ABSTRAK
Pendididikan anak usia dini merupakan pendidikan pertama yang didapatkan anak sejak dilahirkan, anak – anak
yang masuk pada jenjang ini masih berusia sangat kecil sekitar usia 2 – 4 tahun, mereka masih belum memiliki
kesiapan apapun dalam menerima materi, yang mereka tau hanyalah bermain dan kegiatan menyenangkan lainnya.
Lalu, apakah tepat jika guru PAUD memberikan materi calistung pada anak usia dini. Calistung memiliki
kepanjangan baca, tulis, hitung dimana anak akan diajarkan membaca, menulis dan berhitung. Calistung dinilai
kurang tepat jika diajarkan pada anak usia dini karena materi ini dinilai membebani anak usia dini yang memang
lebih senang bermain main. Banyak artikel yang membahas mengenai calistung untuk anak usia dini, topik ini
bertujuan untuk memberi tahu masyarakat mengenai tepat atau tidak tepatnya pembelajaran calistung untuk anak
usia dini, karena ada pro dan kontra antara masyarakat mengenai topik ini. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif dengan sumber data dari sekolah PAUD sekitar. Pendekatan yang digunakan dalam artikel ini adalah
pendekatan naturalistic, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi berupa rekaman
untuk menggali informasi. Calistung untuk anak usia dini tidak bisa dilihat hanya dari kelemahannya saja, pasti ada
kelebihan jika guru PAUD berhasil mengenalkan calistung pada anak didiknya. Seharusnya semua tidak masalah,
hanya bagaimana masyarakat menilainya.
ABSTRACT
Early childhood education is the first education that children get from birth, children who enter at this level are still
very small around the age of 2-4 years, they still do not have any readiness to receive materials, all they know is
play and other fun activities. Then, is it appropriate if PAUD teachers give calistung material in early childhood.
Calistung has the length of reading, writing, counting where children will be taught to read, write and count.
Calistung is considered inappropriate if taught in early childhood because this material is considered burdensome for
early childhood who prefer to play games. Many articles discuss about calistung for early childhood, this topic aims
to inform the public about the exact or not precisely calistung learning for early childhood, because there are pros
and cons between the community on this topic. This type of research is qualitative research with data sources from
surrounding PAUD schools. The approach used in this article is naturalistic approach, data collection technique
through observation, interview, and documentation in the form of recordings to dig information. Calistung for early
childhood can not be seen only from the weaknesses alone, there must be advantages if paud teachers succeed in
introducing calistung to their students. It shouldn't all matter, just how society judges it.
1. MEMBACA
4. METODE PENGUMPULAN DATA
Membaca merupakan menerjemahkan
- Wanwancara
simbol huruf dengan suara dengan berupa
Mencari informasi dengan
kata – kata. Membaca bisa dibedakan
mewawancara langsung pendidik
menjadi membaca gambar, membaca
PAUD yang bekerja di layanan PAUD,
gambar huruf, membaca gambar kata, dan
memberikan pertanyaan seputar materi
membaca kalimat. Untuk anak usia dini
dan merangkum informasi.
membaca mungkin diajarkan di jenjang
- Dokumentasi
taman kanak – kanak, jadi di layanan PAUD
Mendokumentasi dengan cara merekam
cukup kenalkan saja huruf – huruf. Tetapi
informasi melalui handphone. Dengan
jika mengenalkan huruf hanya seperti biasa
merekam, informasi yang didapat dapat
anak mungkin akan bosan, jadi gunakan saja
tersimpan untuk waktu yang lama.
media yang menarik untuk mengenalkan
huruf pada anak usia dini. Seperti guru
menunjuukan gambar buah apel lalu
PEMBAHASAN dibawahnya terdapat huruf A, jika
dibiasakan anak akan hafal jika huruf A itu
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
untuk buah apel, guru juga bisa gunakan
Pendidikan merupakan proses interaksi antara nama hewan atau benda, membaca model ini
pendidik dengan anak didik secara teratur guna termasuk ke dalam jenis membaca gambar
mengembangkan potensi dan kemampuan anak. huruf. Hal ini bisa dijadikan kegiatan rutin
Pendidikan memiliki jenjang – jenjang dimana anak maupun dijadikan sebuah game.
akan masuk susuai dengan syarat tertentu. Untuk
jenjang pendidikan pertama anak, orang tua bisa
memasukkan anak mereka pada jenjang PAUD, lalu 2. MENULIS
bisa dilanjutkan jenjang TK dan seterusnya. Menulis merupakan kegiatan membentuk
Pembelajaran pada PAUD tentu tidak jauh jauh dari sebuah huruf atau angka dengan
bermain, karna memang anak diumur 2-4 tahun menggunakan pensil, bolpoin dan
masih belum punya pikiran untuk serius, berbeda sebagainya. Menulis untuk anak usia dini
dengan anak TK yang masih bisa diajak untuk juga dibedakan menjadi dua jenis yaitu
belajar, tetapi bukan berarti anak PAUD tidak mau menulis pra – alphabet dan menulis
belajar sama sakali, guru harus memiliki strategi agar alphabet. Bedanya menulis pra alphabet
murid tertarik untuk belajar, begitu juga dengan yaitu anak hanya sekedar menulis berupa
belajar calistung. Meskipun pembelajaran calistung coretan atau gambar random, sedangkan
dianggap akan membebani anak, tetapi jika guru menulis alphabet yaitu anak menulis huruf
punya media yang menarik, hal itu bukan menjadi yang dia hafal tanpa mengerti spasi. Untuk
masalah. Pembelajaran calistung disini yaitu untuk menulis, mungkin akan memberatkan untuk
anak PAUD bukan pembelajaran yang berat seperti anak PAUD, mungkin bisa jika dituntun,
mengeja huruf, atau menghitung tambahan, tetapi kemampuan menulis pasti akan berkembang
calistung yang dimaksud adalah mengenalkan, sesuai dengan pertumbuhan usia anak. Jadi,
mengenalkan kepada anak huruf, dan angka. Kembali di rumah orang tua bisa mulai menstimulasi
lagi untuk mengajar anak usia dini harus menulis anak dengan menuntunnya terlebih
memperhatikan karakteristik masing – masing anak dahulu.
terlebih dahulu, tidak bisa memaksa anak harus
memberi pengertian terlebih dahulu. Jadi, yang
3. BERHITUNG Nur Asiah, 2018, pembelajaran calistung anak usia
Berhitung merupakan tahapan dasar untuk dini
pelajaran matematika, mengenalkan
I Maksum, 2015, metodologi penelitian
berhitung pada anak sangat penting, karna
dibutuhkan untuk keseharian anak. Ada 3
tahapan untuk anak usia dini yaitu, tahap
pengalaman, simbol, dan tulisan. Untuk
anak PAUD yang masih berusia masih
sangat kecil, cukup ajarkan berhitung
dengan menggunakan jari tangan saja, atau
dengan menunjukkan gambar angka seperti
mengenalkan huruf. Kegiatan seperti ini bisa
dijadikan pembiasaan di sekolah maupun di
rumah, ini juga sebagai bentuk menstimulasi
perkembangan Bahasa anak.
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA