ARIF WICAKSONO
2112047
Penurunan laju Renin meningkat Proteinuria Penurunan fungsi ginjal Kreatinin dan
glomerulus
BUN serum ↑
Angiotensinogen Hipoportein/ Produksi
Ginjal tak mampu → Angiotensin I Hipoalbuminaria eritroprotein ↓ Sindrom uremia
mengencerkan
urin secara ACE→
maksimal Sel kekurangan Pembentukan Mual, muntah
Angiotensin I protein eirtrosit ↓
→ Angiotensin II
Produk urin turun Nafsu makan ↓
Sistem imun Anemia
dan kepekatan urin
Vasokontriksi menurun
meningkat
pembuluh darah Defisit Nutrisi
Lemah, lelah, letih (D.0019)
Resiko Infeksi
Urin yang keluar Tekanan darah ↑ (D.0142) SLKI: Status Nutrisi
sedikit (Oliguria) Intoleransi Aktivitas SIKI: Manajemen Nutrisi
SLKI: Tingkat Infeksi (D.0056)
SIKI: Pencegahan Infeksi
Distensi SLKI: Toleransi Aktivitas
kandung kemih SIKI: Manajemen Energi
36
LANJUTAN…
Penyakit yang pernah diderita : CKD st. V sudah HD 2x (terakhir 10 Okt 2023)
Tanda vital TD: 150/ 100 mmHg Nadi: 84 rpm Suhu Badan: 36,2 ºC RR: 26 rpm
SpO2: 94% NC
Masalah:
Pola nafas tak efektif
Irama jantung: √ Reguler Ireguler S1/S2 tunggal Ya
Tidak
Nyeri dada: Ya √ Tidak
Bunyi jantung: √ Normal Murmur Gallop lain-lain
CRT: < 2 dt √ > 2 dt (3 detik)
Kardiovasker
basah
Masalah:
Penglihatan (mata)
Penginderaan
5 5
5 5
B6 (Bone)
Kulit
Warna kulit: Ikterus Sianotik Kemerahan √Pucat
Hiperpigmentasi
Hipoglikemia Ya √ Tidak
Luka gangren Ya √Tidak
Lain-lain:
Masalah: -
Mandi : 2 x/hari Sikat gigi - x/hari
Pers. Higiene
Konsep Diri:
Masalah: -
(Terlampir)
Creatinin: 12,43
Hb: 8,4
Terapi:
- Infus Kidmin 1x1
- Inj. Ranitidin 2x50mg (iv)
- Inj. Ondancentron 3x4mg (iv)
- Inj. Furosemide 40-40-0 (iv)
- Candesartan 16mg – 0 (PO)
- Amlodipin 0-5mg (PO)
- Daftar HD
- Konsul bedah untuk pasang double lumen
Blitar
Perawat,
(Arif Wicaksono)
ANALISA DATA
Alkalosis Respiratori/
Oedem Paru
Cairan Keluar Ke
Extra Vaskuler
Oedem
V
Hipervolemia
4 DS: Ggk Resiko perfusi perifer tak
Px mengatakan badan lemas efektif
Produksi eritropoetin (D.00009)
DO: menurun
Konjungtiva anemis
Hb: 8,4 Eritrosit menurun
Akral dingin
CRT 3 detik Anemia
Turgor kulit sedang
Resiko perfusi perifer tak
efekfif
5 DS: CKD Resiko Perfusi renal tak
Px mengatakan sesak, kedua kaki bengkak efektif
(D.0016)
DO: Syndrome Uremia
Konjungtiva anemis
Hb: 8,4
Akral dingin
CRT 3 detik Resiko Perfusi renal tak efektif
Turgor kulit sedang
PRIORITAS MASALAH
1. Pola nafas tak efektif b/d hambatan upaya napas - (D.0005)
2. Resiko perfusi renal tak efektif b.d disfungsi renal d.d adanya syndrome uremia (D0016)
3. Resiko perfusi perifer tak efektif b.d penurunan konsentrasi hemogobin (D.0009)
4. Hipervolemia b/d gangguan aliran balik vena - (D.0022)
5. Neusea berhubungan dengan gangguan biokimiawi (Uremia) - (D.0076)
INTERVENSI KEPERAWATAN
2 Resiko perfusi renal tak efektif b.d Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Pencegahan Syok (I.02068)
selama 3x24 jam, perfusi renal meningkat Observasi
disfungsi renal d.d adanya 1. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi dan
dengan kriteria hasil:
syndrome uremia kekuatan nadi, frekuensi napas, TD, MAP)
1. Jumlah urin meningkat
2. Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
(D0016) 2. MAP membaik 3. Monitor status cairan (masukan dan haluaran,
3. Kadar urea nitrogen darah membaik turgor kulit, CRT)
4. Kadar kreatinin plasma membaik 4. Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
5. Periksa Riwayat alergi
(L.02012) Terapeutik
6. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
oksigen > 94%
7. Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika
perlu
8. Pasang jalur IV, jika perlu
9. Pasang kateter urin untuk menilai produksi urin,
jika perlu
10. Lakukan skin test untuk mencegah reaksi alergi
Edukasi
11. Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
12. Jelaskan tanda dan gejala awal syok
13. Anjurkan melapor jika menemukan/merasakan
tanda dan gejala awal syok
14. Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
15. Anjurkan menghindari alergen
Kolaborasi
16. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
17. Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
18. Kolaborasi pemberian antiinflamasi, jika perlu
3 Resiko perfusi perifer tak efektif Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Perawatan Sirkulasi (I.02079)
selama 3x24 jam, perfusi perifer Observasi
b.d penurunan konsentrasi 1. Periksa sirkulasi perifer (mis: nadi perifer, edema,
meningkat dengan kriteria hasil:
hemogobin pengisian kapiler, warna, suhu, ankle-brachial
index)
(D.0009) 1. Kekuatan nadi perifer meningkat 2. Identifikasi faktor risiko gangguan sirkulasi (mis:
2. Warna kulit pucat menurun diabetes, perokok, orang tua, hipertensi, dan kadar
3. Pengisian kapiler membaik kolesterol tinggi)
4. Akral membaik 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak
5. Turgor kulit membaik pada ekstremitas
Terapeutik
(L.02011) 4. Hindari pemasangan infus, atau pengambilan darah
di area keterbatasan perfusi
5. Hindari pengukuran tekanan darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
6. Hindari penekanan dan pemasangan tourniquet
pada area yang cidera
7. Lakukan pencegahan infeksi
8. Lakukan perawatan kaki dan kuku
9. Lakukan hidrasi
Edukasi
1. Anjurkan berhenti merokok
10. Anjurkan berolahraga rutin
11. Anjurkan mengecek air mandi untuk menghindari
kulit terbakar
12. Anjurkan menggunakan obat penurun tekanan
darah, antikoagulan, dan penurun kolesterol, jika
perlu
13. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan darah
secara teratur
14. Anjurkan menghindari penggunaan obat penyekat
beta
15. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
(mis: melembabkan kulit kering pada kaki)
16. Anjurkan program rehabilitasi vaskular
17. Ajarkan program diet untuk memperbaiki sirkulasi
(mis: rendah lemak jenuh, minyak ikan omega 3)
18. Informasikan tanda dan gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis: rasa sakit yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh, hilangnya rasa).
