Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nurul Mutia Syafirah

NIM : D101 20 1064


Tugas MK Perencanaan Transpostasi Wilayah dan Kota

Identifikasi Elemen Sistem Transportasi

A. Moda Transportasi
Moda transportasi merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan alat angkut
yang digunakan untuk berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. Moda yang biasanya
digunakan dalam transportasi dapat dikelompokkan atas moda transportasi darat, moda
transportasi laut, serta moda transportasi udara.
1) Moda Transportasi Darat
Transportasi jalan raya, transportasi kereta api dan transportasi sungai danau dan
penyeberangan merupakan sub moda Transportasi Darat. Transportasi jalan raya dibagi
lagi ke dalam transportasi umum dalam kota misalnya Bis Kota dan antar
provinsi misalnya  bis – bis antar provinsi. Ada pula angkutan pinggiran kota (sub
urban) seperti mikrolet, bajaj, bemo dan ojek.  Menurut Undang – Undang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Transportasi Jalan diartikan sebagai salah satu moda transportasi nasional
diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, asas bersama dan kekeluargaan, adil dan
merata, keseimbangan, kepentingan umum, keterpaduan, kesadaran hukum dan percaya
pada diri sendiri. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari
kendaraan motor atau kendaraan tidak bermotor.
2) Moda Transportasi Laut
Transportasi laut, terdiri dari transportasi laut dalam negeri dan transportasi laut luar
negeri. Transportasi laut, sering disebut dengan pelayaran. Pelayaran Dalam Negeri adalah
pelayaran yang dikhususkan untuk perusahaan – perusahaan pelayaran nasional dan
tertutup untuk papal – papal berbendera asing misalnya pelayaran pantai, pelayaran antar
pulau/nusantara/pelayaran Inter.-insulair, pelayaran rakyat, pelayaran perintis dan
pelayaran samudera. Berdasarkan Undang – Undang Pelayaran, Pelayaran diartikan
sebagai salah satu moda transportasi diselenggarakan dengan tujuan untuk memperlancar
arus perpindahan orang dan/atau barang melalui perairan dengan mengutamakan dan
melindungi pelayaran nasional, dalam rangka menunjang, menggerakkan dan mendorong
pencapaian tujuan pembangunan nasional, memantapkan perwujudan wawasan nusantara
serta memperkokoh ketahanan Nasional. Pelayaran pantai adalah pelayaran dari satu
pantai ke pantai – pantai lain di Indonesia. Pelayaran Antar Pulau atau Pelayaran
Nusantara atau Pelayaran Inter Insuler adalah pelayaran dari satu pulau ke lain – lain pulau
di Indonesia. Pelayaran Rakyat adalah usaha rakyat yang bersifat tradisional untuk
menyelenggarakan usaha angkutan di perairan dengan menggunakan perahu  layar  dan
atau perahu layar bermotor  dengan ukuran tertentu.  Pelayaran Perintis adalah pelayaran
yang melayani angkutan  diperairan yang menghubungkan  daerah daerah terpencil  dan
belum berkembang.  Pelayaran Samudera adalah pelayaran dari dan ke luar negeri.
Disamping jenis – jenis pelayaran tersebut  diatas,  terdapat juga Pelayaran Khusus  yaitu
pelayaran yang mengkhususkan  diri  dalam pengangkutan barang – barang industri,
seperti, seperti tanker, batu bara, dan sebagainya.
3) Moda Transportasi Udara
Dasar ketentuan yang mengatur moda angkutan udara adalah Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dimana Penerbangan
didefinisikan sebagai satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara,
pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan
keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. Moda
Udara yang dinyatakan sebagai pesawat udara didefinikan sebagai setiap mesin atau alat
yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena
reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan.

B. Simpul/terminal Sistem Transportasi


Secara umum terminal didefinisikan ssebagai tempat berakhirnya dan berawalnya suatu
perjalanan dengan menggunakan berbagai jenis moda angkutan seperti bus, truk, pesawat
udara, kapal laut, kereta api, dan moda angkut lainnya. Berdasarkan keputusan Menteri
Perhubungan No. 51 tahun 1995 tentang terminal transpostasi jalan menyatakan bahwa
terminal penumpang adalah prasaran transportasi jalan untuk keperluan menurunkan dan
menaikan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur
kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum.
Tabel 1. Terminal Berbagai Moda Transportasi

Moda Transportasi Fasilitas Fungsi Utama


Bandar Udara Akses darat dan hubungan di udara
Lapangan Bandara udara dengan fasilitas
Udara
terbatas
Hanggar Reparasi dan perawatan
Mobil dan kendaraan Garasi dan parkir Penyimpanan kendaraan, akses
dengan jalan kaki
lainnya
Stasiun bahan bakar Reparaso dan perawatan kendaraan
Stasiun bus Pertemuan bus antar kota dengan
Bus moda lainnya
Pemberhentian bus Pertemuan dengan akses pejalan kaki
Pelabuhan laut Akses darat (biasanya rel, truk, bus,
Kapal Laut pipa) dan kadang-kadang akses aspal
Dok atau dermaga Fasilitas bongkar muat satu kapal
Sumber : Morlok (1991)

C. Manajemen/Kelembagaan
1) Transportasi Darat
Contoh kelembagaan transportasi darat adalah :
 BUMN : bis kota (DAMRI)
 Perusahaan Swasta : bis antar kota (liman, borlindo, dll), taksi (blue bird, bosowa)
2) Transportasi Udara
Contoh kelembagaan transportasi udara adalah :
 BUMN : Pesawat penumpang (Garuda Indonesia), Pesawat perintis (Meprati
Nusantara)
 Perusahaan Swasta : pesawat penumpang (air asia, sriwijaya air)
3) Transportasi Laut
Contoh kelembagaan transportasi laut adalah :
 BUMN : Kapal penyebrangan antar pulau (PELNI), Kapal ferry (PT. ASDP
Indonesia Ferry)
 Perusahaan swasta : Kapal kargo (PT. CLS Logistic), Kapal feri (PT. Dharma
Lautan)

