koloid sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang adanya keteraturan
tersebut sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
1.1.1 Menyimpulkan keteraturan alam semesta merupakan wujud kebesaran Tuhan YME melalui
pengamatan fenomena alam terkait sifat hidrokarbon, termokimia, laju reaksi, kesetimbangan
kimia, larutan dan koloid
1.2 Mensyukuri kekayaan alam Indonesia berupa minyak bumi, batubara dan gas alam serta berbagai bahan
tambang lainnya sebagai anugerah Tuhan YME yang digunakan untuk kemakmuran rakyat Indonesia
1.2.1 Menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan YME atas kekayaan alam Indonesia berupa minyak
bumi, batubara dan gas alam serta berbagai bahan tambang lainnya yang digunakan untuk
kemakmuran rakyat Indonesia melalui kesadaran menjaga dan melestarikan sumber daya alam

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu
membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis,
komunikatif) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam
sikap sehari-hari.
2.1.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka,
mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif,
demokratis, komunikatif) melalui berbagai percobaan dan diskusi tentang larutan dan koloid
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam
memanfaatkan sumber daya alam.
2.2.1 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta
hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam melalui percobaan tentang larutan dan koloid
2.3 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan
masalah dan membuat keputusan
2.3.1 Menunjukkan perilaku responsif dan pro-aktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan
memecahkan masalah dan membuat keputusan melalui diskusi hasil percobaan tentang larutan
dan koloid

3.10 Menganalisis sifat larutan berdasarkan konsep asam basa dan/atau pH larutan.
Indikator
Pertemuan ke-1
3.10.1 Mengidentifikasi larutan asam dan basa melalui percobaan identifikasi beberapa larutan asam
basa dengan indikator lakmus
3.10.2 Menyimpulkan perubahan warna kertas lakmus dalam larutan asam dan basa

Pertemuan ke-2
3.10.3 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Arrhenius melalui diskusi hasil percobaan
identifikasi beberapa larutan asam basa dengan indikator lakmus.
3.10.4 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry melalui diskusi kelompok.
3.10.5 Menuliskan persamaan reaksi asam dan basa menurut Bronsted dan Lowry dan menunjukkan
pasangan asam dan basa konjugasinya melalui diskusi kelompok.
3.10.6 Menjelaskan pengertian asam dan basa menurut Lewis melalui diskusi kelompok.
3.10.7 Menjelaskan asam dan basa menurut Lewis berdasarkan struktur Lewisnya melalui diskusi
kelompok.

Pertemuan ke-3
3.10.8 Mengidentifikasi larutan asam dan basa melalui percobaan identifikasi beberapa larutan asam
basa dengan beberapa macam indikator
3.10.9 Membuat indikator alami dari bahan di lingkungan sehari-hari
3.10.10 Menyimpulkan perubahan warna indikator dalam suasana yang berbeda
3.10.11 Menjelaskan indikator asam-basa dan trayek perubahan warnanya berdasarkan diskusi data hasil
pengamatan

Pertemuan ke-4
3.10.12 Mengukur pH berbagai larutan asam dan basa dengan konsentrasi sama melalui percobaan
3.10.13 Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan basa
3.10.14 Menyimpulkan hasil pengukuran pH dari beberapa larutan asam dan basa yang konsentrasinya
sama
3.10.15 Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan ( α ) dan tetapan ionisasi
asam (Ka) atau tetapan ionisasi basa (Kb).

Pertemuan ke-5
3.10.16 Menghitung pH larutan asam atau basa lemah yang diketahui konsentrasinya
3.10.17 Menghitung pH larutan asam atau basa kuat yang diketahui konsentrasinya
3.10.18 Menentukan kekuatan asam dan basa yang telah diketahui harga pH nya melalui diskusi tentang
perhitungan pH.

Pertemuan ke-6
3.10.19 Membandingkan pH air normal dan pH air yang tercemar
3.10.20 Menjelaskan beberapa parameter yang dapat digunakan untuk mempelajari kualitas air, antara
lain pH, DO, BOD, dan COD
3.10.21 Menjelaskan pengaruh pH air yang tercemar terhadap

4.10 Mengajukan ide/gagasan tentang penggunaan indikator yang tepat untuk menentukan
keasaman asam/basa atau titrasi asam/basa.
4.10.1 Melakukan percobaan identifikasi beberapa larutan asam basa dengan indikator lakmus
4.10.2 Melakukan percobaan identifikasi beberapa larutan asam basa dengan beberapa macam
indikator
4.10.3 Merancang percobaan untuk pembuatan indikator alami
4.10.4 Melakukan percobaan pembuatan indikator alami dan mengaplikasikannya.
4.10.5 Merancang percobaan untuk membedakan asam lemah dengan asam kuat serta basa lemah
dengan basa kuat yang konsentrasinya sama menggunakan indikator universal atau pH meter

C. MATERI PEMBELAJARAN
Uraian Materi
Pertemuan ke-1
Larutan Asam, Basa dan Netral
Untuk mengenali sifat suatu larutan bersifat asam basa atau netral dapat diketahui dengan
menggunakan indikator asam basa. Indikator asam basa adalah suatu zat yang memberikan
warna berbeda pada larutan asam dan larutan basa. Dengan adanya perbedaan warna
tersebut, indikator asam basa dapat digunakan untuk mengetahui apa suatu zat termasuk
asam atau basa. Salah satu indikator asam basa yang praktis digunakan adalah Lakmus.
Lakmus berasal dari spesies lumut kerak yang dapat berbentuk larutan atau kertas. Lakmus
yang sering digunakan berbentuk kertas, karena lebih sukar teroksidasi dan menghasilkan
perubahan warna yang jelas. Ada dua jenis kertas lakmus, yaitu
1. Kertas lakmus merah
Kertas lakmus merah berubah menjadi berwarna biru dalam larutan basa dan pada
larutan asam atau netral warnanya tidak berubah (tetap merah).
2. Kertas lakmus biru
Kertas lakmus biru berubah menjadi berwarna merah dalam larutan asam dan pada
larutan basa atau netral warnanya tidak berubah (tetap biru).
Tabel 3.10.1 Perubahan warna Larutan dengan Menggunakan Lakmus Merah
dan Lakmus Biru.
Larutan Lakmus Merah Lakmus Biru
Asam Merah Merah
Basa Biru Biru
Netral Merah Biru

Pertemuan ke-2
Menurut
Arrhenius,
Asam merupakan suatu zat yang bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan ion
hidrogen (H+) dan basa merupakan suatu senyawa yang jika dilarutkan ke dalam air akan
menghasilkan ion OH +

. –
HA(aq) → H (aq) + A (aq) ;
Asam Ion hydrogen
+ –
LOH(aq) + → L (aq) + OH (aq)
Basa Ion hidroksida
Teori ini cukup rasional, akan tetapi setelah beberapa saat, para ahli kimia berpendapat
bahwa ion H+ hampir tidak bisa berdiri sendiri dalam larutan. Hal ini dikarenakan ion H+
merupakan ion dengan jari-jari ion yang sangat kecil. Oleh karena itu, ion H+ terikat dalam
suatu molekul air dan sebagai ion oksonium (H3O+). Sehingga reaksi yang benar untuk
senyawa asam di dalam air +adalah sebagai

berikut :
HA(aq) + H2O(aq) → H3O (aq) + A (aq)
Asam Ion oksonium
Akan tetapi, ion H3O lebih sering ditulis ion H+, sehingga penulisannya menjadi seperti
+
berikut.
+ –
HA(aq) → H (aq) + A (aq)

Jenis senyawa asam dan basa


a.Senyawa asam
Berdasarkan jumlah ion H+ yang dapat dilepas, senyawa asam dapat dikelompokan
dalam beberapa jenis, yaitu
1. Asam monoprotik, yaitu senyawa asam yang dapat melepaskan satu ion H+. Contoh HCl, HBr,
HNO3, dan CH3COOH.
2. Asam poliprotik, yaitu senyawa asam yang dapat melepaskan lebih dari satu ion H+. Asam ini
dapat dibagi menjadi dua, yaitu asam diprotik dan triprotik.
a) Asam diprotik adalah senyawa asam yang dapat melepaskan dua ion H+. Contoh H2SO4,
H2CO3 dan H2S.
b) Asam triprotik adalah senyawa asam yang dapatmelepaskan tiga ion H+. Contoh H3PO4.
Berdasarkan kemampuan senyawa asam untuk bereaksi dengan air membentuk ion
H+, senyawa asam dibedakan menjadi :
a) Asam biner, yaitu asam yang mengandung unsur H dan unsur non logam lainnya (hidrida non
logam). Contoh HCl, HBr, dan HF.
b) Asam oksi, yaitu asam yang mengandung unsur H, O, dan unsur lainnya. Contoh HNO3, H2SO4,
HClO3.
c) Asam organik, yaitu asam yang tergolong senyawa organik. Contoh CH3COOH dan HCOOH.

b.Senyawa basa
Senyawa basa dapat dikelompokan berdasarkan jumlah gugus OH– yang dapat dilepas,
yaitu basa monohidroksi dan polihidroksi.
1. Basa monohidroksi adalah senyawa basa yang dapat melepaskan satu ion OH–.
Contoh NaOH, KOH, dan NH4OH.
2. Basa polihidroksi adalah senyawa basa yang dapat melepaskan lebih dari satu ion OH–. Basa ini
dapat dibagi menjadi :
a. Basa dihidroksi, yaitu senyawa basa yang dapat melepaskan dua ion OH–.
Contoh Mg(OH)2 dan Ba(OH)2.
b. Basa trihidroksi adalah senyawa basa yang melepaskan tiga ion OH–.
Contoh Fe(OH)3 dan Al(OH)3.

Menurut Johannes N. Bronsted-Lowry,


Asam merupakan spesi donator (pemberi) proton dan basa merupakan spesi akseptor
(penerima) proton. Perhatikan reaksi berikut :

Dari reaksi di atas terlihat bahwa CH3COOH memberi 1 proton (H+) kepada H2O, sehingga
CH3COOH bersifat sebagai asam dan H2O bersifat sebagai basa.
Bronsted-Lowry juga menyatakan bahwa jika suatu asam memberikan proton (H +), maka
sisa asam tersebut mempunyai kemampuan untuk bertindak sebagai basa. Sisa asam
tersebut dinyatakan sebagai basa konjugasi. Demikian pula untuk basa, jika suatu basa
dapat menerima proton (H+), maka zat yang terbentuk mempunyai kemampuan sebagai
asam disebut asam konjugasi.
Perhatikan reaksi di bawah ini
Pada reaksi tersebut terlihat bahwa H2O dapat bersifat sebagai asam dan basa. Zat
yang demikian disebut zat amfoter. Zat amfoter artinya zat yang memiliki kemampuan
untuk bertindak sebagai asam atau basa. Contoh lain yang termasuk amfoter adalah
HCO3–.

Menurut G.N. Lewis,


Basa merupakan suatu senyawa yang dapat memberikan pasangan elektron kepada
senyawa lain (donor pasangan elektron), sedangkan asam merupakan senyawa yang dapat
menerima pasangan elektron (akseptor pasangan elektron). Reaksi asam basa menurut
Lewis berkaitan dengan pasangan elektron yang terjadi pada ikatan kovalen koordinasi.
Perhatikan reaksi di bawah ini.

Pada reaksi antara BF3 dan NH3, BF3 bertindak sebagai asam, sedangkan NH3 bertindak
sebagai basa. Perhatikan pula reaksi berikut.

Pada reaksi di atas, H2O bertindak sebagai basa sedangkan CO2 bertindak sebagai
asam. Teori asam basa Lewis lebih luas daripada teori asam basa Arrhenius dan teori
asam basa Bronsted-Lowry. Hal ini disebabkan :
 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa dalam pelarut air, pelarut selain air, bahkan tanpa
pelarut.
 Teori Lewis dapat menjelaskan reaksi asam basa tanpa melibatkan transfer proton (H +), seperti
reaksi antara NH3 dengan BF3.

