Anda di halaman 1dari 9

PRA-DIKSARNAS XIX AKTIVIS PENELEH KEDIRI

Oleh : Kholifah Putri S.


Pence gahan Penanganan

Kekerasan Seksual
Di Perguruan Tinggi
Outline 01
Lahirnya payung hukum pencegahan dan
penanganan kekerasan seksual di Perguruan
Tinggi

Presentasi
02 Permendikbudristek No. 30 tahun 2021

03 Peran Perguruan Tinggi melindungi civitas


akademika kampus

04 Upaya pencegahan dan penanganan


Lahirnya payung hukum pencegahan dan penanganan kekerasan
seksual di Perguruan Tinggi

Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset


dan Teknologi RI Nomor 30 Tahun 2021 tentang
Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual
(Permendikbudristek PPKS) di Lingkungan
Perguruan Tinggi diharapkan bisa memicu para
korban untuk berani bicara.
Data Komnas Perempuan sepanjang 2015-2020
menunjukkan, dari keseluruhan pengaduan
kekerasan seksual yang berasal dari lembaga
pendidikan, sebanyak 27 persen kasus terjadi
di perguruan tinggi. Data ini diperkuat dengan
survei Koalisi Ruang Publik Aman pada 2019
yang menunjukkan lingkungan sekolah dan kampus
menduduki urutan ketiga lokasi terjadinya
tindak kekerasan seksual (15 persen) di bawah
jalanan (33 persen) dan transportasi umum (19
persen).
Survei Kemendikbud pada 2020 menyebutkan
77 persen dosen menyatakan kekerasan seksual
pernah terjadi di kampus dan 63 persen tidak
melaporkan kasus yang diketahuinya kepada
pihak kampus. Mayoritas korban kekerasan
seksual adalah perempuan.
Dari beberapa Permendikbudristek No. 30 tahun 2021, yang
memihak terhadap korban antara lain :

Mengenal konsep relasi kuasa dan Mekanisme pencegahan yang


gender dalam mendefinisikan komprehensif dan melibatkan
kekerasan seksual (Bab I setiap unsur sivitas akademika
Ketentuan Umum), hal ini melalui penguatan tata kelola (Bab
membantu perguruan tinggi untuk II Pencegahan).
secara tegas melihat definisi dan
bentuk-bentuk kekerasan seksual
yang sering kali tidak diakui
terjadi di kampus.
Mencegah kriminalisasi korban Menjamin pemulihan korban (Bab
dan pembela dalam penanganan Penanganan Bagian Kelima) dengan
kasus yang sedang berlangsung intervensi yang sesuai dengan apa
(Bab Penanganan Bagian Ketiga). yang diperlukan dan disetujui oleh
korban.
Peran Perguruan Tinggi melindungi civitas akademika kampus

• Perguruan Tinggi adalah institusi yang


memerdekakan bukan hanya dari sisi produksi
pengetahuan (membuat orang pintar) tetapi juga
bagaimana pengetahuan tersebut memerdekakan
manusia (membuat orang memiliki awareness pada
berbagai persoalan).
• PT sebagai institusi harus memahami bahwa ada
ketimpangan secara historis yang menyebabkan
keklompok tertentu mengalami symbolic
annihilation di dalam struktur kehidupan di kampus
(juga secara umum).
• PT harus membela kelompok rentan tersebut dan
melindunginya.
Bagaimana Caranya?

03
02
01 Pencegahan
Penanganan

Keseimbangan
kebijakan
1. Memiliki mekanisme
perlindungan & pelayanan
1. Pendefisian yang jelas dan empatif terhadap korban
tidak sempit 2. Pendampingan tidak
Membuat aturan yang 2. Memotivasi kesadaran setengah hati
implementatif dan (awareness) : Pemahaman 3. Memiliki sistem pemulihan
implementasi sesuai dengan berbasis gender perspektif yang jelas.
aturan 3. Memiliki layanan perlindungan
4. Memiliki sistem keamanan &
pengamanan yg didesain
dengan matang.
Upaya Pencegahan dan Penanganan

4
3 Raise gender

2
awareness sebagai hal
Perlu kontrol yang jelas paling mendasar

1
(mahasiswa dan
Perlu adanya mahasiswi sangat
mekanisme yang jelas berperan disini sebagai
kekuatan pemaksaan
Perlu kedisiplinan dan
kerja bersama semua
civitas akademika PT
Thank You
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai