Anda di halaman 1dari 25

Siti Ema Maemunah/ Pengaruh Permainan Sapintrong terhadap Peningkatan Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan

Perhatian/137-161

Jurnal Aksioma Ad-Diniyah ISSN 2337-6104


Vol. 5│No. 2

Pengaruh Permainan Sapintrong Terhadap Peningkatan


Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan Perhatian

Siti Erma Maemunah


STAI La Tansa Mashiro Indonesia

Article Info Abstract


Keywords: Attention has an important role in the learning process,
child will more easily understand the information. Attention
jump rope,
is ability to maintain attention and persist on task until
attention, Attention completion. In SDN Sipayung I there are students who have
Deficit Disoreder trouble in focus and concern during the learning process.
(ADD) Attention Deficit Disoreder (ADD) can make the child
difficulty in following the learning process in school, and
make a learning achievment not optimal. This research
aims to determine the influence of the jump rope to increase
the attention. This research used one group pre-test post-
test design. Measuring instrument adopted from Flick
(1998) comparing 3 aspects. The result showed an increase
in the duration of the attention ablity. The suggest that
there is influence of the jump rope to increase their
attention on the students with Attention Deficit Disoreder
(ADD)

Atensi memiliki peranan penting dalam belajar, dengan


Coreresponding atensi anak lebih mudah memahami informasi yang
Author: diterimanya. Atensi merupakan kemampuan untuk menjaga
sitierma.psi90@gmai
l.com perhatian dan tetap bertahan dalam menyelesaikan suatu
tugas sampai selesai. Di SDN Sipayung I terdapat siswa
yang mengalami kesulitan dalam memfokuskan dan
mempertahankan perhatian selama proses belajar
berlangsung. Anak Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP)
mengalami hambatan dalam belajar dan membuat prestasi

137
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol. 5 No.2

belajar menjadi tidak optimal. Penelitian ini bertujuan


untuk mengetahui pengaruh permainan sapintrong terhadap
peningkatan atensi. Penelitian ini menggunakan one group
pre-test post-test design. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat peningkatan durasi atensi setelah pemberian
treatment. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
permainan sapintrong terhadap peningkatan kemampuan
atensi pada siswa yang mengalami Gangguan Pemusatan
Perhatian (GPP).

Kata Kunci : Permainan sapintrong, atensi, Gangguan Pemusatan Perhatian


(GPP)
.

@ 2017 JAAD. All rights reserved

A. PENDAHULUAN dengan baik di sekolah. Pada usia


sekolah anak sudah dapat
Masa akhir anak-anak
melaksanakan tugas-tugas belajar
merupakan tahap kelanjutan dari
yang menuntut kemampuan kognitif
masa awal anak-anak yang
seperti menulis, membaca, dan
berlangsung dari usia 6 tahun hingga
berhitung (Yusuf, 2000)2. Pada usia
tiba saatnya individu menjadi matang
sekolah anak harus dapat
secara seksual (Desmita, 2005)1.
menyesuaikan diri dengan tuntutan
Pada masa akhir anak-anak sering
dan peraturan yang terdapat di
disebut sebagai usia sekolah karena
sekolah. Anak harus mampu
anak sudah siap untuk mulai
belajar dalam situasi formal,
memasuki Sekolah Dasar dan
mulai dituntut untuk dapat belajar
2
Yusuf, S. (2000). Psikologi
Perkembangan Anak dan
1
Desmita. (2005). Psikologi Remaja. Bandung: PT
Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Remaja Rosdakarya.

138
Siti Ema Maemunah/ Pengaruh Permainan Sapintrong terhadap Peningkatan Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan
Perhatian/137-161

mampu memberikan dan salah satu sekolah terbaik diantara


memfokuskan perhatiannya, serta sekolah lainnya baik dalam segi
mampu mengendalikan perilakunya tenaga pengajar, peraturan, dan
agar dapat mengikuti proses belajar fasilitas. Sekolah tersebut memiliki
dan menyelesaikan tugas dengan siswa-siswa yang berprestasi baik
baik. dalam hal akademik, kesenian
Belajar menjadi hal yang maupun olahraga. Pihak SDN
sangat penting karena dengan Sipayung I Lebak-Banten melakukan
belajar anak akan memperoleh psikotes saat penerimaan calon siswa
pengetahuan, wawasan, serta dapat baru, untuk mengetahui kecerdasan
mengembangkan potensi yang yang dimiliki oleh siswa. Selain itu
dimilikinya. Dalam proses belajar guru-guru di SDN Sipayung I Lebak-
kemampuan koginitif individu ikut Banten, selalu melakukan evaluasi
berperan dalam memperoleh terkait kemampuan belajar yang
informasi yang diterimanya. Individu dimiliki oleh siswa, agar dapat
yang secara kognitif memiliki mengetahui permasalahan-
kecerdasan yang berada pada taraf permasalahan yang dialami siswa.
rata-rata maupun di atas rata-rata, Guru menjelaskan bahwa
akan lebih mudah dalam memahami meskipun siswa di SDN Sipayung I
informasi yang diterimanya, Lebak-Banten memiliki kecerdasan
sehingga membuat hasil belajar yang yang tergolong rata-rata, namun
diperolehnya menjadi lebih optimal. masih banyak siswa yang mengalami
Namun pada kenyatannya, kesulitan dalam mengikuti proses
masih banyak siswa yang pembelajaran dan memperoleh nilai
mengalami kesulitan dalam belajar, di bawah KKM (Kriteria
walaupun memiliki kecerdasan Ketuntasan Minimal). Berdasarkan
yang tergolong rata-rata dan hasil wawancara yang telah
bahkan di atas rata-rata. dilakukan dengan kepala sekolah dan
Permasalahan tersebut salah guru wali kelas, diperoleh informasi
satunya terjadi di SDN Sipayung I bahwa di dalam proses belajar siswa
Lebak-Banten yang merupakan mengalami kesulitan dalam
139
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol. 5 No.2

memfokuskan dan mempertahankan mereka belum menyelesaikan


perhatiannya saat mengikuti proses tugasnya. Saat guru meminta siswa
pembelajaran, serta mudah teralihkan untuk menyelesaikan tugasnya di
oleh hal atau kegiatan lain dengan rumah, mereka pun tetap tidak
frekuensi yang lebih tinggi mengerjakannya dengan alasan lupa,
dibandingkan dengan siswa-siswa sehingga guru meminta siswa untuk
yang lainnya. Mereka pun seringkali mengerjakan tugasnya kembali dan
terlihat melamun, dan saat guru guru pun harus terus mengawasi
bertanya mengenai alasannya siswa agar dapat menyelesaikan
melamun mereka hanya tersenyum tugasnya. Dalam pengerjaan tugas
tanpa memberikan jawaban. Selain mereka pun selalu ceroboh sehingga
itu, siswa-siswa tersebut sulit tugas yang dikerjakannya tidak tepat.
memberikan perhatian saat guru Selain itu, mereka seringkali tidak
mengajak berbicara, sehingga guru membawa buku pelajaran, buku
harus beberapa kali memanggil nama tugas, dan alat tulis lainnya,
siswa tersebut dan terkadang harus walaupun guru selalu menegurnya
mengarahkan pandangan siswa pada agar tidak mengulangi perbuatannya
guru agar dapat memberikan kembali.
perhatian. Guru merasa kesulitan dalam
Guru wali kelas menjelaskan menghadapi siswa karena harus
bahwa siswa mudah bosan dan terus-menerus mengingatkan siswa
terkadang tidak mau mengerjakan untuk memperhatikan guru dan
tugas-tugas yang diberikan. Hal ini mengerjakan tugas. Selain itu,
membuat guru harus terus-menerus terkadang waktu yang seharusnya
menegur siswa untuk mengerjakan digunakan guru untuk
tugasnya. Saat diberikan teguran oleh menyampaikan materi pelajaran
guru, siswa kembali mengerjakan baru, maupun memeriksa tugas siswa
tugasnya namun tidak lama yang lainnya pada akhirnya
kemudian perhatiannya teralihkan digunakan untuk mendampingi siswa
kembali oleh hal-hal yang lain, yang mengalami kesulitan dalam
sehingga saat jam pelajaran berakhir memfokuskan perhatian agar dapat
140
Siti Ema Maemunah/ Pengaruh Permainan Sapintrong terhadap Peningkatan Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan
Perhatian/137-161

menyelesaikan tugasnya.Hal ini tulis maupun benda lainnya yang


terkadang membuat siswa-siswa lain berada di dekatnya, menggigit-gigit
merasa terabaikan dan proses pensil, serta membuat coretan-
pembelajaran pun menjadi coretan ataupun gambar pada buku
terhambat. tulisnya.
Berdasarkan hasil observasi, Saat guru menyampaikan
selama proses pembelajaran materi pelajaran, siswa tidak dapat
berlangsung siswa-siswa tersebut duduk dengan tegak (posisi badan
tidak memberikan perhatian pada miring ke kiri maupun kanan), duduk
guru ataupun pada tugas yang sedang dengan posisi punggung
dikerjakannya, serta mudah membungkuk, duduk dengan
teralihkan oleh hal-hal lain yang menyandarkan badan dan kepala
membuatnya merasa lebih tertarik, pada kursi, bertelungkup, menopang
misalnya saat terdapat orang lain kepala dengan tangan, meletakkan
yang sedang berjalan di luar kelas kepala di atas meja, duduk dengan
mereka dengan segera berdiri dan posisi kaki selonjoran, dan terkadang
menolah ke luar ruangan, saat kakinya menendang-nendang kursi
temannya menjatuhkan alat tulis yang terdapat di depannya sehingga
ataupun menggeserkan kursi mereka menganggu temannya yang lain.
dengan segera memperhatikan hal Selain itu, terkadang mereka
tersebut, ketika temannya berjalan ke berjalan-jalan di dalam kelas,
meja guru untuk mengumpulkan berpindah-pindah tempat duduk di
tugas mereka pun dengan segera kursi teman dengan alasan bosan dan
berdiri dari tempat duduknya dan pegal. Dampaknya siswa tidak dapat
mengikuti temannya ke meja guru, memahami informasi yang
begitupun saat mendengar temannya diterimanya, hal ini terlihat dari
yang lain mengobrol mereka dengan siswa sering tidak mampu menjawab
segera menoleh ke arah temannya pertanyaan yang diberikan oleh guru
dan menghampiri temannya untuk terkait dengan materi pelajaran,
ikut mengobrol. Mereka pun selalu sering meminta guru untuk
melihat dan memainkan alat-alat mengulangi informasi yang telah
141
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol. 5 No.2

disampaikan, serta meminta untuk mempertahankan keseimbangan.


mengulang pertanyaan yang Selain itu, mereka kesulitan saat
diberikan oleh guru. berdiri dengan tegak, hal ini terlihat
Berdasarkan hasil tes WISC dari posisi tubuh yang membungkuk,
yang telah dilakukan diketahui menggerak-gerakan badan, menekuk
bahwa siswa-siswa tersebut memiliki salah satu kaki, dan badan selalu
kecerdasan yang tergolong rata-rata. bergoyang-goyang.
Hal ini menunjukkan bahwa siswa Fenomena yang terjadi
tidak memiliki hambatan yang terkait menunjukkan bahwa siswa
dengan kecerdasannya. Serta mengalami masalah dalam atensi.
berdasarkan hasil observasi diketahui Flick (1998)3 menjelaskan bahwa
bahwa siswa memiliki kemampuan kemampuan atensi merupakan
keseimbangan yang belum tergolong kemampuan untuk menjaga perhatian
matang, hal ini terlihat saat berjalan dan tetap bertahan dalam
di atas garis lurus pandangan mereka menyelesaikan suatu tugas sampai
selalu tertuju ke arah bawah, posisi selesai, yaitu meliputi kewaspadaan
tubuh tidak tegak, posisi tangan rapat dan usaha mempertahankan atensi
dengan tubuh sehingga terlihat kaku, dalam jangka waktu tertentu. Anak
serta badan mereka selalu Gangguan Pemusatan Perhatian
bergoyang-goyang. Saat berdiri (GPP) mengalami kegagalan dalam
menggunakan satu kaki mereka memfokuskan perhatiannya, mudah
beberapa kali mengganti kakinya terdistrak oleh stimulus yang lain,
secara bergantian, badan mereka pun
tidak tegak dan bergoyang-goyang 3
Flick, G, .L. (1998). Diagnosis and
ke arah kiri maupun kanan, Treatment ADD/ADHD,
General Activities and
pandangan selalu tertuju ke arah Games, ADD/ADHD Behavir
kaki, melakukan gerakan-gerakan Change Resource Kit : Ready
to Use Strategies & Activities
yang berlebihan untuk menjaga for Helping Children with
keseimbangan, serta selalu Attention Deficit Disorder.
New York: The Center For
menggerak-gerakan kaki yang tidak Applied Reserach In
menjadi tumpuan untuk Education.