Pertemuan ke-3
Pengukuran pH
Beberapa metode pengukuran pH larutan yang biasa dilakukan, yaitu
a. Indikator
Indikator asam basa adalah zat-zat yang memiliki warna berbeda dalam larutan yang
bersifat asam dan larutan yang bersifat basa. Perubahan warna larutan indikator
memiliki rentang tertentu yang disebut trayek indikator. Perhatikan trayek perubahan
warna beberapa indikator di bawah ini.
Pengukuran pH dengan menggunakan indikator sangat mudah caranya, tinggal
memasukkan indikator ke dalam zat yang akan diukur. Jika terjadi perubahan warna,
maka tinggal membandingkan dengan trayek perubahan pH

Indikator asam dan basa dapat diperoleh dari bahan-bahan alam di sekitar kita.
Misalnya, beberapa jenis tumbuhan, seperti mahkota bunga sepatu, kunyit, kol
merah, dan kulit manggis. Ekstrak kunyit berwarna kuning, tetapi dalam larutan
asam warna kuning dari kunyit akan menjadi lebih cerah. Jika bereaksi dengan
larutan basa, maka akan berwarna jingga kecokelatan.

b. Indikator universal dan pH meter


Alat yang sering digunakan dalam laboratorium adalah kertas indikator universal
dan pH meter. Penggunaan kertas indicator universal dilakukan dengan meneteskan
larutan yang akan diukur pH-nya. Kemudian warna yang timbul pada kertas
indicator dibandingkan dengan suatu kode warna untuk menentukan pH larutan
tersebut. Perhatikan Gambar
Sedangkan pH meter adalah suatu sel elektrokimia yang memberikan nilai pH
dengan ketelitian tinggi. Pada pH meter terdapat suatu elektrode yang sangat sensitif
terhadap molaritas ion H+ dalam larutan. Sebelum digunakan, pH meter dikalibrasi
terlebih dahulu dengan larutan standar yang sudah diketahui pH-nya.
Pertemuan ke-4
Kekuatan asam dan basa
Asam dan basa merupakan zat elektrolit, sehingga asam dan basa dapat dibedakan
menjadi asam kuat dan asam lemah serta basa kuat dan basa lemah. Kemampuan suatu
asam menghasilkan ion H+ menentukan kekuatan asam zat tersebut. Jika semakin banyak
ion H+ yang dihasilkan, maka sifat asam akan semakin kuat. Demikian pula dengan
kekuatan basa, ditentukan oleh kemampuan menghasilkan ion OH–. Jika ion OH– yang
dihasilkan semakin banyak, maka sifat basa semakin kuat. Jumlah ion H+ atau ion OH –
yang dihasilkan ditentukan oleh nilai derajat ionisasi ( ). Derajat ionisasi ( ) adalah
perbandingan antara jumlah mol zat yang terionisasi dengan jumlah mol mulamula.
Derajat ionisasi ( ) dirumuskan sebagai berikut :

dengan = derajat ionisasi n = jumlah mol........................(mol)


Asam dan basa yang mempunyai derajat ionisasi besar (mendekati 1) merupakan asam
dan basa kuat, sedangkan asam dan basa yang derajat ionisasinya kecil (mendekati 0)
disebut asam dan basa lemah. Asam dan basa kuat merupakan elektrolit kuat, sedangkan
asam dan basa lemah merupakan elektrolit lemah. Selain itu, kekuatan asam dan basa
dapat dinyatakan oleh tetapan kesetimbangannya, yaitu tetapan ionisasi asam (Ka) dan
tetapan ionisasi basa (Kb) .
a.Tetapan ionisasi asam (Ka) : Suatu larutan asam HA terionisasi dalam air dengan derajat ionisasi sebesar
menurut persamaan reaksi berikut :

Karena larutan asam HA bersifat encer, maka tetapan ionisasi asam


(Ka) dapat dirumuskan sebagai berikut :
dengan Ka = tetapan ionisasi asam [H+] = molaritas H+...................(M)
[A–] = molaritas A– .................. (M) [HA] = molaritas HA.................(M)
Jika molaritas awal asam HA dinyatakan sebagai [HA], maka persamaan di atas dapat
dituliskan :

Untuk asam kuat ( 1), nilai pembagi sangat kecil ( 0) sehingga nilai Ka sangat
besar dan posisi kesetimbangan berada di sebelah kanan (hasil reaksi). Pada asam
kuat, misal HCl, molaritas ion H+ dalam larutan sama dengan molaritas asam (Ma)
dikalikan dengan jumlah atom H+ yang dilepas (valensi asam = a). Secara matematika
dapat dirumuskan sebagai berikut:

dengan a = valensi asam


[H+] = molaritas H+...................(M)
Ma = molaritas asam................(M)
Untuk asam lemah ( << 1), akibatnya Ka sangat kecil dan posisi kesetimbangan
berada di sebelah kiri. Persamaan tetapan ionisasi asam di atas dapat ditulis :

atau
Molaritas ion H+ dari asam lemah dapat ditentukan dari nilai Ka dan molaritas asam
lemah HA. Jika molaritas ion H+ sama dengan molaritas A–, maka dari persamaan Ka
sebelumnya diperoleh persamaan :

Jadi, molaritas asam lemah dapat ditentukan dengan rumus berikut :

b. Tetapan ionisasi basa (Kb) : Suatu larutan basa B terionisasi dalam pelarut air dengan derajat ionisasi
sebesar menurut persamaan reaksi berikut.

Karena larutan basa B bersifat encer, dimana molaritas pelarut H 2O tidak berubah.
Tetapan ionisasi basa (Kb) dapat dirumuskan sebagai berikut :
Dengan Ka = tetapan ionisasi asam
[BH+] = molaritas ion BH+..........(M)
[OH–] = molaritas ion OH.............(M)
Jika molaritas awal basa B dinyatakan sebagai [B], maka persamaan di atas dapat
dituliskan menjadi

Untuk basa kuat ( 1), nilai pembagi sangat kecil ( 0) sehingga nilai Kb sangat
besar dan posisi kesetimbangan berada di sebelah kanan (hasil reaksi). Pada basa kuat,
misal NaOH, molaritas ion OH– dalam larutan sama dengan molaritas basa (Mb)
dikalikan dengan jumlah atom OH- yang dilepas (valensi basa = b). Dapat dirumuskan

dengan b = valensi basa


[OH-] = molaritas ion OH......(M)
.....
Mb = molaritas ion BH+ (M)
Untuk basa lemah (� << 1), akibatnya Kb sangat kecil dan posisi
kesetimbangan berada di sebelah kiri. Persamaan tetapan ionisasi basa di atas dapat

ditulis
atau Kb = 2 [B]
Molaritas ion OH– dari basa lemah dapat ditentukan dari nilai Kb dan molaritas basa
lemah B. Jika molaritas ion OH- sama dengan molaritas BH+, maka dari persamaan
Kb sebelumnya diperoleh persamaan :

Jadi, molaritas ion OH– dari basa lemah dapat dihitung dengan rumus berikut.

