Mahatma Gandhi adalah tokoh terkenal dari India. Ia bukanlah seorang
Kristen, tetapi ia sangat mengagumi ajaran Yesus, terkhusus khotbah Yesus di bukit sebagaimana yang tertulis dalam Bacaan Injil kita hari ini, yaitu Matius 5 : 1-12. Apa keistimewaan dari perikop ini? Barangkali ketika kita membacanya, kita akan kesulitan untuk memahami maksud dari perkataan Yesus. Bagaimana mungkin orang yang miskin, lapar, haus, berdukacita, dan dianiaya dapat merasakan kebahagiaan? Kita tentu berharap hidup berkecukupan, penuh sukacita dan bebas dari bahaya! Namun, di sinilah Yesus hendak mengajarkan kita akan makna kebahagiaan yang sesungguhnya. Kebahagiaan tak ditentukan dari apa yang kita miliki dan situasi apa yang sedang dihadapi, tetapi dari bagaimana sikap hati kita yang senantiasa tertuju pada Allah dan melakukan kehendakNya. Apabila kita menjadi pribadi yang lemah lembut, murah hati, suci hati, membawa damai dan selalu bersukacita, maka kita akan dapat merasakan kebahagiaan, sebab ada penyertaan dan perlindungan Allah yang diberikan bagi kita. Hal inilah yang dapat kita hayati dari lagu Ku Berbahagia, sebagaimana tema ibadah kita. Syair lagu Ku Berbahagia ditulis oleh Fanny J. Crosby, seorang penulis lagu rohani yang mengalami kebutaan sejak usia 6 minggu karena kelalaian seorang dokter yang menanganinya. Belum sampai di situ. Ketika Fanny menikah dan melahirkan seorang anak, anaknya pun meninggal dunia saat tertidur. Di mata dunia, Fanny dapat dikatakan sebagai seorang yang malang. Akan tetapi, Fanny justru menyebut dirinya sebagai orang yang berbahagia. Mengapa? Karena ia tahu bahwa Yesus selalu bersamanya, dan itulah kebahagiaannya. Melalui bacaan hari ini dan kisah hidup Fanny Crosby, kita diingatkan untuk menyandarkan hidup dan kebahagiaan kita kepada Allah Sang Sumber Kehidupan. Jadi, apa yang menjadi kebahagiaan hidup kita saat ini? Marilah kita datang kepadaNya dan menemukan kebahagiaan sejati dalam Yesus. Amin (CKG)