HALAMAN PENGESAHAN
2i
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt., atas rahmat dan hidayah-
Nya yang masih tercurah kepada penulis, sehingga laporan seminar kelompok ini
dapat terselesaikan, dan tak lupa pula kita kirimkan salam dan salawat kepada Nabi
Muhammad SAW. yang telah mengantarkan kita dari alam kegelapan menuju ke
alam yang terang benderang sampai sekarang ini.
Dalam usaha menyusun laporan seminar kelompok, dihadapkan dengan
berbagai hambatan dan tantangan, namun atas bantuan, bimbingan,serta izin Allah
SWT akhirnya hambatan dan tantangan tersebut dapat diatasi serta mencapai tahap
penyelesaian.
Dalam penyusunan ini tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan.Oleh
karena itu, kritikan dan saran penyempurnaan sangat penulis harapkan. Semoga
laporan pendahuluan ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.
Penulis
3 ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ i
A. Pengkajian ................................................................................... 1
B. Diagnosis Keperawatan............................................................... 13
C. Intervensi Keperawatan............................................................... 14
D. Implemetasi ................................................................................. 17
E. Evaluasi ....................................................................................... 17
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 24
A. Konsep Medis.............................................................................. 24
1. Definisi ................................................................................... 24
2. Anatomi fisologi ..................................................................... 24
3. Etiologi ................................................................................... 26
4. Patofisologi............................................................................. 29
5. Tanda dan gejala..................................................................... 31
6. Pemeriksaan diagnostik .......................................................... 31
7. Komplikasi ............................................................................. 31
8. Pentalaksanaan ....................................................................... 32
B. Konsep Asuhan Keperawatan ..................................................... 33
1. Pengkajian .............................................................................. 33
2. Diagnosis Keperawatan .......................................................... 34
3. Intervensi Keperawatan .......................................................... 35
BAB III. JURNAL READING ...................................................................... 38
A. Latar Belakang........................................................................ 39
B. Tujuan..................................................................................... 39
iii
4
C. Metode.................................................................................... 40
D. Hasil........................................................................................ 40
E. Pembahasan ............................................................................ 40
F. Analisis Jurnal ........................................................................ 40
G. Implikasi Keperawatan ........................................................... 41
H. Aplikasi Rumah Sakit............................................................. 41
I. Hambatan Dan Solusi ............................................................. 41
J. Kesimpulan............................................................................. 41
Daftar Pustaka
5iii
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
1
Merupakan bantalan jaringan lemak yang terletak di atas simpisis pubis
b. Labia mayora
Terdiri dari 2 buah lipatan kulit dengan jaringan lemak di bawah nya
yang berlanjut ke bawah sebagai perluasan dari mons pubis dan menyatu
menjadi perineum
c. Labia minora
Merupakan 2 buah lipatan tipis kulit yang terletak di sebelah dalam labia
mayora, labia minora tidak memiliki lemak subkutan.
d. Klitoris
Merupakan tonjolan kecil jaringan erektif yang terletak pada titik temu
labia minora di sebelah anterior, sebagai salah satu zona erotik yang
utama pada wanita.
e. Vestibulum
Adalah rongga yang di kelilingi oleh labia minora .
f. Perinium
Struktur ini membentang dari fourchette ( titik temu labia minora di
sebelah posterioranus
2. Genetalia interna
a. Vagina
Merupakan saluran fibromuskuler elastis yang membentang ke
atas dan ke belakang dari vulva hingga uterus. Dinding anterior vagina
memiliki panjang 7,5 cm dan dinding posteriornya 9 cm. Fungsi vagina :
1) Lintasan bagi spermatozoa
2) Saluran keluar bagi janin dan produk pembuahan lainnya saat
persalinan
3) Saluran keluar darah haid
b. Uterus
2
bagian uterus terbesar dan sebagai tempat janin berkembang.Uterus
terdiri dari :
1) Fundus uteri
2) Korpus uteri
3. Etiologi
3
Sedangkan indikasi dari janin adalah fetal distres dan janin besar melebihi
4.000 gram. Dari beberapa faktor section caesarea diatas dapat diuraikan
beberapa penyebab sectio caesarea sebagai berikut:
d. Bayi Kembar
4
Tidak selamanya bayi kembar dilahirkan secara caesar.Hal ini
karena kelahiran kembar memiliki resiko terjadi komplikasi yang lebih
tinggi daripada kelahiran satu bayi.Selain itu, bayi kembar pun dapat
mengalami sungsang atau salah letak lintang sehingga sulit untuk
dilahirkan secara normal.
