Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT.
Sholawat serta salam marilah kita curah limpahkan kepada junjunan kita Nabi
Muhammad Saw. Kepada keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Semoga diberikan syafa’at di yaumil qiyamah nanti. Aamiin.
Yang saya hormati, dewan juri, yang saya hormati bapak\ibu guru, dan hadirin sekalian
yang saya banggakan. Berdirinya saya disini akan membawakan sedikit pidato
tentang”Mensyukuri nikmat Allah”
Mengenai sikap bersyukur ada dalam surat Al-Baqarah ayat 152 dan 172, artinya
“Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan
janganlah kamu ingkar.” Al-baqarah 152.
َيﺃَٰٓي َ يﺇ ْ ُﻢﺘﻨُﻛ ِنﺇ ِهَّ ِﻞﻟ ۟ا ُﻭ ُﺮ ْﻛشٱَو ْ ُﻢ َٰﻛ ْن
َ ُّقﺯَ ﺭ ﺎَﻣ ِتَٰبِّ َﻲﻃ ِﻦﻣ ۟ا ُﻮﻠُﻛ ۟ا ُﻮﻨَﻣﺍَء َﻦﻳِ َّﺫٱل ﺎَﻫ ِ َّن ُﻭ ُﺪ ْﺑ َﻊﺗ ُهﺍ
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan
kepada kamu dan bersyukurlah kepada Allah jika kamu hanya menyembah kepada-
Nya” Al-Baqarah 172.
Dua ayat di atas Allah SWT memerintahkan kita untuk selalu bersyukur atas apa saja
yang Allah SWT berikan.
Di dalam agama Islam, bersyukur itu tidak hanya diucapkan dengan lisan. Akan tetapi
bersyukur itu yang pertama adalah dengan hati, yang kedua dengan lisan, dan yang
ketiga adalah dengan perbuatan.
Bersyukur dengan hati adalah sadar dan mengetahui bahwa segala karunia yang kita
peroleh sesungguhnya berasal dari Allah subhanahu wata'ala, serta menyadari akan
nikmat-nikmat yang diberikan dan tidak melupakannya.
Bersyukur dengan lisan adalah memuji dan menyanjung Allah subhanahu
wata'ala selaku Tuhan yang memberikan nikmatnya kepada kita dengan mengucapkan
kalimat tahmid.
Sedangkan bersyukur dengan anggota badan ialah melakukan kesyukuran kita dengan
melaksanakan ibadah dan amal shalih karena Allah semata.
Selain itu, Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin,
semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri
seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang
demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia
pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan pula baginya.” (HR.
Muslim)