THE INTERNET OF
THINGS
NPM 144060006230
LEMBAR PERNYATAAN
Pertama, bahwa seluruh isi paper ini, benarbenar hasil tulisan saya
sendiri, tidak ada satu alineapun hasil plagiat dari tulisan orang lain,
kecuali yang dikutip secara resmi dan tertera dengan jelas. Setiap kutipan
disebutkan sumbernya dan juga dicantumkan dalam Daftar Pustaka.
Kedua, bahwa saya mengijinkan tulisan ini dimuat dalam jurnal ilmiah,
majalah, atau website di lingkungan Badan Pendidikan dan Pelatihan
Keuangan (BPPK) khususnya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), agar
dapat dipahami oleh lebih banyak pembaca, serta memberikan banyak
manfaat.
Dyah Agustina
Murtafiah
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN......................................................................................... 1
DAFTAR ISI.......................................................................................................... 2
A. PENDAHULUAN............................................................................................. 3
B. PEMBAHASAN............................................................................................... 5
1. Internet of Things; Definisi dan Konsep....................................................5
2. Sejarah Internet of Things dan Perkembangannya di Indonesia...............7
3. Implementasi Internet of Things dalam Kehidupan .................................11
4. Teknologi Pengimplementasian Internet of Things ..................................17
5. Kelebihan dan Kritik atas Internet of Things ............................................20
C. PENUTUP...................................................................................................... 23
REFERENSI / DAFTAR PUSTAKA...........................................................................24
RIWAYAT HIDUP................................................................................................... 26
A. PENDAHULUAN
Teknologi informasi telah menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Dewasa ini, teknologi informasi berkembang begitu cepat
untuk memenuhi tujuan, yaitu mempermudah manusia dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat.
Fenomena ini sebenarnya telah diprediksi oleh Marshall McLuhan pada
tahun 1964. Dalam buku Understanding Media, beliau mengemukakan sebuah
konsep yakni pada masanya perkembangan teknologi komunikasi akan memicu
dunia ini menjadi sebuah global village (desa global) dimana satu dunia saling
berhubungan melalui sistem saraf elektronik. Tidak ada lagi pembatasan dalam
komunikasi. Sejauh apapun jarak dan perbedaan waktu yang memisahkan antara
seseorang dengan orang yang lain, komunikasi akan sangat mudah ditempuh
dengan berbagai teknologi, khususnya internet. Misalnya, dua orang yang
terpisah benua dapat melakukan diskusi tatap muka melalui Skype.
Di era ini, berbicara tentang teknologi informasi tentu saja tidak lepas dari
istilah internet. Menurut data terbaru dari We Are Social, pengguna internet aktif
di seluruh dunia kini mencapai angka 3,17 miliar. Dari tahun ke tahun, jumlah
pengguna internet bertumbuh hingga 7,6 persen.
Pertumbuhan
pengguna
internet
ini
juga
berpengaruh
terhadap
pertumbuhan pengguna media sosial dan mobile. Menurut laporan yang sama,
pengguna media sosial aktif kini mencapai 2,2 miliar, sedangkan pengguna
mobile mencapai 3,7 miliar.
Dari infografik yang dibuat oleh Domo di bawah ini, dapat kita lihat betapa
tingginya tingkat ketergantungan masyarakat dunia akan internet. Dalam satu
menit, terdapat lebih dari 110 ribu panggilan dilakukan oleh pengguna Skype,
694 perjalanan diambil oleh pengguna Uber, lebih dari 4 juta post dalam
facebook di like penggunanya, 51.000 aplikasi diunduh oleh pengguna Apple,
lebih dari 77 ribu jam video ditonton pelanggan Netflix, lebih dari 347 ribu
kicauan dikirim oleh pengguna twitter, terdapat 300 jam video baru diunggah
oleh pengguna Youtube, dan lain-lain. Semuanya dalam waktu hanya satu menit
saja.
(source : http://domo.com)
Ketergantungan inilah yang ditangkap sehingga timbul gagasan Internet of
Things
(IoT).
Secara
sederhana,
IoT
merupakan
sebuah
konsep
yang
B. PEMBAHASAN
merekam,
memotret,
atau
membaca
barcode.
