Anda di halaman 1dari 5

MEMPERKUAT SPIRITUALITAS MENUJU INDONESIA TANGGUH

Pensyarah : Irmaya
Tilawah : Helma
Terjemah : Siti Ayla Alfarisya Sholeha

Kafilah Kecamatan Banua Lawas

Musabaqah Tilawatil Qur’an ke-47


Tingkat Kabupaten Tabalong
2022
ASSALAMUALAIKUM WR.WB.

,َ‫ﺻﻠِّْﻲ َﻋﻠَﻲ َﺳﻴِِّﺪ‬ ِ ِ ِ ِ ِ


َ ‫ اَﻟﻠﱠُﻬﱠﻢ‬،‫ اَﻟﱠﺬْي َﺟَﻌَﻞ ِﰲ اِْﻹْﺳﻼَم اْﳊَﻨْﻴﻒ اْﳍَُﺪي َواﻟﻨﱡـْﻮِر‬،‫ اﻟَْﻌِﺰﻳِْﺰ اﻟْﻐَُﻔْﻮِر‬1 ِ‫اَْﳊَْﻤُﺪ‬
ِ ِ ِِ ِ ِ ِ ٍ
َ ْ ‫ﺻَﺤﺎﺑِﻪ اْﻷَْﺧﻴَﺎِر أَْﲨَﻌ‬
‫ أَﱠﻣﺎ ﺑَـْﻌُﺪ‬.‫ﲔ‬ َ ْ ِ‫ﲔ َوَﻋﻠَﻲ آﻟﻪ اﻟﻄﱠﻴِّﺒ‬
ْ َ‫ﲔ َوأ‬ َ ْ ‫ُﳏَﱠﻤﺪ َﺧﺎ ِﰎ اْﻷَﻧْﺒِﻴَﺎء َواﻟَْﻤْﺮَﺳﻠ‬

Dewan hakim yang kami muliakan


Hadirin wal hadirat setanah air yang kami banggakan

Jalan-jalan ke mandiangin
Singgah sebentar membeli cokelat
Apa kabar wahai hadirin?
Apakah semuanya sehat?
Alhamdulillah

Hadirin
Indonesia adalah negara tropis yang subur di dataran khatulistiwa. Negara
kita memiliki kekayaan sumber daya mineral dan geologi yang melimpah untuk
membangun bangsa, sehingga Prof. Dr. Quriash Shihab mengibaratkan tanah
Indonesia sebagai sekeping tanah syura yang dihamparkan dipersada nusantara.
Penduduk Indonesia yang sudah melebihi 254 juta jiwa merupakan potensi sumber
daya manusia yang sangat strategis bagi pelaksanaan pembangunan bangsa menuju
masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Namun secara kasat mata kita melihat
bangsa Indonesia masih mundur, kehidupan rakyat belum makmur, pembangunan
bangsa Indonesia masih tersungkur, kualitas sumber daya alam yang kita miliki
tidak sepenuhnya dimanfaatkan oleh bangsa kita, perekonomian, sosial, budaya,
sains, dan teknologi masih dicengkeram oleh bangsa-bangsa lain. Kita menjadi
bangsa yang sangat tergantung pada mereka, bahkan kita terkesan menjadi budak
mereka. Inilah kondisi riil bangsa kita dewasa ini. Pantaslah seorang sosiolog Islam
ibnu Khaldun dalam kitabnya Al-Mukaddimah menyebutkan, “bangsa yang lemah
akan menjadi penonton dan bergantung pada negara maju lainnya.” Atas dasar
inilah tergugah hati kami untuk menyampaikan sebuah syarahan yang berjudul:
MEMPERKUAT SPIRITUALITAS MENUJU INDONESIA TANGGUH
Sebagai landasan awal marilah kita simak firman Allah dalam surah Al-
Qasas ayat 77:
ِ ِ
َ ‫ُ اﻟَْﻴ‬jّٰ‫ﻚ ِﻣَﻦ اﻟﱡﺪﻧْـﻴَﺎ َواَْﺣِﺴْﻦ َﻛَﻤﺎٓ اَْﺣَﺴَﻦ ا‬
‫ﻚ َوَﻻ‬ ِ َ‫ اﻟﱠﺪار اْ ٰﻻِﺧﺮَة وَﻻ ﺗَـْﻨﺲ ﻧ‬jٰ ‫ﻚ ا‬
َ َ‫ﺼْﻴـﺒ‬ َ َ َ َ ُّ َ ‫َواﺑْـﺘَِﻎ ﻓْﻴَﻤﺎٓ اٰٰﺗﯩ‬
‫ﺐ اﻟُْﻤْﻔِﺴِﺪﻳَْﻦ‬‫َ َﻻ ُِﳛ ﱡ‬jّٰ‫ض اِۗﱠن ا‬
ِ ‫ﺗَـْﺒِﻎ اﻟَْﻔَﺴﺎَد ِﰱ اْﻻَْر‬
Artinya: “dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, yaitu
kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari
kenikmatan dunia dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah
berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan dimuka bumi,
sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”.

