Anda di halaman 1dari 12

Volume 16, Nomor 2, Mei 2017, pp 133-212.

Copyright © 2017 Jurnal Manajemen Maranatha, Program Studi


Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha. ISSN 1411-9293 | e-ISSN 2579-4094.
http://journal.maranatha.edu/jmm

PENGARUH CAFE ATMOSPHERE TERHADAP KEPUTUSAN


PEMBELIAN GEN Y PADA
OLD BENS CAFE
Albert Kurniawan Purnomo

Fakultas Ekonomi-Manajemen Universitas Nurtanio Bandung


Email: kurniawanalbert@yahoo.com

Submitted: Sep 13, 2016; Reviewed: Sep 14, 2016; Accepted: Oct 28, 2016

Abstract: The purpose of this study is to examine and analyze the effect of the elements cafe
atmosphere to Purchase Decision on Gen Y in Coffee & Dessert Cafe Old Bens Bandung. Trend
adolescence and young adulthood era milinieum are critical thinking, and want freedom. Freedom in
choosing which is considered comfort will have an impact on the purchase decision. Purchasing
decisions are influenced by the atmosphere of the place, and here demanded creativity cafe owners to
be able to turn the atmosphere through the concept Cafe Atmosphere. This research is a quantitative,
approach to causal explanatory. Data were collected by distributing questionnaires. Samples obtained
were 62 respondents with purposive random sampling technique. Results obtained state that element
Store Layout and exterior of variables Cafe Atmosphere influence on purchase decision.

Keywords: Cafe Atmosphere; Exterior; Purchase Decision; Store Layout

PENDAHULUAN makan di Bandung dari Dinas Kebudayaan dan


Pengetahuan tentang perilaku konsumen sangat Pariwisata Kota Bandung adalah 653 lokasi.
terus mengalami perkembangan dalam praktek (katalog Bandung dalam angka 2015). Dalam
pemasaran ritel. Keputusan strategi di bidang menyikapi persaingan, muncul pergeseran
ritel dimulai dengan menganalisa perilaku paradigma kafe di Bandung, kini tidak hanya
pembelian konsumen dalam situasi yang tepat, menjual makanan dan minuman saja, tetapi juga
sehingga dapat memengaruhi konsumen untuk bergeser ke arah pengalaman/experience, di
membeli barang dan jasa yang ditawarkan. Era mana menyesuaikan pola masyarakat yang kini
MEA 2016 ini perilaku pembelian semakin mengunjungi kafe sebagai salah satu gaya hidup
komplek sebab konsumen membeli produk lebih (lifestyle) (Baker dkk, 2002: Ajiwibawani &
kritis, tidak hanya berdasarkan kebutuhan Edwar, 2015).
melainkan faktor situasi juga ikut mendominasi. Fenomena tersebut memotivasi para
Dalam hal ini, faktor situasi memengaruhi pengusaha kafe untuk berpikir kritris,
pembelian konsumen terhadap kategori produk memberikan konsep kafe yang kreatif, menarik
tertentu. Maka tidak mengherankan, jika kini konsumen untuk mengunjugi, salah satunya
perkembangan retail store berusaha untuk menciptakan suasana (atmosfir kafe). Atmosfir
menarik minat beli konsumen dengan mendesain kafe memiliki peran penting karena lingkungan
atmosfer toko. (Dharma, 2013). (seluruh fisik sekitar maupun benda-benda yang
Perkembangan retail store tidak hanya memiliki bentuk) dapat memberikan pengaruh
terbatas hanya pada supermarket, minimarket pada perilaku konsumen (Wikstrom, 2005).
atau Hypermarket, kini berkembang dengan Sebagai contoh mengunjungi kafe hanya untuk
bertambahnya kafe-kafe khususnya di kota mengambil foto produknya atau keunikan konsep
Bandung. Perkembangan jumlah kafe di kafe dan mengunggah di akun sosial media
Bandung membuat persaingan untuk (instagram, path, facebook). Dengan cara seperti
menciptakan store atomosphere menjadi lebih itu, masyarakat juga secara tidak langsung ikut
kreatif. Informasi terbaru tentang jumlah tempat memperkenalkan keberadaan kafe tersebut

133
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 16 Nomor 2, Mei (2017)

