Anda di halaman 1dari 2

Bulan Februari 2023

Ratna Zahara
Medan-Sumatera Utara

Hari ke -1

Aku dan Anabul


Saat itu, aku sedang berada di kantor, masuk telpon dari si gadisku di rumah. Ternyata dia
memberitahukan kalua ada kucing baru yang datang lagi ke rumah, kali ini induk dan dua
ekor anaknya. Aku hanya mengatakan ya sudah, berikan saja makan, mungkin dia lapar. Aku
memang selalu menyediakan makanan kucing, yang kami berikan bila ada kucing liar datang
ke rumah. Biasanya mereka akan pergi setelah kenyang. Di Rumah sendiri, aku sudah
memiliki sepuluh ekor anabul, jenis Persia dan domestik yang berada di dalam rumah, tidak
aku biarkan bermain diluar.
Karena saat itu aktivitas kantor dan klinik sedang sangat padat, aku tidak terlalu
memperhatikan kucing-kucing liar yang datang ke rumah. Yang aku tahu mereka sudah
diberikan makan, hingga di suatu malam, setelah beberapa hari si gadis memberitahukan
adanya induk dan anak kucing yang baru datang.
Aku ingat sekali, saat itu aku baru tiba di rumah jam 21 an dalam kondisi tubuh lumayan
letih. Setelah aku masukkan mobil ke garasi, saat menutup pintu pagar, aku lihat ada kucing
yang sedang makan dengan dua ekor anaknya. Sekilas kulihat mereka berjalan, tapia da
yang menarik perhatian, salah satu anak kucing tersebut berjalan dengan aneh. Kudekati,
dan lebih keperhatikan lagi, ternyata dia berjalan pincang, bertumpu pada kaki kanan
belakang. Perlahan aku ambil, dan kulihat…ternyata kaki kirinya tidak bisa digerakkan,
sepertinya patah.
Malam itu jadilah dia tidur di dalam kandang IGD yang memang aku siapkan untuk anabul
yang sakit atau harus diisolasi dari saudaranya. Aku sediakan makan, minum dan litternya.
Menariknya, induk dan saudara yang satu lagi malam itu juga tidur di teras rumah,
menemani anaknya yang berada di kandang.

Keesokan harinya, aku bawa dia ke dokter hewan langganan, dan didiagnosa kaki kirinya
patah, dan harus dioperasi. Meskipun aku sudah memprediksikan kejadian yang sama, tetap
saja aku merasa sedih dan kasihan untuk anabul ini, dimana berat badannya hanya 300
gram, sementara untukoperasi dengan pembiusan minimal berat kucing 1000 gram. Selama
7 hari aku memberikan makan dan makanan lain. Hebatnya, induk dan saudaranya tidak
pernah meninggalkan dia, meskipun anabul aku letakkan dalam kandang.
Setelah seminggu, anabul aku bawa ke dokter, untuk dilakukan Tindakan amputasi, dan si
anabul dirawat selama seminggu di klinik. Seminggu kemudian baru aku jemput.
Saat ini, anabul yang akhirnya kami berikan nama Tompi, selalu bersama dan tinggal di
dalam rumah, bersama dengan anabul aku yang lain, juga saudaranya yang setia menemani,
kami beri nama tempo, sementara induknya tetap datang meskipun tidak ikut dibawa ke
dalam rumah.

Keduanya saat ini memiliki berat badan sudah melewati angka 4 kilogram.

#KelasLiterasiIbuProfesional
#KLIP2023
#Haripertamafebruari
#BersinergiJadiInspirasi
#IP4ID2023
#ibuprofesional
#kampungkomunitasibuprofesional

Anda mungkin juga menyukai