DAFTAR ISI
A. Rasionalisasi................................................................................................... 2
K. Penutup ....................................................................................................... 21
ii
SAMBUTAN
DIREKTOR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
iii
KATA PENGANTAR
DIREKTUR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENAG RI
iv
semangat, ketulus-ikhlasan dan ketangguhan dalam menghadapi situasi
sulit di sekolah umum.
Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan semua urusan kita dalam
menyiapkan generasi penerus bangsa yang beriman melalui Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti di sekolah-sekolah umum. Amni Ya Rabal
Alamin.
Jakarta, 31 Januari 2023
Ttd
Amrullah
v
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 604 TAHUN 2023
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENILAIAN KELULUSAN PESERTA DIDIK
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
PADA PAUD/TK/TKLB, SD/SDLB, SMP/SMPLB, DAN SMA/SMK/SMALB
1
5. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang Organisasi
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 203) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2021 tentang Perubahan
Atas Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2019 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 106);
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 16 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan Pendidikan Agama pada Sekolah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 596);
7. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2022 tentang
Standar Kompetensi Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Dini,
jenjang Pendidikan Dasar, dan jenjang Pendidikan Menengah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 161);
8. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2022 tentang
Standar Isi pada Pendidikan Anak Usia Dini, jenjang
Pendidikan Dasar, dan jenjang Pendidikan Menengah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 169);
9. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2022 tentang
Standar Proses pada Pendidikan Anak Usia Dini, jenjang
Pendidikan Dasar, dan jenjang Pendidikan Menengah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 383);
10. Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan
Teknologi Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2022 tentang
Standar Penilaian Pendidikan pada Pendidikan Anak Usia
Dini, jenjang Pendidikan Dasar, dan jenjang Pendidikan
Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 460);
11. Keputusan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan
Perbukuan Nomor 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti
dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah Berbentuk Sekolah Menengah Atas untuk Kondisi
Khusus.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Kelulusan Peserta Didik Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada
PAUD/TK/TKLB, SD/SDLB, SMP/SMPLB, dan
SMA/SMK/SMALB;
KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Penilaian Kelulusan Peserta
Didik Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti pada PAUD/TK/TKLB, SD/SDLB, SMP/SMPLB, dan
SMA/SMK/SMALB sebagaimana tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari keputusan ini.
KEDUA : Penilaian Kelulusan Peserta Didik Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Budi Pekerti pada PAUD/TK/TKLB,
SD/SDLB, SMP/SMPLB, dan SMA/SMK/SMALB menjadi
2
pertimbangan kelulusan peserta didik mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada SD/SDLB,
SMP/SMPLB, dan SMA/SMK/SMALB.
KETIGA : Teknis penilaian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi Pekerti pada PAUD/TK/TKLB diserahkan kepada guru
PAI pada PAUD/TK/TKLB dengan memperhatikan asas,
prinsip dan prosedur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
KEEMPAT : Penilaian mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
pada PAUD/TK/TKLB dilakukan untuk melihat ketercapaian
profil peserta didik PAUD/TK/TKLB, pertimbangan program
transisi ke SD/SDLB, dan tidak menjadi pertimbangan
kelulusan.
KELIMA : Pelaksanaan penilaian mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti bagi peserta didik berkebutuhan
khusus (PDBK) diserahkan kepada guru Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti pada satuan pendidikan dengan
menyesuaikan ragam disabilitasnya untuk mengetahui
ketercapaian profil peserta didik dan program kemandirian
PDBK.
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
DIREKTUR JENDERAL,
TTD
3
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PENDIDIKAN ISLAM
NOMOR 604 TAHUN 2023 TENTANG
A. Rasionalisasi
Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengetahui kebutuhan belajar dan capaian perkembangan
atau hasil belajar peserta didik. Hasil penilaian digunakan untuk
perbaikan proses pembelajaran dan juga digunakan untuk
pertimbangan menentukan kelulusan peserta didik. Kelulusan
peserta didik ditentukan melalui mekanisme rapat dewan guru di
satuan pendidikan dengan mempertimbangkan hasil penilaian dan
capaian Standar Kompetensi Lulusan.