Adanya gangguan pada jalan lahir, misalnya jalan lahir yang tidak
memungkinkan adanya pembukaan, adanya tumor dan kelainan bawaan
pada jalan lahir, tali pusat pendek dan ibu sulit bernafas.
5
presentasi bokong, presentasi bokong kaki, sempurna, presentasi
bokong kaki tidak sempurna.
4. Patofisiologi
Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang
menyebabkan bayi tidak dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta
previa sentralis dan lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic,
rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia
serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu adanya
suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC).
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan
menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan
masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan
fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan
diri pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan
perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada pasien.
Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada
dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan,
pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi.
Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin yang
akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan
berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila
tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah risiko infeksi.
6
Pathway
7
5. Tanda dan gejala
1. Nyeri akibat ada luka pembedahan
2. Adanya luka insisi pada bagian abdomen
3. Fundus uterus kontraksi kuat dan terletak di umbilicus
4. Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan yang berlebihan (lokhea tidak
banyak)
5. Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800ml
6. Emosi labil / perubahan emosional dengan mengekspresikan
ketidakmampuan menghadapi situasi baru
7. Biasanya terpasang kateter urinarius
8. Auskultasi bising usus tidak terdengar atau samar
9. Pengaruh anestesi dapat menimbulkan mual dan muntah (Oktarina, R.,
Misnaniarti, M., Sutrisnawati, D., & Nyoman, N. (2018).
6. Pemeriksaan diagnostic
1. Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar
pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
2. Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
3. Tes golongan darah, lama perdarahan, waktu pembekuan darah
4. Urinalisis / kultur urine
5. Pemeriksaan elektrolit (Sihombing, N. M., Saptarini, I., & Putri, D. S. K.
2017).
7. Komplikasi
1. Infeksi puerperal
Komplikasi yang bersifat ringan seperti kenaikan suhu tubuh selama
beberapa hari dalam masa nifas yang bersifat berat seperti peritonitis,
sepsis.
2. Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang
arteria uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri.
8
3. Komplikasi lain seperti luka kandung kemih, kurang kuatnya jaringan
parut pada dinding uterus sehingga bisa terjadi ruptur uteri pada kehamilan
berikutnya (Sulastri, S., Maliya, A., & Nurhayati, E. 2019).
8. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan secara medis
a. Analgesik diberikan setiap 3 – 4 jam atau bila diperlukan seperti Asam
Mefenamat, Ketorolak, Tramadol.
b. Pemberian tranfusi darah bila terjadi perdarahan partum yang hebat.
c. Pemberian antibiotik seperti Cefotaxim, Ceftriaxon dan lain-lain.
Walaupun pemberian antibiotika sesudah Sectio Caesaria efektif dapat
dipersoalkan, namun pada umumnya pemberiannya dianjurkan.
d. Pemberian cairan parenteral seperti Ringer Laktat dan NaCl.
2. Penatalaksanaan secara keperawatan
a. Periksa dan catat tanda – tanda vital setiap 15 menit pada 1 jam
pertama dan 30 menit pada 4 jam kemudian.
b. Perdarahan dan urin harus dipantau secara ketat
c. Mobilisasi
Pada hari pertama setelah operasi penderita harus turun dari
tempat tidur dengan dibantu paling sedikit 2 kali.Pada hari kedua
penderita sudah dapat berjalan ke kamar mandi dengan bantuan.
d. Pemulangan
Jika tidak terdapat komplikasi penderita dapat dipulangkan pada hari
kelima setelah operasi (Sulastri, S., Maliya, A., & Nurhayati, E.
2019)..
9
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
b. Riwayat kesehatan umum
1) Riwayat kesehatan keluarga
2) Riwayat kesehatan klien
c. Riwayat kesehatan keluarga
1) Bagaimana frekuensi miksinya
2) Adakah kelamaan waktu miksi
3) Bagaiman keadaan urinnya
4) Adakah hambatan seksual
5) Bagaimana riwayat menstruasi
6) Bagaiman riwayat kehamilan
d. Data fisik
Inspeksi : seluruh tubuh dan daerah genetalia
Palpasi : Pada daerah abdomen
Auskultasi : Untuk mendeteksi tingkat kesadaran, BB, TB.