Pertemuan ke-5
pH Larutan
Tingkat keasaman suatu larutan tergantung pada molaritas ion H + dalam larutan. Jika
molaritas ion H+ semakin besar, maka semakin asam larutan itu. Tetapi, pernyataan
kekuatan asam menggunakan [H+] memberikan angka yang sangat kecil dan
penulisannya tidak sederhana. Istilah pH untuk menyatakan derajat keasaman. Nilai pH
diperoleh sebagai hasil negatif logaritma 10 dari molaritas ion H+. Secara matematika
dapat dituliskan pH = – log [H+] dengan pH = derajat keasaman
.............
[H+] = molaritas ion H+ (M)
Analog dengan pH, untuk molaritas ion OH– dan Kw
diperoleh pOH = – log [OH–]
pKw = – log Kw
Karena Kw = [H+] [OH–], maka hubungan antara pH, pOH, dan pKw dapat dirumuskan
sebagai berikut :
log Kw = log [H+] + log [OH–]
– log Kw = – log [H+] – log [OH–]
sehingga diperoleh
pKw = pH + pOH

pH Asam dan Basa Lemah


a.Molaritas H+ asam lemah =

pH asam lemah
pH = – log [H+]

b. Molaritas ion OH– dari basa lemah


pOH = – log [OH–]
pH basa lemah melalui tahapan →
pH = pKw - pOH

pH Asam dan Basa Kuat


a. Molaritas H+ asam kuat = [H+] = Ma .
valensi pH asam kuat → pH = – log
[H+]
b. Molaritas OH- basa kuat = [H+] = Ma . valensi
pH basa kuat → pOH = – log [OH–]
pH = pKw - pOH

Pertemuan ke-6
Indikator pencemaran
air
Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan atau
tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
 Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air
(kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau dan rasa
 Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang terlarut,
perubahan pH
 Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang ada
dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH atau
konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen
biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi
(Chemical Oxygen Demand, COD).
pH atau Konsentrasi Ion Hidrogen dalam air limbah
Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH sekitar 6,5 –
7,5. Air akan bersifat asam atau basa tergantung besar kecilnya pH. Bila pH di bawah pH
normal, maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH di atas pH
normal bersifat basa. Air limbah dan bahan buangan industri akan mengubah pH air yang
akhirnya akan mengganggu kehidupan biota akuatik. Sebagian besar biota akuatik
sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH antara 7 – 8,5. Nilai pH sangat
mempengaruhi proses biokimiawi perairan , misalnya proses nitrifikasi akan berakhir
pada pH yang rendah. Pengaruh nilai pH pada komunitas biologi perairan dapat dilihat
pada table di bawah ini :
Pengaruh pH Terhadap Komunitas Biologi Perairan
Pada pH < 4, sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH
rendah. Namun ada sejenis algae yaitu Chlamydomonas acidophila mampu bertahan pada pH =1
dan algae Euglena pada pH 1,6.

D. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Pendekatan saintifik
Metode : Eksperimen dan diskusi
Model pembelajaran : Discovery Learning, Problems Based Learning

E. MEDIA, ALAT, SUMBER PEMBELAJARAN


Media : Lembar kerja siswa, Bahan Tayang ( PPT, video)
Alat : sesuai percobaan
Bahan : sesuai percobaan
Sumber belajar : Sudarmo, U. 2014. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Surakarta. Erlangga
Haris Watoni, A. 2014. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kelompok
Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam . Bandung. Yrama
widya. http://e-dukasi.net
http://psb-psma.org

F. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN


Pertemuan ke-1
No. KEGIATAN Waktu Metode
Pendahuluan: 15’
 Guru memberi salam, bersama siswa
melantunkan asmaul husna dan mengecek
kehadiran siswa
 Motivasi dan apersepsi:
Guru bertanya:
1. Pernahkah makan strawberry, jeruk, pare ?
Bagaimana rasanya?
 Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran
 Guru membagi kelas ke dalam kelompok-
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dan
memberikan lembar kerja siswa.
Inti
Mengamati(Observing)
 Siswa mengkaji dari berbagai sumber
tentang senyawa asam dan basa
Menanya(Questioning)
 Siswa mempelajari lembar kerja dan
mengajukan pertanyaan:
- Apa yang dimaksud dengan senyawa
asam dan basa?
- Bagaimana mengidentifikasi larutan asam,
basa atau netral?
- Apakah yang dimaksud dengan indikator?
- Terbuat dari apakah kertas lakmus?
- apa yang terjadi jika kertas lakmus
dimasukkan/dicelupkan ke dalam larutan
yang bersifat asam, basa atau netral?
Eksperimen
2.  Guru berkeliling membimbing kelompok yang 55’ dan Diskusi
mengalami kesulitan Kelompok

Mengumpulkan data (Eksperimenting)


 Siswa melakukan percobaan identifikasi larutan
asam, basa dan netral menggunakan indikator
kertas lakmus
 Siswa menganalisis perubahan warna yang
terjadi pada kertas lakmus yang dicelupkan
dalam nerbagai larutan dan mencatat hasil
pengamatan
 Guru mengamati kerja siswa dan mengisi
lembar observasi

Mengasosiasi(Associating)
 Siswa berdiskusi dalam kelompoknya
menghubungkan hasil pengamatan dengan
hasil
membaca literatur tentang asam, basa, dan
indikator lakmus

Mengkomunikasikan (Communicating)
 Siswa mempresentasikan laporan tertulis
sementara dan hasil diskusi dengan
menggunakan tata bahasa yang benar.

Penutup
 Guru bersama siswa menarik kesimpulan
dari hasil eksperimen dan diskusi. 20
3.  Guru memberi tugas untuk membuat
laporan praktikum
 Guru menutup pelajaran dengan salam
penutup

Pertemuan ke-2
No. KEGIATAN Waktu Metode
Pendahuluan:
 Guru memberi salam, bersama siswa
melantunkan asmaul husna dan mengecek 15’
kehadiran siswa
 Motivasi dan apersepsi:
Guru bertanya:
- Bagaimana perubahan warna kertas
lakmus dalam larutan asam, basa dan
netral?
1. - Air cuka ketika diuji dengan kertas lakmus
mengubah warna lakmus biru menjadi
merah. Bersifat asam atau basakah
larutan cuka?
 Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran
 Guru membagi kelas ke dalam kelompok-
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dan
memberikan lembar kerja siswa

Inti
Mengamati(Observing)
 Siswa mengkaji dari berbagai sumber
tentang Teori asam dan basa
Menanya(Questioning)
 Siswa mempelajari lembar kerja
2. dan mengajukan pertanyaan: 55’ Diskusi
- Bagaimana perkembangan konsep
asam basa?
- Bagaimana konsep asam basa
menurut Arrhenius?
- Bagaimana konsep asam basa
menurut Bronsted dan Lowry?
- Apa yang dimaksud dengan pasangan asam
basa konjugasi?
- Bagaimana konsep asam basa
menurut Lewis?
 Guru berkeliling membimbing kelompok yang
mengalami kesulitan

Mengumpulkan data (Eksperimenting)


 Siswa menggali informasi dari buku
dan internet tentang Teori Asam Basa
 Siswa mendiskusikan lembar kerja tentang
Teori Asam Basa
 Guru mengamati kerja siswa dan
mengisi lembar observasi

Mengasosiasi(Associating)
 Siswa berdiskusi dalam kelompoknya dan
menyimpulkan tentang konsep asam basa
menurut Arrhenius, Bronsted Lowry dan
Lewis
 Siswa berdiskusi dalam kelompoknya dan
membandingkan konsep asam basa
menurut Arrhenius, Bronsted-Lowry dan
Lewis

Mengkomunikasikan (Communicating)
 Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan
bertanya jawab dengan menggunakan tata
bahasa yang benar.
Penutup
 Guru bersama siswa menarik kesimpulan
dari hasil diskusi.
 Guru memberi tugas merancang
20’
3. pembuatan indikator alami, alat dan bahan
dibawa pada pertemuan berikutnya
 Guru menutup pelajaran dengan salam
penutup

Pertemuan ke-3
No. KEGIATAN Waktu Metode
Pendahuluan:
 Guru memberi salam, bersama siswa
melantunkan asmaul husna dan mengecek 15’
kehadiran siswa
 Motivasi dan apersepsi:
Guru bertanya:
- Pernahkah mengamati warna kunyit
ketika terkena sabun?
- Selain lakmus, indikator apa saja yang bisa
digunakan untuk identifikasi larutan
asam dan basa?
 Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran
 Guru membagi kelas ke dalam kelompok-
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dan
memberikan lembar kerja siswa.
Inti
Mengamati(Observing)
 Siswa mengkaji dari berbagai sumber
tentang indikator alami dan kimia serta
trayek pH perubahan warna indikator
Menanya(Questioning)
 Siswa mempelajari lembar kerja
dan mengajukan pertanyaan:
- Selain lakmus, indikator apa saja yang bisa
digunakan iuntuk identifikasi larutan asam
dan basa?
- Apakah yang dimaksud dengan indikator
alami?
- Apakah yang dimaksud dengan trayek
pH perubahan warna indikator?
 Guru berkeliling membimbing kelompok yang
mengalami kesulitan

Mengumpulkan data (Eksperimenting)


 Siswa melakukan percobaan identifikasi larutan
asam dan basa menggunakan beberapa
2. indikator 55’ Diskusi
 Siswa membuat indikator alami dan
mengaplikasikannya untuk identifikasi
larutan asam basa
 Siswa menganalisis perubahan warna
yang terjadi pada berbagai indikator yang
dimasukkan dalam larutan asam basa dan
mencatat hasil pengamatan
 Guru mengamati kerja siswa dan
mengisi lembar observasi

Mengasosiasi(Associating)
 Siswa berdiskusi dalam kelompoknya
menghubungkan hasil pengamatan dengan
hasil membaca literatur tentang trayek pH
perubahan warna indikator
 Siswa menyimpulkan bahan alami yang bisa
digunakan sebagai bahan pembuatan indikator
alami asam basa

Mengkomunikasikan (Communicating)
 Siswa mempresentasikan laporan tertulis
sementara dan hasil diskusi dengan
menggunakan tata bahasa yang benar.

Penutup
 Guru bersama siswa menarik kesimpulan
dari hasil diskusi. 20’
3.  Guru memberi tugas untuk membuat
laporan praktikum
 Guru menutup pelajaran dengan salam
penutup

Pertemuan ke-4
No. KEGIATAN Waktu Metode
Pendahuluan:
 Guru memberi salam, bersama siswa
melantunkan asmaul husna dan mengecek 15’
kehadiran siswa
 Motivasi dan apersepsi:
Guru bertanya:
- larutan elektrolitada yang bersifat elektrolit kuat
1. dan elektrolit lemah. Bagaimana dengan zat-zat
yang bersifat asam atau basa apakah memiliki
kekuatan asam basa yang berbeda?
 Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran
 Guru membagi kelas ke dalam kelompok-
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dan
memberikan lembar kerja siswa.
Inti
Mengamati(Observing)
 Siswa mengkaji dari berbagai sumber
tentang kekuatan asam dan basa
Menanya(Questioning)
 Siswa mempelajari lembar kerja dan mengajukan
pertanyaan: Diskusi
- Bagaiman kekuatan asam (pH) larutan asam Mengukur
dan basa yang berkonsentrasi sama? pH berbagai
- Apakah yang dimaksud dengan tetapan ionisasi larutan asam
2. asam (Ka) atau tetapan ionisasi basa (Kb)? 55’
dan basa
- Bagaimana hubungan kekuatan asam atau dengan
basa dengan derajat pengionan ( α ) dan konsentrasi
tetapan ionisasi asam (Ka) atau tetapan sama
ionisasi basa (Kb)?
 Guru berkeliling membimbing kelompok yang
mengalami kesulitan

Mengumpulkan data (Eksperimenting)


 Siswa melakukan percobaan Mengukur pH
berbagai larutan asam dan basa dengan konsentrasi
sama
 Siswa menganalisis perbedaan pH yang terjadi
pada larutan asam dan basa yang
berkonsentrasi sama dan mencatat hasil
pengamatan
 Guru mengamati kerja siswa dan mengisi
lembar observasi
Mengasosiasi(Associating)
 Siswa berdiskusi dalam kelompoknya
menghubungkan pH hasil pengamatan dengan
kekuatan asam dan basa
 Siswa berdiskusi dalam kelompoknya
menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan
derajat pengionan ( α ) dan tetapan ionisasi asam
(Ka) atau tetapan ionisasi basa (Kb)

Mengkomunikasikan (Communicating)
 Siswa mempresentasikan laporan tertulis sementara
dan hasil diskusi dengan menggunakan tata bahasa
yang benar.
Penutup
 Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari
20’
hasil eksperimen dan diskusi.
3.
 Guru memberi tugas untuk membuat laporan
praktikum
 Guru menutup pelajaran dengan salam penutup
Penutup
 Guru bersama siswa menarik kesimpulan dari 20’
3.
hasil eksperimen dan diskusi.
 Guru menutup pelajaran dengan salam penutup

Pertemuan ke-5
No. KEGIATAN Waktu Metode
Pendahuluan:
 Guru memberi salam, bersama siswa
melantunkan asmaul husna dan mengecek 15’
kehadiran siswa
 Motivasi dan apersepsi:
Guru bertanya:
1. - Pada sabun muka selalu tertulis pH
balanced, apa maksudnya?
- Bagaimana memperkirakan pH larutan
tanpa melalui percobaan?
 Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran
 Guru membagi kelas ke dalam kelompok-
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dan
memberikan lembar kerja siswa.

