Anda di halaman 1dari 21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, yaitu metode

penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peristiwa-peristiwa penting yang

terjadi secara aktual (Nursalam, 2013). Metode pada penelitian ini yaitu metode

survey, dimana peneliti mendapat data melalui kuesioner (bukan pelakuan

eksperimen) di tempat alamiah/bukan buatan (Sugiyono, Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, 2019). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

gambaran pengetahuan, sikap dan praktik kader kesehatan terhadap pencegahan

COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Pamijahan.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut, sifat, atau nilai dari objek, manusia,

atau kegiatan yang bervariasi yang ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,

2019). Variabel pada penelitian ini adalah pengetahuan, sikap dan praktik kader

kesehatan dalam pencegahan COVID-19 di wilayah kerja Puskesmas Pamijahan.

3.3 Definisi Konseptual dan Operasional

3.3.1 Definisi Konseptual

1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari seseorang setelah melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu melalui panca indera manusia, dari yang semula tidak

25
26

tahu menjadi tahu (Notoatmodjo, 2014). Pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting dalam terciptanya suatu tindakan individu (Notoatmodjo, 2012).

2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap

suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2012). Sikap adalah respon, tanggapan,

pandangan atau persepsi terhadap apa yang diketahui yang tidak dapat dilihat secara

langsung, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup

(Pakasi et al., 2016).

3. Praktik

Praktik merupakan wujud dari sikap yang direalisasikan (Notoatmodjo,

2014). Praktik merupakan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan seseorang sebagai

reaksi atau respon terhadap stimulus dari luar, yang menggambarkan pengetahuan

dan sikap mereka (Moudy et al., 2020)

3.3.2 Definisi Operasional

Menurut Notoatmodjo (2012), definisi operasional adalah batasan variabel

yang diteliti. Berikut merupakan pemaparan definisi operasional variabel-variabel

pada penelitian ini:


27

Tabel 3. 1 Definisi Operasional

Variabel
Definisi
dan Sub Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Variabel
Pengetahua Hasil tahu kader Peneliti Pertanyaan pada Kemungkinan total Ordinal
n tentang kesehatan menggunakan kuesioner diukur skor adalah 0-15.
COVID-19 wilayah kerja kuesioner menggunakan Hasil ukur
Puskesmas pengetahuan skala Guttman dikelompokkan
Pamijahan terkait COVID- dimana jawaban menjadi:
tentang 19 yang menunjukan hasil Tinggi: X > 10
karakteristik, dikembangkan “benar” atau Cukup: 5 ≤ X ≤ 10
penyebab, oleh Saefi et al. “salah”. Rendah: X < 5
gejala, (2020) sebagai Untuk jawaban
kelompok alat ukur, benar akan
risiko, cara dimana terdapat diberikan skor 1
penularan dan 15 pernyataan di dan untuk
pencegahan dalam kuesioner jawaban salah
COVID-19. tersebut. akan diberikan
skor 0.

Sikap Respon, Peneliti Pertanyaan pada Hasil ukur Ordinal


terhadap tanggapan, menggunakan kuesioner sikap dikelompokkan
COVID-19 pandangan atau kuesioner sikap diukur menjadi:
persepsi terkait COVID- menggunakan 0 = negatif
terhadap apa 19 yang skala likert tiga (unfavourable), jika
yang diketahui dikembangkan poin. Pertanyaan skor ˂ 50 (mean T)
kader kesehatan oleh Saefi et al. negatif pada 1 = positif
wilayah kerja (2020) sebagai pertanyaan no 2 (favourable), jika
Puskesmas alat ukur, dan 4, dengan skor ≥ 50 (mean T)
Pamijahan untuk dimana terdapat skor:
mencegah, 6 pernyataan di Setuju = 1
mengurangi, dalam kuesioner
Ragu-Ragu = 2
memberantas, tersebut.
atau Tidak setuju = 3.
menghilangkan
COVID-19.
Pernyataan positif
pada pernyataan
no 1, 3, 5, dan 6
dengan skor:
Setuju = 3
Praktik Tindakan kader Peneliti Kemungkinan total Ordinal
Ragu-Ragu = 2
terkait kesehatan terkait menggunakan skor adalah 12-36.
Pencegaha gaya hidup sehat kuesioner Tidak setuju = 1. Hasil ukur
n COVID- dan pencegahan praktik terkait dikelompokkan
19 penularan pencegahan menjadi:
COVID-19 COVID-19 Baik: X > 28
Pertanyaan pada
yang Cukup: 20 ≤ X ≤
kuesioner praktik
dikembangkan 28
diukur
28