e. Data psikologis
1) Keluhan dan reaksi pasien
2) Tingkat adaptasi pasien
3) Persepsi pasien terhadap keadaanya
f. Data sosial, budaya dan spiritual
1) Hubungan dengan orang lain
2) Kepercayaan yang dianut
3) Keaktifan dalam kegiatan pengkajian keperawatan
1
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan (PPNI 2017) sebagai berikut:
a. Nyeri b/d agen cedera fisik (luka post op)
b. Resiko infeksi b/d luka post op
c. Defisit pengetahuan tentang perawatan ibu nifas dan perawatan post
operasi b/d kurangnya sumber informasi
1
3. Intervensi
Intervensi keperawatan (PPNI 2018) sebagai berikut:
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional
hasil
Nyeri akut Setelah dilakukan Intervensi utama Intervensi utama
berhubungan asuhan keperawatan 1. Manajemen nyeri 1. Untuk mengurangi rasa nyeri yang
dengan agen cedera selama 4x 24 jam 2. Perawatan kenyamanan dirasakan
fisik diharapkan nyeri 3. Terapi relaksasi 2. Dengan perawatan kenyamanan dapat
pasien dapat Intervensi Pendukung mengurangi rasa nyeri
berkurang,dengan 1. Pemantauan nyeri 3. Terapi relaksasi dapat memberikan
kriteria hasil : 2. Edukasi aktivitas dan istirahat rasa nyaman dan rileks pada pasien
1. Skala nyeri 3. Latihan pernapasan Intervensi pendukung
berkurang 4. Pemberian analgesik 1. Untuk mengetahui tingkat nyeri yang
2. Klien tidak dialami 2.Pemeberian edukasi aktivitas dan
mengeluh nyeri istirahat
3. Klien tidak dapat membantu pasien untuk meringankan
meingis gejala nyeri
3. Latihan pernapasan dapat mengurangi rasa
nyeri yang dialami
4. Pemberian analgesik dapat mengurangi rasa
1
nyeri
Resiko infeksi Setelah dilakukan Menejemen resiko infeksi Observasi
tindakan keperawatan observasi
5. Mengetahui tanda dan gejala infeksi
selama 2x 24 jam 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
Terapeutik
diharapkan dapat Terapeutik
1. Mengurangi risiko kontaminasi
Mengidentifikasi dan 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah
mikroorganisme
menurunkan resiko kontak dengan pasien
2. Mengurangi kontaminasi mikroorganisme
terserang organisme Edukasi
Edukasi
patogenik tingkat 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
1. memberikan informasi kepada pasien terkait
infeksi menurun 2. Ajarkan etika batuk
tanda dan gejala infeksi
dengan kriteria hasil: Kolaborasi
2. Mencegah penyebaran mikroorganisme
1. Kemerahan Kolaborasi pemberian antibiotic, jika
saat batuk
menurun perlu.
Kolaborasi
2. Nyeri menurun
3. Kadar sel Untuk mencegah terjadinya infeksi.
darah putih
membaik
4. Bengkak
menurun
1
Defisit pengetahuan Kecukupan informasi Edukasi Kesehatan Observasi
kognitif yang Observasi 1. untuk mengetahuai kesiapan pasien dan
berkaitan dengan topik 1. Identifikasi kesiapan dan keluarga menerima informasi yang akan
13
tertentu membaik kemampuan menerimanformasi
i diberikan
dengan kriteria hasil: 2. Identifikasi faktor-faktor yang Terapeutik
1. Kemampuan dapat meningkatkan dan 1. Untuk media pendidikan kesehatan
menjelaskan menurunkan motivasi perilaku 2. Memberikan pendidikan kesehatan sesuai
pengetahuan hidup bersih dan sehat jadwal yang disepakati
tentang suatu topik Terapeutik 3. Memberi kesempatan pada pasien
meningkat 1. Sediakan materi dan media menanyakan hal yang tidak dimengerti
2. Persepsi yang pendidikan kesehatan Edukasi
keliru terhadap 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan 1. Agar pasien mengetahui penyebab kesehatan
masalah menurun sesuai kesepakatan 2. Mengajarkan perilaku hidu bersih dan sehat
3. Pertanyaan tentang 3. Berikan kesempatan untuk
masalah yang bertanya
dihadapi menurun Edukasi
1. Jelaskan faktor resiko yang
dapat mempengaruhi kesehatan
1
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
3. Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat
1
BAB I
LAPORAN KASUS
3. Masalah kehamilan
Pengalaman menyusui : ya berapa lama : 1 tahun
4. Riwayat Persalinan
a. Jenis persalinan : SC Tgl/jam : Minggu 27 juli 2021 ( 16.55)