(Hutama & Subagio, 2014). Gaya “kekinian” TINJAUAN PUSTAKA


seperti inilah yang dilakukan oleh kalangan Generasi Y
muda Generasi Y. Generasi Y adalah Secara teoritis, terdapat beberapa tingkatan
masayarakat yang lahir pada kurun waktu 1982- generasi: Generasi Silent Generation atau
2000 (William Strauss dan Neil How, 2000; generasi veteran adalah individu/kelompok
Reeves, Thomas C.; OH, Eunjung, 2008). masyarakat yang lahir antara tahun 1925-1945.
generasi ini sering juga disebut sebagai generasi Generasi berikutnya adalah Baby Boomers
millennials. merupakan generasi yang lahir antara periode
Generasi Y pada umumnya akan 1946-1964. Generasi antara 1960-1980 adalah
berkunjung bersama dengan teman-teman Gen X. Dan generasi yang kini beranjak remaja
ataupun kerabat. Penghasilan yang dimiliki oleh dan dewasa muda adalah Generasi Y kisaran
generasi Y pada umumnya akan habis 1982-2000 (Inti Pesan, 2016: 8-9). Di setiap
dikonsumsikan untuk pembelian produk fashion, sumber penelitian/riset terdapat perbedaan
entertainment, maupun makanan dan minuman kisaran tahun. Berikut adalah tabel tahun dan
(Mulyono, 2005). Kebutuhan sosialisasi yang perbedaan istilah yang digunakan di masing-
tinggi diantara konsumen generasi Y ini menjadi masing tokoh peneliti:
daya pendorong bagi konsumen tersebut untuk
bersifat konsumeris. Ketika dalam kelompoknya Tabel 1. Label Generasi dan Perbedaan Kisaran
didapatkan produk-produk terbaru akan bisa Tahun
memengaruhi generasi Y yang lain untuk ikut
Peneliti Generasi
melakukan pembelian produk. (Dharma, 2013). Howe & Silent Boom 13-th Millennial
Strauss Generation Generatio Generatio Generatio
Rumusan Masalah: (2000) (1925-1943) n (1943- n (1961- n (1982-
1960) 1981) 2000)
Dari latar belakang dan fenemena Gen-Y, maka Lancaste Tradisionalis Baby Generatio Millennial
peneliti menemukan beberapa rumusan masalah r& ts (1900- Boomers n Xers Generatio
sebagai berikut: Stillman 1945) (1946- (1965- n, Echo
(2002) 1964) 1980) Boomers,
1. Apakah terdapat pengaruh Ekterior terhadap Generatio
Keputusan Pembelian? nY
(1981-
2. Apakah terdapat pengaruh Interior terhadap 1999)
Keputusan Pembelian? Martin Silent Baby Generatio Millennial
3. Apakah terdapat pengaruh Interior Point of & Generation Boomers nX s
Turgan (1925-1942) (1946- (1965- (1978-
Purchase Display terhadap Keputusan (2002) 1960) 1977) 2000)
Pembelian? Sumber: Reeves, Thomas C.; OH, Eunjung. (2008)
4. Apakah terdapat pengaruh Store Layout
terhadap Keputusan Pembelian? Pandangan Gen Y dibentuk oleh segala trend
5. Apakah terdapat pengaruh Cafe Atmosphere atau kejadian semasa hidup merekaberupa:
terhadap Keputusan Pembelian? teknologi sejak mereka lahir; acara reality show;
percerian orang tua; kreativitas ; berani berbicara
Tujuan Penelitian: dan berpikir kritis; ada pengakuan dan
Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat penghargaan; era jejaring sosial (MSN, Gmail,
diturunkan ke dalam tujuan penelitian sebagai Facebook, Skype, Youtube, Instagram, Path, dan
berikut: lain-lain) (Cheryl Chan, 2014).
1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh
Ekterior terhadap Keputusan Pembelian Cafe Atmosphere
2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Pengertian store atmosphere menurut Berman
Interior terhadap Keputusan Pembelian dan Evan (2007: 454) “Atmosphere refers to the
3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh store’s physical characteristics that project an
Interior Point of Purchase Display terhadap image and draw customer”. Sedangkan menurut
Keputusan Pembelian Utami ( 2006: 238), store atmosphere adalah
4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh desain lingkungan melalui komunikasi visual,
Store Layout terhadap Keputusan Pembelian pencahayaan, warna, music, dan wangi-wangian
5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh untuk merancang respon emosional dan persepsi
Cafe Atmosphere terhadap Keputusan pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan
Pembelian dalam membeli barang”. Berdasarkan dua
pengertian di atas, maka penulis mengambil
134
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 16 Nomor 2, Mei (2017)

kesimpulan bahwa cafe atmosphere adalah poster dan tanda informasi program promosi,
sebuah lingkungan yang ditata menarik dengan serta pemilihan tema dekorasi di dalam café.
dukungan cahaya, warna, musik, wewangian,
dan sebagainya untuk menimbulkan respon Selanjutnya, Banat dan Wandebori (2012)
emosi tertentu sebagai pendorong untuk mengungkapkan tujuh indikator dari café
melakukan pembelian. atmosphere, yaitu
Turley & Milliman (2000) dan Agusta 1. Cleanliness (Kebersihan)
(2013) membagi cafe atmosphere ke dalam 4 Kebersihan sebuah cafe dapat meningkatkan
elemen, yaitu: variable store atmosphere dari cafe tersebut
1. Exterior Variable (Gajanayake, Gajanayake & Surangi,
Karakteristik eksterior mempunyai pengaruh 2011).Kebersihan dari sebuah cafe dapat
yang kuat pada citra toko tersebut, sehingga menciptakan kesan positif bagi konsumen
harus direncanakan dengan sebaik mungkin. sehingga konsumen betah berlama-lama di
Kombinasi dari eksterior ini dapat membuat cafe tersebut. Selain itu, kebersihan cafe dapat
bagian luar toko menjadi terlihat unik, menimbulkan kesan nyaman dan
menarik, menonjol, dan mengundang orang menyenangkan pada benak konsumen yang
untuk masuk dalam toko. Contoh dari exterior akan berpengaruh pada waktu tinggal dan
variable di antaranya adalah papan nama, jumlah pembelian (Yun & Good, 2007).
desain pintu masuk, fasilitas parkir, akses 2. Music
menuju lokasi, lokasi mudah ditemukan, dan Musik dapat diartikan sebagai suara yang
adanya cafe sejenis dalam satu lingkungan. menyenangkan yang menyentuh alam sadar
2. General Interior Varible maupun alam bawah sadar dari konsumen
General interior variable dikaitkan dengan (Banat & Wandebori, 2012). Jenis musik dan
unsur-unsur yang dianggap menarik respon tempo sangat berpengaruh terhadap
konsumen dari segi penataan di dalam cafe. konsumen dalam hal jumlah pembelian.
General interior variable meliputi Musik yang menyenangkan dan menenangkan
pencahayaan, aroma ruangan, musik yang dapat berdampak pada lamanya durasi waktu
dimainkan, kenyamanan suhu udara, serta yang dihabiskan konsumen di cafe tersebut
kebersihan dan kelayakan fasilitas di dalam (Holbrook & Anand, 1990).Musik yang
cafe. diperdengarkan dengan suara keras dapat
3. Store Layout berdampak pada durasi waktu tinggal di cafe
Layout and design variable dikaitkan dengan yang lebih singkat. Dapat disimpulkan bahwa
unsur-unsur yang dianggap mendukung musikakan membuat suasana cafe menjadi
pengaturan jarak untuk dilewati, serta lebih baik sehingga memberikan dampak
penataan peralatan di dalam cafe. Pengaturan positif terhadap durasi waktu dan jumlah uang
tersebut diperlukan karena akanberpengaruh yang dihabiskan oleh konsumen untuk
pada dua hal, yaitu kenyamanan berlalu- berbelanja (Herrington, 1996).
lalang serta dugaan level harga oleh 3. Scent (Harum ruangan)
konsumen (Smith & Burns 1996). Variabel Pengharum ruangan adalah wewangian yang
yang termasuk ke dalam layout dan design menyenangkan yang dapat mempengaruhi
variable diantaranya adalah jarak antar meja, mood dan emosi sebagai penentu durasi
serta penataan peralatan makan / minum. waktu tinggal dan perasaan bahagia
4. Interior Point-of-Purchase konsumen (Banat & Wandebori, 2012).
Point-of-Purchase and Decoration Variable Pemilihan wangi pengharum ruangan
dikaitkan dengan penataan pajangan di dalam biasanya akan lebih efektif jika dikaitkan
cafe yang dianggap dapat meningkatkan dengan gender.
sensitivitas konsumen terhadap program 4. Temperature (Suhu Ruangan)
promosi danharga serta dapat menurunkan Suhu ruangan pada cafeakan mempengaruhi
level loyalitas merek (Bawa, Landwehr & minat beli konsumen. Suhu ruangan yang
Krisna 1989). Pajangan produk akan ekstrim-terlalu tinggi atau terlalu rendah-
meningkatkan peluang pembelian yang tidak dapat menciptakan perasaan negatif bagi
terencana dan biasanya efek ini terjadi pada konsumen yang akan berdampak pada
kategori produk yang relatif sering dibeli ketidakpuasan. Jika konsumen merasa tidak
(Inman, Winer & Ferraro 2009). Contoh dari puas maka waktu yang akan dihabiskan untuk
point-of-purchase variable ini diantaranya menikmati dan berbelanja di cafe pun akan
135
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 16 Nomor 2, Mei (2017)