Variabel
Definisi
dan Sub Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Variabel
oleh Saefi et al. menggunakan Kurang: X < 20
(2020) sebagai skala likert tiga
alat ukur, poin dengan skor:
dimana terdapat Tidak pernah = 1
12 pertanyaan
Kadang-kadang =
di dalam
kuesioner 2
tersebut.
Selalu = 3.

3.4 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

3.4.1 Populasi

Populasi adalah sekumpulan objek/subjek yang diamati oleh peneliti dengan

karakteristik tertentu untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

Statistika Untuk Penelitian, 2019). Populasi penelitian ini adalah kader kesehatan

wilayah kerja Puskesmas Pamijahan Kabupaten Bogor yang berjumlah 245 orang.

Tabel 3. 2 Jumlah Populasi

Wilayah Desa Jumlah Populasi


Pamijahan 51
Cibitung Kulon 43
Cibitung Wetan 41
Gunung Sari 50
Gunung Picung 60
Total 245

3.4.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki populasi.

Kesimpulan dari hal-hal yang diambil atau dipelajari dari sampel dapat
29

diberlakukan pada populasi (Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, 2019). Teknik

pengambilan sampel penelitian ini adalah proportioned stratified random sampling

yang termasuk ke dalam jenis pengambilan sampel probability sampling, dimana

setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi responden

(Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, 2019). Rumus yang digunakan untuk

menghitung jumlah sampel pada penelitian ini adalah rumus perhitungan jumlah

sampel untuk penelitian deskriptif proporsi/kategorik yang diketahui jumlah

populasinya (Espa et al., 2014), yaitu sebagai berikut:

2
𝑍𝑎|2 . 𝑝. 𝑞. 𝑁
𝑛= 2
𝑍𝑎|2 . 𝑝. 𝑞 + 𝑒 2 (𝑁 − 1)

Keterangan:

n = Jumlah sampel yang diperlukan

N = Jumlah populasi

𝑍𝑎|2 = Nilai kurva normal yang berhubungan dengan tingkat kepercayaan

(tingkat kepercayaan 95%, maka nilai kurva normal = 1.96)

p = Proporsi di populasi/persentase yang diharapkan dari variabel respon (50%)

q = 1-p

e = Margin kesalahan yang diterima (10%)


30

Menggunakan rumus di atas, maka perhitungan penarikan jumlah sampel

pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

2
𝑍𝑎|2 . 𝑝. 𝑞. 𝑁
𝑛= 2
𝑍𝑎|2 . 𝑝. 𝑞 + 𝑒 2 (𝑁 − 1)

1.962 . 0.5 . 0.5 . 245


𝑛=
1.962 . 0.5 . 0.5 + 0.12 (244 − 1)

235.298
𝑛= = 69.197 (dibulatkan menjadi 69)
3.4004

Sehingga didapatkan jumlah sampel yang akan digunakan pada penelitian

ini adalah sebanyak 69 responden.

Setelah menentukan total jumlah sampel, selanjutnya menentukan jumlah

sampel sesuai masing-masing wilayah dengan menggunakan rumus alokasi

proporsional Bowley (Rajiv & Verma, 2008) yang dijabarkan sebagai berikut:

𝑁𝑖
𝑛𝑖 = 𝑛
𝑁

Keterangan:
ni = Jumlah anggota sampel tiap Desa
n = Jumlah anggota sampel seluruhnya
N = Jumlah populasi seluruhnya
Ni = Jumlah populasi di setiap Desa

Dari rumus tersebut, maka perhitungan alokasi proporsional sampel pada


tiap wilayah penelitian ini adalah sebagai berikut:
31

Tabel 3. 3 Jumlah Sampel

Desa Jumlah Populasi Jumlah Sampel


Pamijahan 51 14
Cibitung Kulon 43 12
Cibitung Wetan 41 12
Gunung Sari 50 14
Gunung Picung 60 17
69

Berdasarkan perhitungan sampel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah

sampel seluruhnya adalah 70 kader dari 5 sebaran wilayah, yaitu: Sebanyak 14

kader desa Pamijahan, 12 kader desa Cibitung Kulon, 12 kader desa Cibitung

Wetan, 14 kader desa Gunung Sari, dan 17 kader desa Gunung Picung. Untuk

menentukan anggota sampel, peneliti akan memilih secara acak dengan mengundi

nama pada tiap wilayah, sehingga setiap anggota populasi dapat dipilih menjadi

anggota sampel.

