Anda di halaman 1dari 22

Memahami dampak Judicial

Wellbeing pada Perilaku Hakim


Jakarta, 23 Agustus 2022
Oleh : MOCHAMAD MIRZA, S.Psi.
Assessor SDM Aparatur MA
Dr. Bagus Takwin, M.Hum., Psikolog:
S1 Psikologi UI (1997), S2 Magister Filsafat UI (2002), S3 Psikologi UI (2008)
Dekan Fakultas Psikologi UI, Penulis Buku ajar, Dosen, dan Peneliti dalam
bidang psikologi politik dan sosial.

2
Mahkamah Agung:
- Analisa Kebutuhan dan Pembuatan Silabus Diklat Hakim (2010)
- Program pengembangan Sistem seleksi pembuatan modul Pelatihan dan Evaluasi Hakim Pengadilan Lingkungan Hidup
(2012)
- Penelitian Analisis beban kerja, Pembuatan Sistem Penempatan dan Jenjang Karir, serta Sistem Monitoring dan Evaluasi
Hakim Lingkungan MA RI (2014)
- Penyusunan Sistem Sertifikasi Mediator di Pengadilan dan Pembuatan Kurikulum Training Mediator di Pengadilan (2014-
2015)
- Peninjauan kembali berbagai inisiatif formal dan informal Pendidikan Anti-Korupsi untuk Hakim Tipikor (2017)
Komisi Yudisial:
- Penyusunan Instrumen Self-Assessment Seleksi Calon Hakim Agung (2013-2014)
- Monitoring dan Evaluasi Hakim Lingkungan MA RI (2014)
- Pembuatan Modul Training, Training dan Evaluasi Training Pemantapan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (2014-
2015)
- Program Peningkatan Integritas Hakim yang diselenggarakan oleh Komisi Yudisial (2015)
- Pembuatan Model Kompetensi Hakim Agung (2015-2016) 3
Dr. Yudiana Ratna Sari S. Psi., M.Si., Psikolog:
S1 Psikologi Unpad (1992), S2 Magister Sains Psikologi Klinis UI (2007), S3
Psikologi UI (2018)
Koordinator Peminatan Psikologi Klinis Dewasa Fakultas Psikologi UI, Dosen dan
berpraktik sebagai Psikolog Klinis (gangguan psikologis dan Kesehatan mental)
Psikolog untuk masalah keluarga dan pernikahan

4
Penelitian:
- Marital Commitment in Taaruf Couples (2015) dipresentasikan pada The Fifth Asian Conferences on
Psychology and Behavioral Sciences, Osaka
- Marital Commitment in highly religious couples: A case study in Taaruf Couples (2016) dipublikasikan pada
The 1st Asia-Pacific Research in Social Sciences and Humanities
- Comparison of Marital Satisfaction by couples types in arranged ( taaruf) married (2019) Dipublikasikan
pada Jurnal Humanitas 2019
Sertifikasi:
- Appreciative Inquiry (2008)
- Souldrama (2017)
- Schema Therapy (2018)
- Dialectical Behaviour Therapy (2019)
5
Mochamad Mirza, S.Psi:
S1 Psikologi UI (2007), Tugas Belajar S2 Magister Profesi Psikologi Industri dan Organisasi UI (2022)
Assessor SDM Aparatur pada Unit Penilaian Kompetensi (Assessment Center) Mahkamah Agung RI,
Fungsional penyelenggaraan penilaian potensi dan kompetensi bagi Hakim dan Aparatur Peradilan di
Lingkungan Mahkamah Agung dan Badan Peradilan di Bawahnya.

6
Work of the Judge on a daily basis a judge
Belief

Mental State
INFORMATION DECISION
Mood Fatigue
STRESS STRESS
STRESS
STRESS

“Amount of stress that the judge is under really alters the brain function, dan it alters the way
that we process information” (Sharot, 2022)

Courtesy: Tali Sharot


8
Neil Garret and Tali Sharot
-Professor of Princeton Neuroscience in New Jersey

-Professor of Cognitive Neuroscience at University College London


and MIT

“Stress dapat mengubah cara kerja otak dalam memproses informasi.


Studi ini secara spesifik focus pada bagaimana stress dapat mengubah
proses berpikir individu dalam memproses informasi yang bersifat
negative.”
9

Garret et.al., 2018 – J. of Neuroscience


They had to give a surprise public
STRESSOR speech, which would be judged by a
panel, recorded and posted online

Stress indicator their cortisol levels spiked, heart


rates went up a, sweat, etc

% Risk estimating?

