EVALUASI PEMBELAJARAN
MODEL TYLER DAN MODEL EVALUASI SUMATIF - FORMATIF
Dosen Pengampu:
Dr.H.Khoirul Umam, M.Pd.I
Disusun Oleh:
TEBUIRENG JOMBANG
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah, segala puja dan puji serta rasa syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah yang berjudul: "pemanfaatan model-model evaluasi
pembelajaran" ini disusun dalam rangka tugas presentasi kelompok mata kuliah evaluasi
pembelajaran. Penulis menyampaikan dan mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat
bagi penulis, mahasiswa dan para pembaca semuanya. Namun makalah ini tidak lepas dari
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat
kami harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna, baik dari segi
penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
A. Model Tyler...............................................................................................................4
B. Evaluasi Formatif......................................................................................................6
C. Evaluasi Sumatif.......................................................................................................7
D. Perbedaa evaluasi formatif dan sumatif......................................................................
A. Kesimpulan ...............................................................................................................8
B. Saran .........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan,
organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Kurikulum juga dirancang
dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan akhirnya
monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan mengetahui
bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta
hasilnya. Pemahaman terhadap dasar-dasar evaluasi dapat membantu para
pengembang kurikulum untuk merancang evaluasi yang sesuai kajian-kajian
teoritis yang relevan. Evaluasi dalam pengajaran tidak semata-mata dilakukan
terhadap hasil belajar, tetapi juga harus dilakukan revisi desain pengajaran itu
sendiri.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan membahas lebih jauh bagaimana
evaluasi berdasarkan Model Tyler dan Model evaluasi formatif dan sumatif.
Dengan demikian akan menjadikan pemahaman kita tentang kedua Model
tersebut dan bisa menjadi patokan kita dalam menjalankan evaluasi tersebut
dalam lingkungan sekolah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan Model Tyler?
2. Apa yang dimaksud dengan Evaluai Formatif?
3. Apa yang dimaksud dengan Evaluasi sumatif?
4. Apa perbedaan Evaluasi Formatif dan evaluasi sumatif?
C. Tujuan
1. Mengetahui Apa yang di maksud dengan Model Tyler
2. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Evaluai Formatif Mengetahui
perilaku yang mencerminkan keteladanan terhadap Asmaul Husna
3. Mengetahui Apa yang dimaksud dengan Evaluasi sumatif
4. Mengetahui Apa perbedaan Evaluasi Formatif dan evaluasi sumatif
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Tyler
Model Tyler dinamakan Black Box karena tidak ada nama resmi yang
diberikan oleh pengembangnya. Tyler menuangkan karyanya ini dalam
sebuah buku kecil tentang kurikulum. Berkat buku inilah kemudian nama
dia menjadi terkenal dan dia disegani. Model evaluasi Tyler di bangun atas
dua dasar, yaitu: evaluasi yang ditujukan kepada tingkah laku peserta didik
dan evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peseta didik sebelum
suatu pelaksanaan kurikulum serta pada saat peserta didik telah
melaksanakan kurikulum tersebut. Berdasar pada dua prinsip ini maka
Tyler ingin mengatakan bahwa evaluasi kurikulum yang sebenarnya hanya
berhubungan dengan dimensi hasil belajar.
4
kuisioner, panduan wawancara dan sebagainya. Adapun instrument
evaluasi ini harus teruji validitas dan reliabilitasnya.
Inilah tiga prosedur dalam evaluasi model Tyler. Adapun kelemahan dari
model Tyler ini adalah tidak sejalan dengan pendidikan karena focus pada
hasil belajar dan mengabaikan dimensi proses. Padahal hasil belajar adalah
produk dari proses belajar. Sehingga evaluasi yang mengabaikan proses
berarti mengabaikan komponen penting dari kurikulum. Adapun kelebihan
dari model Tyler ini adalah kesederhanaanya. Evaluator dapat
memfokuskan kajian evaluasinya hanya pada satu dimensi kurikulum yaitu
dimensi hasil belajar. Sedang dimensi dokumen dan proses tidak menjadi
focus evaluasi.
5
a. Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan
program secara menyeluruh atau belum
b. Merupakan penguatan bagi siswa dan memperbesar motivasi siswa
untuk belajar giat
c. Untuk perbaikan belajar siswa
d. Sebagai diagnosa kekurangan dan kelebihan siswa
Waktu Pelaksanaan :
Sesuai dengan fungsi dan tujuan evaluasi formatif, maka evaluasi ini
dilakukan untuk menilai hasil belajar jangka pendek dari suatu proses
belajar mengajar atau pada akhir unit pelajaran yang singkat yaitu satuan
pelajaran. Sebab perbaikan belajar mengajar itu hanya mungkin jika
dilakukan secara sistematis dan bertahap.
