TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
2.1.1 Pengertian Remaja
Menurut WHO, masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-
kanak menuju masa dewasa awal, di masa tersebut terjadi perkembangan yang cepat
perkembangan, baik fisik, mental maupun peran sosial (Kumalasari & Andhyantoro,
perkembangan fisik yang sangat terlihat pada masa ini, kebutuhan emosi
mendominasi selama periode ini. Remaja sering kali menghabiskan waktu mereka
untuk mencari identitas diri mereka. Mereka harus membuat pilihan kritis yang dapat
perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa diantaranya perubahan fisik,
perubahan emosi yang tercermin dari sikap dan tingkah laku, dan perkembangan
kepribadian yang tidak hanya dipengaruhi oleh orang tua dan lingkungan keluarga
Pada masa remaja terjadi suatu perubahan fisik yang cepat, termasuk
banyak remaja putri yang mengalami menarche, yaitu awitan menstruasi dan sebagai
tanda dimulainya kematangan organ reproduksi bagi remaja putri. Menstruasi awal
biasanya belum teratur, dan siklus normal biasanya belum terbentuk selama beberapa
pertumbuhan rambut pubis, pinggul yang mulai melebar, dan suara menjadi lebih
penuh dan merdu. Tinggi badan tidak banyak bertambah setelah 14 tahun. Menginjak
usia 16 tahun, siklus menstruasi mulai teratur dan remaja putri sudah menerima
Andhyantoro, 2012).
Selama periode masa remaja awal, yang dikenal denga pra-remaja, kawula
muda sering terombang-ambing di antara hasrat untuk mandiri dan kepercayaan dari
keluarga mereka serta kepolosan, rasa senang bermain, dan kebutuhan untuk terus
mendapat pengakuan. Berbagai sumber konflik yang timbul pada masa remaja awal
ini, menjadikan kesabaran sangat penting. Remaja di masa awal mencoba berbagai
hal baru untuk menguji kemandirian dan kepercayaan diri sehingga membutuhkan
dukungan dan bimbingan kuat dari keluarga. Saat bertambah besar, remaja lebih
mampu mengendalikan emosi dan lebih mampu memandang situasi dalam prespektif.
Individu remaja awal biasanya antusias sehingga membawa semangat dan gairah ke
dalam perbuatan mereka. Dari berbagai karakter dan ciri-ciri psikologis remaja tadi,
hal yang paling menonjol dari seorang remaja adalah konsep sikap yang egois sebagai
wujud perkembangan berpikir dan bersikap dalam memperjuangkan kemandirian
sikap (the strike of autonomity). Dari konsep ini maka seringkali perilaku remaja
keluarga, dan masyarakat sekitarnya. Menurut Piaget, individu berusia 12-15 tahun
masuk IV perkembangan kognitif, yaitu operasi formal. Remaja berpikir abstrak dan
rumit. Remaja cenderung ingin mengetahui hal-hal baru, sehingga muncul perilaku
2.2 Menstruasi
merupakan ciri mencolok perempuan memasuki masa pubertas dan tanda terjadinya
berbeda-beda setiap orang, karena dipengaruhi beberapa faktor seperti keturunan dan
beserta lapisan dinding uterus yang terjadi secara periodik, dibawah kendali hormon
indung telur. Hormon perangsang folikel (FSH), merangsang folikel primordial yang
Cashion, 2013).
pertumbuhan dan perkembangan tanda seks sekunder. Hal ini juga menyebabkan
dalam jumlah yang cukup untuk membuat ovum matang, periode cenderung lebih
regular dan terjadi ovulasi. Ketika umur 17-18 tahun, menstruasi akan teratur dengan
mendahului pelepasan ovum dari folikel graft (ovulasi) kira-kira 24-36 jam.
