Anda di halaman 1dari 6

PRA SEJARAH INDONESIA

“Hasil Peninggalan Kebudayaan Prasejarah”


Di Nagari Tanjung Bonai Aur, Kec. Sumpur Kudus, Kab. Sijunjung
Sumatera Barat

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad yusra
NPM : 19020027

Dosen Pengampu,

Refni Yulia, SS, M.Hum

PENDIDIKAN SEJARAH
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
BP 2019/2020

Kata "kebudayaan berasal dari (bahasa Sanskerta) yaitu "buddayah" yang


merupakan bentuk jamak dari kata "budhi" yang berarti budi atau akal. Kebudayaan
diartikan sebagai "hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal".
Pengertian Kebudayaan secara umum adalah hasil cipta, rasa dan karsa
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks yang mencakup
pengetahuan, keyakinan, seni, susila, hukum adat dan setiap kecakapan, dan
kebiasaan. Sedangkan menurut definisi Koentjaraningrat yang mengatakan bahwa
pengertian kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang
harus didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan
masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soenardi merumuskan
kebudayaan sebagai semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat. Karya
masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan
jasmaniah (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam
sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan
masyarakat. 
Pengertian Kebudayaan dalam bahasa inggris disebut culture merupakan
suatu istilah yang relatif baru karena istilah culture sendiri dalam bahasa inggris
baru muncul pada pertengahan abad ke-19. Sebelumnya pada tahun 1843 para ahli
antropologi memberi arti kebudayaan sebagai cara mengolah tanah, usaha bercocok
tanam, sebagaimana tercermin dalam istilah agriculture dan holticulture.
Pembagian zaman dalam prasejarah diberi sebutan menurut benda-benda
atau peralatan yang menjadi ciri utama dari masing-masing periode waktu tersebut.
Kebudayaan tersebut terbagi dalam dua jenis yaitu kebudayaan material
(bentuk/wujud) dan kebudayaan immaterial (abstrak) misalnya sistem kepercayaan.
Kebudayaan memiliki unsur – unsur yang terdiri dari 7 unsur yaitu sistem
kepercayaan, bahasa, sistem mata pencaharian, sistem peralatan hidup, sistem
pengetahuan, sistem kemasyarakatan dan kesenian.
Hasil kebudayaan Prasejarah yang masih ada di kampung Saya berdasarkan
unsur – unsur kebudayaan yang ada diantaranya sebagai berikut :
 Material
 Peralatan kehidupan
1. Kapak
Kapak (atau kadang disebut dengan kampak) adalah sebuah alat yang
biasanya terbuat dari logam, bermata yang diikat pada sebuah tangkai, biasanya
dari kayu. Kapak adalah salah satu alat manusia yang sudah sangat tua usianya,
sama umurnya dengan saat manusia pertama kali membuat alat dari batu dan
kayu.
Zaman dahulu kapak dibuat dari batu pada zaman batu dan pada zaman
besi lalu dibuat dari besi. Kapak sangat berguna dan penggunaannya cukup luas
dimulai dari sebagai perkakas pemotong kayu sampai sebagai senjata perang.
2. Palu
Palu ialah alat untuk memukul paku. Palu yaitu salah satu alat tertua
yang pernah ada di bumi ini. Persamaan kata dari Palu yaitu Hammer, godam,
martil.
Palu juga dapat dikatan sebagai alat dari kayu yang dipukulkan pada
meja guna menandai dibuka atau ditutupnya secara resmi suatu pertemuan
seperti pada persidangan di pengadilan atau acara peresmian gedung atau juga
tempat-tempat penting lainnya.
Palu merupakan salah satu alat pertukangan, alat ini terbuat dari besi di
bagian kepala dan diberi tangkai kayu sebagai pegangannya. Ada juga Palu yang
semuanya terbuat dari besi, baik pada bagian kepala sampai ketangkainya dan
alat ini disebut martil. patok.
Namun, bagi manusia purba dizaman prasejarah, Palu digunakan untuk
memotong daging mangsa maupun menggali tanah untuk mengambil umbi –
umbian demi kelangsungan hidupnya.