6
Aspek tingkah laku yang dinilai dari evaluasi formatif ini cenderung
terbatas pada segi kognitif (pengetahuan) dan psikomotor (ketrampilan)
yang terkandung dalam tujuan khusus pelajaran. Untuk menilai segi afektif
(sikap dan nilai), maka penggunaan penilaian formatif tidaklah tepat.
Sebab untuk menilai perkembangan segi afektif ini diperlukan periode
pengajaran yang cukup panjang.
Sesuai dengan fungsi evaluasi formatif, maka evaluasi ini harus disusun
dengan sedemikian rupa sehingga benar-benar mengukur tujuan khusus
pengajaran yang dicapai. Oleh karena itu, soal harus dibuat secara
langsung dengan menjabarkantujuan khusus pengajaran ke dalam bentuk
pertanyaan. Pada evaluasi formatif ini, masalah tingkat kesukaran dan
daya pembeda tiap-tiap soal tes tidak begitu penting.
7
mendapatkan keterangan, apakah keterangan apakah kriteria
keberhasilan belajar yang diharapkan telah tercapai.
c. Menghitung presentase jawaban yang benar yang dicapai setiap
peserta didik dalam tes secara keseluruhan. Dengan angka presentase
ini, guru akan dapat mengetahui sampai berapa jauh penguasaan setiap
peserta didik atas bahan yang telah diajarkan. Dengan kata lain, sejauh
mana tingkat keberhasilan setiap peserta didik atas unit pengajaran
yang telah diajarkan ditinjau dari sudut kriteria keberhasilan belajar
yang diharapkan atau yang telah ditetapkan.
a. Atas dasar angka presentase peserta didik yang gagal dalam setiap
soal. Guru dapat mempertimbangkan apakah bahan pelajaran yang
bersangkutan dengan soal tes perlu dibicarakan lagi secara umum atau
tidak.
b. Atas dasar angka presentase penguasaan kelas atas bahan yang telah
disajikan, guru dapat menilai dirinya sendiri mengenai
kemampuannya dalam mengajar. Jika angka itu belum mencapai
kriteria keberhasilan umpamanya, maka guru akan mencari sebabnya
dan kemudian ia akan memikirkan perbaikan-perbaikan apa yang
perlu diadakan agar proses belajar mengajar dapat berjalan secara
efisien dan efektif sehingga kriteria keberhasilan itu dapat tercapai.
c. Dengan mengetahui presentase jawaban yang benar dari setiap peserta
didik dalam tes secara keseluruhan, guru dapat mengetahui kekuatan
dan kelemahan yang ada pada setiap peserta didik sehingga guru
mendapat bahan yang dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan
apakah peserta didik perlu dapat bantuan atau pelayanan khusus dari
guru untuk mengatasi kesulitan dalam belajar. (Rohani dan Ahmadi,
1991: 173-175)
8
2. Evaluasi Sumatif
9
kognitif (pengetahuan), psikomotor (ketrampilan) dan afektif (sikap
dan nilai).
e. Cara Menyusun Soal
Penilaian sumatif ini merupakan evaluasi yang dilakukan pada akhir
program pengajaran. Ini berarti bahan pengajaran yang menjadi
sasaran penilaian cukup luas dan banyak. Oleh karena itu, tidak efisien
jika soal-soalnya disusun atas dasar tujuan khusus pengajaran (TKP)
seperti pada evaluasi formatif. Akan tetapi penyusunan soal-soalnya
harus didasarkan pada tujuan umum pengajaran (TUP) yang ada di
dalam program pengajaran tersebut.
Selanjutnya, karena tujuan evaluasi sumatif itu untuk menentukan
angka kemajuan setiap peserta didik yang di antaranya untuk
menentukan kenaikan kelas atau lulus tidaknya, maka masalah tingkat
kesukaran soal harus diperhatikan. Artinya, soal-soal itu harus disusun
sedemikian rupa sehingga mencakup yang mudah, sedang dan sukar
yang jumlahnya perbandingannya sekitar 3 : 5 : 2, perbandingan ini
tidak harus mutlak demikian. Masalah tingkat kesukaran soal ini
dimaksudkan agar hasil penilaian dapat memberi gambaran mengenai
tingkat kecerdasan atau kemampuan atau kepandaian tiap-tiap peserta
didik atas dasar klasifikasi kurang, sedang dan pandai.