berkurang bahkan tidak menutup proses pengambilan keputusan pembelian


kemungkinan untuk munculnya word of sebagai berikut:
mouth yang negatif terhadap cafe tersebut. 1. Pengenalan Kebutuhan (Need Recognition)
5. Lightning (Pencahayaan) Menurut Peter dan Donnelly (2004),
Cahaya digunakan untuk menerangi produk pengenalan kebutuhan akan produk
yang dijual.Konsumen akan lebih tertarik merupakan titik berangkat proses
untuk menyentuh produk dan mengukur pengambilan keputusan untuk membeli.
kualitas produk ketika pencahayaan diatur Pengenalan kebutuhan akan produk tertentu
dengan komposisi warna cahaya yang dapat dipacu oleh berbagai macam faktor
menarik (Areni & Kim, 1994), sehingga internal dan eksternal. Faktor internal yang
diharapkan konsumen akan melakukan biasa dijadikan contoh adalah rasa lapar dan
pembelian. rasa haus. Rasa haus dan rasa lapar yang
6. Color (Warna) dirasakan mendorong seseorang untuk
Warna menjadi indikator store atmosphere mengkonsumsi makanan atau minuman yang
yang dapat menstimulasi kenangan, dianggap dapat memenuhi kebutuhan
pemikiran, dan pengalaman. Pemilihan warna tersebut.
yang tepat bagi outlet akan akan menarik 2. Pengumpulan Informasi tentang Produk
perhatian konsumen dan menciptakan (Alternative Search for Information)
persepsi positif terhadap komoditi yang dijual Kliensteuber (2007:65) dalam Nofiawaty dan
(Crowley, 1993). Yuliandi (2014) menyebutkan bahwa seorang
7. Display / Layout (Pajangan/ Tata Ruang) pembeli minimum akan memiliki empat
Display dapat diartikan sebagai kelompok sumber informasi tentang produk yang akan
produk, jarak rak, dan alokasi jarak lantai, dan mereka beli. Keempat sumber informasi
dekorasi tembok. Sedangkan tata ruang tersebut adalah sebagai berikut:
diartikan sebagai area penjualan, dan a. Sumber Informasi Internal, merupakan
pengaturan produk ( Banat& Wandebori, sumber informasi yang berasal
2012). Display terutama display produk pengalaman pribadi konsumen.
memiliki dampak pada minat beli dan b. Sumber Informasi Kelompok, merupakan
persepsi konsumen terhadap produk. Display sumber informasi yang berasal dari
produk di cafeakan sangat mempengaruhi keluarga, kerabat, atau tetangga.
gerak konsumen di cafe (Ward, Bitner, & c. Sumber Informasi Komersial, merupakan
Barnes, 1992). sumber informasi yang berasal dari kantor
perwakilan atau bahkan dari tenaga
Keputusan Pembelian pemasar produk tersebut.
Menurut Kotler dan Amstrong (2008:226), d. Sumber Informasi Publik, merupakan
keputusan pembelian adalah tahap dalam proses sumber informasi yang berasal dari iklan,
pengambilan keputusan pembeli dimana brosur, leaflet atau media promosi lainnya.
konsumen benar-benar membeli. Sedangkan 3. Analisis berbagai macam informasi yang
menurut Schiffman dkk yang dikutip oleh berhasil dikumpulkan (Alternative Evaluation
Suwarman (2004:289), keputusan pembelian of Information)
konsumen adalah pemilihan satu tindakan dari 4. Keputusan Membeli (Purchase Decision)
dua atau lebih pilihan alternatif. Konsumen dapat memutuskan untuk membeli
Berdasarkan beberapa pengertian sebuah produk atau tidak apabila telah yakin
keputusan pembelian di atas, maka dapat terhadap hasil analisis informasi yang
disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah dilakukannya.
sebuah sikap yang diambil oleh seorang 5. Evaluasi Pasca Pembelian (Past Purchase
konsumen setelah melalui serangkaian proses Evaluation)
pengintegrasian dan pengevaluasian berbagai Evaluasi ini berkaitan dengan sikap
alternatif dalam rangka menetapkan pilihan yang konsumen untuk melakukan pembelian ulang
tepat terhadap hal-hal yang menjadi atau tidak di masa yang akan datang.
kebutuhannya. Keputusan pembelian tidak
terjadi dengan begitu saja. Konsumen biasanya Selanjutnya, menurut Swastha (1997:65) dalam
harus melalui serangkaian tahapan dalam Nofiawaty dan Yuliandi (2014), setidaknya ada
menentukan keputusan pembeliannya. Nofiawaty dua faktor yang dapat menyebabkan orang
dan Yuliandi (2014) mengungkapkan lima tahap membeli, yaitu:
136
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 16 Nomor 2, Mei (2017)