Jika fertilisasi tidak terjadi, korpus luteum akan mengalami regresi. Kadar
progesteron dan estrogen menurun, terjadi menstruasi, dan hipotalamus
b. Siklus ovarium
terjadi ovulasi, dan folikel yang kosong berubah menjadi korpus luteum. Fase
ovulasi dan menyekresi progesteron dan estrogen. Dengan keaadan seperti ini,
jika tidak terjadi implantasi, korpus luteum akan mengalami regresi, kadar
c. Siklus endometrium
Siklus endometrium dibagi menjadi empat fase yaitu fase menstruasi, fase
sampai sepuluh kali lipat, dan pertumbuhan yang paralel saat ovulasi. Fase
sekretorik berlangsung sejak hari terjadinya ovulasi hingga kurang lebih tiga
hari ke-1 dari siklus berikutnya (Lowdermik, Perry, & Cashion, 2013).
terjadi sekitar seminggu sebelum dan sesudah menstruasi. Penyebab hormonal yang
perubahan kadar hormon, serta defisiensi diet yang tidak sehat, jarang olahraga dapat
terasa pembengkakan dan pembesaran payudara. Hal ini disebabkan oleh peningkatan
estrogen sehingga terjadi retensi air dan garam. Keluhan lainnya adalah mittelschmerz
(rasa nyeri saat ovulasi), ini terjadi karena pecahnya folikel Graff, dapat disertai
perdarahan lamanya sekitar beberapa jam sampai 2-3 hari. Gejala fisik yang umum
terjadi juga seperti sakit kepala, kembung dan begah, konstipasi atau diare, perubahan
mudah tersinggung, gelisah, sukar tidur, lesu, mudah menangis, iritabilitas dan
suasana hati yang tidak menetap, dan rasa percaya diri yang rendah. Gangguan yang
berat ada seperti depresi, rasa takut, dan gangguan konsetrasi (Abrahams, 2014).
2. Dysmenorrhea
Bentuk gangguan pada saat menstruasi adalah dismenorea (rasa nyeri saat
menstruasi). Perasaan nyeri ini dapat berupa kram ringan pada bagian kemaluan
sampai terjadi gangguan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Bentuk gangguan ini
Nyeri menstruasi kategori ini masih tergolong normal, tetapi dapat berlebihan
jika dipengaruhi faktor fisik dan psikis, dan seperti syok, penyempitan
pikir yang tidak sesuai dengan teori yang sudah ada, yang kemudian berkembang
menjadi mitos. Meskipun secara ilmiah mitos tersebut tidak benar, nyatanya masih
banyak masyarakat yang percaya dan melakukan mitos tersebut (Andira, 2010).
mesntruasi
perlu saat menstruasi, hal tersebut termasuk; mengganti dengan teratur pakaian dan
celana dalam, mengganti pembalut setiap 3-4 jam sekali, mandi setiap hari khususnya
saat dysmenorrhea, membasuh area genitalia setelah buang air besar atau kecil,
aktivitas fisik atau olahraga), dan memelihara keseimbangan asupan makanan seperti
mengkonsumsi banyak buah-buahan serta sayuran yang kaya akan zat besi dan
kalsium. Sedangkan menurut Poureslami & Ashtiani (2002), perawatan diri terkait
dengan menstruasi diantaranya mengkonsumsi nutrisi yang tepat, aktivitas fisik dan
olahraga, dan personal hygiene. Maka dari kedua sumber tersebut dapat disimpulkan
bahwa perawatan diri saat menstruasi yang baik yaitu personal hygiene, penggunaan
Kesehatan dapat tercermin dari kulit, salah satunya adalah kulit wajah. Wajah
merupakan bagian sensitif khususnya bagi remaja putri. Pada saat menstruasi tubuh
mengahasilkan lebih banyak keringat dan minyak, hal ini berdampak juga pada kulit
wajah dan biasanya masalah yang timbul adalah jerawat. Jerawat ini akan
mengganggu penampilan para remaja putri. Maka dari itu, ketika menstruasi
membersihkan wajah dua sampai tiga kali sehari, bisa juga menggunakan air hangat
untuk mengangkat minyak dan kotoran. Hindari menggunakan krim yang berminyak,
dapat menghalangi pembuluh dari kelenjar sebasea dan folikel rambut. Jangan pernah
memencet jerawat atau mencungkilnya, karena hal ini dapat meningkatkan potensi
infeksi dan meninggalkan bekas luka atau jaringan parut (Kozier & Erb's, 2008).
Perawatan kulit dan wajah saat menstruasi terdiri dari perawatan dalam dan
luar. Perawatan dari dalam meliputi makan makanan dengan menu seimbang
diperlukan untuk kesehatan kulit karena zat gizi dan vitamin sangat penting bagi
kulit. Perawatan dari luar seperti mencuci muka teratur dan memberikan pelembab
Pada saat menstruasi tubuh kita menghasilkan lebih banyak keringat dan
minyak, sehingga menjaga kebersihan rambut sangatlah penting agar terhindar dari
hari sekali. Kebersihan rambut bisa membantu lancarnya sirkulasi darah pada kulit
kepala, membantu relaksasi dan membantu jaringan metabolisme agar tetap tumbuh
40 hari. Kebersihan rambut genitalia saat menstruasi juga penting dijaga. Rambut-
melawan bakteri jahat serta menghalangi masuknya benda asing kecil ke dalam
vagina, sehingga perlu rajin menjaganya agar tidak menjadi sarang kutu dan jamur
Mandi mengangkat kumpulan minyak, keringat, sel kulit mati, dan beberapa
bakteri. Selain untuk membersihkan kulit, mandi juga bermanfaat untuk mnstimulasi
sirkulasi (Kozier & Erb's, 2008). Untuk menjaga kebersihan tubuh saat menstruasi,
sebaiknya mandi 2 kali sehari dengan sabun mandi biasa. Mandi dengan
menggunakan air hangat jika memungkinkan, karena hal ini dapat mengurangi rasa
tidak nyaman dan kram selama menstruasi karena arteriol superfisial dapat
berdilatasi, membawa lebih banyak darah, dan menutrisi kulit, selain itu dapat
memberikan efek relaksasi (Kozier & Erb's, 2008). Pada saat mandi organ reproduksi
bagian luar pun perlu dibersihkan dengan benar. Cara membersihkannya adalah tidak
menggunakan air yang kotor untuk mencuci vagina, membersihkan kotoran yang
keluar dari alat kelamin dan anus dengan air atau kertas pembersih (tisu), dengan
gerakan cara membersihkan dari daerah vagina ke arah anus (depan ke belakang)
untuk mencegah kotoran dari anus masuk ke vagina, pemakaian pembilas vagina
Tujuan perawatan selama menstruasi pada alat reproduksi bagian luar adalah
menjaga kesehatan vagina, membersihkan bekas keringat dan bakteri yang ada di
teratur, ingat untuk selalu mengganti pembalut kapanpun jika sedang berada di luar,
membasuh area genital setelah BAB ataupun BAK, menjaga area genital dan lipatan
kaki tetap kering, mandi secara teratur dan mengganti pembalut akan memastikan
bahwa bau tubuh alami yang keluar dari tubuh tersebut tidak akan tampak dengan
jelas, mandi setidaknya sehari sekali menggunakan air hangat dapat melegakan nyeri
yang berhubungan dengan menstruasi, pastikan pakaian dalam dan pakaian yang
basah kuyup oleh keringat selalu diganti secara teratur atau sering, celana dalam
berbahan katun lebih dianjurkan daripada yang berbahan sintetik karena yang
berbahan sintetik tidak dapat menyerap keringat dan panas, dan akan membuat
melakukan manajemen menstruasi secara higienis adalah hal dasar. Manajemen yang
tidak higienis dapat menyebabkan infeksi saluran reproduksi dan infeksi saluran
kemih.
Mengganti pakaian setiap hari penting untuk kenyamanan diri kita sendiri,
terutama pakaian dalam. Pakaian dalam yang dikenakan harus dalam keadaan bersih
dan ukuran yang tepat (Poltekkes Depkes Jakarta I, 2010). Untuk pakaian dalam
sebaiknya menggunakan dari yang berbahan kaus atau katun sehingga dapat
sebaiknya tidak terlalu ketat atau penggunaan karet yang berlebihan, karena
menyebabkan kulit sulit bernafas dan akhirnya bisa daerah kewanitaan menjadi
tidak berwarna, tidak megandung parfum, dan daya serapnya tinggi agar tetap
mengandung gel, sebab gel dalam pembalut kebanyakan dapat menyebabkan iritasi
dan rasa gatal. Pembalut saat menstruasi harus diganti sebaiknya tiap 3-4 jam sekali,
atau setiap setelah mandi, buang air kecil, dan buang air besar. Pembalut tidak boleh
dipakai lebih dari enam jam, karena pada saat menstruasi pembuluh darah rahim
yang biasa dipakai sehari-hari diluar hari menstruasi. Biasanya diapakai sebelum dan
sesudah menstruasi. Namun tidak disarankan menggunakan setiap hari, karena akan
mengandung bahan penghilang bau, serta pemakaian pembalut yang terlalu lama
energi pada fase luteal dibandingkan dengan fase folikuler. Peningkatan konsumsi
Menurut Andrews (2009) pada saat menstruasi, jumlah kebutuhan air dalam
tubuh lebih banyak dari biasa. Hal ini menyebabkan timbulnya keluhan nyeri perut
dan lainnya. Oleh karena itu rekomendasi diet saat menstruasi adalah :
asin.
ayam.
9. Meminum air meineral yang cukup untuk mengatasi sakit dan mencegah
konstipasi.
10. Batasi asupan kafein. Batasi konsumsi kopi, teh, atau kola. Kafein dapat
menambah tingkat ansietas dan iritabilitas. Kopi tanpa kafein atau teh herbal
dapat menjadi pengganti yang tepat. Teh Camomile merupakan relaksan kuat,
teh pepermin menbantu mengatasi mual, dan teh bunga limau meredakan
12. Jika cairan menstruasi yang keluar sangat banyak, bisa meminum tablet
Pada remaja putri perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara
terbukti pada saat menstruasi terutama pada fase luteal akan terjadi peningkatan
kebutuhan nutrisi. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena dampaknya akan
latihan memicu produksi endorphin, opiat alami yang meningkatkan rasa sejahtera
kehidupannya. Jalan kaki, lari, latihan aerobik, renang, dan yoga merupakan latihan
pernafasan, dan teknik relaksasi lainnya. Ketika sedang nyeri perut saat menstruasi,
bisa juga melakukan tarik nafas dalam secara perlahan untuk relaksasi. Lalu, ambil
posisi menungging sehingga rahim tergantung ke bawah, hal tersebut dapat
membantu relaksasi serta menggosok-gosok perut atau pinggang yang sakit dan
kompres dengan botol hangat pada bagian yang terasa kram. Teknik relaksasi lainnya
inti yang harus dipenuhi oleh perawat sekolah untuk mengasuh dan merawat
adalah perawat sekolah memberikan perawatan langsung kepada para murid, perawat
program kesehatan, serta perawat sekolah adalah penghubung antara anggota sekolah,
kesehatan para murid. Skrining kesehatan dapat menurunkan efek negatif dari
kesehatan potensial secara dini dan merujuk mereka untuk menerima pengobatan
yang sesuai. Selain itu ada juga perawat sekolah mempromosikan kesehatan. Perawat
sekolah memberikan pendidikan kesehatan dengan memberikan informasi kesehatan
kesehatan, ilmu pengetahuan, dan kelas-kelas lain. Perawat sekolah membantu tim
lokal.