3.5 Prosedur dan Teknik Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data diawali dengan mengajukan surat izin

penelitian kepada Fakultas, kemudian mengajukan persetujuan etik kepada Komite

Etik Universitas Padjadjaran. Selanjutnya peneliti mengajukan permohonan izin

penelitian kepada instansi terkait yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor dan

Kepala Puskesmas Pamijahan. Surat izin penelitian yang telah dikeluarkan oleh

Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran, surat persetujuan etik dengan

nomor 734/UN6.KEP/EC/2021, dan surat izin penelitian dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Bogor selanjutnya diserahkan kepada bagian tata usaha Puskesmas

Pamijahan, kemudian diteruskan ke kepala Puskesmas Pamijahan. Setelah

mendapatkan izin dari puskesmas, surat diteruskan ke bidan desa dan koordinator
32

kader tiap desa. Kemudian peneliti menghubungi dan berdiskusi dengan

koordinator kader untuk menentukan jadwal pengambilan data, menentukan

responden dari setiap Desa dengan menggunakan website generator acak, lalu

meminta nomor ponsel responden yang terpilih dan bergabung dalam grup

WhatsApp kader tiap wilayah Desa.

Pengambilan data dilakukan secara daring dengan menyebarkan kuesioner

instrumen berbentuk google form yang sudah disusun peneliti sebelumnya.

Halaman pertama pada google form adalah informed consent yang memuat identitas

peneliti, judul penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, kode etik penelitian, dan

pertanyaan kesediaan responden untuk mengikuti penelitian. Jika responden

bersedia, maka responden akan dialihkan ke halaman selanjutnya yang berisi cara

mengisi kuesioner dan kuesioner penelitian.

Selama responden mengisi kuesioner, apabila ada hal atau pertanyaan yang

tidak dimengerti maka responden diperbolehkan untuk bertanya kepada peneliti

lewat pesan atau telepon WhatsApp, peneliti menjawab pertanyaan tanpa

mengarahkan pada jawaban. Estimasi waktu pengambilan data adalah 10-15 menit.

Setelah pengisian kuesioner selesai, peneliti mengecek data yang telah

diterima. Data yang diperoleh hanya dapat diakses oleh peneliti dan pembimbing.

Peneliti juga akan menjelaskan kepada responden dan instansi terkait bahwa hasil

tidak akan mempengaruhi nama baik responden maupun instansi terkait. Hasil

penelitian ini hanya digunakan untuk kepentingan ilmiah saja dan tidak

disebarluaskan.
33

3.6 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen pengetahuan, sikap

dan praktik pencegahan COVID-19 di tingkat individu karena tidak ada panduan

atau modul pencegahan COVID-19 khusus untuk kader kesehatan dari Kementerian

Kesehatan. Menurut WHO (2021) sendiri, melakukan pencegahan COVID-19 pada

tiap individu merupakan cara terbaik untuk untuk menurunkan angka positif

COVID-19. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

instrumen Student Knowledge, Attitude, Practice toward COVID-19 (SKAPCOV-

19) yang dibuat oleh Saefi et al. (2020). Instrumen ini terdiri dari 33 pertanyaan

yang terdiri dari pengetahuan, sikap, dan praktik terkait pencegahan COVID-19.

Instrumen ini diterjemahkan kembali ke dalam Bahasa Indonesia atau back

translate.

Meskipun dinamakan Student Knowledge, Attitude, Practice toward

COVID-19 (SKAPCOV-19), beberapa pengukuran yang dilakukan masih dalam

konteks KAP (Knowledge, attitude, practice) publik, daripada terbatas pada

mahasiswa. Instrumen-instrumen yang dijadikan sebagai referensi pengembangan

instrumen ini pun berupa instrumen KAP publik. Dengan menggabungkan analisis

Confirmatory Factor analysis (CFA) dan RASCH, instrumen ini dapat

diaplikasikan kepada kelompok kader kesehatan karena analisis tersebut tidak

bergantung pada sampel yang terlibat dan memungkinkan generalisasi (Saefi et al.,

2020).

