Anda di halaman 1dari 1

Ketakutan : Sirna atau Singgah?

Dalam Bacaan Leksionari pada Minggu ini, kita diperlihatkan pada 2 tokoh
yang berada dalam ketakutan, yaitu Raja Ahas dan Yusuf. Pada Bacaan
Pertama (Yesaya 7:10-16) dikisahkan bahwa bangsa Yehuda sedang
menghadapi ancaman dari kerajaan Israel dan kerajaan Siria.
Sebagai Raja Yehuda, Ahas menjadi ketakutan. Namun, ketakutan yang
besar membuat Ahas tidak lagi percaya akan kuasa Tuhan. Ahas justru
bersandar pada kekuatan bangsa Asyur yang menurutnya dapat
menolong dirinya keluar dari persoalan.
Itulah mengapa dalam nubuatnya, nabi Yesaya menyatakan bahwa
pengharapan Ahas akan menjadi kesia-siaan. Asyur yang diharapkan
sebagai tempat berlindung, tetapi justru akan menjadi ancaman serius
yang menghancurkan kerajaan Yehuda.
Situasi yang tidak mudah juga dialami oleh Yusuf dalam Bacaan Injil
(Matius 1:18-25). Pada waktu Yusuf tahu bahwa Maria mengandung, ia
bermaksud secara diam-diam menceraikannya. Mengapa harus diam-
diam? Sebetulnya Yusuf bisa saja menceraikan Maria di depan umum
dengan alasan karena Maria sudah mengandung.
Namun jika demikian, maka Maria akan menerima hukuman dilempari
batu. Yusuf ingin Maria terhindar dari hukuman yang berat sehingga ia
hendak menempuh jalan dengan menceraikan Maria diam-diam. Akan
tetapi di tengah pergumulannya, Allah hadir melalui malaikatnya.
Allah menegaskan bahwa anak yang sedang dikandung oleh Maria adalah
Mesias yang dinantikan itu. Allah menyuruh Yusuf memberi nama anak itu
Imanuel, yang artinya Allah beserta kita. Nama ini menegaskan kehadiran
Allah di tengah umatNya yang sedang mengalami ketidakpastian,
ketakutan, dan kekuatiran. Akhirnya Yusuf berbuat seperti yang
diperintahkan malaikat Tuhan kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai
istrinya.
Yusuf dan Ahas sama-sama takut. Namun, mereka merespon ketakutan
itu dengan berbeda. Ahas merespon ketakutan dengan kekuatannya
sendiri, sehingga kehancuran menantinya. Tetapi Yusuf berserah penuh
pada penyertaan dan kehendak Allah. Ia tidak mengandalkan pemikiran
sendiri. Maka ketika pergumulan menghadang diri kita, jalan manakah
yang kita pilih? Mengandalkan kekuatan diri sendiri, atau berserah pada
jalan Tuhan? (CKG / 10122022)

Anda mungkin juga menyukai