1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Program Kerja Penurunan
Prevalensi Stunting Dan Wasting ini berhasil disusun.
Perlu disadari bahwa masih kurangnya kesadaran akan pentingnya
mempersiapkan dan mencukupi gizi sejak usia dini di masyakarat. Sehingga, masih
didapatkan tingginya angka prevalensi gizi buruk dalam hal ini kasus stunting dan
wasting. Untuk itu, perlu disusun suatu Program Kerja Penurunan Prevalensi Stunting
dan Wasting di Rumah Sakit Khusus Bedah Sinduadi sebagai acuan program pada
masa yang akan datang
Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Direktur Rumah Sakit Khusus Bedah
Sinduadi yang telah memberikan dukungan moril dan materil dalam pembuatan program
kerja ini, para anggota Tim Penurunan Prevalensi Stunting dan Wasting, para tenaga
medis dan paramedis di lingkungan Rumah Sakit Khusus Bedah Sinduadi yang telah
memberikan masukan dalam proses penyusunan program ini, serta seluruh staf yang
telah dan akan berpartisipasi aktif mulai dari proses penyusunan, pelaksanaan hingga
pada proses monitoring dan evaluasi program kerja ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
Indonesia dengan sumber daya alam yang melimpah, serta jumlah penduduk
yang meningkat tiap tahunnya, ternyata masih menyimpan permasalahan gagal
tumbuh (stunting) pada anak. Sebanyak 27,67 persen balita di Indonesia mengalami
stunting berdasarkan hasil survey Status Gizi Balita di tahun 2019. Sayangnya,
jumlah ini melebihi standar yang ditetapkan oleh WHO di mana prevalensi stunting
di suatu negara tidak boleh melebihi 20 persen. Melihat situasi ini, Presiden RI Joko
Widodo mencanangkan target percepatan penurunan stunting di tahun 2024 menjadi
14 persen. Dengan harapan, bisa menciptakan generasi Indonesia yang berkualitas
dan unggul. Hal ini tertuang dalam Peraturan presiden Nomor 72 Tahun 2021
tentang Percepatan Penurunan Stunting menyebutkan bahwa intervensi
penanggulangan stunting mencakup intervensi sensitif dilakukan oleh lintas sektor
dan intervensi spesifik dilakukan oleh sektor kesehatan. Intervensi spesifik
dilaksanakan untuk mengatasi penyebab langsung terjadinya stunting dan wasting.
Oleh karena itu perlu disusun program kerja percepatan penurunan prevalensi
4
stunting dan wasting, yang menjadi acuan dalam penyusunan program-program
penatalaksanaan stunting dan wasting di unit-unit terkait Rumah Sakit Khusus Bedah
Sinduadi
5
4. Membuat pencatatan dan pelaporan kasus stunting dan wasting secara manual.
6
F. SASARAN
Seluruh elemen rumah sakit terutama klinisi, perawat, bidan, dan petugas
medis lainnya yang berada di lingkungan Rumah Sakit Khusus Bedah Sinduadi,
wajib melakukan surveilance terhadap kasus stunting dan wasting di lingkungannya
dan melaporkan kepada Tim stunting dan wasting jika ditemukan kasus tersebut.
2 Melaksanakan pembinaan
terhadap jejaring FKTP (tentang
kriteria dan indikasi pasien yang
dirujuk, stabilisasi pasien sebelum
dirujuk, kelengkapan rujukan serta
7
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan kasus dilakukan setiap hari oleh tim stunting dan wasting.
Laporan mengenai penemuan kasus stunting dan wasting dilakukan secara manual
kemudian dilaporkan kepada Direktur Rumah Sakit Khusus Bedah Sinduadi dan
Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
dilaksanakan secara rutin sesuai dengan jadwal pelaksanaan setiap kegiatan.