Tetapi
kinerjanya
sendiri,
sehingga
memungkinkan
mesin
untuk
data-data
melalui
jaringan
atau
manusia
ke
komputer.
termasuk
benda
hidup
dan
benda
mati
melalui
internet.
ke
mesin
melalui
internet,
memeriksa
status
mesin
dan
November
2005
Departemen
Telekomunikasi
Internasional
PBB
mengeluarkan laporan berjudul The Internet of Things. Pada tahun ini pula
arus publikasi utama seperti The Guardian, Amerika ilmiah dan Boston Globe
mengutip banyak artikel tentang IoT.
Pada 2008 IPSO didirikan untuk mempromosikan penggunaan Internet
Protocol (IP) dalam jaringan dari "Smart object" dan untuk mengaktifkan
Internet of Things.
Pada bulan Mei 2010 ZigBee dengan forum IPv6 menjalin kerjasama dengan
IPSO untuk mengadopsi jaringan IP pada benda-benda smart cerdas seperti
smartphone dan smartTV.
Pada bulan Februari 2011 pada artikel white paper, perusahaan Ericsson
memprediksi akan ada 50 Milliar peralatan yang saling terhubung sebelum
2020.
Pada Oktober 2011 Nest Labs memperkenalkan Nest Learning Thermostat,
yang menggunakan sensor algoritma, pembelajaran mesin, dan perhitungan
awan untuk memahami kondisi rumah pengguna serta menaikkan atau
menurunkan temperatur sesuai kebutuhan.
Pada tahun 2012 Google memperkenalkan google glass yang dapat memberi
tahu semua informasi pada benda-benda fisik yang dilihat pengguna.
Di tahun yang sama diadakan peluncuran IPv6 yang menyediakan alamat IP
tak terbatas untuk peralatan untuk dihubungkan dengan internet. Ipv6
merupakan protokol Internet yang dirancang untuk menggantikan IP Version
4. Agar dapat berkomunikasi melalui Internet, komputer dan perangkat lain
harus memiliki alamat pengirim dan penerima. Alamat numerik ini dikenal
sebagai alamat Protokol Internet.
Kemudian Proteus Digital Health memperoleh hak FDA untuk penggunaan
peralatan
pengobatan
yang
dapat
dimasukkan
dalam
tubuh
dan
10
Pada tahun 2015 IoT menjadi trend teknologi Informasi terkini yang
diperkirakan akan mengubah tatanan teknologi informasi di masa-masa
mendatang.
Bagaimana perkembangan IoT di Indonesia?
Internet of Things (IoT), yang memiliki dampak pada kehidupan sehari-hari
di lingkungan perkotaan maupun pedesaan, merupakan salah satu sektor yang
berkembang di Indonesia. Berbicara tentang IoT erat kaitannya dengan teknologi
yang saling terhubung dan mudah diakses. Inovasi berlabel smart kini mulai
gencar diberitakan, mulai dari smart home, smart car hingga smart city. Smart
city adalah salah satu yang kini gencar dibangun di Indonesia sebagai salah satu
langkah modernisasi dan adopsi teknologi ke sektor yang lebih luas.
Salah satu smart city yang sudah mulai dibangun adalah di kota Makassar.
Program yang disponsori Telkom Indonesia ini saat ini telah memiliki beberapa
layanan yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat setempat,
diantaranya berupa e-office, e-kelurahan, e-puskesmas hingga media pengaduan
masyarakat yang dibuat secara digital berbasis website dan mobile. Digitalisasi
sederhana ini menjadi salah satu langkah terciptanya smart city.
Selain Makassar, Bandung kini juga dikabarkan akan segera menerapkan
prototipe smart city. Bahkan Telkom Indonesia menargetkan hingga akhir 2014
akan terdapat 20 kota yang akan dimasuki IoT dengan menerapkan teknologi
smart city di wilayah tersebut.
Indonesia juga telah menerapkan IoT implementasi platform CREATE
CyberSchool With IoT di 65 sekolah percontohan yang tersebar di lima wilayah
Indonesia yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Papua.