Dalam instrumen ini, terdapat lima belas (n=15) pernyataan terkait

pengetahuan tentang etiologi (karakteristik, penyebab, gejala), kelompok berisiko,

cara penularan dan pencegahan COVID-19. Dari dua belas pernyataan, terdapat
34

enam pernyataan negatif (nomor 6, 7, 8, 11, 12, 13), dan sisanya merupakan

pernyataan positif. Pengukuran skor pengetahuan menggunakan skala Guttman,

dimana hanya ada pilihan “benar” dan “tidak”. Pilihan “benar” diberi skor 1, dan

pilihan “salah” diberi skor 0.

Lalu, terdapat enam (n=6) pernyataan terkait sikap (hambatan untuk

kepatuhan dan motivasi diri) terhadap COVID-19 yang di diukur menggunakan

skala likert tiga poin. Skor 1 = setuju, 2 = tidak setuju, dan 3 = setuju. Kemudian,

terdapat dua belas (n=12) pertanyaan terkait praktik gaya hidup sehat dan

pencegahan COVID-19 yang dikur dengan menggunakan skala likert tiga poin,

dimana 1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, dan 3 = selalu.

Untuk mengetahui karakteristik responden, peneliti menggunakan

kuesioner dari Putra & Yuliatni (2016) yang meliputi usia, jenis kelamin, status

pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan, pengalaman mengikuti pelatihan kader,

lama menjadi kader, insentif, dan alasan menjadi kader.

3.7 Uji Instrumen Penelitian

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas adalah menguji valid atau tidaknya instrumen yang akan

digunakan untuk mendapatkan data, dikatakan valid apabila instrumen tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur secara tepat (Sugiyono,

Statistika Untuk Penelitian, 2019).

Pada instrumen yang akan digunakan, peneliti yang mengembangkan

instrumen ini sudah menguji validitasnya dengan cara validitas isi. Validitas isi

dinilai secara kuantitatif dan kualitatif. Para ahli diminta untuk memberi label pada
35

setiap item dengan keterangan sebagai berikut: 1, tidak berguna atau tidak penting;

2, berguna tetapi tidak penting; atau 3, penting; Mereka juga diminta untuk

memberikan komentar dan saran untuk memperbaiki instrumen. Skor ahli

keseluruhan kemudian dihitung dan dikualifikasikan dengan Indeks Validitas Isi/

Content Validity Index (CVI), di mana item dengan CVI > 0.79 akan dipertahankan,

0.70-0.79 direvisi, dan < 0.70 ditolak (DeVon et al., 2007 dalam Saefi et al.,

2020b)).

Hasil uji validasi instrumen ini adalah semua item memiliki CVI > 0.80

untuk semua domain, dengan rata-rata CVI sebesar 0.97-0.99 (Saefi et al., 2020b).

Dengan demikian, keseluruhan item pada instrumen dianggap penting untuk

mengukur pengetahuan dan sikap kader terhadap pandemi COVID-19.

3.7.2 Uji Realibilitas

Uji realibilitas diperlukan untuk menguji apakah instrumen reliable.

Dikatakan reliable apabila instrumen dapat menghasilkan data yang sama ketika

digunakan berkali-kali (Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, 2019).

Instrumen divalidasi ulang menggunakan pengukuran model RASCH. Nilai

realibilitas > 0.80 direkomendasikan untuk pengukuran realibilitas model RASCH

pada kuesioner ini (Saefi et al., 2020b). Hasil uji realibilitas instrumen yang telah

dilakukan menunjukkan bahwa kuesioner memiliki reliabilitas yang dapat diterima,

dengan reliabilitas item Real (Real RMSE) 0,97 untuk skala sikap, dan 0.98 untuk

skala pengetahuan (Saefi et al., 2020a). Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner

memiliki potensi untuk diaplikasikan secara luas (Gerbing & Anderson, 1988 dalam

(Saefi et al., 2020b).