2.5 Pengetahuan
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan
yang didapatkan oleh manusia. Menurut Brunner, proses pengetahuan terdiri dari tiga
aspek, yaitu proses mendapat informasi, proses transformasi, dan proses evaluasi
(Mubarak, 2011).
1. Tahu (know)
dipelajari.
2. Memahami (comprehension)
3. Aplikasi (application)
4. Analisis (analysis)
5. Sintesis (synthesis)
6. Evaluasi (evaluation)
mengisi kuesioner tentang materi yang ingin diukur dari subjek yang ditentukan. Ada
2. Pekerjaan
pengetahuan.
3. Umur
perubahan pada aspek fisik dan psikologisnya (mental). Pada aspek psikologis
atau mental, taraf berpikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa.
4. Minat
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh seseorang dalam
7. Informasi
pada praktek higiene mentruasi untuk siswa sekolah di Nigeria. Laporan dari
yang kurang mengenai premenarcheal dan ini menyumbang pada praktek tidak sehat
selama menstruasi (Karout, 2015). Hasil penelitian Kusrandini (2010) hanya 12,07%
remaja putri di SMP Al-Falah Dago Kota Bandung. Hasil penelitian Lianawati (2012)
pengetahuan baik tentang personal hygiene saat menstruasi hanya 23,33%. Hasil
penelitian Izzati dan Agustiani (2014) di SMPN 4 Bukittinggi kelas IX bahwa, 42,9%
2.6 Sikap
Sikap adalah perasaan, pikiran, dan kecenderungan seseorang yang kurang
pada respon seseorang menyikapi objek tersebut. Ini menunjukkan kesetujuan atau
ketidaksetujuan, suka atau tidak suka seseorang terhadap sesuatu (Mubarak, 2011).
attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan
diberikan.
2. Merespon (responding)
3. Menghargai (valuing)
terhadap hal yang telah dipilihnya, dan ini merupakan sikap yang paling
tinggi.
diri saat menstruasi di SMPN 1 Jatinangor sebesar 58,48%. Hasil penelitian Gustina
hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan (respon). Hal ini dikenal
dengan teori SOR (Stimulus Organisme Respons). Perilaku adalah tindakan atau
perbuatan yang dapat diamati dan bahkan dipelajari. Perilaku dapat dibagi menjadi
bentuk pasif dan aktif. Bentuk pasif ini (covert behavior) masih terselubung didalam
diri manusia sehingga tidak bisa diamati secara langsung oleh orang lain. Perilaku
bentuk pasif ini contohnya berupa pikiran, tanggapan, sikap batin, dan pengetahuan.
Bentuk aktif (overt behavior) merupakan respon yang secara langsung dapat diamati,
kesehatan seseorang dibagi menjadi dua pokok, yaitu faktor perilaku (behavior
causes) dan faktor diluar perilaku (nonbehavior causes). Perilaku itu sendiri terbentuk
petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan kelompok refensi dari
masyarakat.
Menurut Rogers, (1974, dalam Mubarak, 2011) mengungkapkan bahwa
sebelum orang tersebut mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi
stimulus.
1. Persepsi (perception)
Melakukan sesuatu dengan urutan yang benar dan sesuai contoh adalah
tingkat ketiga.
4. Adopsi (adoption)
tersebut.
sekolah saat menstruasi, 57% siswi yang melakukan cuci tangan sebelum dan setelah
mengganti pembalut, 74% siswi tidak menggunting kuku saat menstruasi. Hasil
penelitian Yanti, Agrina, dan Elita (2014) di SMAN 1 Benai bahwa, kategori negatif
pada perilaku higienis remaja saat menstruasi sebesar 47,1%. Hasil penelitian Izzati
& Agustiani (2014) di SMPN 4 Bukittinggi kelas IX bahwa, 46,0% responden tidak
baik dalam melakukan pelaksanaan personal hygiene genitalia saat menstruasi. Hasil
kurang baik. Hasil penelitian Luthfiana (2014) di SMP Islam Terpadu Harapan Bunda