1. Faktor Rasional, faktor yang dikaitkan H5: Terdapat pengaruh secara simultan Cafe
dengan: Atmosphere (Ekterior, Interior, Interior
a. Faktor Ekonomi, seperti faktor penawaran, Point of Purchase Display, dan Store
permintaan, kualitas, pelayanan, Layout) terhadap Keputusan Pembelian
ketersediaan dan harga.
b. Faktor Waktu, konsumen MODEL PENELITIAN
mempertimbangkan panjang pendeknya
durasi waktu yang dikeluarkan dalam
melakukan pembelian.
2. Faktor Emosional, berkaitan dengan perasaan
seseorang. Biasanya faktor ini akan
memperlihatkan status, kemewahan atau
segala sesuatu yang membuat orang merasa
nyaman. Contoh dari faktor emosional
diantaranya ungkapan cinta. Ketika ungkapan
rasa cinta dikaitkan dengan pembelian, maka
barang yang dibeli akan ditujukan untuk
menunjukkan rasa cinta sehingga pembelian
yang terjadi akan bersifat emosional.
Jenis Penelitian ini adalah kausal eksplanatory
Hubungan Atmosfir dengan Keputusan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan cara
Pembelian menyebarkan kuesioner kepada pengunjung Old
Hubungan antara lingkungan toko dan keadaan Bens Coffee periode waktu Maret - Juli 2016.
emosional konsumen Generasi Y dipengaruhi
oleh faktor-faktor pribadi dan situasional tertentu Populasi dan Sampel
(Yingjiao Xu, 2007). Lingkungan toko yang Populasi pengunjung di Old Bens Coffee tidak
ramai akan meningkatkan niat berbelanja, tetapi diketahui dengan pasti. Maka dari itu pendekatan
cenderung mengurangi pengalaman dalam toko. teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
Juga perlu dicatat bahwa lingkungan layanan non probability sampling dengan metode
yang ramai akan mengurangi kesenangan Purposive Random Sampling. Metode ini
konsumen. Mengingat pengaruh negatif memberikan kuesioner kepada responden sesuai
keramaian dalam toko pada kesenangan, retailer dengan kriteria tertentu yaitu Gen-Y (kelahiran
harus mengontrol tingkat keramaian saat lalu 1982- 2000)
lintas konsumen tinggi (penganturan store layout Sampel yang berhasil dikumpulkan
yang sistematis), hal ini dilakukan untuk hanya 62 responden, Hal ini menyebabkan
menghindari pelanggan pergi dari toko. Suasana penelitian kurang sempurna karena responden
lingkungan (atmosphere) merupakan salah satu kurang dari ketentuan. Namun menurut Roscoe
faktor penting dalam bisnis kafe karena dalam (dalam buku Sekaran 2006) ukuran sampel yang
memutuskan untuk melakukan pembelian, layak dalam penelitian adalah antara 30-500
konsumen tidak hanya memberikan respon sampel atau kriteria dalam penelitian akan
terhadap barang dan jasa yang ditawarkan tetapi menggunakan alat analisis multivariate, maka
juga memberikan penilaian terhadap lingkungan jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari
pembelian yang diciptakan oleh toko tersebut. jumlah variabel yang diteliti. misalnya variabel
(Dharma, 2013). penelitian ada 5 (5 independen + 1 dependen),
maka jumlah anggota sampel = 10 x 5 = 50.
Hipotesis Penelitian
H1: Terdapat pengaruh secara parsial Ekterior
terhadap Keputusan Pembelian
H2: Terdapat pengaruh secara parsial Interior
terhadap Keputusan Pembelian
H3: Terdapat pengaruh secara parsial Interior
Point of Purchase Display terhadap
Keputusan Pembelian
H4: Terdapat pengaruh secara simultan Store
Layout terhadap Keputusan Pembelian
137
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 16 Nomor 2, Mei (2017)

Definisi Operasional Variabel Tabel 4. Hasil Uji Validitas Interior Point of


Purchase Display
Item r hitung r kritis Kesimpulan
IPOP1 0,846 0,30 Valid
IPOP2 0,737 0,30 Valid
Sumber : Pengolahan data oleh Peneliti (2016)

Semua item pernyataan Interior Point of


Purchase Display valid karena memiliki nilai r
hitung > r kritis (0,30)

Tabel 5. Hasil Uji Validitas Store Layout


Item r hitung r kritis Kesimpulan
Sumber : Esti (2014) dengan modifikasi SL1 0,890 0,30 Valid
SL2 0,887 0,30 Valid
METODE ANALISIS DATA Sumber : Pengolahan data oleh Peneliti (2016)
Metode yang digunakan dalam menganalisis
adalah teknik regresi berganda; dengan Semua item pernyataan Store Layout valid
sebelumnya melalui tahap uji instrument, uji karena memiliki nilai r hitung > r kritis (0,30)
normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas. Tabel 6. Hasil Uji Validitas Keputusan
Pembelian
Uji Instrumen Item r hitung r kritis Kesimpulan
Uji Validitas KP1 0,710 0,30 Valid
Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan KP2 0,644 0,30 Valid
butir-butir dalam suatu daftar (konstruk) KP3 0,814 0,30 Valid
pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel KP4 0,789 0,30 Valid
(Nugroho: 2005). Uji Validitas yang digunakan KP5 0,852 0,30 Valid
dengan teknik Pearson, di mana dilakukan KP6 0,783 0,30 Valid
dengan cara mengkorelasikan skor pada tiap item Sumber : Pengolahan data oleh Peneliti (2016)
dengan total item. Kriteria : Jika nilai r hitung > Semua item pernyataan Keputusan Pembelian
0,30; maka item pernyataan valid. (Kurniawan: valid karena memiliki nilai r hitung > r kritis
2014). (0,30)