36

Tabel 3. 4 Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Instrumen Penelitian

Variabel Hasil Uji Validitas Hasil Uji Realibilitas


No
Penelitian (Rata-rata nilai CVI) (nilai Real RMSE)
1. Pengetahuan 0.97-0.99 0.98
2. Sikap 0.97-0.99 0.97
3. Praktik 0.97-0.99 0.99

3.8 Pengolahan Data

Terdapat langkah-langkah dalam proses pengolahan data, yakni sebagai

berikut:

3.8.1 Editing (Penyuntingan Data)

Pada proses penyuntingan data, kuesioner yang telah diserahkan responden

kepada peneliti kemudian diperiksa kembali oleh peneliti untuk memeriksa

kelengkapan pengisian kuesioner. Hal ini untuk menghindari kesalahan atau

kemungkinan adanya pertanyaan kuesioner yang belum terisi oleh responden.

3.8.2 Coding (Pemberian Kode)

Proses coding adalah proses peneliti memberikan kode yang bertujuan

untuk memudahkan proses memasukkan data hingga analisis data. Kode yang

diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 5 Pengkodingan Karakteristik Demografi

Karakteristik Coding
Usia
20-29 tahun 1
30-39 tahun 2
40-49 tahun 3
>50 tahun 4
Jenis Kelamin
Laki-laki 1
37

Karakteristik Coding
Perempuan 2
Status Pernikahan
Belum menikah 1
Sudah menikah 2
Pendidikan terakhir
Tidak sekolah 1
SD/MI 2
SMP/MTS/SLTP 3
SMA/SLTA 4
Perguruan tinggi 5
Pekerjaan
Tidak bekerja / ibu rumah tangga 1
Bekerja 2
Pengalaman Mengikuti Pelatihan Kader
1 kali 1
2-3 kali 2
>3 kali 3
Lama Menjadi Kader
6 bulan-1 tahun 1
1-5 tahun 2
6-10 tahun 3
>10 tahun 4
Insentif
Tidak dapat 0
Dapat 1
Alasan Menjadi Kader
Ditunjuk 1
Suka rela 2

Tabel 3. 6 Pengkodingan Variabel Pengetahuan, Sikap, dan Praktik

Kuesioner Pengetahuan Pernyataan Positif Coding


Salah 0
Benar 1
Kuesioner Pengetahuan Pernyataan Negatif Coding
Salah 1
Benar 0
Kuesioner Sikap Pernyataan Negatif Coding
Setuju 1
Ragu-Ragu 2
Tidak setuju 3
Kuesioner Sikap Pernyataan Positif Coding
Setuju 3
Ragu-Ragu 2
Tidak setuju 1
Kuesioner Praktik Coding
Tidak pernah 1
38

Kadang-kadang 2
Selalu 3

3.8.3 Entry (Memasukan Data)

Pada proses ini, peneliti memasukan data yang diperoleh dari responden

menggunakan aplikasi perangkat lunak SPSS di komputer untuk dianalasis.

3.8.4 Tabulation (Tabulasi Data)

Setelah selesai memasukan data, langkah selanjutnya adalah tabulasi data.

Tahap ini merupakan langkah dimana hasil analisis data disusun ke dalam bentuk

tabel. Tujuannya adalah untuk memudahkan peneliti untuk menyajikan data.

3.9 Analisis Data

Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan metode analisis univariat

terhadap masing-masing variabel penelitian. Secara umum, hasil dari metode

analisis univariat berupa distribusi dan persentase dari tiap variabel dengan memuat

usia, status pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan, pengalaman mengikuti

pelatihan kader, lama menjadi kader, insentif, alasan menjadi kader, pengetahuan

tentang COVID-19, sikap terhadap COVID-19, dan praktik terkait pencegahan

COVID-19.

1. Analisis Pengetahuan

Pernyataan pada kuesioner pengetahuan diukur menggunakan skala

Guttman dimana jawaban menunjukan hasil “benar” atau “salah”. Untuk jawaban

benar akan diberikan skor 1 dan untuk jawaban salah akan diberikan skor 0.
39

Kemungkinan total skor yang dapat diperoleh adalah 0-15. Azwar dalam Saifuddin

(2020) membuat rumus kategorisasi dengan tidak mengansumsikan distribusi

populasi normal, yaitu sebagai berikut:

a. Kategori Tinggi jika X > M + 1SD

b. Kategori Cukup jika M – 1SD ≤ X ≤ M + 1SD

c. Kategori Rendah jika X < M – 1SD

Untuk menentukan kategori pengetahuan, perlu menghitung mean hipotetik

(M) dan standar deviasi hipotetik (SD), yaitu sebagai berikut:

(𝑋𝑚𝑎𝑥 + 𝑋𝑚𝑖𝑛)
M= 2

(0+ 15)
M= = 7.5
2

Keterangan:

M = Mean hipotetik

Xmax = Skor maksimal

Xmin = Skor minimal

(𝑋𝑚𝑎𝑥 − 𝑋𝑚𝑖𝑛)
SD = 6

(15 − 0)
SD = = 2.5
6

Keterangan:

SD = Standar deviasi hipotetik

Xmax = Skor maksimal

Xmin = Skor minimal


40

Sehingga skor kategori pengetahuan yang didapat adalah:

a. Kategori Tinggi jika X > 10

b. Kategori Cukup jika 5 ≤ X ≤ 10

c. Kategori Rendah jika X < 5

2. Analisis Sikap

Pernyataan pada kuesioner sikap diukur menggunakan skala likert tiga poin.

Pertanyaan negatif (unfavourable) pada pertanyaan no 2 dan 4, dengan skor: Setuju

= 1, Ragu-Ragu = 2, Tidak setuju = 3. Pernyataan positif (favourable) pada

pernyataan no 1, 3, 5, dan 6 dengan skor: Setuju = 3, Ragu-Ragu = 2, Tidak setuju

= 1. Sehingga didapatkan rentang skor 6-18. Kemudian variabel sikap

dikategorikan menggunakan skor T, dimana skor setiap responden terhadap seluruh

butir pernyataan sikap dijumlahkan terlebih dahulu kemudian dimasukkan ke dalam

rumus skor T dan dibandingkan dengan nilai mean T (Azwar, 2011). Rumus skor

T adalah sebagai berikut:

[x − x̅]
T = 50 + 10
𝑆

Keterangan:

T = Skor T tiap responden

x = Skor responden pada skala sikap yang akan diubah menjadi skor T

𝑥̅ = Mean skor dalam kelompok

S = Standar deviasi

Untuk menentukan kategori positif (favorable) atau negatif (unfavorable)

maka dicari nilai mean T (Azwar, 2011). Kode angka 0 adalah kode untuk sikap

negatif, yaitu jika skor sikap ˂ nilai mean T. Kode angka 1 adalah kode untuk sikap
41

positif, jika skor ≥ nilai mean T. Nilai mean T yang digunakan untuk menganalisis

data sikap yaitu 49.99 yang dibulatkan menjadi 50, sehingga jika skor ˂ 50 berada

di kategori sikap negatif (unfavourable) dan jika skor ≥ 50 berada di kategori sikap

positif (favourable).

2. Analisis Praktik

Pertanyaan pada kuesioner praktik diukur menggunakan skala likert tiga

poin, dimana 1 = tidak pernah, 2 = kadang-kadang, dan 3 = selalu sehingga

didapatkan rentang skor 12-36. Kategori penilaian praktik menggunakan rumus

kategorisasi menurut Azwar dalam Saifuddin (2020), yaitu sebagai berikut:

a. Kategori Tinggi jika X > M + 1SD

b. Kategori Cukup jika M – 1SD ≤ X ≤ M + 1SD

c. Kategori Rendah jika X < M – 1SD

Untuk menentukan kategori praktik, perlu menghitung mean hipotetik (M)

dan standar deviasi hipotetik (SD), yaitu sebagai berikut:

(𝑋𝑚𝑎𝑥 + 𝑋𝑚𝑖𝑛)
M= 2

(12+ 36)
M= = 24
2

Keterangan:

M = Mean hipotetik

Xmax = Skor maksimal

Xmin = Skor minimal


42

(𝑋𝑚𝑎𝑥 − 𝑋𝑚𝑖𝑛)
SD = 6

(36 − 12)
SD = =4
6

Keterangan:

SD = Standar deviasi hipotetik

Xmax = Skor maksimal

Xmin = Skor minimal

Sehingga skor kategori praktik yang didapat adalah:

a. Kategori Baik jika X > 28

b. Kategori Cukup jika 20 ≤ X ≤ 28

c. Kategori Kurang jika X < 20

3.10 Etika Penelitian

Etika penelitian ini menggunakan prinsip biomedika etik yang dikemukakan

oleh Beauchamp & Childress (dalam Lawrence, 2007) yang mengatakan bahwa

terdapat 4 prinsip etik, yaitu:

1. Respect for Person /Autonomy (Menghargai otonomi seseorang)

Prinsip menghargai otonomi ini diantaranya mengakui hak seseorang untuk

membuat pilihan, menghargai pandangan seseorang terhadap sesuatu, dan

menghargai keputusan seseorang dalam mengambil tindakan berdasarkan nilai dan

keyakinan pribadi. Dengan prinsip ini, peneliti tidak boleh memaksakan pikiran

atau kehendak kepada subjek yang diteliti. Pada penelitian, prinsip ini dilakukan

dengan cara informed consent kepada responden.


43

1. Justice (Keadilan)

Dalam penelitian, peneliti wajib memegang prinsip justice atau keadilan.

Aplikasikan prinsip ini dengan memperlakukan orang lain secara adil dan

mendistribusikan manfaat/beban secara adil. Prinsip ini diaplikasikan dalam

penelitian dalam bentuk memperlakukan semua partisipan secara adil dengan

membeikan kesempatan yang sama kepada seluruh responden untuk bertanya, dan

memberikan bobot yang sama dalam pengisian kuesioner.

2. Nonmalificence (Tidak membahayakan)

Prinsip nonmalificence adalah kewajiban peneliti untuk tidak menyakiti atau

membahayakan responden dengan sengaja. Penerapan prinsip tidak membahayakan

dalam penelitian ini adalah dengan tidak mengambil data secara tatap muka

langsung. Dengan pengambilan data secara daring di masa pandemi ini, maka akan

mencegah penularan COVID-19.

3. Beneficence (Berbuat baik)

Memberikan manfaat kepada orang lain dan berkontribusi pada kesejahteraan

mereka merupakan prinsip beneficence. Dalam penelitian ini, prinsip tersebut

dilakukan dalam bentuk menjelaskan kepada responden bahwa penelitian yang

dilakukan akan bermanfaat untuk mengetahui pengetahuan dan sikap terhadap

COVID-19 pada responden, yang dapat dijadikan sebagai evaluasi dan kebijakan

instansi terkait pengetahuan dan sikap terhadap COVID-19.


44

3.11 Tahapan Penelitian

3.11.1 Tahap Persiapan

Hal-hal yang dilakukan peneliti pada tahap persiapan adalah mencari

fenomena masalah yang sedang terjadi di masyarakat, kemudian menentukan topik

dan judul penelitian berdasarkan fenomena yang sudah ditemukan. Setelah topik

dan judul ditentukan, peneliti melakukan studi literatur berupa artikel jurnal di

beberapa database jurnal seperti PubMed, Science Direct, dan Google Scholar.

Peneliti menyusun proposal penelitian dan melakukan bimbingan dengan dosen

pembimbing. Kemudian peneliti melaksanakan seminar usulan penelitian dan

mempersiapkan izin etik penelitian kepada komite etik Universitas Padjadjaran dan

izin penelitian kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor.

3.11.2 Tahap Pelaksanaan

Peneliti mengambil dan mengumpulkan data secara daring karena situasi

pandemi COVID-19. Kuesioner berupa google form disebarkan kepada responden

melalui pesan WhatsApp. Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan

dianalisis.

3.11.3 Tahap Akhir

Satelah mengolah dan menganalisis data, peneliti menyajikan data di laporan

penelitian dan membuat pembahasan. Hasil dan pembahasan penelitian akan

dipertanggungjawabkan pada sidang akhir. Setelah melaksanakan sidang akhir,

peneliti akan memperbaiki laporan dan pendokumentasian penelitian.


45

3.12 Lokasi dan Waktu Penelitian

Demi menjamin keamanan peneliti maupun responden, penelitian dilakukan

secara daring karena dalam kondisi pandemi. Waktu pelaksanaan penelitian adalah

Agustus hingga September 2021. Sedangkan waktu pengambilan data adalah 3-9

September 2021.

Anda mungkin juga menyukai