Inti
Mengamati(Observing)
 Siswa mengkaji dari berbagai sumber
tentang menghitung konsentrasi H+ , OH- dan
pH larutan asam dan larutan basa
Menanya(Questioning)
 Siswa mempelajari lembar kerja
dan mengajukan pertanyaan:
- Bagaimana menghitung konsentrasi H+
dalam larutan asam/basa?
- Bagaimana menghitung konsentrasi OH-
dalam larutan asam/basa?
- Bagaimana hubungan konsentrasi H+
dalam pH larutan asam/basa?
 Guru berkeliling membimbing kelompok yang
mengalami kesulitan

2. Mengumpulkan data (Eksperimenting) 55’ Diskusi


 Siswa melakukan diskusi tentang menghitung
konsentrasi H+ , OH- dan pH larutan asam dan
larutan basa
 Siswa menghitung konsentrasi H+, OH- dan pH
larutan asam dan larutan basa dengan berbagai
konsentrasi
 Guru mengamati kerja siswa dan
mengisi lembar observasi
Mengasosiasi(Associating)
 Siswa berdiskusi dalam kelompoknya
menghubungkan konsentrasi H+ , OH- dan pH
larutan asam dan larutan basa

Mengkomunikasikan (Communicating)
 Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan
tanya jawab dengan menggunakan tata bahasa
yang benar.

Penutup
 Guru bersama siswa menarik kesimpulan 20’
3. dari hasil diskusi.
 Guru menutup pelajaran dengan salam
penutup
Pertemuan ke-6
No. KEGIATAN Waktu Metode
Pendahuluan:
 Guru memberi salam, bersama siswa
melantunkan asmaul husna dan mengecek 15’
kehadiran siswa
 Motivasi dan apersepsi:
Guru bertanya:
- Apa ciri air yang layak untuk dikonsumsi?
1.
- Kapan air dikatakan tercemar
 Guru menyampaikan KD dan tujuan
pembelajaran
 Guru membagi kelas ke dalam kelompok-
kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa dan
memberikan lembar kerja siswa

Inti
Mengamati(Observing)
 Siswa mengkaji dari berbagai sumber
tentang indikator pencemaran air dan pH air
limbah
Menanya(Questioning)
 Siswa mempelajari lembar kerja
dan mengajukan pertanyaan:
- Apa saja indikator air yang tercemar?
- Bagaimana pH air limbah dan pengaruhnya
pada biota air?
 Guru berkeliling membimbing kelompok yang
mengalami kesulitan

Mengumpulkan data (Eksperimenting)


 Siswa menggali informasi dari buku dan
2. internet tentang indikator pencemaran air 55’ Diskusi
dan pH air limbah
 Siswa mendiskusikan lembar kerja tentang
indikator Kualitas Air dan pH air limbah dan
dampaknya bagi biota air
 Guru mengamati kerja siswa dan mengisi
lembar observasi

Mengasosiasi(Associating)
 Siswa berdiskusi dalam kelompoknya dan
menyimpulkan tentang indikator
pencemaran air
 Siswa berdiskusi dalam kelompoknya dan
menyimpulkan dampak pH air limbah pada
biota air

Mengkomunikasikan (Communicating)
 Siswa mempresentasikan hasil diskusi dan
bertanya jawab dengan menggunakan tata
bahasa yang benar.

Penutup
 Guru bersama siswa menarik kesimpulan
20’
3. dari hasil diskusi.
 Guru menutup pelajaran dengan salam
penutup

G. PENILAIAN PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN PENGAYAAN


1. Teknik Penilaian
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1 Sikap - Observasi kegiatan diskusi - Lembar observasi
- Penilaian diri - Format penilaian
- Penilaian antar peserta didik - Format penilaian
2 Pengetahuan - Tes tertulis - Soal pilihan ganda
- Soal uraian
3 Ketrampilan - Penilaian laporan praktikum - Lembar penilaian

2. Instrumen Penilaian
:
a. Pertemuan ketiga
- Penilaian sikap : lembar observasi sikap
- Penilaian pengetahuan : soal pilihan ganda
- Penilaian ketrampilan : lembar penilaian laporan ilmiah

3. Pembelajaran Remedial:
Dilaksanakan segera setelah diadakan penilaian bagi peserta didik yang mendapat nilai di
bawah 2,67. Strategi pembelajaran remedial dilaksanakan dengan pembelajaran remedial,
penugasan dan tutor sebaya berdasarkan indikator yang belum dicapai

4. Pengayaan :
Peserta didik yang mendapat nilai diatas 2,67 diberi soal yang tingkatannya tinggi

1. Soal / Instrumen
1. Larutan NH3 dibuat dengan cara melarutkan 4,48 L (STP) gas NH3 dalam 2 L air (volume larutan
dianggap sama dengan volume air = 2 L, Kb NH3 = 10–5). Tentukan [OH–] dan pH nya!
2. Tentukan pH dan sifatnya, dari :
(a) 100 mL HCl 0,1 M,
(b) 100 mL NaOH 0,01 M.
Kunci jawaban/ Rubrik Penilaian
No Uraian Jawaban Skor
Untuk mencari [OH–] kita harus mencari molaritas dari NH3 terlebih
dahulu.

10

10

Larutan NH3 adalah basa lemah yang di dalam air akan terionisasi
sebagian. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut:
1. 10
15

pOH = – log [OH–] 10


= – log 10-3 = 3
pH = pKw - pOH 10
= 14 – 3 = 11
Jumlah skor 65

No Uraian Jawaban Skor


HCl akan terurai sempurna menjadi ion-ionnya
HCl(aq) → H+(aq) + Cl–(aq) 10
[H+] = a × Ma 15
2a. = 1 × 0,1 M = 0,1 M
pH = – log [H+] 15
= – log 0,1 M = 1
Jadi, pH larutan HCl adalah 1 (asam kuat ) 10
NaOH akan terionisasi sempurna menjadi ion-ionnya
NaOH(aq) → Na+(aq) + OH–(aq) 10
[OH–] = b × Mb 15
= 1 × 0,01 M = 0,01 M
2b. pOH = – log [OH–] 15
= – log 0,01 M = 2
pH = pKw – pOH 10
= 14 – 2 = 12
Jadi, pH larutan NaOH adalah 12 basa kuat. 10
Jumlah skor 110
Perhitungan Nilai