Tabel 2. Hasil Uji Validitas Eksterior Uji Reliabilitas


Item r hitung r kritis Kesimpulan Kurniawan (2014) menyatakan reliabilitas
E1 0,773 0,30 Valid merupakan indeks yang menunjukkan sejauh
E2 0,697 0,30 Valid mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
E3 0,725 0,30 Valid diandalkan. Ghozali (2014) menyatakan kriteria
Sumber : Pengolahan data oleh Peneliti (2016) pengukuran dilakukan dengan teknik uji statistik
Cronbach Alpha.
Semua item pernyataan Eksterior valid karena
memiliki nilai r hitung > r kritis (0,30) Tabel 7. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Kesimpulan
Tabel 3. Hasil Uji Validitas Interior Alpha
Item r hitung r kritis Kesimpulan Eksterior 0,561 Reliabel
I1 0,733 0,30 Valid Interior 0,766 Reliabel
I2 0,709 0,30 Valid Interior Point 0,407 Tidak Reliabel
I3 0,563 0,30 Valid of Purchase
I4 0,832 0,30 Valid Display
I5 0,740 0,30 Valid Store Layout 0,734 Reliabel
Sumber : Pengolahan data oleh Peneliti (2016)
Keputusan 0,844 Reliabel
Semua item pernyataan Interior valid karena Pembelian
Sumber : Pengolahan data oleh Peneliti (2016)
memiliki nilai r hitung > r kritis (0,30)

138
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 16 Nomor 2, Mei (2017)

Semua variabel dianggap reliabel kecuali Tabel 9. Hasil Uji Heteroskedastisitas


variabel Interior Point of Purchase Display Variabel Signifikan
karena memiliki kriteria di bawah 0,5 atau 0,60. Ekterior 0,866
Menurut buku Suharsaputra (2012) variabel Interior 0,389
dapat dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Store Layout 0,412
cronbach alpha > 0,60, namun cronbach alpha Dependent: ABS
dengan nilai > 0,50 sudah dapat diterima. Sumber : Pengolahan data oleh Peneliti (2016)

Uji Normalitas Data dikatakan terbebas heteroskedastisitas


Kurniawan (2014) menyatakan bahwa data yang karena memilki nilai signifikan > 0,05
baik adalah data yang memiliki distribusi
normal. Normalitas data dapat dilakukan dengan Hasil dan Pembahasan
beberapa teknik. Teknik yang mudah untuk Data Profil
diartikan adalah dengan teknik One Sample
Kolmogorov Smirnov.
Assym sig 0,719

Ghozali (2014) mengatakan data normal dilihat


dari nilai residualnya. Data dikatakan
berdistribusi normal apabila memiliki nilai
signifikan di atas tingkat kesalahan . Nilai sig
0,719 > 0,05; dapat dikatakan bahwa data
berdistribusi normal

Uji Multikolinearitas
Tujuan adalah untuk melihat ada atau tidak
korelasi yang tinggi antar variabel independen.
Kriteria data terbebas dari multikolinearitas
adalah VIF < 10; dan Tolerance > 0,10
(Kurniawan, 2014).

Tabel 8. Hasil Uji Multikolinearitas


Variabel Tolerance VIF
Ekterior 0,835 1,198
Interior 0,626 1,598
Store Layout 0,686 1,459
Dependent : Keputusan Pembelian
Sumber : Pengolahan data oleh Peneliti (2016)

Data dikatakan terbebas multikolinearitas karena


memilki nilai Tolerance > 0,10 dan VIF < 10

Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat Dari Profil Usia dapat terlihat bahwa kisaran usia
apakah terdapat ketidaksamaan varian dari berada pada zona generasi Y menurut pakar
residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Howe & Strauss (2000) yang menyatakan Gen Y
Pengujian dilakukan dengan teknik Uji Glejser. berada pada kelahiran 1982- 2000, di mana dari
Kriteria terbebas uji heteroskedastisitas adalah hasil profil usia termuda adalah kelahiran 1998
nilai signifikan > 0,05. (Kurniawan, 2014). dan tertua adalah kelahiran 1982. Mayoritas
responden adalah kisaran usia produktif 20-24
tahun 34 responden (55%); < 20 tahun sebanyak
14 responden (23%); 10 responden (16%) usia
kisaran 25-29 tahun; dan 30-34 tahun hanya 4
orang (6%).

139
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 16 Nomor 2, Mei (2017)

Dari Profil Profesi : Mayoritas adalah Pelajar /


mahasiswa sebanyak 32 responden (51%); Tabel 10. Hasil Uji Model Secara Parsial
Lainnya (Bussiness Development, Notaris, Model Signifikan Kesimpulan
Dosen, Food Blogger, Designer, Eksterior 0,017 Hipotesis
Creativepreneur, Dokter); Karyawan swasta dan Diterima
lainnya 11 responden (18%); tidak menjawab Interior 0,575 Hipotesis
profesi adalah 3 orang (5%); Wiraswasta dan Ibu Ditolak
Rumah Tangga masing-masing 2 orang (3%); Store Layout 0,031 Hipotesis
dan 1 orang (2%) diantaranya adalah PNS. Diterima
Dependent Variable : Keputusan Pembelian
Sumber : Pengolahan data oleh Peneliti (2016)

