Demikian juga seorang Lewi, datang ketempat itu,ketika ia melihat orang itu ia melewatinya dari
seberang jalan. Lalu datang seorang Samaria yang sedang dalam perjalanan, ketempat itu;dan
ketika ia melihat orang itu,tergerakklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu
membalut luka-lukanya,sesudah itu ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia
menaikkan orang itu keatas keledai tungganganya sendiri lalu membawanya ketempat
penginapan dan merawatnya.Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik
penginapan itu,katanya;rawatlah dia,dan jikalau kau belanjakan lebih dari ini,aku akan
menggantinya waktu aku kembali. Siapakah diantara ketiga orang ini menurut pendapatmu
adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ketangan penyamun itu ? Jawab orang itu : Orang
yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya.Kata Yesus kepadanya,pergilah dan
perbuatlah demikian.!"
Apa yang sudah dilakukan orang samaria dalam cerita sebetulnya kurang masuk akal. Sebab,
orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Jahudi. Karena itu, si korban
dalam kisah tersebut sama sekali tidak mengharapkan pertolongannya. Namun, dari ketiga orang
yang sudah melihatnya, justru orang Samaria itulah yang bersedia menolongnya.
Frase “orang samaria yang murah hati” kemudian menjadi ungkapan sehari-hari bagi seseorang
yang bersedia menolong orang lain, bahkan yang tidak dikenalnya sekalipun.Tetapi diluar itu
semua, selain pesan untuk senantiasa berbuat baik, ada pelajaran penting yang dapat diambil dan
konstektual dengan masa kekinian. Ada beberapa poin penting yang dapat menjadi pelajaran
seiring berubahnya jaman,dan ilmu pengetahuan serta teknologi yang terus berkembang.
Beberapa poin yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Bahwa Memahami Sebuah Kebenaran, Belum Tentu Bersedia Melakukan Kebenaran Itu.
2. Mulut Berbicara Kebenaran, Tidak Menjamin Seseorang Berhati Benar