D. Transportasi di Kabupaten Barru


1) Perhubungan Darat
Menurut buku Badan Pusat Statistik Kabupaten Barru 2020, Panjang jalan
keselurahan di Kabupaten Barru ialah sepanjang 801,41 km, dengan jalan kabupetan
sepanjang 683,36 km, jalan provinsi sepanjang 51,99 km, serta jalan nasional sepanjang
66,06 km. Di Kabupaten Barru, jumlah sarana dan prasarana perhubungan darat
merupakan salah satu faktor dominan dalam menunjang mobilitas penduduk dan gerak
roda perekonomian baik di Kabupaten Barru sendiri maupan kabupaten lain karena
Kabupaten Barru merupakan kabupaten yang dilintasi oleh kendaraan bermotor antar
kabupaten di Sulawesi Selatan. Dengan demikian, peningkatan kualitas sarana dan
prasaran serta fasilitas penunjang lainnya menjadi faktor penentu terhadap peningkatan
perekonomian dan kesejahteraan penduduk terutama dalam menghadapi era globalisasi.
Banyaknya kendaraan bermotor di Kabupaten Barru pada publikasi ini dibagi
menjadi dua yaitu bus umum yang melayani trayek antar kota dalam satu provinsi
menggunakan Blangko Model AJRII/2 dan kendaraan pengangkutan truk dengan
menggunakan Blangko Model AJRRI/3. Pada tahun 2020 tercatat sebanyak 115 unit
kendaraan bermotor yang terdiri dari 37 unit (32,17%) kendaraan bus umum dan 78 unit
(67,83%) untuk kendaraan pengangkutan truk. Jika dibandingkan dengan tahun 2019,
jumlah kendaraan bermotor tahun 2020 meningkat sebanyak 36 unit (35,43%).
2) Perhubungan Laut
a) Pelabuhan Garongkong
 Kegiatan Bongkar-Muat Barang, volume kegiatan bongkar-muat barang di
pelabuhan Garangkong Kabupaten Barru sejak tahun 2016 sampai 2020
mengalami fluktuasi.
Tabel 2. Banyaknya Barang Angkutan Antar Pulau Dibongkar dan Dimuat di
Pelabuhan Garangkong 2016-2020

690.81
2020
694.03

966.48
2019
836.55

1176.02
2018 Muat
840.37
Bongkar
530.21
2017
817.24

636.11
2016
1060.7
0 200 400 600 800 1000 1200 1400

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Barru, 2021

Volume bongkar barang angkutan antar pulau di Pelabuhan Garangkong tahun


2020 mengalami penurunan sebesar 17,04 persen atau sekitar 142,52 ribu ton
apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di saat yang sama, kegiatan
muat barang angkutan antar pulau juga mengalami penurunan volume sebesar
28,52% atau sekitar 275,67 ribu ton dibandingkan dengan tahun 2019.
 Penumpang Angkutan Laut, Pada tahun 2020, jumlah penumpang kapal yang
naik dan turun di pelabuhan garangkong mengalami penurunan yang
signifikan. Persentase penurunan jumlah penumpang yang naik adalah 45,75
persen sedangkan persentase jumlah penumpang turun adalah 39,84 persen.
Tabel 3. Banyaknya Penumpang Angkutan Laut Yang Naik dan Turun di Pelabuhan
Garangkong 2016-2020 (ribu ton)

2020 10957
7815

2019 20197
12990

2018 15675
9048

2017 11228
7852

2016 10584
7653

0 5000 10000 15000 20000 25000

Naik Turun

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Barru, 2021

b) Pelabuhan Awerange
Secara umum, Volume kegiatan bongkar-muat barang di Pelabuhan Awerange
Kabupaten Barru sejak tahun 2016 sampai 2020 mengalami fluktasi seperti yang
terlihat pada gambar berikut.
Tabel 4. Banyaknya Barang Angkutan Antar Pulau yang Dibongkar dan Dimuat di Pelabuhan
Awerange 2016-2020 (ribu ton)

2020 5.3
3.9

2019 4.44
2.53

2018 5.63
3

2017 5.4
6.74

2016 3.82
4.39
0 1 2 3 4 5 6 7 8

Muat Bongkar

Sumber: Badan Pusat Statistik Kab. Barru, 2021

Volume bongkar barang angkutan antar pulau di pelabuhan awerange tahun 2020
mengalami peningkatan sebesar 53,83 persen atau sekitar 1,36 ribu ton apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di saat yang sama, kegiatan muat barang
angkutan antar pulau juga mengalami peningkatan volume sebesar 19,43% atau sekitar
0,86 ton dibandingkan tahun 2019.
Dalam lima tahun terakhir, kegiatan bongkar barang angkutan antar pulau dengan
volume tertinggi di Pelabuhan Awerange terjadi di tahun 2017 yaitu sebesar 6,74 ribu
ton sedangkan kegiatan dengan volume terendah terjadi di tahun 2019 yaitu sebesar
2,53 ribu ton. Di sisi lain, kegiatan muat barang angkutan antar pulau dengan volume
tertinggi di Pelabuhan Awerange terjadi di tahun 2018 yaitu sebesar 5,63 ribu ton
sedangkan kegiatan dengan volume terendah terjadi di tahun 2016 sebesar 3,82 ribu
ton.

Anda mungkin juga menyukai