Di samping masalah tingkat kesukaran soal, pada evaluasi sumatif ini
diperhatikan daya pembeda dari setiap soal. Artinya setiap soal harus
mempunyai daya untuk membedakan peserta didik yang pandai
dengan yang kurang atau tidak pandai. Tapi tingkat kesukaran dan
daya pembeda suatu soal itu hanya dapat diketahui melalui analisis
soal setelah tes itu dicobakan. Untuk itu perlu diperhatikan
pengetahuan lebih lanjut mengenai teknik penilaian pendidikan yang
menyangkut masalah “analisis soal”.
f. Pendekatan Evaluasi Yang Digunakan
Pada evaluasi sumatif, ada dua pendekatan yang dapat digunakan
dalam menilai:
10
1) penilaian yang bersumber pada kriteria mutlak dan
2) penilaian yang bersumber pada norma relatif (kelompok)
g. Cara Pengolahan Hasil Evaluasi
Karena pada evaluasi sumatif ini ada dua pendekatan dalam
mengevaluasi, maka pengolahan hasilnya pun ada dua cara:
1. Pengolahan hasil evaluasi berdasarkan ukuran mutlak. Jika
pengolahan hasil evaluasi itu berdasarkan ukuran atau kriteria
mutlak, maka yang harus dicari adalah presentase jawaban benar
yang dicapai oleh setiap peserta didik.
2. Pengolahan hasil evaluasi berdasarkan norma relatif (kelompok).
Untuk mengolah hasil evaluasi yang berdasarkan norma relatif,
digunakan nilai-nilai yang standar seperti skala nilai 0 – 10 atau
skala nilai 0 – 100. Untuk merubah nilai atau skor mentah ke
dalam skor terjabar berdasarkan skala penilaian tertentu, maka
prosedur atau langkah-langkah sebagai berikut:
a) Menyusun distribusi atau frekwensi skor yang diperoleh
peserta didik
b) Menghitung angka rata-rata
c) Menghitung standar devisi
d) Mengubah skor ke dalam skala penilaian yang dikehendaki
11
Seperti yang dikatakan Rusman mengutip pendapatnya Scriven, dia
(Scriven) telah membuat perbedaan antara evaluasi sumatif dan formatif.
Dalam evaluasi sumatif, evaluasi berfungsi untuk menetapkan keseluruhan
penilaian program. Termasuk menilai keseluruhan manfaat program
tertentu dalam hubungannya dengan kontribusi terhadap kurikulum
sekolah secara total. Dalam evaluasi formatif meliputi pembuatan
penilaian dan usaha untuk menentukan sebab-sebab khusus.
Informasi yang diperoleh dalam evaluasi formatif memberi kontribusi
terhadap revisi program. Ini memungkinkan pengembang kurikulum untuk
mengubah dan mengembangkan kurikulum sebelum menetapkan bentuk
final. Perbedaan yang mendasar antara dua tipe evaluasi ini menyangkut
bagaimana evaluasi diperlakukan, apa yang akan dievaluasi dan
bagaimana hasilnya akan digunakan. (Rusman, 2009: 101)
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model evaluasi Tyler di bangun atas dua dasar, yaitu: evaluasi yang
ditujukan kepada tingkah laku peserta didik dan evaluasi harus dilakukan
pada tingkah laku awal peseta didik sebelum suatu pelaksanaan kurikulum
serta pada saat peserta didik telah melaksanakan kurikulum tersebut.
B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun dengan judul “MODEL
TYLER DAN MODEL EVALUASI SUMATIF - FORMATIF”, semoga
dengan adanya makalah ini kita bisa saling memahami isi dari makalah
tentang Asmaul Husna Dalam Penerapan Sehari-hari. Dan semoga kita
bisa saling berbagi pengalaman dari penulis maupun pembaca. Kami
sebagai penulis menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan.
Karena itu saya sangat mengharapkan tanggapan, saran dan kritik yang
membangun demi sempurnanya makalah kami yang selanjutnya, dan
semoga isi dari makalah yang saya buat bisa menjadi bermanfaat. Atas
perhatiannya saya sampaikan terimakasih.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Rineka Cipta.
Persada.
Persada.
15