b. Jenis kelamin bayi : L BB/PB : 3.200 gram/ 48 cm,
1
II. DATA UMUM KESEHATAN SAAT INI
1. Keadaan umum
Kesadaran : composmentis
BB/TB : 56Kg/157cm
2. Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Nadi : 99x/m
Suhu : 36,7 C
Pernapasan : 20x/mnt
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala Leher
1) Kepala : tidak ada benjolan pada bagian kepala rambut
hitam,tidak rontok
2) Mata : penglihatan baik, sclera tidak ikterik
3) Hidung : fungsi penciuman baik, tidak ada polip
4) Mulut : mulut dan gigi bersih, mukosa bibir kering
5) Telinga : fungsi pendebgaran baik
6) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
b. Dada
1) Jantung : tidak ada bunyi tambahan
2) Paru : tidak ada suara tambahan
3) Payudara : simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan
4) Puting susu : putting susu berbentuk menonjol
5) Pengeluaran ASI : sedikit
c. Abdomen
1) Involusi Uterus : kontraksi uterus baik
2) Fundus Uteri : ada luka post sc, nyeri tekan pada luka post op sc
3) Fungsi pencernaan : baik
4) Masalah Khusus : terdapat luka post SC
1
d. Perineum dan Genital
1) Vagina
integritas kulit :
edema : Tidak Ada edema
memar :tidak ada memar
hematom : tidak ada hematom
2) Perineum : Utuh
R : Kemerahan : tidak
E : Edema : tidak
E : Ekimosis : tidak
D :Dischargeserum/pus/darah/tidak ada
A : Approximate : baik
e. Ekstremitas
1) Ekstremitas Atas
Edema : tidak ada
Varises : tidak ada
Ekstremitas Bawah
Edema : tidak ada
Varises : tidaka ada
f. Eliminasi
1) Urin
kebiasaan BAK : 1x sehari
BAK saat ini : Nyeri saat BAK
2) Fekal
kebiasaan BAB : 1x 2 hari
BAB saat ini : encer
Konstipasi : tidak ada
3) Masalah Khusus: tidak ada
1
g. Istirahat dan Kenyamanan
1) Pola tidur : teratur
lama : 7─8 jam
2) Pola tidur saat ini :
Keluhan ketidaknyamanan : klien merasakan tidak nyaman karena
nyeri pada luka post sc
Lokasi : di area fundus uteri
Sifat : nyeri dirasakan seperti tertusuktusuk
Intensitas : hilang timbul
h. Mobilisasi dan Latihan
1) Tingkat mobilisasi : aktivitas klien masih dibantu
2) Latihan/senam : tidak ada latihan senam
3) Masalah khusus : aktivitas masih dibantu
i. Nutrisi dan Cairan
1) Asupan nutrisi :
nafsu makan : baik
2) Asupan cairan : cukup
3) Masalah khusus : tidak ada
j. Keadaan Mental
1) Adaptasi psikologis : ibu merasa senang dengan kelahiran
bayi lakilaki kedua
2) Penerimaan terhadap bayi : ibu dapat menerima kehadiran bayi
3) Masalah khusus : tidak ada
4. Kemampuan menyusui : dibantu susu botol karena ASI masih sedikit
5. Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini :
a. Inj.anbacim / 8 jam
b. Inj. Ketorolac/ 8 jam
c. Drips metronidazole
1
6. Hasil pemeriksaan penunjang :
Parameter Result Unit Ref.Range
- WBC 14.96 10ˆ3/uL 4.00-10.0
- Neu# 12.62 10ˆ3/uL 2.00-7.00
- Lym# 1.66 10ˆ3/uL 0.80-4.00
- Mon# 0.44 10ˆ3/uL 0.12-0.80
- Eos# 0.22 10ˆ3/uL 0.02-0.50
- Bas# 0.02 10ˆ3/uL 0.00-0.10
- Neu% 84.3 % 50.00-70.00
- Lym% 11.1 % 20.00-40.00
- Mon% 3.0 % 3.0-12.0
- Eos% 1.5 % 0.5-5.0
- Bas% 0.1 % 0.0-1.0
- RBC 4.59 10ˆ 6/Ul 4.00-5.50
- HGB 10.3 g/dL 11.0-16.0
- HCT 33.0 % 37.0-54.0
- MCV 71.8 Fl 80.0-100.0
- MCH 22.4 Pg 27.0-34.0
- MCHC 31.2 g/dl 32.0-36.0
- RDW-CV 16.4 % 11.00-16.0
- RDW-SD 49.3 Fl 35.0-56.0
- PLT 263 10ˆ 3/uL 150-400
- MPV 9.4 Fl 6.5-12.0
- PDW 16.1 9.0-17.0
- PCT 0.247 % 0.108-0.282
2
III. RANGKUMAN HASIL PENGKAJIAN
1. Masalah : Nyeri pada luka Post OP SC
2. Keluhan utama : Nyeri
3. Riwayat keluhan utama : klien mengatakan nyeri pada bagian luka post op SC
dirasakan pada hari kedua, klien mengatakan sulit untuk beraktivitas
dikarenakan ada luka post Op SC
mulai timbulnya : Saat bergerak
sifat keluhan : nyeri dirasakan saat
bergerak lokasi keluhan : abdomen bagian
bawah faktor pencetus : luka post SC
4. keluhan lain : klien mengetakan tidak mengetahui cara merawat luka post SC
5. pengaruh keluhan terhadap aktivitas/fungsi tubuh : klien sulit untuk
beraktivitas
6. usaha klien untuk mengatasinya : tidak ada
