Proposal Gambaran Versi 2 Bab 4
Proposal Gambaran Versi 2 Bab 4
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
RINI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Anak merupakan generasi penerus bangsa yang layak untuk
perkembangan kognisi, sosial dan perilaku emosi yang optimal agar tercapai
masa depan bangsa yang baik (Sugeng, 2019). Pada dasarnya, setiap orang tua
dari 160 anak di seluruh dunia mengidap Autism Spectrum Disorder (ASD).
Berdasarkan laporan Center for Disease Control tahun 2020, sekitar 1 dari 54
2020).
Pusat Data Statistik Sekolah Luar Biasa mencatat jumlah siswa autis di
Angka tersebut naik dibanding tahun 2018 tercatat sebanyak 133.826 siswa autis
terdapat sekitar 270,2 juta dengan perbandingan pertumbuhan anak autis sekitar
3,2 juta anak (BPS, 2020). Periode tahun 2020-2021 dilaporkan sebanyak 5.530
2
orang, Jumlah anak autis ini selalu meningkat setiap tahunnya sebesar 147,
maka dalam 10 tahun sedikitnya 529,200. Wajar jika tahun ini diperkirakan
Pusat data statistik sekolah luar biasa mencatat jumlah siswa autis di
Inonesia pada tahun 2019 sebanyak 144.102 siswa (Kemendikbud, 2020). Angka
tersebut naik dibanding tahun 2019 tercatatat sebanyak 133.826 siswa autis di
Indonesia dengan daerah tingkat pertama DKI Jakarta dan Sumatera Barat di
pemerintah menyediakan sekolah khusus luar biasa atau di sebut juga SLB,
dikota Padang sendiri terdapat sebanyak 38 SLB yang terdiri dari 1.464 siswa
yang tersebar di sekolah luar biasa (SLB), dimana jumlah laki-laki sebanyak 929
berinteraksi sosial, serta adanya ketertarikan terhadap sebuah hal dan berperilaku
berulang. Penderita autisme lebih dikenal dengan kata autis (Wang et al., 2018).
dialaminya. Menyebabkan anak tersebut hidup didalam dunia sendiri (Indiarti &
3
Rahayu, 2020).
Belmonte adanya 3 gejala inti pada anak autis yang lebih kelihatan seperti:
berinteraksi dan berkomunikasi sosial, dan fokus terlalu lama pada sebuah subjek
atau kegiatan. Usia dua-tiga tahun, pada masa balita ini anak lain biasanya mulai
belajar berbicara, berbeda dengan anak autis yang tidak menampakkan tanda-
tanda berbicara. Anak autis sering kali melakukan sesuatu secara berulang,
pada anak autis agar anak tersebut mendapatkan pendidikan yang layak, sesuai
Keluarga merupakan dua orang tua yang hidup bersama dengan ikatan
dan kedekatan emosional baik yang tidak memiliki hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi dan tidak memiliki batas keanggotaan dalam keluarga. Meskipun
dalam lingkup kecil, namun hubungan yang terbangun antar anggota keluarga
4
Dalam suatu keluarga, orang tua berperan penting dalam medidik,
mereka, Mengasuh anak merupakan tugas yang paling penting sekaligus paling
sulit dan kompleks bagi orang tua. Ada beberapa alasan mengapa tugas mengasuh
anak tergolong penting sekaligus sulit dan kompleks. Pertama, karena kualitas
misalnya karakter dan kompetensinya. Kedua, tugas mengasuh anak tidak hanya
berkaitan dengan merawat atau membesarkan anak., tetapi juga berkaitan dengan
melakukan proses sosialisasi atau penanaman nilai pada anak. Dan ketiga, tugas
pengasuhan anak tidak hanya bersifat dyiadic dengan anak, tetapi bersifat
disini anak autis sangat penting, berkaitan dengan hal tersebut WHO, (2020)
merilis berbagai panduan bagi orang tua dalam mendampingi putra-putri selama
pandemi ini berlangsung yang meliputi tips pengasuhan agar lebih positif dan
mendasar, seperti pendidikan agama untuk patuh terhadap aturan, dan untuk
Peranan keluarga yang kurang baik dalam merawat anak autis akibat
keluarga merasa tidak percaya diri, merasa tidak berdaya dan kehilangan harapan
5
harapan yang realistik karena kehadiran anak yang tidak sesuai dengan harapan
sehingga orang tua yang memiliki penyandang autis menjadi kaget, menjadi
bingung, perasaan panik, merasa dirinya bersalah, perasaan menjadi malu dan
perasaan menjadi bingung untuk menjelaskan pada orang lain tentang kondisi
anaknya dan cara menghadapi anak pada saat anak tantrum, menjadi bingung
Dampak psikologi keluarga atau orang tua yang memiliki anak autis
keterbatasan dalam bersosial dan karier, adanya hubungan yang canggung dengan
orang sekitar, kendala keuangan, kesejahteraan dan emosional yang buruk, dan
stres, depresi dan kecemasan orang tua dalam mengurus anak-anak mereka yang
berbeda dengan anak normal pada umumnya. Akibatnya orang tua mengalami
6
Beban lain yang juga dialami orangtua adalah banyaknya energi dan
perhatian orangtua terhadap saudara anak autis, serta rendahnya kepuasan dalam
mengasuh anak autis dapat berdampak negatif, baik pada orangtua sendiri,
maupun pada anak. Dibutuhkan sebuah dukungan yang dapat membantu mereka
mempengaruhi beban keluarga dalam merawat anak autis yaitu; faktor pertama
dari tingkat keparahan anak autis, yang dimaksud dari tingkat keparahan adalah
perilaku yang ditunjukkan oleh anak autis. Faktor kedua adalah parenting self-
efficacy (PSE), mengatakan PSE adalah persepsi dan keyakinan orang tua apakah
perkembangan anak. Selain itu faktor yang menjadi beban keluarga dalam
pentingnya dukungan sosial dan pendidikan pada keluarga dalam merawat anak
Autis. Dengan adanya dukungan sosial yang baik dan pendidikan yang tinggi
7
berpengaruh dalam menjaga kondisi seseorang yang mengalami tekanan. Ibu
dengan anak autis yang kurang mendapatkan dukungan sosial dari seseorang
yang berarti, seperti: teman, pasangan atau ayah dari anak, dan lingkungan
terdekat yang membuat energi positif yang ada pada ibu menjadi hilang. Ibu tidak
merasa terbantu dalam perannya sebagai seorang ibu dalam membesarkan anak
berkebutuhan khusus. Terutama keadaan ekonomi orang tua. Tidak semua orang
tua memiliki materi yang cukup mampu, ada beberapa orang tua yang memang
harus berjuang keras untuk mendapatkan materi. Ada beberapa yang terkendala
SLB, sekolah inklusi maupun sekolah umum. Seperti wawancara yang dilakukan
perawatan bagi anggota yang sakit, caregiver juga harus memecahkan masalah
keuangan dan mencari sumber uang. Mace dan Rabins dalam Lubis, 2009 dalam
penyandang autis, sehingga sebuah beban bagi keluarga yang merawat anak autis.
8
Ekonomi keluarga turut mempengaruhi penerimaan diri anak
memadai dapat memberikan kesempatan yang lebih baik bagi orang tua untuk
memberikan penyembuhan bagi anak, sehingga orang tua menjadi lega, dan
diungkapkan oleh Sarasvati (Nurfaizah, 2015) bahwa dengan finansial yang lebih
baik, makin besar pula kemungkinan orang tua untuk dapat memberikan beberapa
Kedua, adalah pendapatan, artinya pendapatan yang tinggi dari suatu pekerjaan
Keluarga dalam hal ini orang tua adalah lingkungan terdekat dan utama
9
dalam kehidupan anak berkebutuhan khusus, peran orang tua dan dukungan
yang mendapatkan kasih sayang dari orang terdekatnya akan mendorong anak
berusaha mempelajari hal – hal yang baru hingga akhirnya anak dapat berprestasi.
Disamping itu dukungan dari keluarga yang lain akan memberikan support bagi
Data jumlah anak SLB di kota Padang yaitu pertama SLB YPPA kota
Padang dengan jumlah siswa 96 orang, kedua SLB 2 Padang dengan jumlah 47
orang, dan ketiga SLB Wancana Asih dengan jumlah 40 orang. Studi
YPPA kota Padang terbagi dalam dua kategori yaitu, 36 anak retardasi mental
ringan dan 60 anak lainnya dengan retardasi mental sedang, dari 38 SLB murid
yang paling banyak yaitu SLB YPPA kota Padang (SLB Kota Padang, 2022)
berkebutuhan khusus.
