Anda di halaman 1dari 1

Renungan, Selasa 19 April 2022

MEMPERHATIKAN PENAMPILAN
“Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan
sopan dan sederhana ... tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang
layak bagi perempuan yang beribadah.” (1 Tim 2:9a dan 10)
Pernahkah kita melihat penampilan artis-artis atau selebritis ketika mereka tampil di atas
panggung atau sedang bermain film? Tentu mereka terlihat cantik bukan? Tetapi pernahkah kita
melihat mereka pada saat bangun tidur atau pada saat tidak memakai make-up? Apakah mereka
memang benar-benar cantik atau hanya cantik karena polesan bedak dan lipstik?
Seringkali manusia, terutama kaum hawa, sangat mementingkan penampilan fisik mereka.
Masalahnya, di Indonesia ini, banyak wanita yang melihat penampilan orang lain yang
kelihatannya lebih baik atau lebih menarik dan ingin menjadi sama dengan mereka. Contohnya
saja, orang Indonesia yang memiliki rambut hitam justru mengecat rambutnya dengan warna
coklat dan pirang. Padahal orang luar negeri yang berambut pirang justru sangat menginginkan
mereka berambut hitam. Produk pemutih kulit sangat laku di Indonesia, karena orang-orang yang
berkulit lebih gelap ingin memiliki kulit yang lebih putih. Padahal, orang bule yang berkulit putih
justru senang berjemur di pantai agar kulit mereka menjadi lebih hitam. Dan banyak lagi hal lain
yang dapat dijadikan contoh betapa banyak orang yang lebih suka memperbaiki penampilan fisik
mereka.
Paulus dalam suratnya kepada Timotius sekitar dua ribu tahun yang lalu, menasehatkan para
perempuan untuk berdandan dengan pantas, sopan, dan sederhana (ay. 9a). Ketiga prinsip
tersebut yaitu pantas, sopan, dan sederhana menjadi kunci bagaimana seorang perempuan
berdandan. Tidak salah seorang perempuan berdandan, tetapi harus juga memperhatikan
kepantasan. Jangan sampai misalnya seseorang datang ke Gereja hanya menggunakan piyama.
Selain itu, dalam berdandan juga harus memperhatikan kesopanan. Jangan sampai misalnya
seseorang yang menjadi worship leader memakai pakaian yang minim atau memakai rok mini.
Terakhir, mengenai keserhanaan, Paulus dengan jelas menekankan beberapa contoh praktis
dandanan perempuan yang sederhana: tidak berkepang-kepang (dalam konteks ini berarti tidak
memakai dandanan atau perhiasan yang berlebihan pada rambut), dan tidak memakai aksesoris
atau pakaian berlebihan.
Apa yang disampaikan Paulus dalam Alkitab tersebut tentunya masih relevan sampai saat ini,
bahkan sebetulnya tidak hanya bagi kaum perempuan, tetapi juga bagi kaum pria. Kita semua
tidak boleh hanya fokus terhadap dandanan yang terllihat dari luar atau dandanan jasmani saja.
Kita semua perlu mendandani diri kita masing-masing agar ketika beribadah, Tuhan dapat
melihat kita beribadah sebagai persembahan yang hidup, yang kudus, dan yang berkenan kepada
Tuhan (Rm 12:1).
Tuhan ingin agar kita sebagai anak-anakNya tidak hanya mementingkan penampilan luar saja.
Tetapi justru Tuhan ingin kita berdandan dengan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang
menyenangkan hati Tuhan (ay. 10). Ingat, Tuhan kita bukanlah Tuhan yang melihat apa yang
dilakukan orang di luar saja, tetapi Tuhan kita adalah Tuhan yang melihat hati (1 Sam 6:17). Ia
tahu motivasi kita ketika kita melayani, apakah untuk memuliakan Tuhan atau hanya untuk
mencari kesenangan pribadi saja. Sudahkah kita mendandani diri kita agar kita tampil menarik di
hadapan Tuhan?

Anda mungkin juga menyukai