IV. Pengkajian
1. Seksualitas
a. Subjektif :
1) Usia menarche : 15 tahun
2) Siklus haid :7 hari
3) Durasi haid : teratur
4) Metode kontrasepsi terakhir : tidak ada
5) Status obstetri : G : 2 P : 1 A : 0
6) Riwayat persalinan : Persalinan SC
7) Riwayat persalinan terakhir : Persalinan SC
Tahun 2019
Tempat : Rumah sakit
Jenis persalinan : SC
8) Berat badan bayi : 2.500 gr
2
9) Komplikasi maternal/bayi : plasenta previa
2. Makanan dan Cairan
a. Subjektif :
1) Klien tidak mual muntah
2) Pola makan :
Frekuensi : 3x/hari
3) Konsumsi cairan : 3─4 gelas/hari
b. Objektif :
1) BB : 56 kg
2) TB :157cm
3) Turgor kulit : baik
4) Membran mukosa mulut : baik
3. Eliminasi
a. Subjektif :
1) Frekuensi defekasi : 1x sehari
2) Penggunaan laktasif : tidak ada
3) Waktu defekasi terakhir : tidak dikaji
4) Frekuensi berkemih : 2─3 kali sehari
5) Karakter urine : kuning jernih
6) Nyeri/ rasa terbakar/kesulitan berkemih : nyeri dirasakan saat berkemih
7) Riwayat penyakit ginjal : tidak ada
8) Riwayat penyakit kandung kemih/Albuminuria/Glikosuria : tidak ada
b. Objektif :
1) Pemasangan kateter : terpasang kateter
2) Karakter urine : berwarna kuning jernih
3) Konsistensi feces : encer
4) Haemoroid : tidak ada
4. Aktifitas / Istrahat
a. Subjektif :
2
1) Pekerjaan : IRT
2) Tidur malam ( jam ) : 23.00
3) Tidur siang ( jam ) : jarang tidur siang
b. Objektif :
1) Status neurologis
2) GCS : 15
3) Kuku (Warna) : kuku nampak bersih
4) Membran mukosa : membrane mukosa baik
5) Konjunctiva : normal
6) Sklera : normal
7) Nadi : 99x/m
8) Distensi vena jugularis : tidak ada
9) Bunyi jantung : normal
10) Ekstremitas: Suhu Hangat
5. Nyeri
a.Subjektif :
1) Lokasi : abdomen bagian bawah
2) Intensitas (skala 0-10): 4
3) Frekuensi : hilang timbul
4) Durasi : nyeri dirasakan saat bergerak
5) Faktor pencetus : luka post SC
6) Cara mengatasi
a) Mengkaji skala nyeri
b) Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
c) Mengukur TTV
d) Mengatur posisi klien dengan posisi terlentang
e) Kolaborasi pemberian therapy analgetik
b. Objektif :
1) Wajah meringis
2
2) Melindungi area yang sakit
3) Fokus menyempit
4. Pernapasan
a. Subjektif :
1) Tidak ada riwayat bronchitis pernapasan normal
2) Perokok, lamanya : tidak merokok
b.Objektif :
1) Frekuensi : 20x/menit
2) Bunyi napas : Bronchial
3) Karakteristik sputum : normal
4) Penggunaan alat bantu pernafasan (O2) : tidak ada
5. Psikologis
a. objektif
1) Status emosional : baik
2) Agama ibu/ayah : islam
3) Muncul perasaan (tidak berdaya/putus asa/tidak mampu) : tidak ada
6. Neurosensori
a. Subjektif :
1) Pusing : ibu mengatakan lemah dan sedikit pusing
2) Kesemutan/kebas/kelemahan (lokasi) : tidak ada kesemutan
7. Keamanan
a.Subjektif :
1) Alergi/sensitivitas : tidak ada
2) Penyakit masa kanak-kanak : tidak ada
3) Riwayat Imunisasi : tidak di kaji
4) Infeksi virus terakhir : tidak ada
5) Binatang peliharaan di rumah : tidak ada
6) Jarak waktu kehamilan terakhir : ± 2 tahun
2
7) Riwayat kecelakaan (ada/tidak) : tidak ada
8) Fraktur/ dislokasi / Arthritis : tidak ada
9) Pembesaran kelenjar : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
b. Objektif :
1) Integritas Kulit : terdapat luka post op di bagian abdomen bawah
2) Cara berjalan : tidak dikaji
2
V. KLASIFIKASI DATA
2
VI. KLASIFIKASI DATA
2
V11. Diagnosa Keperawatan
2
VIII. INTERVENSI KEPERAWATAN
2
8.Pemberian analgesik dapat mengurangi
rasa nyeri
Resiko infeksi Setelah dilakukan Menejemen resiko infeksi Observasi
tindakan keperawatan observasi
1. Mengetahui tanda dan gejala infeksi
selama 2x 24 jam 1. Monitor tanda dan gejala infeksi
Terapeutik
diharapkan dapat Terapeutik
1. Mengurangi risiko kontaminasi
Mengidentifikasi dan 1. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
mikroorganisme
menurunkan resiko dengan pasien
2. Mengurangi kontaminasi
terserang organisme Edukasi
mikroorganisme
patogenik tingkat infeksi 1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Edukasi
