A. LATAR BELAKANG
Setiap tahunnya lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit
tidak menular (63% dari seluruh kematian). Lebih dari 9 juta kematian yang
disebabkan oleh penyakit tidak menular terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90%
dari kematian “awal” tersebut terjadi di negara berpenghasilan rendah dan
menengah. Salah satu penyebab kematian nomor satu pada penyakit tidak
menular setiap tahunnya adalah penyakit kardiovaskuler. Penyakit
kardiovaskuler adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi
jantung dan pembuluh darah (Kemenkes RI, 2014).
Salah satu gangguan kardiovaskuler yang paling sering menjadi
penyebab kematian adalah henti jantung. Henti jantung merupakan salah satu
keadaan berhentinya fungsi mekanis jantung secara mendadak, yang dapat
reversible dengan penanganan yang sesuai, tetapi akan menyebabkan kematian
apabila tidak ditangani dengan segera (Joseph Loscalzo,2012). Jika terjadi henti
jantung, seseorang akan mengalami henti nafas yang menyebabkan hilangnya
kesadaran dan tidak terabanya denyut nadi. Kematian akan terjadi dalam
beberapa menit jika korban tidak menerima pertolongan segera (AHA 2013).
Tatalaksana atau tindakan yang dapat diberikan pada kasus henti
jantung untuk dapat bertahan hidup adalah mengaktifkan chain of survival atau
rantai kelangsungan hidup yaitu tindakan saat pertama terjadi henti jantung
sampai perawatan setelah terjadi henti jantung berdasarkan American Heart
Association (AHA) 2020. Rantai kelangsungan hidup meliputi Basic Cardiac
Life Support (BCLS) merupakan bantuan hidup jantung dasar dan Advanced
Cardiovascular Life Support (ACLS) merupakan bantuan hidup jantung lanjut
yang dapat diberikan pada pasien henti jantung. (AHA, 2020).
Sistem chain of survival harus dilakukan secara cepat pada masa kritis
untuk memaksimalkan kemungkinan hasil akhir yang baik. Sistem rantai
kelangsungan hidup ini dibagi menjadi empat bagian dalam pedoman
terbaru dari AHA. Sistem terbaru ini dibedakan menjadi dewasa dan anak,
dan masing-masing dibedakan lagi setting tempat di rumah sakit atau di luar
rumah sakit. Selain itu, ada satu rantai tambahan pada setiap pedoman,
yaitu ada rantai pemulihan (recovery), untuk meningkatkan kualitas hasil
akhir dari rantai kelangsungan hidup. Pengenalan kondisi
kegawatdaruratan yang baik dan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pelatihan dan review ini, diharapkan seluruh peserta
mampu :
a. Memahami kondisi gawat darurat dan tanda/gejalanya.
b. Mengenali kondisi gawat darurat yang terjadi di sekitarnya.
c. Memberikan penanganan awal pada pasien dengan kondisi gawat darurat
secara cepat dan benar.
2. Secara khusus, untuk tenaga kesehatan, diharapkan mampu :
a. Mengenali kondisi yang berpotensi menjadi gawat darurat dan
melakukan persiapan diri, alat, BHP, dan lainnya untuk menolong jika
terjadi kegawatdaruratan.
b. Memberikan penanganan awal pada pasien dengan kondisi gawat
darurat secara cepat dan benar.
c. Melakukan penanganan lanjutan sesuai dengan pedoman
kegawatdaruratan yang terbaru.
d. Melakukan kerjasama tim dengan tenaga kesehatan lain untuk
melakukan penanganan sesuai kompetensi.
C. PELAKSANA
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Unit K3RS bekerjasama dengan Unit
Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Rumah Sakit Khusus Bedah Sinduadi.
D. PESERTA DAN NARASUMBER
1. Peserta pelatihan ini adalah seluruh karyawan Rumah Sakit Khusus Bedah
Sinduadi.
2. Narasumber pada kegiatan pelatihan ini berasal dari Tim AGD 118
F. RINCIAN KEGIATAN
1. Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Pelatihan
2. Persiapan Pelatihan
3. Pelaksanaan Pelatihan
I. ANGGARAN
1. Pengadaan Barang Habis Pakai
Menyetujui,
Direktur Rumah Sakit
Khsudus Bedah Sinduadi
No. : /UND/DIR/RSKB-SIND/XI/2022
Hal : Undangan Rapat
Kepada Yth.
1. Direktur
2. Kabag Administrasi
3. Dokter UGD
4. Tim K3RS
5. SDM dan Diklat
di _Rumah Sakit Khusus Bedah Sinduadi
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Bersama undangan ini kami mengharap kehadiran bapak/ ibu pada :
Hari/tanggal : ………………2022
Pukul : 08.00 s.d 09.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat Lt. II
Acara : Rapat Koordinasi Pelatihan CODE BLUE
Agenda : 1. Penjadwalan Pelaksanaan Pelatihan
2. Target Ketrampilan yang harus dikuasai
3. Target Materi/ Simulasi Pelatihan Code Blue
4. Penyusunan Regulasi Code Blue
Bantul, 2022
Direktur Rumah Sakit
Khusus Bedah Sinduadi
HASIL RAPAT
Lokasi : Ruang Rapat Lt. 2
Waktu : Pukul 08.00 – 09.00 WIB
Tanggal : 2022
Unit : SDM dan Diklat
Acara : Rapat Koordinasi Pelatihan Code Blue
Permasalahan : RSKB Sinduadi belum melaksanakan Pelatihan Code Blue
Hasil :
1. …
2. ….
Direktur Rumah Sakit
Khusus Bedah Sinduadi
No. : /UND/DIR/RSKB-SIND/XI/2022
Hal : Undangan Rapat
Kepada Yth.
Seluruh Civitas Rumah Sakit Khusus Bedah Sinduadi
di _Rumah Sakit Khusus Bedah Sinduadi
Assalamu’alaikum, Wr.Wb.
Bersama undangan ini kami mengharap kehadiran bapak/ ibu pada :
Hari/tanggal : ………………2022
Pukul : 08.00 s.d 09.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat Lt. II dan Link Zoom :
RUNDOWN ACARA
Waktu Kegiatan
08.00 – 08.15 WIB Registrasi Pendaftaran
Pretest
08.15 – 09.30 WIB Pemaparan Materi
DAFTAR HADIR
Tanggal : November 2022
Waktu : Pukul 08.00 – 09.00 WIB
Tempat : Ruang Rapat Lantai II
Bantul, 2022
Direktur Rumah Sakit
Khusus Bedah Sinduadi