Anda di halaman 1dari 3

UBUDIYAH

Minggu, 27 Februari 2022 06:15 WIB

Apakah Doa Anak yang Tidak Saleh Tetap Berguna bagi Orang Tuanya?
Alhafiz Kurniawan

Sebuah hadits menyebutkan bahwa doa anak yang saleh, salah satuunya, dapat berguna bagi kedua orang
tuanya yang sudah meninggal dunia. Hadits tersebut hanya menyebutkan doa anak yang saleh. Tetapi
hadits tersebut tidak menyebutkan efek doa anak yang tidak saleh bagi kedua orang tuanya yang telah
meninggal dunia.

Sebelum masuk ke dalam pembahasan doa anak yang tidak saleh, ada baiknya kita kutip hadits riwayat
Bukhari dan Muslim yang menyebutkan amal yang terus berlanjut meski seseorang telah meninggal dunia.

‫عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إذا مات الإنسان انقطع عمله إلا من ثلاثة صدقة جار ية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له‬

Artinya, “Dari sahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, ‘Bila seseorang meninggal dunia, maka
amalnya terputus kecuali berasal dari tiga hal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh
yang mendoakannya,’” (HR Bukhari dan Muslim).

Benar sekali bahwa hadits riwayat Bukhari dan Muslim ini tidak menyebut doa anak yang tidak saleh.
Apakah Allah hanya mencatat aliran pahala dari doa anak yang saleh. Sedangkan doa anak yang tidak saleh
ditolak karena ketidaksalehannya?
Masalah ini menarik perhatian Imam Al-Ghazali. Dalam Kitab Ihya Ulumiddin, Imam Al-Ghazali
membantah klaim sebagian orang yang mengatakan bahwa doa anak yang tidak saleh bagi kedua orang
tuanya tidak berguna karena ketidaksalehannya sebagaimana keterangan hadits Bukhari dan Muslim
tersebut.

Imam Al-Ghazali mengakui bahwa hadits itu hanya menyebutkan doa anak yang saleh. Tetapi secara
umum, kesalehan itu melekat pada anak-anak orang yang beriman, terlebih anak orang-orang yang teguh
dalam beragama. Mereka dapat dikatakan sebagai anak yang saleh meski juga melakukan dosa dan berbuat
fasik.

‫وقول القائل إن الولد ربما لم يكن صالحا لا يؤثر فإنه مؤمن والصلاح هو الغالب على أولاد ذوي الدين لا سيما إذا عزم على تربيته وحمله على الصلاح‬
‫وبالجملة دعاء المؤمن لأبو يه مفيد برا كان أو فاجرا فهو مثاب على دعواته وحسناته فإنه من كسبه وغير مؤاخذ بسيئاته فإنه لا تزر وازرة وزر أخرى‬

Artinya, “Seseorang berkata, ‘Anak kadang tidak saleh sehingga doanya tidak berpengaruh bagi kedua
orang tua. Padahal ia mukmin.’ Kesalehan sudah umum pada keturunan orang beragama, terlebih kalau
orang bertekad mendidik dan mengantarkannya pada kesalehan. Secara global, doa orang beriman untuk
kedua orang tuanya tetap berguna baik ia anak berbakti maupun anak durhaka. Kedua orang tuanya akan
tetap diberi pahala atas doa dan kebaikan anaknya karena itu bagian dari ikhtiarnya dan ia tidak akan
disiksa karena dosa keturunannya. Pasalnya setiap orang tidak menanggung dosa orang lain,” (Imam Al-
Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz II, halaman 30).

Imam Al-Ghazali berpijak pada Surat At-Thur ayat 21 di dalam membangun argumentasinya. Ia mengutip
Surat At-Thur ayat 21.

‫َوٱَّلِذيَن َءاَمُنو۟ا َوٱَّت َبَعْتُهْم ُذِّر َّي ُتُهم ِإِب يَٰمٍن َأ ْلَحْق َنا ِبِهْم ُذِّر َّي َتُهْم َوَمٓا َأ َلْتَٰنُهم ِّمْن َعَمِلِهم ِّمن َشْى ٍء ۚ ُكُّل ٱْمِرٍۭئ ِبَما َكَسَب َرِهيٌن‬

Artinya: “Orang-orang yang beriman, dan anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami
hubungkan keturunan mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal
mereka. Tiap-tiap manusia terikat pada apa yang dikerjakannya,” (Surat At-Thur ayat 21).

Menurut Imam Al-Ghazali, Allah berdasarkan Surat At-Thur ayat 21 tidak akan mengurangi pahala kedua
orang tua yang telah meninggal karena amal fasik dan dosa yang diperbuat anaknya yang masih hidup.
Sebaliknya, Allah menjadikan kehidupan anak mereka sebagai tambahan pahala bagi kedua orang tuanya.
(Al-Ghazali, 2018 M/1439-1440 H], II/30). Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)

Anak Saleh Doa untuk Kedua Orang Tua

Anda mungkin juga menyukai