142
Siti Ema Maemunah/ Pengaruh Permainan Sapintrong terhadap Peningkatan Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan
Perhatian/137-161

dan gagal dalam menyelesaikan pendidikan. Anak yang mengalami


tugas yang sedang dikerjakannya. masalah inatensi tidak dapat segera
Kemampuan atensi merupakan salah memulai pelajaran, melupakan
satu hal yang penting dan menjadi instruksi maupun penjelasan, selalu
pondasi awal dalam belajar, serta bingung, mengalami kesulitan dalam
sangat berpengaruh terhadap hasil mengerjakan tugas, mudah frustasi,
belajar. prestasi tidak optimal, dan
Kemampuan atensi yang menghindari teman. Permasalahan
dimiliki oleh siswa di SDN Sipayung atensi yang dialami oleh siswa perlu
I Lebak-Banten tidak sesuai dengan segera ditangani karena akan
perkembangan atensi yang semakin menghambat dalam proses
seharusnya dicapai pada usia belajar dan membuat siswa semakin
tersebut, karena perkembangan kesulitan dalam mengikuti tuntutan
atensi berkaitan erat dengan tingkat di sekolah (Baihaqi & Sugiarmin,
kematangan usia. Cornish & Dukette 2008)5. Lebih lanjut, Silver (1999)6
(2009)4 menjelaskkan bahwa pada menyatakan bahwa apabila inatensi
usia Sekolah Dasar kemampuan tidak ditangani sejak dini dapat
atensi anak seharusnya dapat mengganggu kehidupannya (life
bertahan selama 15 sampai 20 menit. disabality) artinya gejala-gejala yang
Pada usia sekolah seharusnya anak muncul bukan hanya menjadi
sudah mulai mampu memberikan masalah akademik, akan tetapi
dan mempertahankan atensinya, serta
5
mampu mengabaikan stimulus lain Baihaqi Sugiarmin, M. (2008).
Memahami dan Membantu
yang tidak berkaitan dengan tugas. Anak ADHD. Bandung:
Kurangnya kemampuan Refika Aditama.

atensi akan berdampak pada berbagai 6


Silver, B., Larry. (1999). Attention-
aspek, tidak terkecuali pada bidang Deficit/Hyperactivity
Disorder, a Clinical Guide to
Diagnosis and Treatment for
4
Cornish, D. & Dukette, D. (2009). Health Professionals Second
The Essential 20 : Twenty Edition. Washington DC:
Components of an Excellent American Psychiatric Press,
Health Team. United States Inc.
of America: RoseDog Books.
143
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol. 5 No.2

menjadi masalah kehidupanya seperti dibutuhkan dalam belajar (Goddard


di lingkungan teman, keluarga, dan et all, 2014)9.
relasi sosial yang akan Ayres (2005)10 menjelaskan
mempengaruhi masa-masa bahwa agar dapat melakukan atensi
kehidupan anak selanjutnya hingga diperlukan beberapa kemampuan
dewasa. tertentu seperti kemampuan dalam
Setyono dalam jurnalnya mengontrol gerakan mata,
7
(2000 ) menyatakan bahwa kemampuan mengontrol postur
kemampuan atensi sangat bergantung tubuh, kemampuan mengontrol
pada olah gerak tubuh anak. Anak bagian kanan dan kiri tubuh agar
yang mengalami hambatan dalam tetap dalam keadaan seimbang,
perkembangan keseimbangan gerak kemampuan menggunakan otot
tubuhnya, akan mengalami masalah tubuh secara merata, dan merasa
8
atensi. Lebih lanjut, Vallet (1989) aman terhadap gaya gravitasi.
menjelaskan bahwa kemampuan Kemampuan tersebut yang
keseimbangan merupakan dasar dari mendasari atensi diatur oleh sistem
kemampuan dalam belajar. vestibular dan sistem propioseptif
Keseimbangan menjadi dasar dari yang mengatur kemampuan
kemampuan agar dapat duduk diam keseimbangan gerak tubuh individu.
dan menghambat gerakan tubuh
9
untuk mendukung konsentrasi serta Goddard, M., Robert, M., Ross, L.
& Roger, G. (2014).
kontrol gerakan mata yang Connecting Principal
Leadership, Teacher
7
Setyono, L., Indun. (2000). Collaboration, and Student
Mengatasi Kesulitan Belajar Achievment. Journal of
Melalui Diagnosa Gerakan. Education Leadership
Jurnal Psikologi. Fakultas Research Center. Vol. 1. No.
Psikologi Universitas 1. Diakses pada tanggal 8
Padjajaran. Bandung. Tidak Mei 2017, melalui
Diterbitkan. https://scholar.google.co.id.
8 10
Vallet, E., Robert. (1969). Ayres, J.A. (2005). Sensory
Programming Learning Integration and the Child.
Disabality.California: Fearon USA: Western Psychological
Publisher. Services.

144
Siti Ema Maemunah/ Pengaruh Permainan Sapintrong terhadap Peningkatan Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan
Perhatian/137-161

Oleh sebab itu, treatment Peneliti menggunakan


keseimbangan perlu diberikan pada permainan sapintrong (jump rope)
siswa Gangguan Pemusatan karena permainan ini mudah
Perhatian (GPP) agar dapat dilakukan dan menggunakan
menunjang kemampuan atensi peralatan yang sederhana, serta biaya
sehingga akan mempermudah siswa yang diperlukan relatif murah,
dalam mengikuti proses sehingga dapat dilakukan dimana
pembelajaran di sekolah dan saja, kapan saja, dan oleh siapa saja.
membuat potensi yang dimilikinya Selain itu, permainan sapintrong
dapat berkembang secara optimal. (jump rope) memiliki banyak
Aktivitas fisik merupakan manfaat diantaranya dapat
salah satu treatment yang dapat menstimulasi kemampuan motorik
diberikan pada anak-anak yang dan keseimbangan, serta menguatkan
mengalami masalah dalam belajar. otot-otot tubuh. Hernandez et all
Permainan sapintrong (jump rope) (2009)12 menjelaskan bahwa jump
merupakan salah satu permainan rope merupakan latihan yang paling
yang melibatkan aktivitas fisik yang baik karena tidak hanya murah dan
berasal dari jawa barat. Permainan mudah digunakan, akan tetapi dapat
sapintrong (jump rope) serupa dilakukan oleh berbagai kalangan
dengan permainan lompat tinggi, usia untuk meningkatkan kekuatan
namun dalam permainan sapintrong otot-otot tubuh, koordinasi otot
(jump rope) tali diputar-putar oleh
dua orang pemegang tali. Para Permainan Tradisional.
Jakarta: Bhuana Ilmu
pemain akan melompati tali yang Populer.
berputar-putar sesuai gaya yang telah 12
Hernandez, M., Gober, D.,
disepakati sebelumnya. Permainan Boatwright, D. & Strickland,
sapintrong (jump rope) dapat G. (2009). Jump Rope Skills
for Fun and Fitness in
dilakukan secara perorangan maupun Grades K-12. Jopred. Vol.
kelompok (Kristiani, 2015)11. 80. No. 7. Diakses pada
tanggal 25 maret 2017,
melalui
11
Kristiani, Dian. (2015). https://scholar.google.co.id.
Ensiklopedia Negeriku
145
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol. 5 No.2

tubuh, keseimbangan, fleksibilitas diketahui bahwa jump rope


dan ritme. Liberman & Schedlin meningkatkan kemampuan
(2008)13 menjelaskan bahwa jump keseimbangan statis pada siswa laki-
rope bermanfaat untuk laki dan perempuan yang mengalami
kardiovascular, koordinasi tubuh, mental retardasi. Berdasarkan
keseimbangan, ritme, dan penelitian Grivedehi et all (2014)16
mengutakan otot-otot tubuh. Lebih menunjukkan bahwa jump rope
14
lanjut, Lee (2007) menjelaskan dapat meningkatkan kemampuan
bahwa jump rope dapat menstimulasi motorik kasar, keseimbangan, serta
keseimbangan, koordinasi, dan meningkatkan kekuatan dan
konsentrasi. koordinasi otot tubuh pada siswa
Berdasarkan hasil penelitian laki-laki kelas 4 SD. Penelitian yang
yang telah dilakukan oleh Fallah, telah dilakukan oleh Jahromi &
15
Sokhangue & Rahimi (2014) Gholami (2015)17 dalam jurnalnya
menunjukkan bahwa jump rope
13
Liberman & Schedlin. (2008). dapat menguatkan otot-otot tubuh
Jump Rope to Fitness. United
States of America: America
16
Printing House For The Grivedhi, B., Mojtaba,
Blind. Nourbakhsh, P. & Sepasi, H.
(2014). Effects of Speedy and
14
Lee, Budi. (2007). Jump Rope Demonstration Jumping Rope
Basic. Crossfit Journal. Vol. Training on Gross Motor
62, No. 7. Diakses pada Skills. Science Journal. Vol.
tanggal 30 maret 2017, 3. No. 4. Diakses pada
melalui https:library tanggal 8 Mei 2017, melalui
crossfit.com. https://scholar.google.co.id.
15 17
Fallah, F., Sokhanguei, Y. & Jahromi, S., Mahboobeh &
Rahimi, A. (2015) The Effect Gholami, M. (2015). The
of Jumping Rope Training on Effect of Jumping Rope
Static Balance in Male and Training on Fitness of 9 to 10
Female Students with Years Old Female Students.
Intellectual Impairment. Advances in Applied Science
European Journal of Research. Vol. 6. No. 4 (135-
Experimental Biology. Vol. 140). Diakses pada tanggal 8
4. No. 1. Diakses pada Mei 2017, melalui
tanggal 8 Mei 2017, melalui https://scholar.google.co.id.
https://scholar.google.co.id.
146
Siti Ema Maemunah/ Pengaruh Permainan Sapintrong terhadap Peningkatan Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan
Perhatian/137-161

dan keseimbangan pada siswa berdasarkan hasil penelitian yang


perempuan usia 9 sampai 10 tahun. telah dilakukan oleh Ilbeigi et all
Berdasarkan hasil penelitian (2016)19 menunjukkan bahwa jump
Tecraci et all (2015)18 menunjukkan rope meningkatkan kemampuan
bahwa jump rope efektif untuk keseimbangan statis dan dinamis
meningkatkan kemampuan pada siswa laki-laki yang mengalami
koordinasi tubuh dan keseimbangan mental retardasi.
pada remaja pemain bola, karena Saat melakukan permainan
jump rope sebagian besar meliputi sapintrong (jump rope) akan
koordinasi motorik kasar yang menstimulasi sistem vestibular dan
merupakan kemampuan untuk propioseptif. Ketika sistem vestibular
mengkoordinasikan lengan, kaki dan dan propioseptif terstimulasi,
gerakan tubuh saat seluruh tubuh individu akan mampu mengatur
dalam keadaan bergerak, serta keseimbangan, mengontrol gerakan
kombinasi gerakan-gerakan tubuh mata dan tubuh, serta merasa aman
memiliki tugas untuk menjaga terhadap gaya gravitasi. Hal ini akan
keseimbangan selama latihan untuk membuat individu mampu
mencegah ketidaksesuain mempertahankan atensinya (Ayres,
perpindahan pusat gravitasi. Serta 2005)20.

18
Tecroci, A., Cavaggioni, L., 19
Ilbeigi, S., Khirkhah, M., Mahjur,
Caccia, R., & Alberti, G.
M., Soltani, H., &
(2015). Jump Rope Training :
Jafarkhosbakhti. (2016).
Balance and Motor
Investigating the Effects of 8
Coordination in
Weeks of Rope Skipping on
Preadolescent Soccer Player.
Static and Dynamic Balance
Journal of Sports Science and
on Educable Mentally
Medicine. Vol. 14. No. 4
Retarded Boys. International
(792-79). Diakses pada
Journal of Medical Research
tanggal 01 mei 2017, melalui
& Health Science. Diakses
https://scholar.google.co.id.
pada tanggal 8 Mei 2017,
melalui
https://scholar.google.co.id.
20
Ayres, J.A. (2005). Sensory
Integration and the Child.
147
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol. 5 No.2

Berdasarkan pemaparan di Durasi Atensi Secara


Keseluruhan Sebelum dan
atas, peneliti tertarik untuk meneliti
Sesudah Pemberian
mengenai pengaruh permainan Treatment Permainan
Sapintrong
sapintrong (jump rope) terhadap
peningkatkan kemampuan atensi
Jika dilihat dari tabel dan
pada siswa yang mengalami
diagram di atas, durasi atensi yang
Gangguan Pemusatan Perhatian
diperoleh pada saat pre-test adalah
(GPP) di SDN Sipayung I Lebak-
sebesar 224 detik, sedangkan durasi
Banten.
atensi yang diperoleh saat post-test
adalah sebesar 439 detik. Hal ini
B. PEMBAHASAN
menunjukkan bahwa terdapat
1. HASIL PENELITIAN
perubahan skor durasi atensi antara
Berikut ini, akan disajikan
pre-test dan post test yaitu sebesar
hasil perbandingan durasi atensi
215 detik. Jika dilihat dari persentase
sebelum dengan sesudah pemberian
diperoleh hasil sebesar 51 %, hal ini
treatment permainan sapintrong
menunjukkan terdapat peningkatan
(jump rope) secara keseluruhan.
skor durasi atensi antara pre-test dan
Total Skor Peningkatan Durasi post test setelah pemberian
Atensi
treatment. Apabila dilihat dari hasil
500 439
400 kategorisasi, diketahui bahwa tidak
300 224
terjadi perubahan kategori durasi
200 atensi, yaitu durasi atensi saat pre-
100 test dan post test tetap berada dalam
0 kategori rendah, hal ini menunjukkan
Pre-Test Post-Test
bahwa belum terdapat peningkatan
durasi atensi yang sesuai dengan
Gambar 1 Diagram
Perbandingan Peningkatan durasi atensi yang harus dimiliki
pada anak usia Sekolah Dasar.
USA: Western Psychological Berdasarkan hal tersebut, dapat
Services.
diketahui bahwa terdapat

148
Siti Ema Maemunah/ Pengaruh Permainan Sapintrong terhadap Peningkatan Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan
Perhatian/137-161

peningkatan durasi atensi setelah


Peningkatan Durasi Atensi Per Aspek
melaksanakan treatment permainan 200 164
140 135
sapintrong (jump rope), namun 150
87
peningkatan yang terjadi masih 100 68 68
50
tergolong rendah.
0
Arah Pandangan Posisi Badan dan Sikap Duduk
Mata Punggung Tegak Tenang/Diam
Berikut ini, akan disajikan
Memperhatikan
hasil perbandingan durasi atensi
Pre-Test Post-Test
secara keseluruhan per aspek
sebelum dengan sesudah pemberian Gambar 2 Diagram
treatment permainan sapintrong Peningkatan Durasi Atensi
Secara Keseluruhan Per Aspek
(jump rope). Sebelum dan Sesudah
Tabel 2 Perbandingan Pemberian Treatment
Durasi Atensi Secara Keseluruhan Permainan Sapintrong (Jump
Per Aspek Sebelum dan Sesudah Rope)
Pemberian Treatment Permainan
Sapintrong (Jump Rope) Jika dilihat dari tabel dan
Aspek Sebelum Sesudah Seli %
Skor Kat Skor K
egor at sih diagram di atas, durasi atensi yang
isasi eg
ori diperoleh pada pada aspek arah
sa
si pandangan mata
Arah 87 Ren 164 Re 76 5
Pandangan detik dah detik nd detik 3 memperhatikan/fokus saat pre-test
Mata ah %
Memperha adalah sebesar 87 detik, dan durasi
tikan/Foku
s
Posisi 68 Ren 140 Re 72 4 atensi yang diperoleh saat post-test
Badan dan detik dah detik nd detik 8
Punggung ah % adalah sebesar 164 detik. Hal ini
Tegak
Sikap 68 Ren 153 Re 67 4 menunjukkan terdapat perubahan
Duduk detik dah detik nd detik 4
Diam/Ten ah % skor durasi atensi pada aspek arah
ang
pandangan mata
memperhatikan/fokus antara pre-test
dan post test treatment sebesar 76
detik pada aspek arah pandangan
mata memperhatikan/fokus setelah
pemberian treatment. Jika dilihat
149
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol. 5 No.2

dari persentase diperoleh hasil %, artinya terdapat peningkatan skor


sebesar 53 %, artinya terdapat durasi atensi pada aspek posisi badan
peningkatan skor durasi atensi pada dan punggung tegak antara pre-test
aspek arah pandangan mata dan post test setelah pemberian
memperhatikan/fokus antara pre-test treatment. Apabila dilihat dari hasil
dan post test setelah pemberian kategorisasi, diketahui bahwa tidak
treatment. Apabila dilihat dari hasil terjadi perubahan kategori durasi
kategorisasi, diketahui bahwa tidak atensi pada aspek posisi badan dan
terjadi perubahan kategori durasi punggung tegak, yaitu durasi atensi
atensi pada aspek arah pandangan saat pre-test dan post test tetap
mata memperhatikan/fokus, yaitu berada dalam kategori rendah.
durasi atensi saat pre-test dan post Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
test tetap berada dalam kategori disimpulkan bahwa terdapat
rendah. Berdasarkan hal tersebut, peningkatan durasi atensi pada aspek
maka dapat disimpulkan bahwa posisi badan dan punggung tegak
terdapat peningkatan durasi atensi setelah pemberian treatment namun
pada aspek arah pandangan mata peningkatan yang terjadi tergolong
setelah pemberian treatment namun rendah.
peningkatan yang terjadi tergolong Durasi atensi yang diperoleh
rendah. pada pada aspek sikap duduk
Durasi atensi yang diperoleh tenang/diam saat pre-test adalah
pada pada aspek posisi badan dan sebesar 68 detik, dan durasi atensi
punggung tegak saat pre-test adalah yang diperoleh saat post-test adalah
sebesar 68 detik, dan durasi atensi sebesar 153 detik. Artinya terdapat
yang diperoleh saat post-test adalah perubahan skor durasi atensi pada
sebesar 140 detik. Artinya terdapat aspek sikap duduk tenang/diam
perubahan skor durasi atensi pada antara pre-test dan post test sebesar
aspek posisi badan dan punggung 67 detik. Jika dilihat dari persentase
tegak antara pre-test dan post test diperoleh hasil sebesar 44 %, artinya
sebesar 72 detik. Jika dilihat dari terdapat peningkatan skor durasi
persentase diperoleh hasil sebesar 48 atensi pada aspek sikap duduk
150
Siti Ema Maemunah/ Pengaruh Permainan Sapintrong terhadap Peningkatan Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan
Perhatian/137-161

tenang/diam antara pre-test dan post atensi antara pre-test sebesar 224 dan
test setelah pemberian treatment. post-test sebesar 439, artinya
Apabila dilihat dari hasil terdapat peningkatan durasi atensi
kategorisasi, diketahui bahwa tidak sebesar 215 detik setelah pemberian
terjadi perubahan kategori durasi treatment berupa permainan
atensi pada aspek sikap duduk sapintrong (jump rope). Namun
tenang/diam, yaitu durasi atensi saat demikian, peningkatan durasi atensi
pre-test dan post test tetap berada yang terjadi masih tergolong rendah
dalam kategori rendah. Berdasarkan karena belum sesuai dengan kriteria
hal tersebut, maka dapat disimpulkan durasi atensi yang harus dicapai pada
bahwa terdapat peningkatan durasi usia Sekolah Dasar yaitu 15 sampai
atensi pada aspek sikap duduk 20 menit.
tenang/diam setelah pemberian Peningkatan kemampuan
treatment namun peningkatan yang atensi terjadi karena ketika bermain
terjadi tergolong rendah. sapintrong (jump rope) anak dituntut
Berdasarkan pemaparan di agar dapat memfokuskan pandangan
atas, diketahui bahwa terdapat matanya lurus ke depan, menjaga
perubahan skor durasi atensi pada tubuh tetap tegak dan seimbang,
masing-masing aspek, artinya menjaga posisi kepala tetap tegak,
terdapat peningkatan skor durasi melompat dengan ketinggian 1 inchi
atensi antara pre-test dan post test di atas tanah agar bisa melewati tali,
pada masing-masing aspek. Hal ini mendarat dengan menggunakan
menunjukkan bahwa ketiga aspek kedua kaki tanpa terjatuh, serta
mengalami peningkatan durasi atensi menjaga siku tetap berada di
21
setelah pemberian treatment samping tubuh (Lee, 2007) . Hal-hal
permainan sapintrong (jump rope). tersebut akan membuat anak terus

21
Lee, Budi. (2007). Jump Rope
2. Pembahasan Basic. Crossfit Journal. Vol.
62, No. 7. Diakses pada
Hasil penelitian menunjukkan tanggal 30 maret 2017,
bahwa terjadi perubahan skor durasi melalui https:library
crossfit.com.

151
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol. 5 No.2

berusaha mempertahankan kemampuan koordinasi motorik dan


pandangan matanya dan keseimbangan anak terstimulasi akan
mempertahankan keseimbangan mempermudah anak dalam
tubuhnya selama bermain, sehingga mengontrol gerakan tubuhnya,
membantu menstimulasi kemampuan sehingga membuat anak dapat
anak untuk memfokuskan pandangan memfokuskan dan mempertahankan
matanya pada stimulus yang relevan perhataiannya pada stimulus yang
dan menstimulasi keseimbangan tepat. Hal ini dapat terjadi, karena
tubuh. kemampuan keseimbangan
Saat melakukan permainan merupakan dasar dari kemampuan
sapintrong kemampuan koordinasi atensi. Seperti yang dijelaskan oleh
tubuh dan keseimbangan akan Setyono (2000)23 bahwa kemampuan
meningkat, karena permainan atensi sangat bergantung pada olah
sapintrong sebagian besar meliputi gerak tubuh. Anak yang memiliki
koordinasi motorik kasar yang hambatan dalam keseimbangan, akan
merupakan kemampuan untuk mengalami masalah atensi. Anak
mengkoordinasikan lengan, kaki dan sulit dalam melakukan atensi karena
gerakan tubuh saat seluruh tubuh sibuk dalam menjaga keseimbangan
dalam keadaan bergerak, serta gerak tubuhnya.
kombinasi gerakan-gerakan memiliki Ayres (2005)24 menjelaskan
tugas untuk menjaga keseimbangan bahwa agar dapat melakukan atensi
selama bermain untuk mencegah
ketidaksesuain perpindahan pusat
tanggal 01 mei 2017, melalui
gravitasi (Tecraci, 2015)22. Saat https://scholar.google.co.id.
23
Setyono, L., Indun. (2000).
22
Tecroci, A., Cavaggioni, L., Mengatasi Kesulitan Belajar
Caccia, R., & Alberti, G. Melalui Diagnosa Gerakan.
(2015). Jump Rope Training : Jurnal Psikologi. Fakultas
Balance and Motor Psikologi Universitas
Coordination in Padjajaran. Bandung. Tidak
Preadolescent Soccer Player. Diterbitkan.
Journal of Sports Science and
24
Medicine. Vol. 14. No. 4 Ayres, J.A. (2005). Sensory
(792-79). Diakses pada Integration and the Child.
152
Siti Ema Maemunah/ Pengaruh Permainan Sapintrong terhadap Peningkatan Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan
Perhatian/137-161

diperlukan beberapa kemampuan mempertahankan keseimbangan dan


tertentu seperti kemampuan dalam postur tubuh.
mengontrol gerakan mata, Ketika bermain sapintrong
kemampuan mengontrol postur anak dituntut untuk bergerak. Pada
tubuh, kemampuan mengontrol saat anak melakukan gerakan
bagian kanan dan kiri tubuh agar melompat anak akan memperoleh
tetap dalam keadaan seimbang, informasi bahwa tubuh dan
kemampuan menggunakan otot lingkungan bergerak, sehingga akan
tubuh secara merata, dan merasa mengaktifkan kalsium karbonat
aman terhadap gaya gravitasi. kristal berupa cairan yang berada di
Kemampuan tersebut yang bagian dalam telinga, yang dapat
mendasari atensi diatur oleh sistem menstimulasi kinerja sistem
vestibular dan sistem propioseptif vestibular dan sistem propioseptif.
yang mengatur kemampuan Sensasi vestibular dan propioseptif
keseimbangan gerak tubuh individu. diproses di otak kecil (cerebellum)
Proses yang terjadi saat anak yang bertugas dalam mengatur
melakukan atensi disebut sebagai gravitasi, gerakan, sensasi otot sendi
integrasi sensori antara sistem agar gerakan tubuh menjadi tenang
vestibular dan propioseptif yang dan tepat, setelah diproses di otak
didukung oleh sistem sensori kecil kemudian sensasi tersebut
lainnya. Integrasi vestibular dan disalurkan menuju sumsum tulang
propioseptif yang optimal membuat belakang (spinal cord) yang
anak mampu mengarahkan dan membantu dalam postur,
mengontrol gerakan mata secara keseimbangan, dan gerakan (Ayres,
penuh pada stimulus tertentu dan 2005)25.
selama jangka waktu tertentu yang Ketika sistem vestibular dan
ditunjang oleh kemampuan propioseptif terstimulasi, anak akan

25
Ayres, J.A. (2005). Sensory
Integration and the Child.
USA: Western Psychological USA: Western Psychological
Services. Services.

153
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol. 5 No.2

mampu mengatur keseimbangan seseorang telah berada dalam


tubuh. Saat keseimbangan tubuh keadaan seimbang, maka otak
terstimulasi, akan membuat posisi sebagai sistem saraf pusat yang
tubuh dalam keadaan ajeg dan stabil mengatur motorik akan lebih mudah
sehingga anak mampu untuk duduk untuk melakukan kontrol gerak
dengan posisi tegak, dapat tubuh yang terdiri dari badan, kepala,
mengendalikan gerakan tubuh dan anggota badan, serta
artinya tubuh tidak banyak bergerak, mengkoordinasikan gerak antar
sehingga akan membuat penglihatan bagian tubuh yang dibutuhkan saat
mata terfokus pada stimulus yang melakukan suatu aktivitas motorik.
relevan. Hal ini akan meningkatkan Dengan demikian, akan
kemampuan atensi. mempermudah anak dalam
Ketika anak duduk di dalam mengikuti proses belajar di kelas
kelas untuk mengikuti proses belajar sehingga anak dapat menyerap
dan melakukan atensi, diperlukan informasi yang diterimanya secara
keseimbangan tubuh untuk utuh.
mempertahankan posisi duduk anak Setelah diberikan treatment
agar tetap duduk tegak dan tidak permainan sapintrong, terjadi
mudah berubah-ubah posisi peningkatan durasi atensi namun
duduknya. Saat tubuh anak dalam masih tergolong rendah jika
keadaan stabil dan ajeg, anak akan dibandingkan dengan kategori durasi
dapat duduk dengan tegak dan atensi yang harus dicapai pada anak
tenang, sehingga membantu anak usia Sekolah Dasar. Hal ini terjadi
lebih optimal dalam memfokuskan karena anak Gangguan Pemusatan
dan mempertahankan perhatiannya Perhatan (GPP) membutuhkan waktu
pada stimulus yang tepat. Hal ini yang lebih lama dalam proses
sesuai dengan penjelasan Magil pemberian treatment. Vallet (1969)27
(1998)26 bahwa apabila tubuh
ApplicationsSingapore:
McGraw-Hill.
26 27
Magil, A., Richard. (1998). Motor Vallet, E., Robert. (1969).
Learning Concepts and Programming Learning
154
Siti Ema Maemunah/ Pengaruh Permainan Sapintrong terhadap Peningkatan Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan
Perhatian/137-161

menjelaskan bahwa anak yang kemampuan koordinasi tubuh dan


mengalami kesulitan belajar keseimbangan (Tecroci, 2015)29,
membutuhkan waktu yang lebih namun dalam proses pelaksanaannya
lama dalam pemberian intervensi. setelah diuji cobakan diperoleh hasil
Selain itu, terdapat faktor lain yang bahwa peningkatan atensi yang
menyebabkan peningkatan durasi dialami oleh subjek tidak signifikan.
atensi berada dalam kategori rendah Selain itu, di dalam penelitian ini
seperti yang dijelaskan oleh Taylor et seharusnya peneliti mengukur
al (2001)28 bahwa treatment pada peningkatan kemampuan
anak ADD terbatas pada keseimbangan setelah pemberian
keefektivannya. Penanganan yang treatment permainan lompat tali
dilakukan pada anak ADD tidak akan (jump rope). Hal ini dikarenakan
dapat membuat anak ADD menjadi permainan lompat tali (jump rope)
berada dalam taraf normal, karena tidak memiliki kaitan yang kuat
pada dasarnya anak ADD mengalami dengan atensi, melainkan
masalah secara neurologis. dijembatani oleh kemampuan
Di dalam penelitian ini keseimbangan.
dilakukan treatment sebanyak 16 sesi Meskipun demikian, ketiga
dengan pertimbangan bahwa jump subjek mulai mampu mengikuti
rope yang diakukan selama 16 kali
efektif untuk meningkatkan 29
Tecroci, A., Cavaggioni, L.,
Caccia, R., & Alberti, G.
(2015). Jump Rope Training :
Disabality.California: Fearon Balance and Motor
Publisher. Coordination in
28 Preadolescent Soccer Player.
Taylor, F., Andrea, Kuo, E.,
Journal of Sports Science and
Frances & Sullivan, C.,
Medicine. Vol. 14. No. 4
William. (2001). Coping with
(792-79). Diakses pada
ADD the Surprising
tanggal 01 mei 2017, melalui
Connection to Green Play
https://scholar.google.co.id.
Settings. Environment and
Behavior. Vol. 33. No. 54-77.
Diakses pada tanggal 01
Januari 2018, melalui
https://scholar.google.co.id.

155
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol. 5 No.2

proses pembelajaran di kelas dengan dikerjakannya. Saat mengerjakan


baik. Mereka mampu untuk tugas, perhatian mereka sangat
memfokuskan dan mempertahankan mudah teralihkan terutama ketika
perhatiannya saat guru menjelaskan melihat orang lain melewati
materi pelajaran, dan ketika kelasnya, mendengar suara temannya
diberikan pertanyaan terkait materi yang sedang mengobrol ataupun
pelajaran mereka pun dapat bercanda, serta saat mendengar suara
menjawabnya dengan tepat walaupun gerakan-gerakan lainnya. Setelah
terkadang masih harus dibantu dan diberikan treatment, mereka mampu
terdapat beberapa jawaban yang mempertahankan perhatiannya lebih
tidak tepat. Hal ini sangat berbeda lama pada tugas yang sedang
dari kondisi sebelum diberikan dikerjakan, sehingga mereka dapat
treatment, dimana sebelumnya mengerjakan tugasnya sampai selesai
mereka sangat sulit untuk walaupun masih terdapat beberapa
memfokuskan perhatiannya baik saat jawaban yang kurang tepat. Selain
guru sedang menjelaskan materi itu, saat diberikan pekerjaan rumah
pelajaran ataupun saat guru pun mereka selalu mengerjakannya.
mengajak berbicara. Pada awalnya Hal ini berbeda dari keadaan
guru harus terus-menerus menegur sebelumnya, dimana mereka jarang
subjek agar dapat mengarahkan sekali mengerjakan pekerjaan rumah
pandangannya pada guru, namun saat dengan alasan lupa, sehingga
ini guru sudah jarang memberikan pekerjaan rumahnya pun harus
teguran karena meskipun terkadang dikerjakan di sekolah dengan
perhatian ketiga subjek teralihkan bimbingan dan pengawasan dari guru
oleh stimulus lain subjek dapat agar mereka dapat menyelesaikan
kembali memfokuskan perhatiannya tugasnya.
pada guru. Sebelum diberikan treatment,
Sebelum diberikan treatment, ketiga subjek mengalami kesulitan
mereka mengalami kesulitan dalam untuk duduk dengan tegak dalam
memfokuskan dan mempertahankan waktu yang lama. Selain itu, mereka
perhatian pada tugas yang sedang pun tidak dapat duduk diam di
156
Siti Ema Maemunah/ Pengaruh Permainan Sapintrong terhadap Peningkatan Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan
Perhatian/137-161

tempat duduknya akan tetapi mereka kemampuan atensi. Flick (1998)30


berdiri sambil melihat ke arah menjelaskan bahwa kemampuan
jendela, berjalan-jalan menghampiri atensi merupakan kemampuan untuk
temannya, dan berpindah-pindah menjaga perhatian dan tetap bertahan
tempat duduk. Namun, setelah dalam menyelesaikan suatu tugas
pemberian treatmentdurasi sampai selesai, yaitu meliputi
kemampuan duduk dengan posisi kewaspadaan dan usaha
tegak mengalami peningkatan. mempertahankan atensi dalam
Ketiga subjek jarang terlihat duduk jangka waktu tertentu. Adanya
dengan menyandarkan badan dan peningkatan kemampuan atensi yaitu
kepala pada kursi, tidak dalam hal ini durasi atensi, akan
bertelungkup, tidak menopang membuat anak lebih mudah dalam
kepala dengan tangan, tidak mengikuti proses pembelajaran di
meletakkan kepala di atas meja, tidak sekolah. Hal ini dikarenakan saat
duduk dengan posisi kaki selonjoran, durasi atensi anak meningkat akan
akan tetapi mereka mulai mampu membuat anak mampu untuk
duduk dengan tegak (badan tidak merespon secara spesifik stimulus
miring ke kanan maupun kiri) dan visual maupun auditori tanpa
duduk dengan posisi punggung tidak mengalihkan perhatiannya, serta
membungkuk saat proses belajar membuat anak mampu untuk
berlangsung. Mereka pun, jarang
terlihat berjalan-jalan di dalam kelas
30
maupun berpindah-pindah tempat Flick, G, .L. (1998). Diagnosis and
Treatment ADD/ADHD,
duduk. General Activities and
Perubahan yang terjadi pada Games, ADD/ADHD Behavir
Change Resource Kit : Ready
ketiga subjek menunjukkan bahwa to Use Strategies & Activities
subjek mengalami peningkatan for Helping Children with
Attention Deficit Disorder.
New York: The Center For
Applied Reserach In
Education.

157
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol. 5 No.2

mempertahankan atensi dan terus Berdasarkan hasil penelitian


bertahan dalam mengerjakan tugas dan pembahasan, maka dapat
yang dimillikinya sampai selesai dan disimpulkan bahwa terdapat
dalam jangka waktu yang lama. Saat pengaruh permainan sapintrong
anak dapat mengikuti proses (jump rope) terhadap peningkatan
pembelajaran di sekolah dengan kemampuan atensi pada siswa
baik, kemampuan yang dimiliki anak Gangguan Pemusatan Perhatian
pun akan berkembang secara optimal (GPP) di SDN Sipayung I Lebak
dan prestasi yang diraih anak juga Banten.
akan meningkat.
Berdasarkan pemaparan di 2. SARAN
atas, maka dapat disimpulkan bahwa 1. Bagi Orang Tua dan Guru
permainan sapintrong (jump rope) Bagi orang tua dan guru
memberikan pengaruh terhadap diharapkan permainan
peningkatan kemampuan atensi, sapintrong (jump rope) dapat
namun tergolong rendah jika dilihat dilakukan secara rutin sesuai
sesuai dengan durasi atensi yang dengan aturan sehingga akan
harus dicapai pada anak usia Sekolah semakin menstimulasi
Dasar dan tidak sampai dapat kemampuan atensi yang
memperbaiki masalah Gangguan dimiliki anak.
Pemusatan Perhatian (GPP) yang 2. Bagi Peneliti Lain
dialami oleh subjek. Peningkatan - Mengingat dengan 16 sesi
yang terjadi masih tergolong rendah treatment tidak
dikarenakan pada anak-anak yang memberikan hasil yang
mengalami Gangguan Pemusatan signifikan, maka bagi
Perhatian perlu menjalankan proses peneliti lain yang ingin
treatment dalam waktu yang lebih melakukan penelitian
lama dan secara rutin. serupa diharapkan dapat
menambah jumlah sesi
C. PENUTUP treatment, agar
1. SIMPULAN kemampuan atensi anak
158
Siti Ema Maemunah/ Pengaruh Permainan Sapintrong terhadap Peningkatan Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan
Perhatian/137-161

dapat lebih meningkat Fallah, F., Sokhanguei, Y. & Rahimi,


A. (2015) The Effect of
secara optimal.
Jumping Rope Training on
- Mengingat permainan Static Balance in Male and
Female Students with
sapintrong tidak memiliki
Intellectual Impairment.
kaitan yang kuat dengan European Journal of
Experimental Biology. Vol.
atensi melainkan
4. No. 1. Diakses pada
dijembatani oleh tanggal 8 Mei 2017, melalui
https://scholar.google.co.id.
keseimbangan, maka bagi
peneliti lain yang ingin Flick, G, .L. (1998). Diagnosis and
Treatment ADD/ADHD,
melakukan penelitian
General Activities and
serupa diharapkan Games, ADD/ADHD Behavir
Change Resource Kit : Ready
meneliti pengaruh
to Use Strategies & Activities
permainan sapintrong for Helping Children with
Attention Deficit Disorder.
(jump rope) terhadap
New York: The Center For
peningkatan kemampuan Applied Reserach In
Education
keseimbangan.
Goddard, M., Robert, M., Ross, L. &
DAFTAR PUSTAKA Roger, G. (2014). Connecting
Ayres, J.A. (2005). Sensory Principal Leadership,
Integration and the Child. Teacher Collaboration, and
USA: Western Psychological Student Achievment. Journal
Services. of Education Leadership
Research Center. Vol. 1. No.
Baihaqi & Sugiarmin, M. (2008). 1. Diakses pada tanggal 8
Memahami dan Membantu Mei 2017, melalui
Anak ADHD. Bandung: https://scholar.google.co.id.
Refika Aditama.
Grivedhi, B., Mojtaba, Nourbakhsh,
Cornish, D. & Dukette, D. (2009). P. & Sepasi, H. (2014).
The Essential 20 : Twenty Effects of Speedy and
Components of an Excellent Demonstration Jumping Rope
Health Team. United States Training on Gross Motor
of America: RoseDog Books. Skills. Science Journal. Vol.
3. No. 4. Diakses pada
Desmita. (2005). Psikologi tanggal 8 Mei 2017, melalui
Perkembangan. Bandung: PT https://scholar.google.co.id.
Remaja Rosdakarya.

159
Jurnal Aksioma Ad-Diniyah Vol. 5 No.2

Hernandez, M., Gober, D., Liberman & Schedlin. (2008). Jump


Boatwright, D. & Strickland, Rope to Fitness. United States
G. (2009). Jump Rope Skills of America: America Printing
for Fun and Fitness in House For The Blind.
Grades K-12. Jopred. Vol. Magil, A., Richard. (1998). Motor
80. No. 7. Diakses pada Learning Concepts and
tanggal 25 maret 2017, Applications. Singapore:
melalui McGraw-Hill.
https://scholar.google.co.id.
Silver, B., Larry. (1999). Attention-
Deficit/Hyperactivity
Ilbeigi, S., Khirkhah, M., Mahjur, Disorder, a Clinical Guide to
M., Soltani, H., & Diagnosis and Treatment for
Jafarkhosbakhti. (2016). Health Professionals Second
Investigating the Effects of 8 Edition. Washington DC:
Weeks of Rope Skipping on American Psychiatric Press,
Static and Dynamic Balance Inc.
on Educable Mentally
Retarded Boys. International
Journal of Medical Research Taylor, F., Andrea, Kuo, E., Frances
& Health Science. Diakses & Sullivan, C., William.
pada tanggal 8 Mei 2017, (2001). Coping with ADD the
melalui Surprising Connection to
https://scholar.google.co.id. Green Play Settings.
Environment and Behavior.
Jahromi, S., Mahboobeh & Gholami, Vol. 33. No. 54-77. Diakses
M. (2015). The Effect of pada tanggal 01 Januari 2018,
Jumping Rope Training on melalui
Fitness of 9 to 10 Years Old https://scholar.google.co.id.
Female Students. Advances
in Applied Science Research.
Tecroci, A., Cavaggioni, L., Caccia,
Vol. 6. No. 4 (135-140).
R., & Alberti, G. (2015).
Diakses pada tanggal 8 Mei
Jump Rope Training :
2017, melalui
Balance and Motor
https://scholar.google.co.id.
Coordination in
Kristiani, Dian. (2015). Ensiklopedia
Preadolescent Soccer Player.
Negeriku Permainan
Journal of Sports Science and
Tradisional. Jakarta: Bhuana
Medicine. Vol. 14. No. 4
Ilmu Populer.
(792-79). Diakses pada
tanggal 01 mei 2017, melalui
Lee, Budi. (2007). Jump Rope Basic.
https://scholar.google.co.id.
Crossfit Journal. Vol. 62, No.
7. Diakses pada tanggal 30
Vallet, E., Robert. (1969).
maret 2017, melalui
Programming Learning
https:library crossfit.com.
Disabality.California: Fearon
Publisher.
160
Siti Ema Maemunah/ Pengaruh Permainan Sapintrong terhadap Peningkatan Atensi pada Siswa Gangguan Pemusatan
Perhatian/137-161

Yusuf, S. (2000). Psikologi


Perkembangan Anak dan
Remaja. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
Setyono, L., Indun. (2000).
Mengatasi Kesulitan Belajar
Melalui Diagnosa Gerakan.
Jurnal Psikologi. Fakultas
Psikologi Universitas
Padjajaran. Bandung. Tidak
Diterbitkan.

161

Anda mungkin juga menyukai