menurun dengan kriteria 2. Ajarkan etika batuk
1. memberikan informasi kepada pasien
hasil: Kolaborasi
terkait tanda dan gejala infeksi
1. Kemerahan menurun Kolaborasi pemberian antibiotic, jika perlu.
2. Mencegah penyebaran mikroorganisme
2. Nyeri menurun
saat batuk
3. Kadar sel darah putih
Kolaborasi
membaik
4. Bengkak menurun Untuk mencegah terjadinya infeksi.
3
aktivitas aktivitas yang 2. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan 6. Untuk mengetahui Penyebab intoleransi
membutuhkan tenaga fisik lainnya aktivitas
meningkat dengan kriteria 3. Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi 7. Untuk mengetahui masalah aktivitas
hasil: 4. Monitor keadaan umum selama Terapeutik
1. Frekuensi nadi melakukan ambulasi 3. Persiapan melakukan ambulasi
sedang Terapeutik 4. Membantu pasien untuk beraktivitas
2. Kemudahan dalam 2. Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik Edukasi
melakukan 3. Libatkan keluarga untuk membantu pasien 1. Agar pasien mengetahuitindakan yang
aktivitas sehari- dalam meningkatkan ambulasi dilakukan
hari meningkat Edukasi 2. Agar pasien terbiasa beraktivitas
3. Keluhan lelah 3. Jelaskan tujuan dan prosedure ambulasi Agar pasien dapat berperan akti
menurun 4. Anjurkan melakukan ambulasi dini
5. Ajarkan ambulasi Sederhana yang harus
dilakukan (mis, berjalan dari tempat tidur ke
kamar mandi, berjalan daritemat tidur ke kursi
roda, berjalan sesuai toleransi)
3
VIII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
3
DX 2 28/06/2021 1. Monitor tanda dan gejala infeksi S : klien mengatakan masih
Resiko
Hasil : terdapat luka post op sc, leukosit (14.96 merasakan nyeri disekitar area
infeksi 12.20
10^3/ul) luka post sc
2. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi O : terdapat luka post op sc
12.25
Hasil : pasien mengerti tentang tanda dan gejala A : masalah belum teratasi
infeksi yang di jelaskan P : intervensi dilanjutkan
12.30 3. Menganjurkan pasien untuk mencuci tangan sebelum - Monitor tanda dan gejala
dan sesudah melakukan kontak dengan lingkungan infeksi
sekitar - Menjelskan tanda dan gejala
Hasil : pasien masih jarang melakukan mencuci infeksi
tngan sebelum dan sesudah melakukn kontak - Menganjurkan pasien untuk
mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
lingkungan
DX 3 28/06/2021 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik S : Klien beraktivitas masih dibantu
Intoleransi
lainnya O : ku sedang,klien napak lemah
aktivitas 13.10
Hasil : klien masih merasakan nyeri A : Intoleransi aktivitas teratasi
2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi belum teratasi
13.15
3
Hasil : Klien tampak lemas P : lanjutkan intervensi
3. Memonitor keadaan umum selama melakukan - Mengidentifikasi toleransi
13.20
ambulasi fisik
Hasil : Klien mengatakan pusing - Memonitor keadaan umum
13.24 4. Memfasilitasi melakukan mobilisasi fisik selama melakukan ambulansi
Hasil : Mengajarkan klien untuk beraktivitas fisik - Memfasilitasi melakukan
5. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam mobilitas fisik
13.29
meningkatkan ambulasi - Melibatkan keluarga
Hasil : Klien tampak dibantu keluarga saat ingin membantu pasien dala
berpindah tempat melakukan ambulansi
16.32
6. Menjelaskan tujuan dan prosedure ambulasi - Menganjurkan pasien
Hasil : Klien dan keluarga paham terhadap apa yang melakukan abulansi
dijelaskan dini
13.36
7. Menganjurkan melakukan ambulasi dini - Mengajarkan ambulansi
Hasil : Klien tampak berusaha untuk berdiri tanpa sederhana yang harus
dibantu dilakukan
13.42 8. Mengajarkan ambulasi Sederhana yang harus
dilakukan
Hasil : Klien tampak masih dibantu keluarga
3