memiliki anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang Tahun 2022 dengan 10
orang ibu diantaranya 4 orang ibu mengatakan mengalami beban keluarga yang
10
berat karena ibu mengatakan merawat anak autis membutuhkan biaya yang
banyak, 3 orang ibu mengatakan mengalami beban keluarga yang sedang karena
ibu mengatakan cemas karena tidak sangup menyekolahkan anak autis, 3 orang
ibu mengatakan biaya perawatan kesehatan anak autis yang lebih tinggi, ibu juga
mengatakan bahwa mereka merasa stres yang ditandai sering terbangun ditengah
menghadapi perilaku anaknya yang perlu diawasi terus dan membuat ibu merasa
“Gambaran faktor ekonomi terhadap beban keluarga dalam merawat anak autis
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada peneliti ini yaitu melihat gambaran faktor ekonomi
terhadap beban keluarga dalam merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang Tahun 2023
2. Tujuan Khusus
11
b. Diketahui gambaran ekonomi keluarga yang merawat anak autis di
D. Manfaat Penelitian
keeluarga yang merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang
tahun 2023
merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang tahun 2023
lain yang berhungan dengan beban kelurga dalam merawat anak autis.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Autis
1. Pengertian Autis
mencakup bidang sosial dan fungsi afek, komunikasi verbal (bahasa) dan
tersebut dari taraf yang ringan sampai dengan taraf yang berat. Autis ini
gangguan autis, ada lima gejala awal yang mereka tunjukan yaitu :
a. Gangguan interaksi sosial
b. Gangguan komunikasi
peran adalah gejala umum dari autis juga kecenderungan yang kuat
terhadap rutinitas dan terprediksi, contoh mereka menyukai
nyaman.
d. Gangguan kognitif
e. Masalah sensori
kebingungan, serta rasa dan bau yang biasa saja bisa membuat anak
a. Faktor neurologi
c. Faktor teratogenik
d. Faktor medis
saraf pusat.
a. Kelompok menyendiri
mainannya
teman sendiri
a. Autisme ringan
hari.
b. Autisme sedang
selain itu autisme ini tidak menunjukan kontak mata dan tidak bisa
c. Autisme berat
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
keadaan yang berada diluar harapan yang menjadi stessor bagi keluarga
melalui proses tertentu akan memungkinkan keluarga itu untuk bertahan dan
beradaptasi dengan baik hingga menjadi sebuah keluarga yang relisen (Mc
Cubbin, 2001 dalam puspita, dkk, 2011) menyatakan bahwa fase adaptasi
merupakan konsep sentral dari ketahanan keluarga (family resiliency). Olson &
dinamika.
Bagi orang tua yang memiliki anak penyandang autis, banyak tantangan
yang harus dihadapi orang tua. Pertama, penolakan, baik dari diri pribadi,
terapi atau lembaga pendidikan. Belum semua kabupaten/ kota di Riau terdapat
kadang marah tak terkendali. Dia sendiri tdk mampu mengendalikan dirinya
dia punya ritual sendiri yg harus dilakukannya pada saat-saat atau kondisi
tertentu (Dewo, 2006: 63). Namun bagi orang yang beriman, apapun
keadaannya (anak autis) perlu disadari kembali bahwa anak adalah anugrah dan
amanah. Sehingga perlu untuk disyukuri dan dijaga (dengan mendidik,
autis, dimana dukungan keluarga ini dapat berasal dari dukungan pasangan
hidup (suami), dukungan kedua adalah dari anak (saudara dari anak yang
adalah dari mertua, dukungan kelima adalah dari kerabat dekat, dukungan
keenam diberikan oleh teman atau sahabat, dukungan Keluarga merupakan unit
dimana invidu bersatu dalam suatu ikatan perkawinan dengan menjadi orang
tua. Dalam arti luas anggota keluarga merupakan mereka yang memiliki
(Harnilawati,2013).
dalam satu rumah tangga dalam kedekatan yang konsisten dan hubungan yang
erat. Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan
rumah. yang terahir adalah dukungan yang diberikan oleh tetangga (Tyas,
2005).
2. Fugsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosialisasi
adanya interaksi sosial dan pembelajaran peran sosial.. Fungsi ini melatih
penghasilan.
2) Dyad family merupakan keluarga yang terdiri dari suami istri namun
3) Single parent yaitu keluarga yang memiliki satu orang tua dengan
sendiri.
1) Unmaried parent and child family yaitu keluarga yang terdiri dari
4. Beban keluarga
Menurut WHO (dalam Napolion, 2010, hlm 52), ada dua jenis
anggota keluarga.
cemas dan malu dalam situasi sosial, koping stress terhadap gangguan
dengan anak autis diartikan sebagai stress atau efek dari anak dengan autis.
Sedangkan menurut Hamid (dalam Napolion, 2010, hlm 53) stress pada
keluarga dapat dilihat dari adanya gangguan pada fungsi keluarga. Kehadiran
masalah pada orang tua. Jenis beban yang dirasakan keluarga terkait
material, yaitu:
1) Beban fisik, akan dirasakan sebagai kelelahan dan keluhan fisik oleh
perawatan.
mengalami keterbatasan.
3) Beban waktu, ini dialami oleh keluarga, karena hampir seluruh waktu
Autisme
dan ada yang menolak kondisi anaknya. Hal tersebut sesuai dengan
autisme, ketiga subjek tersebut merasa terkejut dan sedih. Subjek 2 dan
tersebut sesuai dengan pendapat Yola (2020 bahwa dokter ahli yang
hidup ini.
d. Faktor keempat adalah tingkat pendidikan suami istri.
penyembuhan.
sebagian penghasilan lain yang diperoleh dari dinas sosial atau asuransi
bagi orang yang tidak bekerja umumnya kecil tidak stabil/benar – benar
curang.