CREATE CyberSchool With IoT merupakan platform belajar berbasis cloud yang
dikembangkan
CREATE
Foundation
untuk
memberikan
sebuah
sarana
11
yang
diberikan
kecil dapat
kegiatan
bertani
untuk
mengatur
waktu
penanaman
benih,
12
1) Sektor Pembangunan
Sektor ini diatur dalam segmen komersial/kelembagaan, meliputi toko,
supermarket, gedung perkantoran dan pemerintahan, serta segmen industri,
meliputi bangunan pabrik dan perumahan. Perangkat yang kemudian dapat
dihubungkan untuk memberikan pelayanan kepada pengguna termasuk
HVAC, kontrol akses, manajemen pencahayaan,sensor kebakaran, sistem
keamanan dan lain-lain yang berada di gedung-gedung dan fasilitas di kedua
segmen. Layanan
dan bereaksi
13
meliputi
peralatan
dan
pengendalian
hiburan,
yang
iklim,
mencakup
manajemen
eReaders,
jantung
ditanamkan
untuk
orang
tua
(klinis).
Aplikasi
ini
5) Sektor Industri
Sektor
Industri
mencakup
pemantauan
dan
pelacakan
aset
untuk
14
6) Sektor Transportasi
Sektor Transportasi dibagi menjadi tiga segmen utama:
a. Kendaraan. Ini termasuk kendaraan telematika, pelacakan dan komunikasi
dengan
mobil,
truk
dan
trailer.
Kendaraan
telematika
kemudian
15
16
yang
ada
di
blindspot
pengendara
untuk
meminimalkan
17
banyak lagi. Ninja Sphere, yang terhubung ke Internet lewat Wi-Fi ini, mampu
menarik data dari sensor yang berada dalam jaringan rumah. Contohnya,
suhu luar dan dalam ruangan. Ketika ada lonjakan suhu secara mendadak,
Anda akan mendapat notifikasi via aplikasi ponsel. Anda pun dapat
menghubungi tetangga atau pihak yang berkepentingan untuk melakukan
pengecekan sebelum terlambat.
Beberapa contoh konkrit lainnya dari implementasi IoT pada produk
wearable yang telah mendunia, selain smart phone, adalah : Google Glass,
Google Nest, Nike Fit, dan Samsung Smart Watch. Tidak hanya wearables,
Samsung juga merambah dan mengembangkan teknologi IOT di bidang
consumer appliances seperti : Smart Air Conditioner, Smart TV, Smart
Refrigerator. Pada tahun 2017, menurut CEO Samsung, 90% dari semua produk
Samsung akan berupa perangkat IOT, termasuk semua televisi dan perangkat
mobile. Dua tahun berikutnya, semua produk Samsung akan siap dengan koneksi
IOT. Kompetitor terdekat Samsung, yakni Apple pun memiliki upaya di bidang IOT
dengan proyek Homekit, yang merupakan protokol pengontrol rumah pintar
melalui sistem operasi iOS. Beberapa produk Apple tersebut antara lain iHome,
Incipio, GridConnect, dan iDevices.
Dipasarkannya produk-produk consumer goods IOT menandai kebangkitan
dari IoT. Berdasarkan prediksi perusahaan IT terkenal Cisco, pada tahun 2020,
akan ada 50 milyar alat-alat yang terhubung dengan Internet, 400 juta alat-alat
dari jumlah tersebut adalah perangkat dalam kategori wearables.
Selain benda keseharian, seperti yang dibahas dalam bab sebelumnya,
konsep IoT ini juga bisa diterapkan pada sebuah kota, Smart City. Misalnya
dengan menerapkan e-identification authorization yang dapat memangkas
penggunaan kertas, memperkecil risiko pemalsuan surat, serta merekam semua
historis dan log surat dengan baik.
Sebagai best practice, salah satunya adalah Copenhagen. Ambisi kota ini
adalah menciptakan kondisi kota yang ramah lingkungan, di mana tingkat emisi
karbon mencapai 0% di tahun 2025, dan memanfaatkan revolusi Green
Technology. Dengan adanya Green Technology, Intelligence Street Lighting, serta
pemanfaatan solar panel untuk energi publik, menjadikan Copenhagen mampu
menjadi salah satu Smart City di kawasan Eropa.
18
Kerja
IoT
yaitu
dengan
memanfaatkan
sebuah
argumentasi
manusia dan
dalam jarak
berapapun.
