Laporan Pendahulun
Oleh :
Najli Malisa
PO.71242220161
2. Kontraksi
Kontraksi atau his adalah peregangan pada dinding rahim. Kontraksi uterus
meningkat setelah bayi lahir menyebabkan iskemia atau berkurangnya suplai darah pada
lokasi perlekatan antara plasenta dan dinding uterus sehingga mengalami nekrosa(mati)
lalu lepas.
3. Lochea
a. Lochea rubra (1-2 hari)
Warnanya merah kehitaman berisi darah segar, sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel
desidua
b. Lochea sanguilenta (3-7 hari)
Warnanya merah kekuningan berisi darah dan lendir
c. Lochea serosa (7-14 hari)
Warnanya kuning dan tidak berdarah lagi
d. Lochea alba (14 hari keatas)
Warnanya putih
e. Lochea parulenta
Terjadi karena infeksi, keluar seperti nanah
f. Lokhiotioisis
Lokhea tidak lancar keluar
4. TTV
Suhu Badan
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 derajat Celcius. Pasca melahirkan,
suhu tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 derajat Celcius dari keadaan normal. Kenaikan
suhu badan ini akibat dari kerja keras sewaktu melahirkan, kehilangan cairan maupun
kelelahan. Kurang lebih pada hari ke-4 post partum, suhu badan akan naik lagi. Hal ini
diakibatkan ada pembentukan ASI, kemungkinan payudara membengkak, maupun
kemungkinan infeksi pada endometrium, mastitis, traktus genetalis ataupun sistem lain.
Apabila kenaikan suhu di atas 38 derajat celcius, waspada terhadap infeksi post partum.
Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Pasca melahirkan,
denyut nadi dapat menjadi bradikardi maupun lebih cepat. Denyut nadi yang melebihi 100
kali per menit, harus waspada kemungkinan infeksi atau perdarahan post partum.
Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika
darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah normal
manusia adalah sistolik antara 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg. Pasca
melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah. Perubahan tekanan
darah menjadi lebih rendah pasca melahirkan dapat diakibatkan oleh perdarahan.
Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum merupakan tanda terjadinya pre
eklamsia post partum. Namun demikian, hal tersebut sangat jarang terjadi.
Pernafasan
Frekuensi pernafasan normal pada orang dewasa adalah 16-24 kali per menit. Pada
ibu post partum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan ibu dalam
keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan selalu berhubungan
dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan
pada masa post partum menjadi lebih cepat, kemungkinan ada tanda-tanda syok.
Kompetensi : Asuhan kebidanan Nifas Normal
Sub kompetensi : Memerah ASI
A. Pengertian
Memerah ASI adalah aktivitas memompa atau mengeluarkan ASI menggunakan
alat atau tangan
B. Tujuan Memerah ASI
1. Memerah ASI diperlukan untuk merangsang pengeluaran ASI pada keadaan
payudara sangat bengkak, puting sangat lecet, dan pada bayi yang tidak dapat
diberikan minum.
2. ASI diperah bila ibu tidak bersama bayi saat waktu minum bayi.
3. Untuk meningkatkan produksi ASI, payudara dikompres dengan air hangat
dan dipijat dengan lembut sebelum memerah ASI.
4. Memerah yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan produksi ASI
5. Bila ASI akan diperah secara rutin, dianjurkan menggunakan kantong plastik
yang didisain untuk menyimpan ASI, yang pada ujungnya terdapat perekat
untuk menutupnya. Kumpulan kantong plastik kecil tersebut dimasukkan ke
dalam kantong plastik besar agar terlindung dan terhindar dari robek/ lubang.
Pada setiap kantong plastik harus diberi label tanggal dan waktu memerah.
C. Cara memerah ASI dengan tangan
1. Gunakan wadah yang terbuat dari plastik atau bahan metal untuk menampung
ASI.
2. Cuci tangan terlebih dahulu dan duduk dengan sedikit mencondongkan badan
ke depan.
3. Payudara dipijat dengan lembut dari dasar payudara ke arah puting susu.
4. Rangsang puting susu dengan ibu jari dan jari telunjuk anda.
5. Letakkan ibu jari di bagian atas sebelah luar areola (pada jam 12) dan jari
telunjuk serta jari tengah di bagian bawah areola (pada jam 6).
6. Tekan jari-jari ke arah dada, kemudian pencet dan tekan payudara di antara
jari-jari, lalu lepaskan, dorong ke arah puting seperti mengikuti gerakan
mengisap bayi. Ulangi hal ini berulang-ulang.
7. Hindari menarik atau memeras terlalu keras. Bersabarlah, mungkin pada
awalnya akan memakan waktu yang agak lama.
8. Ketika ASI mengalir lambat, gerakkan jari di sekitar areola dan berpindah-
pindah tempat, kemudian mulai memerah lagi.
9. Ulangi prosedur ini sampai payudara menjadi lembek dan kosong.
10. Menggunakan kompres hangat atau mandi dengan air hangat sebelum
memerah ASI akan membantu pengeluaran ASI.