Anda di halaman 1dari 3

Kurangnya Akses Koneksi Internet Di Pedesaan

Secara harfiah, Internet kependekan dari Interconnected-Networking yang merupakan


rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Manakala Internet
(huruf “I” besar) ialah sistem komputer umum, yang berhubungan secara global dan
menggunakan TCP/IP sebagai protokol pertukaran paket (packet switching communication
protocol). Rangkaian Internet yang terbesar dinamakan Internet. Cara menghubungkan
rangkaian dengan kaidah ini dinamakan Internetworking.
Secara keseluruhan Internet adalah jaringan besar yang saling berhubungan dari jaringan-
jaringan komputer yang menghubungkan orang-orang dan komputer-komputer di seluruh
dunia, melalui telepon, satelit dan sistem-sistem komunikasi yang lain. Internet dibentuk
oleh jutaan komputer yang terhubung bersama dari seluruh dunia, memberi jalan bagi
informasi (mulai dari text, gambar, audio, video dan lainnya) untuk dapat dikirim dan
dinikmati bersama. Untuk dapat bertukar informasi, digunakan protocol standar yaitu
Transmision Control Protocol dan Internet Protocol yang lebih dikenal sebagai TCP/IP.
Internet merupakan gebrakan besar dalam peradaban manusia. Di mana, akses internet
seolah menjadi kebutuhan primer dalam keberlangsungan kehidupan saat ini. Berbagai
aspek di dunia telah memanfaatkan layanan internet sebagai pendukung utama seperti e-
commerce, e-learning, dan berbagai bidang digital lainnya. Oleh karena itu, akses internet
hilang jelas akan mengganggu aktivitas saat ini.
Hilangnya akses internet bisa disebabkan oleh sejumlah hal seperti pembatasan, gangguan
jaringan, pemblokiran, atau bahkan musnahnya sistem internet di dunia. Tidak adanya
layanan akses internet akan sangat mempengaruhi kehidupan manusia di berbagai sisi.
Banyak hal akan terhambat sehingga menimbulkan berbagai permasalahan sosial.
Sekitar 15 ribu desa disebut memiliki akses internet buruk, bahkan belum terjangkau
internet sama sekali sehingga menjadi daerah blankspot. Kolaborasi pemerintah dan swasta
diperlukan untuk mewujudkan Indonesia merdeka internet pada 2020.
Sinyal telepon seluler dari dua provider besar di Indonesia seketika hilang saat memasuki
Desa Tlogoharjo, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri. Desa ini berada 45 kilometer
di selatan pusat Kabupaten Wonogiri dengan jalur dan medan naik turun.
Desa berpenduduk sekitar 2400 jiwa ini berada di antara perbukitan. Sejumlah warga
bercerita harus mencari tempat tinggi atau naik bukit untuk bisa menelepon atau mengirim
pesan singkat atau SMS dengan telepon selulernya.
Untuk tersambung dengan internet, mereka harus bergeser sekitar 14 kilometer ke daerah
Punung, Pacitan, yang masuk wilayah Jawa Timur. Kepala Desa Tlogoharjo Suwarno bahkan
mengatakan komunikasi pribadinya dengan dua anak dan dua cucunya di Jakarta sering kali
terkendala. Belum lagi urusan layanan masyarakat dan laporan ke instansi pemerintah
secara Online yang tentu saja mengharuskan adanya koneksi internet. “Dampak ada
tidaknya internet bagi warga sungguh terasa,” ujar Suwarno di Balai Desa Giritontro, Selasa
(23/4)
a. Seseorang meninggal dunia, meninggalkan harta sebesar Rp.180.000.000,00. Ahli
warisnya terdiri atas istri, ibu dan 2 anak laki-laki.

Hasilnya adalah:
Pembagian bagian Isteri 1/8, Ibu 1/6 dan 2 anak laki-laki ‘asabah. Asal masalahnya
dari 1/8 dan 1/6 (KPK = Kelipatan Persekutuan Terkecil dari bilangan penyebut 8 dan
6) adalah 24.

Maka pembagiannya adalah:


Istri: 1/8 x 24 x Rp. 180.000.000,00 = Rp. 22.500.000,00
Ibu: 1/6 x 24 x Rp. 180.000.000,00 = Rp. 30.000.000,00
Dua anak laki-laki : 24 – (3+4 ) x Rp. 180.000.000,00 = Rp.127.500.000,00
Masing-masing anak laki-laki memperoleh mawaris sebesar = Rp. 127.500.000,00 : 2
= Rp.63.750.000,00
b. Penghitungan dengan menggunakan ‘aul. Seseorang meninggal dunia, meninggalkan
harta sebesar Rp. 42.000.000. Ahli warisnya terdiri atas suami dan 2 saudara
perempuan sekandung.

Pembagian hasilnya adalah sebagai berikut:


Bagian suami 1/2 dan bagian dua saudara perempuan sekandung 2/3. Asal
masalahnya dari 1/2 dan 2/3 (KPK= Kelipatan Persekutuan Terkecil dari bilangan
penyebut 2 dan 3) adalah 6, sementara pembilangnya adalah 7, maka terjadi 7/6.
Untuk penghitungan dalam kasus ini harus menggunakan ‘aul, yaitu dengan
menyamakan penyebut dengan pembilangnya. (aulnya:1), sehingga masing-masing
bagian menjadi:
Suami mendapatkan: 3/7 × Rp.42.000.000 = Rp.18.000.000,00
Dua saudara perempuan sekandung: 4/7 × Rp.42.000.000 = Rp.24.000.000,00

Anda mungkin juga menyukai