Hasil dari penelitian ini adalah faktor store


layout berpengaruh terhadap Keputusan
Pembelian. Penelitian ini mendukung penelitian
yang dilakukan Nofiawaty dan Beli Yuliandi
(2014) yang menyatakan store layout
berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
Store layout adalah salah satu elemen
penting yang ada dalam faktor suasana toko,
karena dengan melakukan store layout yang
benar, seorang pengusaha ritel mendapatkan
perilaku konsumen yang diharapkan. Layout
toko mengundang masuk atau menyebabkan
pelanggan menjauhi toko tersebut ketika
konsumen melihat bagian dalam toko melalui
jendela atau pintu masuk. Penataan toko yang
baik akan mampu mengundang konsumen untuk
betah berkeliling lebih lama dan membelanjakan
uangnya lebih banyak. Oleh karena itu seorang
pengusaha cafe harus dapat melakukan penataan
toko dengan baik dan benar, supaya tujuan
konsumen tercapai. Adapun indikator untuk store
Dari Profil Jenis Kelamin dapat terlihat layout yang digunakan dalam penelitian ini
mayoritas adalah Laki-Laki (55%) atau 34 adalah Jadi indikator yang digunakan adalah
responden; dan sisanya 45% perempuan (28 sebagai berikut: 1. Pengelompokkan produk yang
responden). sejenis, 2. Tempat penitipan barang (jika ada), 3.
Jalan/gang di dalam toko, 4. Gudang, 5.
Dari Profil Frekuensi Kunjungan mayoritas baru ketersediaan kaca pajangan. Berdasarkan hasil
1 kali atau pertama kali datang sebanyak 22 pengujian empiris didapatkan bahwa variabel
responden (36%); dan sisanya dengan persentase store layout berpengaruh signifikan dan positif
32% atau 20 orang ada pada frekuensi terhadap keputusan pembelian oleh konsumen
kedatangan 2-4 kali dan >= 5 kali. Hal ini dapat Outlet Nyenyes Palembang.
dianggap wajar karena peneliti melakukan Dalam penelitian ini faktor ekterior juga
penelitian dan menyebarkan kuesioner dengan berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
jangka waktu 6 bulan setelah Soft Opening. Hal ini diperkuat penelitian Sugiman &
Mandasari (2015) yang menyatakan bahwa
general exterior (X1) secara parsial mempunyai
Uji Hipotesis pengaruh signifikan terhadap keputusan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pembelian di Sanctuary. Hal ini didukung juga
apakah terdapat pengaruh antara Cafe Atmosfer oleh Lamb, Hair dan McDaniel (2001), Store
baik secara parsial maupun secara bersamaan atmosphere mempunyai tujuan tertentu dan dapat
terhadap Keputusan Pembelian. disimpulkan sebagai berikut:

140
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 16 Nomor 2, Mei (2017)

1. Penampilan sebuah toko akan menentukan Pengujian secara Simultan


citra toko tersebut, dan memposisikan toko
dalam benak konsumen. Tabel 12. Hasil Uji Model Secara Simultan
2. Tata letak yang efektif tidak hanya menjamin
kenyamanan dan kemudahan tetapi juga
mempunyai pengaruh yang besar pada pola
lalu lintas dan perilaku belanja konsumen.

Tabel 11. Hasil Uji Besar Pengaruh Secara


Parsial
Sumber : Pengolahan data oleh Peneliti (2016)
Variabel Korelasi Pengaruh
Eksterior  0,415 0,4152 .
Dari hasil pengujian ANOVA menyatakan
Keputusan 100% =
bahwa terdapat pengaruh secara simultan Elemen
Pembelian 17,22%
Cafe Atmosphere terhadap Keputusan Pembelian
Store Layout  0,427 0,4272 .
di Old Bens Coffee. Hal ini dikarenakan nilai
Keputusan 100% =
signifikan ANOVA < 0,05 yaitu sebesar 0,000.
Pembelian 18,23%
Sumber : Pengolahan data oleh Peneliti (2016)
Hal ini didukung oleh penelitian Wulansari, E &
Tri, S (2014) dihasilkan nilai signifikansi 0,013.
Variabel yang paling dominan memengaruhi Nilai signifikansi tersebut lebih kecil dari taraf
keputusan pembelian adalah store layout dari signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
elemen Cafe Atmosphere sebesar 18,23%. Dalam variabel cafe atmosphere memiliki hubungan
penelitian Sugiman & Mandasari (2015) besar yang sama dan searah dengan keputusan
pengaruh Store Layout menduduki peringkat pembelian.
tertinggi kedua yaitu 9,4% setelah sebelumnya
17,8% adalah Interior Display. Dan untuk besar Penelitian berikutnya dilakukan oleh
pengaruh Ekterior adalah 7,3%. Pada penelitian menunjukkan hasil uji F tersebut dapat
ini Ekterior memiliki pengaruh sebesar 17,22%; disimpulkan bahwa pada penelitian ini hipotesis
sedangkan untuk Interior Point of Purchase diterima yang berarti bahwa store atmosphere
Display pada penelitian ini tidak reliabel, yang terdiri dari Eksterior, Interior, Tata Letak /
sehingga gugur tidak dapat digunakan untuk Layout berpengaruh positif terhadap keputusan
penelitian. Interior Point of Purchase Display pembelian di Stillrod Cafe Surabaya.
tidak reliabel dikarenakan jumlah item Sofia Taufik dan Achirul Oktaviani (2011) yang
pernyataan yang dijabarkan dalamn kuesioner menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan
hanya dua (2) dan jawaban dari responden signifikan antara store atmosphere terhadap
kurang konsisten. Sebagai gambaran penjelasan keputusan pembelian. Hal ini berarti bahwa
pada pernyataan Interior Point of Purchase semakin baik store atmosphere pada restoran
Display responden yang menjawab tidak setuju maka akan semakin tinggi keputusan pembelian
hampir 25%; sedangkan pada pernyataan kedua
yang menjawab tidak setuju hanya 3,2%. Ini Tabel 13. Hasil Uji Besar Pengaruh Secara
terjadi ketidak konsisten pada saat memberikan Simultan
jawaban pada dimensi yang sama, Interior
sendiri pada penelitian ini tidak berpengaruh
secara signifikan karena pada uji signifikansi
besar sig > tingkat kesalahan yang dikehendaki
(α) 5% yaitu 0,575.

