Standar Operational Prosedur adalah cara kerja / operasional dari suatu aktivitas
tertentu yang di tetapkan secara formal ( tertulis ) dan legal ( disah pejabat yang
berwenang ). Standar Operational Procedure berfungsi untuk mempertahankan hasil
kerja dengan kualitas yang dikehendaki dan dapat dilakukan pula oleh orang lain.
Untuk dapat di pertanggungjawabkan, sesuatu kegiatan yang dilakukan oleh suatu
bagian atau personil dari suatu bagian atau personil dari suatu perusahaan haruslah
mengikuti suatu pokok aturan aturan prosedur yang telah ditetapkan.
anatar lain :
1. Prosedur itu merupakan hasil analisa kegiatan yang menghasilkan keluaran dengan
kualitas yang optimal.
2. Prosedur itu tidak menyimpang dari kegiatan yang telah dilakukan.
3. Prosedur itu tidak berbelit, kompleks sehingga membingungkan penerima tanggung
jawab.
4. Prosedur itu haruslah dimengerti oleh bagian-bagian yang berhubungan dengan
kegiatan itu, dan ditetapkan secara formal dan legal.
5. Prosedur itu tidak menyimpang dari hukum yang berlaku.
6. Prosedur itu tidak menyimpang dari hukum yang berlaku.
Kriteria
1.1. Pelayanan radiologi disesuaikan dengan pengembangan dan tujuan dari
rumah sakit secara keseluruhan.
a. Pengertian :
1. Pelayanan radiologi adalah pelayanan kesehatan yang menggunakan energi
pengion dan energi bukan pengion (non-pengion) baik dalam bidang diagnostik
maupun dalam bidang terapi.
2. Memberikan pelayanan rutin, khusus dan gawat darurat.
3. Membicarakan dengan staf mengenai pengertian diagnostik foto dan
pemeriksaan imejing lainnya (USG, CT, Nuklir dan lain-lain) serta tindakan
radioterapi.
4. Bersikap profesional sesuai dengan etik profesi.
5. Membantu menetapkan dan menjaga pelayanan dengan mutu tinggi melalui
analisa, tinjauan dan evaluasi dari gambaran klinik yang ada di rumah sakit.
6. Melakukan riset dan percobaan baru setelah evaluasi.
7. Memberikan informasi tentang tingkat paparan radiasi yang aman bagi pekerja
dan masyarakat di tempat-tempat yang mudah dibaca.
1.2. Pelayanan radiologi khusus dan rutin yang diselenggarakan tergantung dari
tingkatan kelas rumah sakit dan kemampuan dari rumah sakit.
1.3. Jika pimpinan rumah sakit akan mengambil keputusan yang berkaitan
dengan fungsi dan peranan radiologi harus diminta terlebih dahulu pendapat dan
saran dari staf radiologi.
b. Partisipasi
2.3. Struktur organisasi dan uraian tugas akan ditinjau paling tidak tiap tiga tahun
sekali dan kalu diperlukan dapat dilakukan perubahan :
2.5. Semua foto dan rekaman imejing lainnya yang sudah dibaca, akan disimpan
di rumah sakit paling tidak untuk jangka waktu 3 – 5 tahun, ini diperlukan bila
pasien diperiksa ulang.
2.6. Catatan dari film X-ray, film USG, kedokteran Nuklir, CT-scan, MRI dan lain-
lain dibutuhkan untuk pendidikan baik bagi mahasiswa fakultas kedokteran
maupun untuk residen dan pendidikan lainnya yang membutuhkan.
2.7. Statistik yang akurat diperlukan untuk tiap jenis pemeriksaan radiologi.
Bagian radiologi dipimpin oleh seorang dokter spesialis radiologi dan dibantu
oleh staf yang dianggap mampu sehingga tujuan dan pelayanan bisa tercapai.
Kriteria
3.1. Kepala bagian radiologi bisa seorang tenaga purna waktu atau paruh waktu
tergantung kemampuan dari bagian.
3.2 Dokter spesialis radiologi dan radiografer harus siap bila dibutuhkan.
3.4 Tanggung jawab seluruh hasil pemeriksaan radiologi imejing dimengerti oleh
dokter spesialis radiologi dan dokter pengirim (merujuk).
3.5. Staf bagian radiologi imejing selain dokter spesialis juga radiografer,
perawat, tata usaha, staf administrasi yang jumlahnya sesuai dengan kegiatan
yang ada.
3.6. Pertemuan reguler staf diadakan untuk menjamin adanya komunikasi yang
baik diantara staf bagian maupun dengan bagian lain dalam rumah sakit.
5. Standar 4. Fasilitas dan Peralatan
Ruangan peralatan radiologi imejing mempunyai luas yang cukup dan
nyaman agar seluruh pelayanan yang diberikan aman, baik bagi petugas maupun
pasien serta linggkungan.
Kriteria
4.1. Pengamanan radiasi harus harus diperhatikan secara seksama oleh kepala
bagian.
Pengertian :
Tindakan pengamanan selain terhadap bahaya radiasi juga terhadap listrik,
mekanik, api dan bahan-bahan mudah meledak. Apabila kepala bagian tidak ada
maka orang yang bertanggung jawab adalah orang yang ditunjuk oleh kepala
bagian.
4.2. Tenaga yang dijalankan peralatan radiologi imejing yang menggunakan
sinar-sinar pengion harus menggunakan alat monitoring dan secara periodik
diperiksa di laboratorium yang hasilnya dilaporkan kepada kepala bagian secara
berkesinambungan.
4.3. Tindakan terhadap pengamanan ditujukan untuk melindungi pasien, staf dan
tenaga lain yang bekerja pada peralatan radiologi.
4.4. Untuk pengamanan ruang peralatan radiologi yang menggunakan sinar-
sinar pengion dinilai oleh radiasi. Program perbaikan peralatan direncanakan
untuk jangka waktu sepuluh tahun.
4.5. Untuk flouroskopi harus mempunya “image intensifier”
6. Standar 5. Kebijakan dan Prosedur
Agar pelayanan terhadap pasien bisa optimal maka perlu ada prosedur tertulis yang
didasarkan pada pengetahuan dalam bidang radiologi imejing.
Kriteria.
5.1. Kebijakan dan prosedur tata kerja di bagian radiologi imejing harus tertulis.
Pengertian :
Kriteria :
7.1. Kriteria ini digunakan untuk menilai penampilan staf oleh kepala bagian
setelah dilakukan konsultasi kepada setiap staf.
7.2. Penilaian penampilan kerja staf berdasarkan data atau fakta yang
dikumpulkan dalam menjalankan tugasnya.
7.3. Seluruh staf mengikuti evaluasi dan ikut merencanakan kegiatan,
mengatasi tiap hal yang tidak efisien.