Internetlah
yang
menjadi
Bahkan
Starbucks dalam
beberapa
tahun
ke
depan,
19
Mari kita bayangkan ketika semua benda, bahkan manusia, hewan dan
tumbuhan dilengkapi dengan alat pengidentifikasian, maka mereka bisa dikelola
secara efisien dengan bantuan komputer. Dan pengidentifikasian tersebut dapat
dilakukan dengan beberapa teknologi seperti kode batang (Barcode), Kode QR
(QR Code) dan Identifikasi Frekuensi Radio (RFID).
a) Kode Batang
Kode batang atau lebih dikenal dengan bahasa inggrisnya barcode adalah
suatu kumpulan data optik yang dapat dibaca oleh alat scannernya. Kode
batang pada awalnya digunakan untuk otomatisasi pemeriksaan barang di
swalayan dan hingga saat ini kode batang (tipe Universal Price Codes)
kebanyakan masih digunakan untuk hal tersebut. Hal ini dikarenakan
banyaknya keuntungan yang dapat diambil dari penggunaan kode batang,
yaitu :
Proses Input Data lebih cepat, karena scanner kode batang dapat
membaca / merekam data lebih cepat dibandingkan dengan melakukan
proses input data secara manual.
Proses Input Data lebih tepat, karena teknologi kode batang mempunyai
ketepatan yang tinggi dalam pencarian data.
Proses Input lebih akurat mencari data, karena
pada
scanner
atau
pemindainya,
maka
scannernya
akan
20
yang cepat pula. Berbeda dengan kode batang, yang hanya menyimpan
informasi secara horizontal, kode QR mampu menyimpan informasi secara
horizontal dan vertikal, oleh karena itu secara otomatis Kode QR dapat
menampung informasi yang lebih banyak daripada kode batang.
Pada zaman sekarang ini kode QR banyak digunakan sebagai alat penaut
fisik yang dapat menyimpan alamat dan URL, nomer telepon, teks dan sms
yang dapat digunakan pada majalah, surat harian, iklan, pada tanda-tanda
bus, kartu nama ataupun media lainnya. Atau dengan kata lain sebagai
penghubung secara cepat konten daring (dalam jaringan/online) dan konten
luring (luar jaringan/offline). Kehadiran kode ini memungkinkan semua orang
berinteraksi dengan media yang ditempeli oleh kode QR, melalui ponsel
secara efektif dan efisien. Semua orang juga dapat menghasilkan dan
mencetak sendiri kode QR, sehingga orang lain dapat dengan mudah
mengakses alamat URL ataupun segala informasi yang disimpan oleh kode
QR tersebut.
c) Identifikasi Frekuensi Radio
Identifikasi Frekuensi Radio atau RFID (Radio Frequensi Identifity) merupakan
salah satu teknologi implementasi dari Internet of Things. Secara singkatnya,
RFID
adalah
sebuah
metode
identifikasi
secara
otomatis
dengan
menggunakan suatu piranti yang disebut RFID tag atau transponder. Pada
zaman modern sekarang ini, RFID merupakan teknologi yang sudah umum
(banyak
digunakan),
dikarenakan
kegunaan
dan
efisiensinya
dalam
jumlah
maupun
keberadaan
atau
lokasi)
barang
yang
21
22
listrik.
Kemudian
Home
automation
systems
memberikan
Connected
car
juga
menawarkan
real-time
diagnostik
untuk
kendaraan, belum lagi fasilitas pelayanan seperti internet, navigasi, cuaca , dan
informasi lalu lintas
Manfaat IoT dalam B2B dan pemerintahan :
Iklan dan pemasaran terhubung.
Cisco percaya bahwa kategori ini (Billboards terkoneksi internet) akan
menjadi tiga terbesar kategori IoT, bersamaan dengan smart factories dan
sistem pendukung telecommuting.
Sistem pengelolaan sampah.
23
Di Cincinnati, volume sampah masyarakat turun 17% dan volume daur ulang
meningkat hingga 49% melalui pemanfaatan program pay as you throw
berbasis teknologi IoT untuk memonitor siapa yang membuang sampah
melebihi batas.
Jaringan listrik pintar yang menyesuaikan tarif untuk penggunaan puncak
energi. Jaringan listrik ini mewakili penghematan US$200 miliar hinga
US$500 miliar per tahun sampai dengan 2025 berdasarkan McKinsey Global
Institute.