Hadirin
Dalam tafsir al-quranul adzim karya imam Al-Hafidz imadudin abul Fida’
Ismail bin umat bin katsir jilid tiga halaman 506 menjelaskan, bahwa Allah swt.
Memberikan kebebasan kepada kita dalam bekerja dan setiap nikmat yang Allah
berikan haruslah disyukuri dan dimanfaatkan agar menambah ketaatan kepada
Allah swt. Ayat ini mengajarkan kepada kita agar dapat bersaing dengan kualitas
sumber daya manusia yang handal, karena hanya dengan sumber daya manusia
yang berkualitas inilah dapat mempercepat pembangunan bangsa, menuju
masyarakat adil makmur dan sejahtera. Jumlah penduduk yang besar apabila tidak
diikuti oleh kualitas yang memadai hanya akan menjadi beban pembangunan, oleh
karena itu untuk membangun bangsa yang kualitas, maka sumber daya manusia dan
spiritualitas yang kuat merupakan persyaratan mutlak agar kebahagiaan di dunia
dan di akhirat dapat diraih sekaligus. Sebagaimana sebuah motivasi yang sering kita
dengar dalam memperkuat spiritualitas yakni:
ِ ِ
ُ ‫ﻚ َﲤُْﻮ‬
‫ت َﻏًﺪا‬ َ ِ‫ َواْﻋَﻤْﻞ ﻵِﺧَﺮﺗ‬،‫ﺶ أﺑًَﺪا‬
َ ‫ﻚ َﻛﺄَﻧﱠ‬ ِ
ُ ‫اْﻋَﻤْﻞ ﻟُﺪﻧْـﻴَﺎَك َﻛﺄﻧﱠﻚ ﺗَﻌﻴ‬
Artinya: “bekerjalah kamu untuk duniamu, seolah-olah kamu hidup untuk
selamanya, dan beramal lah untuk akhirat mu seakan-akan kamu mati besok hari”.
- Be the best and do the best
- Jadilah yang terbaik dan lakukanlah yang terbaik
Hadirin
Setiap pekerjaan yang kita lakukan tidak akan terlepas dari pengamatan Allah,
rasul-Nya, serta orang-orang mukmin, sebagaimana firman Allah swt. Dalam Al-
Quran surah at-Taubah ayat 105:
ِ ‫ َﻋﻤﻠَُﻜﻢ ورُﺳﻮﻟُﻪُۥ وٱﻟْﻤْﺆِﻣﻨُﻮَن ۖ وَﺳ َُﱰﱡدوَن إِ َ ٰﱃ َٰﻋﻠِِﻢ ٱﻟْﻐَْﻴ‬j‫وﻗُِﻞ ٱْﻋﻤﻠُ ۟ﻮا ﻓَﺴَﲑى ٱﱠ‬
‫ﺐ َوٱﻟﱠﺸَٰﻬَﺪِة ﻓَـﻴُـﻨَـﺒِّﺌُُﻜﻢ‬ َ ُ َ ََ ْ َ ُ َ َ َ َ
‫ِﲟَﺎ ُﻛﻨﺘُْﻢ ﺗَـْﻌَﻤﻠُﻮَن‬
Artinya: “dan katakanlah bekerjalah kamu maka Allah dan rasulnya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada
Allah yang mengetahui akan yang Ghaib dan yang Nyata. Lalu diberitakannya
kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”

Hadirin
Imam asy-Syaukani dalam tafsir Fathur Qadir mengatakan bahwa
sesungguhnya pekerjaanmu tidak terlepas dari pengamatan Allah, Rasulnya, serta
orang-orang mukmin, maka bersegeralah pada pekerjaan yang baik, lalu sucikanlah
niatmu akan pekerjaan tersebut.
Hadirin
Dr. Ismail Sabri Abdullah seorang pengamat dunia ketiga mengatakan umat
Islam sekarang ini termasuk bangsa Indonesia adalah umat terbelakang, umat
terlemah, jauh dari bangsa-bangsa lain, sebagaimana yang kita ketahui bersama,
bahwa kita jauh tertinggal dari Amerika yang atheis, kita jauh tertinggal oleh Rusia
yang komunis, kita jauh tertinggal oleh Korea yang pasionis tausis, bahkan kita
jauh tertinggal oleh Jepang dan China yang budddhis tausis.
Mengapa mereka dapat maju sedangkan kita tidak? Jawabnya adalah karena
mereka memiliki kualitas sumber daya manusia dan spiritualitas yang kuat,
sedangkan kita masih dililit oleh mental-mental statis, pesimis, dan pengemis. Oleh
sebab itu untuk menuju Indonesia tangguh, tidak ada kata lain kecuali menyiapkan
sumber daya manusia yang produktif, inovatif, dan berdaya saing tinggi dengan
tetap mengamalkan nilai-nilai Pancasila, berakhlak mulia, dan menjaga jati diri
budaya bangsa yang tentunya dibutuhkan anak bangsa yang memiliki spiritualitas
yang tinggi, bermental baja, dan pantang menyerah. Dengan demikian untuk
mewujudkan cita-cit bangsa dan menjadi negara yang unggul serta tangguh,
tentunya harus diiringi dengan semangat bahu-membahu dan bergandengan tangan
dalam satu tujuan tanpa belenggu, batasan, kekerasan, dan ancaman.
Maka dari itu wahai pemuda bangsa, bangkit dan bangkitlah, songsonglah
masa depan bangsa dengan giat berusaha, mari tinggalkan bermalas-Malasan, isi
masa muda dengan giat berusaha. Ingat ! Insan pemalas tidak akan pernah
merasakan manisnya madu, terapi akan tenggelam dalam pahitnya empedu. Sebagai
kesimpulan
1. Spiritualitas merupakan sikap kreatif yang melahirkan sikap selalu
obsesif dan produktivitas yang kuat.
2. Untuk menciptakan Indonesia tangguh, dibutuhkan sumber daya
manusia yang memiliki spiritualitas yang kuat, pekerja keras, produktif,
inovatif, dan berdaya saing yang tinggi.

Demikian yang dapat kami sampaikan, terimakasih atas segala perhatian, mohon
maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan.
Sebagai ungkapan kami yang terakhir, with A strong spirit, development is not
hampered Indonesia is progressing rapidly. Dengan semangat yang kuat,
pembangunan tidak terhambat, Indonesia maju pesat

Wassalamualaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai