Etiologi :
Menurut Nurarif & Kusuma (2015),
Manifestasi Klinis : Pemeriksaan Penunjang :
Penyebab Sindrom nefrotik adalah :
Menurut Hidayat (2016), Tanda dan gejala Menurut Betz & Sowden (2017),
Sindrom nefrotik bawaan sindrom nefrotik adalah sebagai berikut : Pemeriksaan penunjang sebagai berikut:
Sindrom nefrotik sekunder SINDROM NEFROTIK (SN) terdapat adanya proteinuria, retensi cairan, Uji urine
edema, berat badan meningkat, edema Uji darah
periorbital, edema fasial, asites, distensi Uji diagnostic
abdomen, penurunan jumlah urine, urine Radiologi
Intervensi : tampak berbusa dan gelap, hematuria, nafsu
Ideopatik Sekunder Primer
Pencegahan Infeksi makan menurun, dan kepucatan.
DM Intervensi :
Glumeronefritis
SLE Perawatan Integritas Kulit
Amyloidosis
MK : Gangguan Sirkulasi Intervensi :
MK : Risiko Infeksi
Spontan Resusitasi Cairan
Perubahahan Permeabilitas
Penurunan Sistem Imun Hipertensi
Glumeronefritis
No Diagnosa Intervensi
1. Gangguan Sirkulasi Spontan Resusictasi Cairan
Observasi :
Monitor Status Oksigen
Monitor Kelebihan Cairan
Monitor Output Cairan Tubuh (Mis. Urine, Cairan)
Moniotr BUN, Kreatinin, Protein Total, dan Albumin, Jika perlu
Monitor Gejala Edema Paru
Teraupetik :
Berikan Infus Cairan Kritaloid 20mL/KgBB pada anak
Lakukan Cross Matching produk darah
Kolaborasi :
Kolaborasi Penentuan Jenis dan Jumlah Cairan (Mis. Kristaloid,
Koloid)
Manajemen Hipovolemia
Observasi :
Periksa Tanda dan Gejala Hipovolemia (Mis. Frekuensi Nadi
Meningkat, Volume Urin Menurun, Hematokrit Meningkat, Haus,
Lemah, Membran Mukosa Kering, Tekanan Nadi Menyempit)
Monitor Intake dan Output
Terapeutik :
Hitung Kebutuhan Cairan
Berikan Posisi Modified Trendelenburg
2. Hipovolemia Berikan Asupan Cairan Oral
Edukasi :
Anjurkan Memperbanyak Asupan Cairan Oral
Anjurkan Menghindari Perubahan Posisi Mendadak
Kolaborasi :
Kolaborasi Pemberian Cairan IV Isotonis (Mis. NaCL, RL)
Kolaborasi Pemberian Cairan IV Hipotonis (Mis. Glukosa 2,5%,
NaCL 0,4%)
Kolaborasi Pemberian Cairan Koloid (Mis. Albumin)
Kolaborasi Pemberian Produk Darah
3. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan Perawatan Integritas Kulit
Observasi :
Identifikasi Penyebab Gangguan Integritas Kulit (Mis. Perubahan
Sirkulasi, Perubahan Status Nutrisi, Penurunan Mobilitas)
Terapeutik :
Ubah Posisi Tiap 2 Jam Tirah Baring
Lakukan Pemijatan Pada Area Penonjolan Tulang, Jika Perlu
Bersihkan Perineal Dengan Air Hangat, Terutama Selama Periode
Diare
Hindari Produk Berbahan Dasar Alkohol Pada Kulit Kering
Gunakan Produk Berbahan Ringan/Alami dan Hipoalergik Pada
Kulit Sensitif
Edukasi :
Anjurkan Minum Air yang Cukup
Anjurkan Meningkatkan Asupan Nutrisi
Anjurkan Meningkatkan Asupan Buah dan Sayur
Anjurkan Menghindari Terpapar Suhu Ekstrem
Anjurkan Menggukan Pelembab (Mis. Lotion, Serum
Anjurkan Mandi Dengan Menggunakan Sabun Secukupnya
4. Risiko Infeksi Pencegahan Infeksi
Observasi :
Batasi Jumlah Pengunjung
Terapeutik :
Berikan Perawatan Kulit Pada Area Edema
Cuci Tangan Sebelum dan Sesudah Kontak Dengan Pasien dan
Lingkungan Pasien
Pertahankan Teknik Aseptik Pada Pasien Beresiko Tinggi
Edukasi :
Jelaskan Tanda dan Gejala Infeksi
Ajarkan Mencuci Tangan Dengan Benar
Ajarkan Etika Batuk
Ajarkan Cara Memeriksa Kondisi Luka Atau Operasi
Anjurkan Meningkatkan Asupan Cairan
Kolaborasi :
Kolaborasi Pemberian Imunisasi, Jika perlu
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN ANAK
PADA PDIAGNOSA SINDROME NEFROTIK DIRUANG ANYELIR DIRUMAH SAKIT
RAJA AHMAD TABIB KEPULAUAN RIAU