4
Guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sesuai tugas dan
fungsinya berkewajiban memberikan penilaian akhir/sumatif kepada
peserta didik terhadap pencapaian kompetensi dan Standar
Kompetensi Lulusan. Hasil penilaian dimaksud selanjutnya dijadikan
pertimbangan untuk kelulusan peserta didik. Adapun pelaksanaan
penilaian diserahkan kepada satuan pendidikan.
C. Ruang Lingkup
Petunjuk teknis ini mencakup: rasionalisasi, tujuan, ruang lingkup,
prinsip pelaksanaan penilaian kelulusan peserta didik, ketentuan
umum, teknik dan bobot instrumen penilaian, ketentuan umum
penyusunan instrumen penilaian, prosedur penyusunan instrumen
penilaian, pengelolaan dan pelaporan hasil penilaian, serta monitoring
dan evaluasi.
5
a. Petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Ditjen Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI ini.
b. Karakteristik jalur, jenjang dan jenis satuan pendidikan.
c. Situasi dan kondisi satuan pendidikan.
6
guru/satuan pendidikan perlu mendeteksi sikap beragama dan
mengontrol pola keberagamaan peserta didik serta
mengarahkan kepada sikap beragama yang moderat.
c. Penilaian pemahaman ajaran agama Islam mencakup
penguasaan terhadap materi Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti dalam kurikulum yang berlaku di satuan pendidikan.
7
Elemen Materi
Pendidikan Agama Kompetensi
No. Teknik Penilaian Bobot
Islam dan Budi Yang Dinilai
Pekerti
1 Al-Qur’an Hadis dan Pengetahuan Tes Tulis/lisan 30%
Fikih Ajaran Agama
Islam
Keterampilan Tes Praktik 70%
Beragama (Performance)
2 Akidah Akhlak Pengetahuan Tes Tulis/lisan 30%
Ajaran Agama
Islam
Sikap/Perilaku Pengamatan 70%
Beragama (Sikap/Perilaku)
3 Sejarah Peradaban Pengetahuan Tes Tulis/lisan 50%
Islam Ajaran Agama
Islam
Keterampilan Karya Kreatif 50%
dan/atau Sikap Inovatif/Portofolio
Beragama
8
Pekerti yang terkait langsung dengan kehidupan sehari-hari
peserta didik.
d. Keterpakaian kompetensi adalah kompetensi materi yang setiap
hari gunakan/dilakukan peserta didik untuk menjalankan
kewajiban agamanya sehari-hari.
Jika kompetensi/materi memenuhi empat kriteria tersebut maka
layak untuk diujikan kepada peserta didik, yang hasilnya akan
dijadikan pertimbangan untuk menentukan kelulusan peserta
didik. Karena itu guru PAI harus memilah dan memilih
kompetensi/materi apa yang perlu diujikan sebagai prioritas
utama.
4. Instrumen penilaian tidak boleh berpotensi menimbulkan masalah
di masyarakat. Karena itu instrumen penilaian tidak boleh
mengandung antara lain:
a. Pornografi dan pornoaksi, misalnya mencantumkan gambar
atau menceritakan hal yang dapat menimbulkan syahwat atau
dipersepsikan tabu di kalangan masyarakat;
b. Kekerasan, pelecehan dan sadisme;
c. bias gender, yaitu melecehkan/merendahkan status gender
tertentu antara perempuan atau laki-laki;
d. bias bisnis atau mencantumkan merek dagang tertentu;
e. bias politik, misalnya mencantumkan nama tokoh atau partai
politik tertentu sehingga menimbulkan kesan dukungan atau
sentimen pilihan politik.
f. mengandung perbedaan/khilafiyah yang sensitif di kalangan
masyarakat yang sekiranya menimbulkan kegaduhan.
g. konten yang kontra terhadap komitmen kebangsaan,
bertentangan dengan Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan
Kebhinekaan Tunggal Ika, dan;
h. konten lain yang berpotensi menimbulkan masalah di
masyarakat.