Sumber : Pengolahan data oleh Peneliti (2016)

Hasil uji besar pengaruh secara simultan adalah


0,280 atau 28,0% variabel Keputusan Pembelian
mampu dijelaskan oleh elemen Cafe Atmosphere,
sedangkan sisanya 72,0% dipengaruhi oleh
141
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 16 Nomor 2, Mei (2017)

faktor-faktor lain. Faktor-faktor lain yang memberikan nuansa kafe yang unik maka akan
mampu menjelaskan keputusan pembelian adalah mendatangkan banyak konsumen.
attitude konsumen. Pada penelitian Halim, W &
Hamed, A (2005) menyatakan sebesar 58,68% KESIMPULAN
keputusan pembelian dijelaskan oleh variabel Dari hasil dan pembahasan dapat diambil
attitude konsumen. Selain itu faktor keputusan kesimpulan :
pembelian juga dapat dijelaskan oleh brand 1. Terdapat pengaruh Eksterior Variable
image. Penelitian yang dilakukan Wang, Y.H & terhadap Keputusan Pembelian
Chin-Yi & Cing-Fen Tsai (2014) menemukan 2. Tidak terdapat pengaruh Interior Variable
bahwa brand image mampu meningkatkan terhadap Keputusan Pembelian
keputusan pembelian pelanggan. Hal lain 3. Tidak terdapat pengaruh Interior Point of
dikemukakan oleh Shah, S.S.H.,dkk (2012) Purchase Display terhadap Keputusan
bahwa brand image berpengaruh positif terhadap Pembelian
keputusan pembelian. Penelitian lain dari Alfred, 4. Terdapat pengaruh Store Layout terhadap
O (2013) harga dan kualitas berpengaruh Keputusan Pembelian
terhadap keputusan pembelian. 5. Terdapat pengaruh secara simultan konsep
Atmosphere berhubungan dengan Cafe Atmosphere (Eksterior, Interior, dan
bagaimana para pimpinan (manajer) dapat Store Layout) terhadap Keputusan Pembelian.
memanipulasi desain bangunan, ruang interior,
tata ruang lorong-lorong, tekstur karpet dan Keterbatasan Penelitian
dinding, aroma, warna, bentuk, dan suara yang 1. Sampel yang digunakan masih kurang
dialami para konsumen yang semuanya bertujuan mencukupi karena target responden yang
untuk memengaruhi konsumen dalam keputusan digunakan adalah generasi Y dengan kisaran
pembeliannya (Mowen & Minor, 2002). Menurut kelahiran 1982 - 2000.
Utami (2006) dalam Melisa (2012), atmosphere 2. Karena sampel kurang mencukupi, maka sub
mampu memengaruhi kenikmatan konsumen variabel Interior Point of Purchase Display
dalam berbelanja, dan mampu menciptakan tidak reliabel, dan berdampak pada pengujian
pengalaman berbelanja yang nyaman dan model penelitian, menghilangkan Interior
menyenangkan. Konsumen akan menghabiskan Point of Purchase Display.
waktu dan uang yang banyak dikarenakan oleh
atmosphere belanja yang baik. Saran
1. Variabel eketerior memberikan pengaruh
IMPLEMENTASI MANAGERIAL terhadap keputusan pembelian konsumen.
Dengan adanya penelitian ini, menjelaskan Namun yang harus ditingkatkan adalah lahan
bahwa peran cafe astmosphere mampu parkir, agar mampu menampung jumlah
merangsang keputusan pembelian pelanggan, konsumen lebih banyak
mampu memengaruhi stimulus positif melalui 2. Variabel Store Layout merupakan keunggulan
kondisi eksterior dan store layout, dengan yang harus dipertahankan dan ditingkatkan,
memperhatikan tata ruang dan jarak antar meja. berikan nuansa yang lebih baru secara berkala
Hal ini mampu menambah kesan positif dan pada agar konsumen tidak jenuh dan bosan.
akhirnya akan menawarkan kepada orang lain 3. Saran untuk peneliti berikutnya bisa
melalui strategi word of mouth atau dengan ditambahkan variabel lain seperti kualitas
posting gambar di media sosial (istagram, pelayanan, melihat kondisi Cafe Old Bens
facebook, path, atau twitter) melihat subyek sudah mulai terkenal dan ramai pengunjung,
penelitian ini adalah generasi Y, kalangan muda serta variabel loyalitas konsumen.
dari antara usia 16 hingga 34 tahun.
Kontribusi penelitian ini diharapkan mampu
membangkitkan para wirausahawan muda untuk REFERENSI
berpikir kreatif dengan memberikan kesan bukan Agusta, Rifki Arga. (2013). Pengaruh Store
hanya diferensiasi produk saja namun juga Atmosphere dan Word of Mouth
konsep, tema, dan keunikan, sebab di era terhadap Minat Beli Konsumen (Studi
sekarang ini, konsumen mulai peka dan sensitif pada Konsumen The House of Raminten
bukan hanya dari segi makanan, atau minuman, Yogyakarta)”. Skripsi. Universitas
namun lebih kepada pelayanan, tempat yang Negeri Yogyakarta.
nyaman, dan trend selfie, di mana jika mampu
142
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 16 Nomor 2, Mei (2017)