Menurut hasil penelitian Elfi tahun (2017) membagi keluarga terdiri dari
khusus, orang tua yang memiliki tingkat ekonomi yang lebih akan
sempat merasa malu untuk terbuka pada lingkungan, akan tetapi pada
tersebut sesuai dengan pendapat Yola (2020) bahwa usia yang matang
di sekolah umum.
C. Kerangka Teori
Anak
Peran keluarga
Kerangka Teori
A. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini dapat dilihat skema kerja penelitian pada gambar.
Dukungan keluarga
Dukungan sosial
Beban Keluarga
Pendidikan
Usia
Ekonomi
Jumlah anak
Faktor penunjang
Gambar 3.1
Dari gambar di atas faktor-faktor yang berhubungan dengan beban keluarga dalam
merawat anak autis peneliti hanya melakukan penelitan faktor-faktor yang berada
pada kotak bergaris lurus sementara faktor yang dalam kotak garis putus-putus
tidak dilakukan penelitian. Berdasarkan dari teori Yolanda tahun (2020) tersebut
METODE PENELITIAN
B. Desain penelitian
keluarga dalam merawat anak autis di Sekolah Luar Biasa Kota Padang
Tahun 2023.
1. Populasi
seluruh keluarga anak autis yang berada di Sekolah Luar Biasa kota
2. Sampel
N
n =
1+ N (d²)
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
N : Jumlah populasi
d : Tingkat kesalahan
183
n =
1+183 (0,1²)
183
n =
1 + 1,8
183
n =
2,8
n = 65,3
1. Kriteria inklusi
a. Orang tua yang merawat langsung dan tinggal dalam satu rumah
menjadi responden
a. Orang tua yang tidak ibu kandung dari anak penyandang autis
b. Orang tua yang memiliki penyakit kroni, cacat atau yang mengalami
penyakit kejiwaan
F. Definisi Operasional
Table 3.3
Definisi Operasional
Cara Alat Skala
Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur
Ukur Ukur Ukur
Independen Beban mengacu pada Wawancar Kuisione Nilai skor dari Ordi
Beban semua kesulitan dan a r 22 pertanyaan nal
keluarga tantangan yang di untuk
alami oleh keluarga didapatkan
yang merawat anak distribusi
autis sebagai frekuensi dan
kosensekuensi dari proporsi dengan
merawat anngota total skror 33
keluarga lain yang 1. Berat jika
sakit, yang meliputi hasil ukur >
beban finansial, beban 33
fisik, beban mental, 2. Ringan jika
dan beban sosial hasil ukur ≤
33
(Siska, 2017)
G. Instrumen Penelitian
Instrumen panelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variable
yang di amati. Instrumen penelitian ini terdiri dari variable independen (beban
keluarga) (2012
1. Beban keluarga
Kuesioner yang digunakan adalah skala gutman. Skala ini bertujuan untuk
mengetahui beban keluarga yang memiliki autis. Kuesioner ini terdiri dari 22
Tidak pernah diberi nilai (1), Jarang diberi nilai (2), kadang-kadang diberi
= 66 : 2 = 33
Sehingga dikatakan berat jika skor ≥ 33 dan Tidak jika skor < 33
1. Uji validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
keluarga yang memiliki anak autis. Adapun nilai r < 0,05 maka
2. Uji Reabilitas
realibel alat itu mengukur suatu gejala dalam waktu berlainan senantiasa
peneliti sebelumnya.
I. Etika penelitian
manusia sebagai objek tidak boleh bertentangan dengan etika, oleh karena
a. Data Primer
kuisioner penelitian
b. Data Sekunder
data awal
penelitian
sata bersih dari kesalahn sehingga siap dianalisa. Data yang diperoleh
K. Analisa Data
1. Analisa Univariat
KUISIONER PENELITIAN
GAMBARAN FAKTOR EKONOMI TERHADAP BEBAN KELUARGA
DALAM MERAWAT ANAK AUTIS DI SEKOLAH LUAR BIASA
KOTA PADANG TAHUN 2022
Nama (Inisial) : ……..
Umur : ……..
Lama Kerja : …….. tahun
Pendidikan : ……..
Pendapatan :………….
Jumlah anak :………….
Jumlah anggota keluarga 1 rumah :………….
Silahkan Bapak/ ibu pilih salah satu hal yang pernah dirasakan dalam merawat
anak autis.
atau bekerja
bapak/ibu rawat
di masa depan
mempunyai kesempatan.untu
anak autis
merawatnya
keluarga lainnya
lagi
merawat anak