5. Kisi-kisi dan instrumen penilaian kelulusan dikembangkan sendiri
oleh guru PAI dan Budi Pekerti pada sekolah yang bersangkutan,
namun dalam kondisi tertentu (misalnya keterbatasan SDM)
instrument dapat dikembangkan kolaboratif bersama komunitas
KKG PAI atau MGMP PAI sepanjang tetap menjaga ketentuan
umum penilaian ini.
6. Guru dalam menyusun instrumen penilaian harus memperhatikan
prinsip, prosedur, kaidah dan tata aturan penyusunan instrumen
penilaian yang digunakan. Dalam hal ini guru harus
memperhatikan dan merujuk juga Panduan Pembelajaran dan
Asesmen Kurikulum 2013 PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah
yang dikeluarkan oleh Badan Standar Kurikulum dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Riset dan Teknologi Republik
Indonesia tahun 2022.
9
dengan teknik penilaian dalam mengukur kompetensi keterampilan,
sikap/perilaku, dan pengetahuan. Adapun prosedur dimaksud
sebagai berikut:
10
Qur’an tetap memperhatikan faṣāhah dan penerapan tajwid.
Dalam hal ini guru dapat menetapkan syarat tahsinul qira’ah
sebelum hafalan Al-Qur’an.
b. Prosedur Penilaian Keterampilan Ibadah
Prosedur penilaian pada keterampilan terkait Al-Qur’an poin 1
s.d 8 tersebut dapat dilakukan pada aspek keterampilan ibadah.
Namun dalam penentuan aspek yang akan dinilai perlu
memperhatikan beberapa hal.
Keterampilan ibadah yang akan dinilai mugkin sangat banyak.
Maka, guru perlu terlebih dulu mengidentifikasi kompetensi yang
akan dinilai/diujikan. Guru mengidentifikasi kompetensi
keterampilan praktik ibadah sesuai kurikulum nasional dan
keterampilan keagamaan yang menjadi kekhasan/pembiasaan
sekolah yang bersangkutan. Dengan demikian memungkinkan
materi uji berbeda antar sekolah.
Secara umum, keterampilan ibadah yang menjadi prasyarat
menjalankan kewajiban agama sehari-hari secara individual
(farḍu ‘ain) harus dikuasai peserta didik, karena itu perlu
diujikan. Namun, keluasan dan kedalamannya harus
dipertimbangkan oleh guru sesuai kelas dan jenjang pendidikan.
Contoh pemetaan keterampilan ibadah yang harus dikuasai
peserta didik sesuai jenjang sebagai syarat kelulusan, sebagai
berikut:
SMA/
No Keterampilan Ibadah SD SMP
SMK
1 Berwudu √ √ √
2 Tayamum √ √ √
11
10 Praktik salat jenazah √ √
12
atau perorangan yang memiliki kapasitas dan kapabilitas serta
kredibilitas yang baik.
Contoh Format Penilaian Aspek Al-Qur`an
Keterangan:
1. Nilai maksimum tiap item (A/B) maksimum 10
2. Nilai (N) = A+B+C x 100
30
Guru dapat mengembangkan format yang berbeda.
13
2) Menentukan indikator sikap yang akan diamati.
3) Menyusun format lembar observasi penilaian sikap.
Berilah tanda centang (√) pada kolom “Ya” atau “Tidak” sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya.