Penilaian Kinerja Melakukan Praktikum

Penilaian
No Aspek yang dinilai 1 2 3
1 Merangkai alat
2 Pengamatan
3 Data yang diperoleh
4 Kesimpulan

Rubrik:

Aspek Penilaian
yang dinilai
1 2 3

Merangkai Rangkaian Rangkaian alat Rangkaian alat


alat alat tidak benar, tetapi tidak benar, rapi, dan
benar rapi atau tidak memperhatikan
memperhatikan keselamatan kerja
keselamatan kerja

Pengamatan Pengamatan Pengamatan Pengamatan


tidak cermat, tetapi cermat dan
cermat mengandung bebas
interpretasi interpretasi

Data yang Data tidak Data lengkap, Data lengkap,


diperoleh lengkap tetapi tidak terorganisir, dan
terorganisir, atau ditulis dengan
ada yang salah benar
tulis

Kesimpulan Tidak benar Sebagian Semua benar


atau tidak kesimpulan ada atau sesuai
sesuai tujuan yang salah atau tujuan
tidak sesuai tujuan

Lembar Pengamatan Diskusi Peserta Didik


5 = selalu konsisten.
4 = konsisten; dan
3 = mulai konsisten;
2 = kurang konsisten;
1 = sangat kurang;
Skala penilaian aktivitas diskusi dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5.
Keterangan:
Nomor

Nomor

1
Nama

Lembar Pengamatan Sikap Peserta Didik


Nama
Keterbukaan

Ketekunan belajar
Kerjasama Kelompok
Kerajinan
Kerajinan
Tenggang rasa
Tanggung jawab
Kedisiplinan

Kerjasama Tenggang rasa

Ramah dengan teman Berpendapat


Hormat pada
orang tua
Tanggapan
Kejujuran

Menepati janji Bertanya

Kepedulian Berkomunikasi

Tanggung jawab
1

Keterangan:
Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1 s.d 5.
1 = sangat kurang;
2 = kurang konsisten;
3 = mulai konsisten;
4 = konsisten; dan
5 = selalu konsisten.

Teknik Penilaian Proyek

Mata pelajaran :
Nama Proyek :
Alokasi Waktu :
Guru Pembimbing :

Nama :

NIS :

Kelas :

SKOR (1 - 5)
No ASPEK 1 2 3 4 5
PERENCANAAN :
a. Persiapan
1 b. Rumusan Judul

PELAKSANAAN :
a. Sistematika Penulisan
b. Keakuratan Sumber Data / Informasi
2 c. Kuantitas Sumber Data
d. Analisis Data
e. Penarikan Kesimpulan

LAPORAN PROYEK :
a. Performans
3 b. Presentasi / Penguasaan

TOTAL SKOR

Catatan :

*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 (satu) sampai dengan 5 (lima), dengan ketentuan
semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses penyusunan pembuatan maka semakin
tinggi nilainya.

Penilaian Produk

Mata pelajaran :
Nama Proyek
:
Alokasi Waktu :
Nama Peserta didik :
Kelas/Semester :

No Tahapan Skor ( 1 – 5 )*

1 Tahap Perencanaan Bahan


2 Tahap Proses Pembuatan :
a. Persiapan alat dan bahan
b. Teknik Pengolahan
c. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan)

3 Tahap Akhir (Hasil Produk)


a. Bentuk fisik
b. Inovasi

TOTAL SKOR

Catatan :

*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 (satu) sampai dengan 5 (lima), dengan ketentuan
semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya

MENGUJI LARUTAN DENGAN KERTA LAKMUS

Alat
– kertas lakmus merah dan biru
– tabung reaksi

Bahan
– akuades – asam klorida
– asam cuka – air sabun
– air jeruk – air sumur
– air kapur – coca-cola

Cara kerja

Siapkan kertas lakmus merah dan biru.


1. Siapkan larutan yang tercantum di tabel pengamatan dengan menggunakan tabung reaksi.
Kalian juga bisa mencari larutan lain yang ingin kalian ketahui sifatnya.
2. Ambil kertas lakmus merah dan biru, kemudian celupkan ke dalam larutan pertama
yang kalian siapkan.
3. Catat hasil perubahan warna pada kertas lakmus merah dan biru. Kemudian lakukan hal
yang sama untuk larutan yang lain.
Hasil pengamatan
Buat dan lengkapi tabel di bawah ini pada buku kerja kalian.

Pertanyaan :
1. Apa terjadi perubahan warna kertas lakmus ketika dicelupkan dalam air jeruk?
2. Sebutkan larutan yang dapat merubah warna kertas lakmus merah menjadi biru.
3. Sebutkan larutan yang dapat merubah warna kertas lakmus biru menjadi merah.
4. Jika suatu larutan diteteskan pada kertas lakmus merah, maka warna kertas lakmus tersebut
tetap. Bagaimana sifat larutan tersebut? Jelaskan.
5. Buat kesimpulan dari kegiatan kalian dan diskusikan dengan teman kalian.

MEMBUAT INDIKATOR ASAM BASA DARI BAHAN ALAMI

Tujuan
• Membuat indikator asam basa dari ekstrak bahan alam
• Menentukan sifat larutan dengan indikator alami

Alat
• Tabung reaksi
• Air suling
• Lumpang dan alu
• Pipet tetes
Baha
n • Beberapa bunga berwarna
• Larutan asam (misalnya cuka)
• Larutan basa (misalnya amonia)
• Air jeruk
• Air kapur
• Air garam
• HCl
• NaOH

Langkah Kerja
1. Geruslah beberapa helai mahkota bunga berwarna sampai halus dengan menggunakan
lumpang dan alu. Untuk memudahkan penggerusan, tambahkan air suling ± 6 mL.
2. Tuangkanlah ± 1 mL ekstrak ke dalam dua buah tabung reaksi yang kering dan bersih.
3. Pada tabung reaksi yang pertama tambahkan cuka, sedangkan pada tabung reaksi yang
kedua tambahkan larutan amonia.
4. Guncangkan tabung dan amatilah perubahan warna yang terjadi, kemudian catat hasilnya.
5. Dengan menggunakan ekstrak di atas, ujilah sifat asam dan basa dari air jeruk, air kapur,
air garam, larutan HCl, dan larutan NaOH.
6. Tuangkan ekstrak mahkota bunga tersebut ke dalam lima buah tabung reaksi yang kering
dan bersih.
7. Ke dalam tabung pertama tambahkan air jeruk, tabung kedua tambahkan air kapur, tabung
ketiga tambahkan air garam, tabung keempat tambahkan larutan HCl, dan tabung kelima
tambahkan larutan amonia.
8. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
9. Ulangi langkah kerja di atas untuk ekstrak mahkota bunga yang lain.