Car Accidents? Card Fraud?

10

Garret et.al., 2018 – J. of Neuroscience


MAHASISWA YANG TIDAK DIBERIKAN MAHASISWA YANG DIBERIKAN
STRESSOR STRESSOR

11

Garret et.al., 2018 – J. of Neuroscience


12

Garret et.al., 2018 – J. of Neuroscience


“Stress dapat Mengubah cara kerja otak dan mulai berfokus pada informasi negatif yang
menyebabkan individu hyper vigilant (sangat waspada) dan menyebabkan individu
menjadi terlalu pesimis atau malah membuat keputusan yang optimal” (Garret et al, 2018)

13

Garret et.al., 2018 – J. of Neuroscience


1,2
STRESS

0,8

0,6

0,4

0,2

0
10 20 30 40 50 60 70 14

AGE
Courtesy: Andre Oswald
Professor of Economics and Behavioural Science at University of Warwick
Learning from Bad News

1,2

0,8

0,6

0,4

0,2

0
15
10 20 30 40 50 60 70
AGE
Moutsiana et al, 2014 - PNAS
HAPPINESS

1,2

0,8

0,6

0,4

0,2

0 16
10 20 30 40 50 60 70
AGE Courtesy: Andre Oswald
Professor of Economics and Behavioural Science at University of Warwick
Work of the Judge on a daily basis a judge

Mental State
INFORMATION DECISION
If an Individual is
stressed for
Mental states
whatever
can affect the
reason, a global
cognitive
event such as a
processes that
pandemic,
are important for
personal event
judgment and
those stress will
decision making
creep into the
workplace and
change the way
the information is
processed
Courtesy: Tali Sharot
• The present report was prepared by the Corruption
and Economic Crime Branch of the United Nations
Office on Drugs and Crime (UNODC) in its capacity as
the secretariat of the Global Judicial Integrity Network.
• 758 judges and other members of the judiciary from
102 countries regions from all geographical regions.
• Judicial well-being has been highlighted by many
Network participants as a topic meriting closer
attention, including in the context of the widespread
consequences of the ongoing COVID-19 global
pandemic.
18
• 76 % dari hakim dan apparat peradilan tidak memiliki waktu yang cukup untuk menjaga Kesehatan
fisik dan mental secara optimal
• 92 % mengindikasikan bahwa pekerjaan di peradilan dapat membuat stress (kadang, sering, selalu).
Hal yang paling berkontribusi dari penyebab stress adalah beban kerja yang berlebihan beban kerja
yang berlebihan
• 89 % memahami bahwa kasus yang ditangani oleh rekan Hakimnya dapat menyebabkan stress atau
kecemasan.
• 69 % merasa bahwa berbicara tentang Kesehatan mental atau stress kerja adalah hal yang tabu bagi
Hakim dan anggota yang bekerja di peradilan
• 83 % mengatakan bahwa tingkat dukungan terhadap isu judicial wellbeing tidak cukup
• 97 % berpendapat bahwa perlu adanya penekanan untuk mempromosikan kesejahteraan peradilan
(judicial well-being). Masih kurangnya kesadaran tentang pentingnya judicial well-being dan
dampaknya pada kinerjanya di peradilan. Kurangnya dukungan, adanya stigma, stereotype tentang
19
isu Kesehatan mental
• 46 % mengalami penurunan Kesehatan mental dan fisik akibat pandemi COVID-19.
Stress, sadness or anxiety have somewhat or very much a negative or adverse impact on

20
• Mengakui dan Menyadari adanya isu Kesehatan mental di dalam peradilan
• Hilangkan Streotypes dan Stigma tentang Kesehatan mental
• Mempromosikan Dialog terbuka dan menciptakan ruang yang aman bagi semua orang untuk
berbicara agar dapat merasakan kelegaan dan pemulihan
• Tawarkan untuk membuat dukungan teman (peer support) melalui mentoring, coaching
bersosialisasi, dan team building.
• Menyediakan akses ke dukungan psikologis, seperti psikolog dan psikiater
• Berikan pelatihan praktis, bimbingan, dan tip tentang cara mempertahankan kesejahteraan yang
optimal
• Meningkatkan manajemen pengelolaan perkara dan sistem distribusi beban kerja, melalui investasi
dalam teknologi modern dan infrastruktur kerja yang memadai;
• Eksplor cara untuk mempromosikan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik (better work-life
21
balance) dan pertimbangkan pendekatan fleksibel untuk melakukan pekerjaan peradilan.

Anda mungkin juga menyukai