No Pernyataan Ya Tidak
1 Berdoa sebelum melakukan aktivitas
2 Beribadah tepat waktu
3 Tidak mengganggu teman yang bergama lain
4 Berdoa sesuai agamanya
5 Berani mengakui kesalahan sendiri
6 Menyelesaikan tugas-tugas tepat waktu
7 Berani menerima resiko atas tindakan yang
dilakukan
8 Mengembalikan barang yang dipinjam
14
9 Meminta maaf jika melakukan kesalahan
10 Melakukan praktik sesuai dengan langkah
yang ditetapkan
Keterangan:
➢ Pernyataan dapat diubah atau ditambah sesuai dengan butir-
butir sikap yang dinilai.
➢ Guru dapat mengembangkan format yang berbeda.
15
muncul secara alami selama satu semester. Perilaku peserta didik
yang dicatat di dalam jurnal pada dasarnya adalah perilaku yang
sangat baik dan/atau kurang baik yang berkaitan dengan butir
sikap yang terdapat dalam aspek sikap spiritual dan sikap sosial.
Setiap catatan memuat deskripsi perilaku yang dilengkapi dengan
waktu teramatinya perilaku tersebut, serta perlu dicantumkan
tanda tangan peserta didik.
Apabila seorang peserta didik pernah memiliki catatan sikap yang
kurang baik, dan jika pada kesempatan lain peserta didik tersebut
telah menunjukkan perkembangan sikap (menuju atau konsisten)
baik pada aspek atau indikator sikap yang dimaksud, maka di
dalam jurnal harus ditulis bahwa sikap peserta didik tersebut telah
(menuju atau konsisten) baik atau bahkan sangat baik. Dengan
demikian, yang dicatat dalam jurnal tidak terbatas pada sikap
kurang baik dan sangat baik, tetapi juga setiap perkembangan
menuju sikap yang diharapkan. Berdasarkan jurnal tersebut
pendidik membuat deskripsi penilaian sikap peserta didik dalam
kurun waktu satu semester.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan
teknik observasi:
❖ Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh guru selama
periode satu semester.
❖ Bagi guru, 1 (satu) jurnal digunakan untuk setiap kelas yang
diajarnya.
❖ Perkembangan sikap/perilaku peserta didik dapat dicatat dalam
1 (satu) jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah.
❖ Peserta didik yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah
mereka yang menunjukkan perilaku yang sangat baik atau
kurang baik secara alami (peserta didik yang menunjukkan
sikap baik tidak harus dicatat dalam jurnal).
❖ Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal
tersebut tidak terbatas pada butir-butir nilai sikap (perilaku)
yang hendak ditanamkan melalui pembelajaran yang saat itu
sedang berlangsung sebagaimana dirancang dalam RPP, tetapi
juga butir-butir nilai sikap lainnya yang ditumbuhkan dalam
semester itu selama sikap tersebut ditunjukkan oleh peserta
didik melalui perilakunya secara alami.
❖ Guru mencatat (perkembangan) sikap peserta didik segera
setelah mereka menyaksikan dan/atau memperoleh informasi
terpercaya mengenai perilaku peserta didik sangat baik/ kurang
baik yang ditunjukkan peserta didik secara alami.
❖ Apabila peserta didik tertentu pernah menunjukkan sikap
kurang baik, ketika yang bersangkutan telah (mulai)
16
menunjukkan sikap yang baik (sesuai harapan), sikap yang
(mulai) baik tersebut harus dicatat dalam jurnal.
❖ Pada akhir semester guru meringkas perkembangan
sikap/prilaku setiap peserta didik dan menyerahkan ringkasan
tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut.
17
yang tidak benar.
2) Isian dan Jawaban Singkat
Soal isian dan jawaban singkat adalah soal yang menuntut
peserta tes untuk memberikan jawaban secara singkat, berupa
kata, frasa, angka, atau simbol. Perbedaannya adalah soal isian
disusun dalam bentuk kalimat berita, sementara itu soal
jawaban singkat disusun dalam bentuk pertanyaan.