DX 1 29/06/2021 4. Mengkaji penyebab nyeri dengan kriteria hasil: S : klien masih merasa
nyeri akut
P : saat bergerak nyeri O : ku sedang
14.15
Q : nyeri di tusuk-tusuk TTV: TD : 120/80
R : di area abdomen bagian bawah N : 99x/m
S : skala nyeri 4 S : 36,7C
T : hilang timbul P : 20x/m
14.20 6. Mengobservasi TTV A : nyeri belum teratasi
TD : 120/80mmHg P : Intervensi dilanjutkan
N: 99x/menit - observasi TTV
S : 36,7C - mengajarkan tehnik relaksasi
R: 20x/menit - mengatur posisi klien
14.25
7. Mengajarkan tekhnik relaksasi dengan kriteria - kolaborasi pemberian
hasil: Klien masih terlihat meringis
8. Mengatur posisi klien
14.28
H: klien dengan posisi talentang
9. Kolaborasi pemberian analgetik
14.20
3
10^3/ul) luka post sc
15.25
2. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi O : terdapat luka post op sc
Hasil : pasien mengerti tentang tanda dan gejala A : masalah belum teratasi
infeksi yang di jelaskan P : intervensi dilanjutkan
15.30
3. Menganjurkan pasien untuk mencuci tangan sebelum - Monitor tanda dan gejala
dan sesudah melakukan kontak dengan lingkungan infeksi
sekitar - Menjelskan tanda dan gejala
Hasil : pasien masih jarang melakukan mencuci infeksi
tngan sebelum dan sesudah melakukn kontak - Menganjurkan pasien untuk
mencuci tangan sebelum dan
sesudah kontak dengan
lingkungan
DX 3 28/06/2021 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik S : Klien beraktivitas masih dibantu
Intoleransi
lainnya O : ku sedang,klien napak lemah
aktivitas 16.10
Hasil : klien masih merasakan nyeri A : Intoleransi aktivitas teratasi
9. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi belum teratasi
16.15
Hasil : Klien tampak lemas P : lanjutkan intervensi
10. Memonitor keadaan umum selama melakukan - Mengidentifikasi toleransi
16.20
ambulasi fisik
3
Hasil : Klien mengatakan pusing - Memonitor keadaan umum
11. Memfasilitasi melakukan mobilisasi fisik selama melakukan ambulansi
16.24
Hasil : Mengajarkan klien untuk beraktivitas fisik - Memfasilitasi melakukan
12. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam mobilitas fisik
16.29 meningkatkan ambulasi - Melibatkan keluarga
Hasil : Klien tampak dibantu keluarga saat ingin membantu pasien dala
berpindah tempat melakukan ambulansi
16.32
13. Menjelaskan tujuan dan prosedure ambulasi - Menganjurkan pasien
Hasil : Klien dan keluarga paham terhadap apa yang melakukan abulansi
dijelaskan dini
16.36 14. Menganjurkan melakukan ambulasi dini - Mengajarkan ambulansi
Hasil : Klien tampak berusaha untuk berdiri tanpa sederhana yang harus
dibantu dilakukan
15. Mengajarkan ambulasi Sederhana yang harus
16.42
dilakukan
Hasil : Klien tampak masih dibantu keluarga
3
BAB III
JURNAL READING
Abstrak :
Persalinan sesar semakin diminati oleh ibu hamil dinegara maju, hal ini
dikareanakan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknolgi yang semakin berkembang
terutama dibidang kesehatan. Secara fisiologis operasi section caesarea (SC) dapat
menimbulkan efek pasca operasi yaitu nyeri. Penatalaksanaan nyeri pasca bedah
sesar terdiri dari penatalaksanaan farmakologis dan non farmakologis, salah satu
teknis yang dapat digunakan untuk menurunkan skala nyeri secara non
farmakologis adalah relaksasi bensos. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh teknik relaksasi bensons terhadap penurunan nyeri post
section caesarea. Penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental dengan
kelompok control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien post op
section caesarea di Ruang Kebidanan RSUD DR.Achmad Mochtar Bukittinggi.
Sampel penelitian ini adalah 15 kelompok intervensi dan 15 kelompok control
diambil dengan non tehnik consecutive probability sampling.