Sistem air cerdas.
Kota Doha, Sao Paulo, dan Beijing mengurangi kebocoran air 40-50% dengan
meletakkan sensor pada pompa dan infrastruktur air lainnya.
Penggunaan dalam industri mencakup pabrik dan gudang terhubung,
internet yang dikelola jaringan rakitan, dan sebagainya
Meskipun banyak manfaat yang ditawarkan oleh IoT, namun terdapat
risiko yang ditimbulkan akibat peningkatan konektivitas antara perangkat dan
Internet, yaitu :
1) Risiko Keamanan (Security risk)
Perangkat IoT dapat menimbulkan berbagai risiko keamanan potensial
yang dapat merugikan konsumen, yaitu dengan:
a. memungkinkan akses yang tidak sah dan penyalahgunaan informasi pribadi;
Kurangnya fasilitas keamanan pada perangkat IoT dapat memudahkan
penyusup untuk mengakses dan menyalahgunakan informasi pribadi yang
disimpan dalam perangkat tersebut. Misalnya, smart TV, seperti halnya
personal computer atau lap top, dapat digunakan oleh pemiliknya untuk
berselancar di dunia maya dan mengunggah foto-foto pribadi. Maka,
kerentanan keamanan pada smart TV ini akan beresiko terhadap segala
informasi yang tersimpan di dalamnya. Semakin banyak perangkat pintar
(smart devices) yang diinstal oleh costumer, semakin tinggi tingkat resiko
adanya penyusup memanfaatkan informasi pribadi pemilik.
b. memfasilitasi serangan terhadap sistem lain ; dan
c. menciptakan risiko keamanan;
Orang yang tidak berwenang dimungkinkan mengeksploitasi kerentanan
keamanan perangkat IoT untuk menciptakan risiko yang berakibat pada
keamanan fisik pengguna. Misalnya, seseorang bisa melakukan hacking jarak
jauh ke dua pompa insulin berbeda yang terhubung dan mengubah
pengaturannya sehingga pompa tersebut tidak lagi mengalirkan obatobatan. Contoh lain, seseorang dapat memperoleh akses ke jaringan
24
tanpa
yang
dapat
mencengangkan.
dikumpulkan
Dari
10.000
oleh
rumah
satu
alat
tangga
terkecil
yang
sungguh
menggunakan
C. PENUTUP
IOT menyajikan banyak manfaat kepada konsumen dan memiliki potensi
untuk mengubah interaksi konsumen dengan teknologi secara mendasar. Di
masa depan, IoT mungkin akan dapat membaurkan dunia virtual dan fisik
bersama-sama dengan cara-cara yang saat ini sulit untuk dipahami.
25
diberlakukannya
peraturan
terkait
keamanan
data
dan
privasi,
DAFTAR PUSTAKA
FTC Staff. 2015. Internet of Things: Privacy & Security in a Connected World. FTC
Staff report: United States
26
Tan, Lu. 2010. Future Internet: The Internet of Things. East China Normal
University: Shanghai.
(diakses
http://dinasweblog.blogspot.co.id/2010/11/sistem-context-aware.html
pada tanggal 16 Februari 2016)
https://dailysocial.id/post/siapkah-indonesia-internet-of-things/
tanggal 16 Februari 2016)
(diakses
(diakses
https://id.techinasia.com/ci-agriculture-iot-tech-in-asia-jakarta-2015
pada tanggal 16 Februari 2016)
pada
pada
(diakses
27
RIWAYAT HIDUP
Data Pribadi
Nama
28
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
Status Marital
: Menikah
Pekerjaan
Nomor Telepon
: 087771928775
: solarvoyager@gmail.com
Riwayat Pendidikan
Tahun
2003 -
Pendidikan
Diploma III Sekolah Tinggi Akuntansi
Lokasi
Tangerang Selatan,
2006
2001 -
2003
2000 -
Kota Bengkulu
2001
1997 -
Kota Bengkulu
2000
1991 -
SD Negeri 52 Bengkulu
Kota Bengkulu
Banten
Kota Solo
1997
Riwayat Pekerjaan
1. Pegawai
pada
KPKNL
Serang,
Direktorat
Jenderal
Kekayaan
Negara,
29