4 Hipervolemia b/d gangguan aliran Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Manajemen Hipervolemia (I.03114)
selama 3x24 jam, status cairan membaik Observasi
balik vena 1. Periksa tanda dan gejala hypervolemia (mis: ortopnea,
dengan kriteria hasil:
(D.0022) dispnea, edema, JVP/CVP meningkat, refleks
hepatojugular positif, suara napas tambahan)
1. Asupan cairan meningkat 2. Identifikasi penyebab hypervolemia
2. Output urin meningkat 3. Monitor status hemodinamik (mis: frekuensi jantung,
3. Membrane mukoa lembab meningkat tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP, CO, CI) jika
4. Edema menurun tersedia
5. Dehidrasi menurun 4. Monitor intake dan output cairan
6. Tekanan darah membaik 5. Monitor tanda hemokonsentrasi (mis: kadar natrium,
7. Frekuensi nadi membaik BUN, hematokrit, berat jenis urine)
8. Kekuatan nadi membaik 6. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik plasma
9. Tekanan arteri rata-rata membaik (mis: kadar protein dan albumin meningkat)
7. Monitor kecepatan infus secara ketat
10. Mata cekung membaik
8. Monitor efek samping diuretic (mis: hipotensi
11. Turgor kulit membaik ortostatik, hypovolemia, hipokalemia, hiponatremia)
Terapeutik
6. Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama
(L.03028) 7. Batasi asupan cairan dan garam
8. Tinggikan kepala tempat tidur 30 – 40 derajat
Edukasi
9. Anjurkan melapor jika haluaran urin < 0,5 mL/kg/jam
dalam 6 jam
10. Anjurkan melapor jika BB bertambah > 1 kg dalam
sehari
11. Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
12. Kolaborasi pemberian diuretic
13. Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat
diuretic
14. Kolaborasi pemberian continuous renal replacement
therapy (CRRT) jika perlu
5 Neusea berhubungan dengan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Manajemen Mual (I.03117)
gangguan biokimiawi (mis. selama 3x24 jam, mual dan muntah Observasi
Uremia, ketoasidosis diabetic), menurun dengan kriteria hasil: 1. Identifikasi pengalaman mual
Iritasi Lambung – D.0076 - Nafsu makan meningkat 2. Identifikasi isyarat nonverbal ketidaknyamanan
- Keluhan mual/ muntah menurun (mis: bayi, anak-anak, dan mereka yang tidak
- Perasaan asam dimulut menurun dapat berkomunikasi secara efektif)
- Diaforesis menurun 3. Identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup
- Pucat membaik (mis: nafsu makan, aktivitas, kinerja, tanggung
- Takikardi menurun jawab peran, dan tidur)
(L.08065) 4. Identifikasi faktor penyebab mual (mis:
pengobatan dan prosedur)
5. Identifikasi antiemetik untuk mencegah mual
(kecuali mual pada kehamilan)
6. Monitor mual (mis: frekuensi, durasi, dan tingkat
keparahan)
Terapeutik
7. Kendalikan faktor lingkungan penyebab mual
(mis: bau tidak sedap, suara, dan rangsangan visual
yang tidak menyenangkan)
8. Kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual
(mis: kecemasan, ketakutan, kelelahan)
9. Berikan makanan dalam jumlah kecil dan menarik
10. Berikan makanan dingin, cairan bening, tidak
berbau, dan tidak berwarna, jika perlu
Edukasi
11. Anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
12. Anjurkan sering membersihkan mulut, kecuali jika
merangsang mual
13. Anjurkan makanan tinggi karbohidrat, dan rendah
lemak
14. Ajarkan penggunaan teknik non farmakologis
untuk mengatasi mual (mis: biofeedback, hipnosis,
relaksasi, terapi musik, akupresur)
Kolaborasi
15. Kolaborasi pemberian obat antiemetik, jika perlu
IMPLEMENTASI
P: Lanjutkan intervensi
Catatan Perkembangan
P: Lanjutkan intervensi