3) Uraian
Soal uraian adalah soal yang jawabannya menuntut peserta
didik untuk mengingat dan mengorganisasikan gagasan-
gagasan atau hal-hal yang telah dipelajari dengan cara
mengemukakan atau mengekspresikan gagasan tersebut dalam
bentuk uraian tertulis. Berdasarkan cara penskorannya,
bentuk soal uraian dibedakan menjadi soal uraian objektif dan
soal uraian non-objektif. Soal uraian objektif mengukur
kemampuan peserta didik menguraikan konsep tertentu sesuai
materi pelajaran sehingga penskoran dilakukan secara objektif.
Soal bentuk uraian non-objektif mengukur kemampuan peserta
didik menguraikan pendapat terhadap konsep tertentu sesuai
materi pelajaran sehingga penskoran dilakukan secara
subjektif. Bentuk soal uraian harus memiliki pedoman
penskoran yang jelas dan rinci.
18
a. karya asli peserta didik
b. saling percaya antara pendidik dan peserta didik
c. kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik
d. milik bersama antara peserta didik dan pendidik
e. kepuasan pada diri peserta didik
f. kesesuaian dengan kompetensi dalam kurikulum
g. penilaian proses dan hasil
h. penilaian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran.
i. Bentuk portofolio
1) File folder yang bisa digunakan untuk menyimpan berbagai
hasil karya terkait dengan produk seni (gambar, kerajinan
tangan, dan sebagainya).
2) Album berisi foto, video, audio.
3) Stopmap berisi tugas-tugas imla/dikte dan tulisan
(karangan, catatan) dan sebagainya.
Dalam menggunakan portofolio, pendidik beserta peserta didik
perlu memperhatikan hal-hal berikut:
a. Masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di
dalamnya memuat hasil belajar peserta didik;
b. Menentukan hasil kerja yang perlu dikumpulkan/disimpan;
c. Sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membaca catatan
pendidik yang berisi komentar, masukan, dan tindakan lebih
lanjut yang harus dilakukan peserta didik dalam rangka
memperbaiki hasil kerja dan sikap;
d. Peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan
pendidik; dan
e. Catatan pendidik dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan
peserta didik perlu diberi tanggal sehingga perkembangan
kemajuan belajar peserta didik dapat terlihat.
Penilaian dengan portofolio ini hanya sebagai contoh, dan guru
dapat mengembangkan teknik penilaian lain yang relevan dengan
kompetensi yang ingin dinilai.
19
I. Pelaporan Hasil Penilaian
Sebagai wujud profesionalitas seorang guru, guru PAI harus
membuat laporan hasil penilaian peserta didik terhadap pencapaian
kompetensi yang telah ditentukan. Pelaporan hasil penilaian
dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan/tingkat pencapaian
hasil belajar yang disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian.
Laporan hasil belajar paling sedikit memuat informasi mengenai
pencapaian hasil belajar peserta didik terhadap kompetensi yang
harus dikuasai pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti, baik sikap
keberagamaan peserta didik, keterampilan, maupun penguasaan
pengetahuan agama Islamnya.
20
a. kuantitas persiapan pelaksanaan
b. kualitas instrumen
c. kualitas penyelenggaraan
3. Pelaksanaan
Monitoring dan evaluasi pelaksanaan penilaian sumatif untuk
kelulusan di satuan pendidikan dilakukan sebagai bagian dari
sistem penjaminan mutu yang melekat pada tugas dan fungsi
kepala sekolah, pengawas PAI, Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota, Kantor Kementerian Agama Provinsi dan
Kementerian Agama Pusat melalui Direktorat PAI pada Ditjen
Pendidikan Islam.
4. Instrumen
Direktorat PAI pada Ditjen Pendidikan Islam mengembangkan
instrumen monitoring dan evaluasi yang mengacu pada tujuan
monitoring dan evaluasi.
K. Penutup
21