Pertanyaan
Berdasarkan hasil percobaanmu, ekstrak mahkota bunga yang manakah yang paling baik
digunakan sebagai indikator asam basa? Jelaskan jawabanmu berdasarkan data-data yang kamu
dapat dalam percobaan!

INDIKATOR ASAM-BASA

I. TUJUAN

 Membedakan larutan asam basa menggunakan indikator buatan maupun indikator alam.

II. ALAT DAN BAHAN


 INDIKATOR ALAM
 Alat:
1. Mortar dan alu
2. Pipet.
3. Tabung reaksi kecil
 Bahan:
1. Larutan Asam Cuka (CH3COOH).
2. Larutan Basa (larutan NaOH).
3. Bunga Bougenvill*).
4. Bunga Tapak dara*).
5. Bunga Sepatu*).
6. Kunyit*).
7. Bunga mawar merah*).

 INDIKATOR BUATAN
 Alat:
1. Pipet.
 Pelat tetes
 Bahan:
1. Kertas lakmus (merah dan biru).
2. Metil Orange.
3. Metil Red.
4. Phenol Phtalein (PP).
5. Bromtimol Blue (BTB).
6. Larutan Asam Cuka (CH3COOH).
7. Larutan Basa (NaOH).

III. LANGKAH KERJA


1) INDIKATOR ALAM
a. Ambil beberapa lembar mahkota bunga, kemudian tumbuklah dengan menggunakan mortar
dan alu.
b. Beri beberapa tetes air untuk melarutkan zat warna pada bunga (untuk memperoleh ekstrak
bunga) dan catat warnanya.
c. Siapkan 2 tabung reaksi dan isilah tabung pertama dengan 1 mL larutan CH3COOH 0,1 M
dan pada tabung kedua isilah dengan 1 mL NaOH 0.1 M, kemudian teteskan ekstrak bunga
pada langkah b) pada masing-masing tabung dan catat warnanya
d. Ulangi langkah di atas untuk semua mahkota bunga dan kunyit kemudian catat
perubahan warnanya.

2) INDIKATOR BUATAN
a.Siapkan indikator buatan, misalnya: kertas lakmus, metil red, metil orange, PP, dan BTB.
b. Siapkan pelat tetes dan isilah satu deret (6 ruas) masing-masing dengan beberapa tetes
larutan CH3COOH 0,1 M dan 1 deret (6 ruas) masing-masing dengan larutan NaOH 0,1 M.
c.Masukkan pada ruas pertama dari deret yang berisi larutan CH3COOH 0,1 M kertas lakmus
biru, ruas kedua lakmus merah, ketiga sampai keenam metil merah, metil orange, PP, dan
BTB masing-masing 1 tetes. Amati dan catat perubahan warna yang terjadi.
d. Ulangi langkah c) untuk deret yang berisi larutan NaOH.

Pertanyaan :
1. Bagaimana perubahan warna indikator baik alami maupun buatan pada larutan asam dan
basa? Catatlah dan buatlah tabel hasil pengamatan.
2. Jelaskan bagaimana indikator alami maupun buatan tersebut bisa berubah warna?
MEMPERKIRAKAN pH LARUTAN MENGGUNAKAN BEBERAPA INDIKATOR

I. TUJUAN
 Memperkirakan pH larutan dengan menggunakan beberapa indikator asam basa.

Informasi:
Selain dapat ditentukan melalui perhitungan berdasarkan konsentrasinya, pH larutan dapat
ditentukan melalui pengukuran dengan menggunakan trayek pH indikator. Trayek pH indikator
yang digunakan untuk memperkirakan nilai pH suatu larutan tercantum dalam tabel berikut.

INDIKATOR PERUBAHAN WARNA TRAYEK pH


Metil orange Merah - kuning 3,1 – 4,4
Metil merah Merah - kuning 4,2 – 6,2
Lakmus Merah - biru 4,5 – 8,3
Bromtimol biru (BTB) Kuning - biru 6,0 – 7,6
Phenolphtalein (PP) Tak berwarna – merah ungu 8,0 – 9,6
II. ALAT DAN BAHAN

 Alat:
 Pipet.
 Pelat tetes
 Bahan:
 Kertas lakmus (merah dan biru).
 Metil Orange.
 Metil Merah.
 Phenol Phtalein (PP).
 Bromtimol Blue (BTB).
 Larutan yang belum diketahui pHnya(larutan A, B, C, dst.)

III. LANGKAH KERJA

a. Isilah 6 ruas dalam pelat tetes dengan salah satu larutan yang belum diketahui pHnya (larutan
A, B, C, dst.).
b. Masukkan pada ruas pertama kertas lakmus biru, ruas kedua lakmus merah, ruas ketiga
sampai keenam metil merah, metil orange, PP, dan BTB masing-masing 1 tetes. Amati
dan catat perubahan warna yang terjadi.
c. Perkirakan berapakah pH larutan tersebut.
Catatan:
1. bahan yang bertanda *) disiapkan masing-masing kelompok, jika tidak ada
bahan tersebut dapat diganti bunga lain yang mahkotanya berwarna.
2. Kelengkapan bahan yang dibawa masuk dalam penilaian.
3. Siswa praktikum sesuai kelompok dan membuat laporan secara individu.
4. Setiap siswa membuat Laporan Praktikum yang diketik 1½ spasi pada kertas
ukuran A4 huruf Time New Roman font 12 dengan urutan:
 Cover yang berisi Judul Laporan Praktikum dan Nama, kelas serta
No. absen
 Laporan, terdiri dari
I. Tujuan(sesuai tujuan Praktikum)
II. Landasan Teori (minimal dari 3 pustaka baik dari buku
maupun internet)
III. Alat dan Bahan (sesuai alat dan bahan Praktikum)
IV. Cara Kerja(sesuai cara kerja Praktikum)
V. Data Hasil Pengamatan(dalam bentuk tabel sesuai
pengamatan kelompok)
VI. Pembahasan(ditulis tangan membahas data hasil pengamatan
dan kesesuaian dengan landasan teori)
VII. Kesimpulan( ditulis tangan)
VIII. Daftar Pustaka( diketik sesuai aturan penulisan pustaka)
 Laporan dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum, tidak perlu dijilid
cukup distaples pada pojok kiri atas.

Anda mungkin juga menyukai