3
A. LATAR BELAKANG
1. Latar Belakang Pemilihan Jurnal
Tindakan operasi SC juga mengakibatkan terjadinya perubahan
kontinuitas jaringan karena adanya pembedahan. Post SC akan
menimbulkan nyeri hebat dan proses pemulihannya berlangsung lebih lama
dibandingkan dengan persalinan normal.
2. Latar Belakang Penelitian dalam Jurnal
Setelah operasi SC, ibu akan merasakan nyeri dan memberikan
dampak yang mengakibatkan mobilisasi ibu menjadi terbatas, Activity of
Daily Living (ADL) terganggu, bonding attachment (ikatan kasih sayang)
dan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) tidak terpenuhi karena adanya
peningkatan intensitas nyeri apabila ibu bergerak. Hal tersebut
mengakibatkan respon ibu terhadap bayi kurang, sehingga ASI sebagai
makanan terbaik bagi bayi dan mempunyai banyak manfaat bagi bayi
maupun ibunya tidak dapat diberikan secara optimal. Rasa nyeri dapat
diatasi dengan penatalaksanaan nyeri yang bertujuan untuk meringankan
atau mengurangi rasa nyeri yang dirasakan klien sampai menuju tingkat
kenyamanan.
B. TUJUAN
1. Tujuan Review Jurnal
Tujuan review untuk mereview Pengaruh Teknik Relaksasi
Benson Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio
Caesarea.
2. Tujuan Penelitian dalam Jurnal
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik relaksasi
bensons terhadap penurunan nyeri post section caesarea.
3
C. METODE
Desain penelitian ini menggunakan Quasi Eksperimental Research dengan
cara melibatkan kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen.
D. HASIL
Rata-rata tingkat nyeri responden sebelum pemberian relaksasi benson pada
kelompok intervensi didapatkan nilai rata-rata 1,40 sedangkan pada kelompok
kontrol didapatkan nilai rata-rata 1,93.
E. PEMBAHASAN
4
- Terapi yang diajarkan cukup mudah dilakukan oleh pasien
2. Kekurangan
Pada penelitian ini hanya membahas tentang pengaruh pemberian terapi
relaksasi banson terhadap tingkat nyeri pasien post sc akan tetapi tidak
menjelaskan tahap tahap dari tehnik relaksasi benson.
G. IMPLIKASI KEPERAWATAN
Penggunaan terapi relaksasi benson ini sangat mudah dan efektif dilakukan
didunia kesehatan terutama dalam bidang keperawatan karena relaksasi benson
merupakan Teknik mengurangi nyeri dengan Relaksasi Benson ini pada dasarnya
merupakan penggabungan antara relaksasi dengan suatu faktor keyakinan
filosofis atau agama yang dianut.
H. APLIKASI RUMAH SAKIT
Pelaksanaan terapi relaksasi benson pada umumnya masih jarang diterapkan
dirumah sakit oleh karena itu perlu adanya promosi kesehatan terkait efektifitas
yang bisa ditimbulkan akibat pemberian terapi relaksasi benson terutama pada
pasien operasi.
I. HAMBATAN DAN SOLUSI APLIKASI JURNAL
Hambatan : Salah satu kesulitan untuk melaksanakan relaksasi benson
adalah pikiran yang megembara.
Solusi : Pikiran yang mengembara tersebut dapat dicegah dengan
pengulangan kata atau frase
J. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah disampaikan
peneliti dapat menyimpulkan bahwa Terdapat perbedaan penurunan rata-rata
skala nyeri responden antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan
beda rata-rata -2,000 dan p = 0,001 sehingga dapat disimbulkan bahwa terapi
relaksasi benson dapat memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap
penurunan nyeri pada pasien pos op sc.
4
DAFTAR PUSTAKA
Oktarina, R., Misnaniarti, M., Sutrisnawati, D., & Nyoman, N. (2018). Etika
Kesehatan pada Persalinan Melalui Sectio Caesarea Tanpa Indikasi
Medis. Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Universitas
Hasanuddin, 14(1), 9-16.
PPNI, Tim Pokja SDKI DPP. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. 1 ed.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
PNI, Tim Pokja SIKI DPP. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. 1 ed.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Sulastri, S., Maliya, A., & Nurhayati, E. (2019). Kontribusi Jumlah Kehamilan
(Gravida) Terhadap Komplikasi Selama Kehamilan dan Persalinan. Jurnal
Ilmu Keperawatan Maternitas, 2(1), 9-16.
Cunningham, G.R. 2016. Obstetri Williams, Edisi 21, Alih Bahasa : Andry Hartono
dan Joko Suyono. Jakarta: EGC.