Ajiwibawani, M.P. & Edwar. M. (2015). Kottler, Philip, Amstrong. (2008). Prinsip-
Pengaruh Faktor Internal dan Ekternal Prinsip Pemasaran. Jilid 1. Jakarta:
Gaya Hidup Terhadap Keputusan Penerbit Erlangga.
Pembelian. Kurniawan, Albert. (2014). Metode Riset untuk
(ejournal.unesa.ac.id/article/15634/54/art Ekonomi & Bisnis. Bandung: Penerbit
icle.pdf diakses 13 September 2016. Alfabeta.
10.58). Lamb, Hair dan McDaniel. (2001). Pemasaran
Alfred, O. (2013). Influences of Price And Buku 1 Edisi pertama. Jakarta : Salemba
Quality On Consumer Purchase Of Empat.
Mobile Phone In The Kumasi Metropolis Mowen, John C., & Minor, Michael. (2002).
In Ghana A Comparative Study. Perilaku Konsumen Edisi 5, Jilid 2.
European Journal of Business and Jakarta: Penerbit Erlangga
Management. ISSN 2222-1905 (Paper) Melisa, Yuda. (2012). Pengaruh Bauran
ISSN 2222-2839 (Online). Vol.5, No.1, Pemasaran Ritel terhadap Keputusan
2013 Pembelian Ulang Konsumen Mega
Baker, J, et al. (2002). The Influence of Multiple Prima Swalayan Payakumbuh. Jurnal
Store Environment Cues on Perceived Manajemen. Universitas Negeri Padang
Merchandise Value and Patronage Noviawaty & Beli Y. (2014). Pengaruh Store
Intentions. Journal of Marketing 66(2), Atmosphere Terhadap Keputusan
120-141. Pembelian Konsumen Pada Outlet
Berman, Barry, and Joel R. Evans. (2007). Retail Nyenyes Palembang. Jurnal Manajemen
Management. New Jersey: Prentice Hall. dan Bisnis Sriwijaya Vol.12 No.1 Maret
Cran, C. (2014). 101 Tips Mengelola Generasi 2014.
X, Y, & Zoomer di Tempat Kerja. Nugroho. B.A. (2005). Strategi Jitu Memilih
Penerjemah: Hardjanti Darmodjo. Metode Statistik. Yogyakarta: Penerbit
Jakarta: Penerbit KPG (Kepustakaan Andi.
Populer Gramedia). Octaviani, A. (2011). Pengaruh Store
Dharma A.W. (2013). Store Atmosphere Sebagai Atmosphere terhadap Keputusan
Stimuli Minat Beli Konsumen Generasi Pembelian Coffee Toffe Jatim Expo
Y. JUMMA. Jurnal Universitas Katolik Surabaya. Fakultas Ekonomi. Unesa.
Widya Manadala Surabaya. Vol 2 No 4. Surabaya. Skripsi tidak dipubilkasikan
2013. ISSN: 2303-162X. Reeves, Thomas C.; OH, Eunjung. (2008)
Ghozali. I. (2014). SPSS 21: Aplikasi Analisis Generational Differences, in Handbook
Multivariate dengan Program SPSS. of Research On Educational
Semarang: Penerbit UNDIP. Communications And Technology, pp.
Halim, W, & Hamed, A. (2005). Consumer 295-303, 3th ed., Taylor & Francis
Purchase Intention At Traditional Group, New York.
Restaurant And Fast Food Restaurant. Sekaran, U. (2006). Research Method for
ANZMAC 2005 Conference: Consumer Business. Jakarta: Salemba Empat.
Behaviour. Shah, S.S.H.,dkk (2012). The Impact of Brands
Howe, N. and Strauss, W. (2000).Millennials on Consumer Purchase Intentions. Asian
Rising: The Next Great Generation. New Journal of Business Management 4(2):
York: Vintage Books. 105-110, 2012. ISSN: 2041-8752.
Hutama, C.L., Subagio, H. (2014). Analisa Maxwell Scientific Organization, 2012
Pengaruh Dining Experience Terhadap Sugiman , F & Mandasari, R. (2015). Pengaruh
Behavior Intention dengan Customer Store Atmosphere Terhadap Keputusan
Satisfaction sebagai Variabel Pembelian Pada Sanctuary Di Surabaya.
Intervening. Jurnal Manajemen Jurnal Hospitality dan Manajemen Jasa .
Pemasaran Petra, Vol 2 No 1, 2014. Student Journals – Petra Christian
Inti Pesan. Media Pengembangan SDM & University Vol 3 No 2. 2015.
Manajemen. (2016). Majalah Vol 08. (http://studentjournal.petra.ac.id/index.p
Mei- Juni 2016. hp/manajemenperhotelan/article/viewFil
Kotler. (1974). Atmospheric as A Marketing e/3552/3221) diakses 13 Sepetember
Tool. Journal of Retailing Volume 49 2016. 15:13
Number 4 Winter 1973-1974.
143
Jurnal Manajemen Maranatha ■ Vol. 16 Nomor 2, Mei (2017)

Suharsaputra, Uhar (2012). Metode Penelitian Coffee Toffee Simpang E-Journal


Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan. UNESA. Jurnal Pendidikan Tata Niaga
Bandung: Refika Aditama. (JPTN) Vol 2 No 3, 2014.
Utami, C.W. (2010). Manajemen Ritel. Edisi 2. Yelkikalan, N & Ayhun, S.E. (2013).
Jakarta: Salemba Empat. Examination of The Conflicts Between
Wang, Y.H. & Cing-Fen Tsai. (2014). The X and Y Generations: Research For
Relationship Between Brand Image and Academicians. European Scientific
Purchase Intention: Evidence From Journal July 2013 edition Vol.9, No.19.
Award Winning Mutual Funds. The ISSN: 1857 – 7881. ISSN: 1857- 7431.
International Journal of Business and Yingjiao Xu (2007), “Impact of Store
Finance Research . Volume 8, Number Environment on Adult Generation Y
2. Consumers’ Impulse Buying,” Journal of
Wulansari, E & Tri, S. (2014). Pengaruh Cafe Shopping Center Research , 14, 1, pp.
Atmosphere dan Harga Terhadap 39-56.
Keputusan Pembelian Pada POS Shop

144

Anda mungkin juga menyukai