A. Moda Transportasi
Moda transportasi merupakan istilah yang digunakan untuk menyatakan alat angkut
yang digunakan untuk berpindah tempat dari satu tempat ke tempat lain. Moda yang biasanya
digunakan dalam transportasi dapat dikelompokkan atas moda transportasi darat, moda
transportasi laut, serta moda transportasi udara.
1) Moda Transportasi Darat
Transportasi jalan raya, transportasi kereta api dan transportasi sungai danau dan
penyeberangan merupakan sub moda Transportasi Darat. Transportasi jalan raya dibagi
lagi ke dalam transportasi umum dalam kota misalnya Bis Kota dan antar
provinsi misalnya bis – bis antar provinsi. Ada pula angkutan pinggiran kota (sub
urban) seperti mikrolet, bajaj, bemo dan ojek. Menurut Undang – Undang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, Transportasi Jalan diartikan sebagai salah satu moda transportasi nasional
diselenggarakan berdasarkan asas manfaat, asas bersama dan kekeluargaan, adil dan
merata, keseimbangan, kepentingan umum, keterpaduan, kesadaran hukum dan percaya
pada diri sendiri. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari
kendaraan motor atau kendaraan tidak bermotor.
2) Moda Transportasi Laut
Transportasi laut, terdiri dari transportasi laut dalam negeri dan transportasi laut luar
negeri. Transportasi laut, sering disebut dengan pelayaran. Pelayaran Dalam Negeri adalah
pelayaran yang dikhususkan untuk perusahaan – perusahaan pelayaran nasional dan
tertutup untuk papal – papal berbendera asing misalnya pelayaran pantai, pelayaran antar
pulau/nusantara/pelayaran Inter.-insulair, pelayaran rakyat, pelayaran perintis dan
pelayaran samudera. Berdasarkan Undang – Undang Pelayaran, Pelayaran diartikan
sebagai salah satu moda transportasi diselenggarakan dengan tujuan untuk memperlancar
arus perpindahan orang dan/atau barang melalui perairan dengan mengutamakan dan
melindungi pelayaran nasional, dalam rangka menunjang, menggerakkan dan mendorong
pencapaian tujuan pembangunan nasional, memantapkan perwujudan wawasan nusantara
serta memperkokoh ketahanan Nasional. Pelayaran pantai adalah pelayaran dari satu
pantai ke pantai – pantai lain di Indonesia. Pelayaran Antar Pulau atau Pelayaran
Nusantara atau Pelayaran Inter Insuler adalah pelayaran dari satu pulau ke lain – lain pulau
di Indonesia. Pelayaran Rakyat adalah usaha rakyat yang bersifat tradisional untuk
menyelenggarakan usaha angkutan di perairan dengan menggunakan perahu layar dan
atau perahu layar bermotor dengan ukuran tertentu. Pelayaran Perintis adalah pelayaran
yang melayani angkutan diperairan yang menghubungkan daerah daerah terpencil dan
belum berkembang. Pelayaran Samudera adalah pelayaran dari dan ke luar negeri.
Disamping jenis – jenis pelayaran tersebut diatas, terdapat juga Pelayaran Khusus yaitu
pelayaran yang mengkhususkan diri dalam pengangkutan barang – barang industri,
seperti, seperti tanker, batu bara, dan sebagainya.
3) Moda Transportasi Udara
Dasar ketentuan yang mengatur moda angkutan udara adalah Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan dimana Penerbangan
didefinisikan sebagai satu kesatuan sistem yang terdiri atas pemanfaatan wilayah udara,
pesawat udara, bandar udara, angkutan udara, navigasi penerbangan, keselamatan dan
keamanan, lingkungan hidup, serta fasilitas penunjang dan fasilitas umum lainnya. Moda
Udara yang dinyatakan sebagai pesawat udara didefinikan sebagai setiap mesin atau alat
yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena
reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan.
C. Manajemen/Kelembagaan
1) Transportasi Darat
Contoh kelembagaan transportasi darat adalah :
BUMN : bis kota (DAMRI)
Perusahaan Swasta : bis antar kota (liman, borlindo, dll), taksi (blue bird, bosowa)
2) Transportasi Udara
Contoh kelembagaan transportasi udara adalah :
BUMN : Pesawat penumpang (Garuda Indonesia), Pesawat perintis (Meprati
Nusantara)
Perusahaan Swasta : pesawat penumpang (air asia, sriwijaya air)
3) Transportasi Laut
Contoh kelembagaan transportasi laut adalah :
BUMN : Kapal penyebrangan antar pulau (PELNI), Kapal ferry (PT. ASDP
Indonesia Ferry)
Perusahaan swasta : Kapal kargo (PT. CLS Logistic), Kapal feri (PT. Dharma
Lautan)
690.81
2020
694.03
966.48
2019
836.55
1176.02
2018 Muat
840.37
Bongkar
530.21
2017
817.24
636.11
2016
1060.7
0 200 400 600 800 1000 1200 1400
2020 10957
7815
2019 20197
12990
2018 15675
9048
2017 11228
7852
2016 10584
7653
Naik Turun
b) Pelabuhan Awerange
Secara umum, Volume kegiatan bongkar-muat barang di Pelabuhan Awerange
Kabupaten Barru sejak tahun 2016 sampai 2020 mengalami fluktasi seperti yang
terlihat pada gambar berikut.
Tabel 4. Banyaknya Barang Angkutan Antar Pulau yang Dibongkar dan Dimuat di Pelabuhan
Awerange 2016-2020 (ribu ton)
2020 5.3
3.9
2019 4.44
2.53
2018 5.63
3
2017 5.4
6.74
2016 3.82
4.39
0 1 2 3 4 5 6 7 8
Muat Bongkar
Volume bongkar barang angkutan antar pulau di pelabuhan awerange tahun 2020
mengalami peningkatan sebesar 53,83 persen atau sekitar 1,36 ribu ton apabila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Di saat yang sama, kegiatan muat barang
angkutan antar pulau juga mengalami peningkatan volume sebesar 19,43% atau sekitar
0,86 ton dibandingkan tahun 2019.
Dalam lima tahun terakhir, kegiatan bongkar barang angkutan antar pulau dengan
volume tertinggi di Pelabuhan Awerange terjadi di tahun 2017 yaitu sebesar 6,74 ribu
ton sedangkan kegiatan dengan volume terendah terjadi di tahun 2019 yaitu sebesar
2,53 ribu ton. Di sisi lain, kegiatan muat barang angkutan antar pulau dengan volume
tertinggi di Pelabuhan Awerange terjadi di tahun 2018 yaitu sebesar 5,63 ribu ton
sedangkan kegiatan dengan volume terendah terjadi di tahun 2016 sebesar 3,82 ribu
ton.