3. Cobekan
Cobek merupakan salah satu peralatan dapur yang bisa dibilang mutlak
harus  ada. Hal ini karena fungsinya yang digunakan untuk menghaluskan
bumbu-bumbu masakan. Dulu pada zaman prasejarah digunakan sebagai
peralatan memasak, alat ini biasa dimanfaatkan untuk menumbuk jamu, obat-
obatan, dan lain sebagainya.
Berhubung fungsinya digunakan untuk menumbuk, menggiling,
melumat, mengulek, dan mencampur maka bahan baku untuk membuat cobek
harus kuat dan tahan lama. Beberapa bahan baku cobek yang ditemui yaitu batu,
semen, kayu, dan tanah liat.

 Mata Pencaharian

1. Berburu
Ditempat saya yang berburu biasanya kaum laki – laki. Berburu
dilakukan dimalam hari. Namun, seiring berkembangnya zaman, berburu
sudah mulai hilang atau dengan istilah lain sudah jarang yang melakukannya
tergantung musim.
Peralatan yang dibawa biasanya jaring, pisau, tombak,senapang dan
sebagainya yang diperlukan. Yang menjadi buruan adalah rusa, maupun
ayam hutan.

2. Bercocok Tanam
Bercocok tanam sudah ada sejak manusia purba ada dizamannya.
Kebudayaan masa praaksara bercocok tanam masih diterapkan oleh
masyarakat dikampung Saya.
Bercocok tanam dilakukan disawah. Disawah tersebut ditanami padi
untuk menghasilkan beras. Namun, ada juga sawah mereka gunakan untuk
bercocok tanam sayur – sayuran dan buah – buahan. Sawah digarap sendiri.
Bedanya dengan zaman prasejarah adalah sekarang penggarapan sawah
menggunakan mesin.
 Immaterial
 Sistem Kepercayaan

1. Animisme
Kepercayaan bahwa segala yang hidup memiliki roh. Dan juga bahwa segala
makhluk hidup yang sudah mati itu rohnya masih ada di sekeliling kita. Dan
juga kepercayaan bahwa roh – roh itu memiliki kekuatan yang luar biasa.
Mempercayai juga dengan adanya makhluk lain yang tidak Nampak, dan tidak
menempel pada tubuh layaknya manusia. Adapun ditempat tinggal Saya
masyarakat meyakini aliran animisme ini diantaranya sebagai berikut :
a) Kepercayaan terhadap Kuburan Keramat
Konon ceritanya di tempat saya tinggal ada sebuah kuburan keramat.
Kuburan tersebut diyakini pemiliknya ada dimana – mana. Selama dia masih
hidup, dia ada dibanyak tempat dalam waktu yang sama. Misalnya orang
melihat dia ada dimesjid, namun di tempat lain orang juga melihat dia dalam
waktu dan jam yang sama. Sehingga sampai dia meninggal pun hal tersebut
masih dikenal masyarakat bahwa dia dan kuburan nya adalah kuburan keramat.
b) Melihat Bulan
Seperti yang kita ketahui, bahwa kapan bulan puasa dan kapan tanggal
mulai puasa dapat kita lihat pada kalender. Namun, ditempat Saya tinggal
ada yang menjadikan bulan sebagai patokan kapan mulai puasa dan kapan
juga bakalan lebaran. Hal tersebut dijuluki dengan istilah “Mancaliak
Bulan”.
Masyarakat yang berpatokan kepada bulan ini, biasanya kelompok orang
– orang tua (lansia) yang melaksanakan sholat 40 hari di mesjid maupun
musholah. Menurut mereka melihat bulan itu sudah kebiasaan nya dari sejak
zaman dulu.
Demikianlah berbagai hasil peninggalan kebudayaan prasejarah yang
masih ada dan masih diterapkan di tempat tinggal Saya.

Lampiran
1. Kapak
2. Palu

3. Cobekan

Anda mungkin juga menyukai